Cabang Medan, menyimpulkan bahwa 1 satu plastic klip tembus pandang berisi kristal warna putih dengan berat 0,3 gram adalah benar mengandung
Metamfetamina dan terdaftar dalam golongan I Nomor Urut 61 Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
1. Dakwaan
Bahwa ia Terdakwa Zulham Alias Zul Meneh pada hari Kamis tanggal 19 Agustus 2010 sekira pukul 06.30.WIB atau pada suatu waktu dalam bulan
Agustus 2010 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2010 bertempat di Dusun I Kampung Baru Desa Nagur Kecamatan Tanjung Beringi Kabupaten
Serdang Bedagai tepatnya dirumah Terdakwa sendiri atau pada sesuatu tempat lain yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Tebing
Tinggi Deli “ menawarkan untuk dijual , menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli menukar atau menyerahkan Narkotika
Golongan I bukan tanaman “ sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114 ayat 1 UURI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Kesatu:
Bahwa ia Terdakwa Zulham Alias Zul Meneh pada hari Kamis tanggal 19 Agustus 2010 sekira pukul 06.30.WIB atau pada suatu waktu dalam bulan
Agustus 2010 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2010 bertempat di Dusun I Kampung Baru Desa Nagur Kecamatan Tanjung Beringi Kabupaten
Serdang Bedagai tepatnya dirumah Terdakwa sendiri atau pada sesuatu Kedua:
Universitas Sumatera Utara
tempat lain yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli “ memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan
Narkotika Golongan I bukan tanaman “ sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 112 ayat 1 UURI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
2. Tuntutan
1. Menyatakan Terdakwa Zulham alias Zul Meneh bersalah melakukan
tindak pidana “memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan narkotika golongan I bukan tanaman” sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 112 ayat 1 UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam
dakwaan kedua.
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Zulham alias Zul Meneh
dengan pidana penjara selama 5 lima tahun penjara dikurangi selama terdakwa tetap ditahan, denda Rp.800.000,000- delapan ratus juta
rupiah subsidair 10 sepuluh bulan penjara.
3. Menyatakan barang bukti berupa: 1 satu paket narkoba jenis sabhu-
sabhu dengan berat 0,3 gram yang dikemas dengan plastik tembus
pandang dirampas untuk dimusnahkan.
4. Menetapkan terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar
Rp.3.000,- tiga ribu rupiah. 3.
Pertimbangan Hukum
Terdakwa didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan alternatif, yaitu dakwaan kesatu, Jaksa Penuntut Umum mendakwa
Universitas Sumatera Utara
Terdakwa melanggar Pasal 114 ayat 1 dan Pasal 112 ayat 1 UURI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Terlebih dahulu akan dipertimbangkan Pasal 114 ayat 1 UURI Nomor 35 Tahun 2009 yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : 1
Barang Siapa ; 2 tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli
menukar atau menyerahkan Narkotika Gol. I dalam bentuk tanaman.
Ad.1 Unsur barang siapa Yang dimaksud dengan unsur “Barang Siapa” adalah mencakup
pengertian siapa saja setiap orang sebagai subjek hukum yang dengan segala
Identitasnya dihadapkan ke persidangan oleh Penuntut Umum karena
diduga melakukan tindak pidana yang didakwakan Penuntut Umum terhadapnya, yang dalam perkara ini orang yang dihadapkan kepersidangan
dan didakwa melakukan tindak pidana oleh Penuntut Umum tidak lain adalah Terdakwa ZULHAM ALIAS ZUL MENEH yang membenarkan
identitasnya sesuai dengan dakwaan Jaksa Penuntut Umum, sehingga
dengan demikian unsur barang siapa telah terpenuhi.
Ad.2 tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli
menukar atau menyerahkan Narkotika Gol. I bukan tanaman
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud dengan unsur “tanpa hak atau melawan hukum
menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli menukar atau menyerahkan Narkotika Gol. I bukan
tanaman” adalah bahwa seseorang tidak mempunyai izin dari pemerintah Republik Indonesia untuk menjadi penjual, pembeli maupun perantara
dalam jual-beli Narkotika Golongan I dalam bentuk bukan tanaman; Yang dimaksud dengan Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang
hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan; Berdasarkan fakta yuridis, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi
yang diajukan oleh jaksa penuntut umum yang pada pokoknya menerangkan bahwa pengintaian terhadap terdakwa sudah dilakukan dalam tempo 1 satu
minggu sebelum penangkapan dilakukan karena menurut keterangan saksi- saksi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum, atas informasi hasil
pengembangan dari kasus seorang tersangka bernama Riswan Siregar alias Ucok Medan yang telah ditangkap sebelumnya dalam kasus pemilikan
narkotika jenis sabhu-sabhu dan ganja, yang mana tersangka Riswan Siregar alias Ucok Medan tersebut mengatakan bahwa barang bukti narkotika yang
didapat darinya oleh saksi-saksi diperoleh dengan cara membeli dari Terdakwa Zulham alias Zul Meneh.
Universitas Sumatera Utara
Dalam persidangan Terdakwa telah menghadirkan saksi a de charge bernama Riswan Siregar alias Ucok Medan tersebut yang telah memberikan
keterangan bahwa saksi Riswan Siregar alias Ucok Medan tidak pernah menerangkan bahwa Terdakwa menjual atau memberikannya narkotika
jenis sabhu sabhu kepadanya, Saksi Riswan Siregar alias Ucok Medan juga menerangkan bahwa saksi menjadi terdakwa karena dijebak oleh seseorang
oknum bernama Johannes dengan cara menawarkan memakai sabhu-sabhu yang dibawa oleh Johannes sendiri ke rumah Saksi, jadi saksi tidak pernah
menerangkan bahwa sabhu-sabhu yang dipakainya di rumahnya dari Terdakwa, dengan kata lain bahwa Terdakwa tidak pernah terlibat jual beli
narkotika dengan Saksi Riswan Siregar alias Ucok Medan; Bahwa adanya keterangan saksi-saksi dan Terdakwa dalam Berita
Acara Pemeriksaan BAP bahwa ada seseorang bernama Akbar dalam daftar pencarian orang sebagai yang diduga menjual narkotika sebanyak
5gram seharga Rp.7.000.000,- kepada Terdakwa untuk selanjutnya diedarkan oleh Terdakwa, secara tegas dibantah keberadaannya oleh
Terdakwa di persidangan dimana Terdakwa menerangkan bahwa keterangan yang demikian itu telah dibuat sedemikian rupa dan dipaksa untuk
ditandatangani oleh Terdakwa, dan lagipula saksi Hiras M Sibarani yang dipertanyakan oleh Majelis Hakim di persidangan tentang adanya
keterangan sedemikian itu, tidak memberikan jawaban yang jelas dan malah diam.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa tentang kepada siapa-siapa saja Terdakwa menjualnya selain kepada Riswan Siregar alias Ucok Medan tidak terbukti adanya di
persidangan dan lagipula Riswan Siregar alias Ucok Medan di persidangan menerangkan tidak pernah membeli sabhu-sabhu dari terdakwa.
Pada saat dilakukan pengintaian dan penangkapan terhadapnya, Terdakwa tidak sedang atau telah atau hendak melakukan transaksi menjual
atau membeli, menerima atau menyerahkan Narkotika jenis sabhu-sabhu dari atau kepada seseorang.
Oleh karena itu, Majelis Hakim menilai bahwa dalam diri terdakwa tidak ditemukan perbuatan melawan hukum dan tanpa hak yang harus
dinilai dari kesengajaanniatpengetahuan akan sifat melawan hukumnya suatu perbuatan pada diri seorang pelaku untuk menjadi perantara ataupun
menjadi penjualpembeli sabhu-sabhu. Oleh berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur “tanpa hak atau melawan
hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli menukar atau menyerahkan Narkotika Gol. I
dalam bentuk bukan tanaman” tidak terpenuhi dalam diri terdakwa. Dengan tidak terpenuhinya salah satu unsur tindak pidana dalam diri
dan perbuatan terdakwa, oleh karenanya Majelis Hakim berkeyakinan bahwa tindak pidana dalam dakwaan kesatu tersebut tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan maka patutlah kiranya Terdakwa dibebaskan dari dakwaan kesatu tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena dakwaan kesatu tidak terbukti secara sah dan meyakinkan dan Terdakwa dibebaskan dari dakwaan pertama tersebut, maka Majelis
Hakim akan mempertimbangkan dakwaan alternatif kedua, yaitu Pasal 112 ayat 1 UURI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang unsur-unsurnya
sebagai berikut: 1 Barang Siapa ; 2 tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan Narkotika Gol.I bukan
tanaman;
Ad.1. Tentang Unsur” Barang Siapa”:
Yang dimaksud dengan unsur “Barang Siapa” adalah mencakup pengertian siapa saja setiap orang sebagai subjek hukum yang dengan segala
Identitasnya dihadapkan kepersidangan oleh Penuntut Umum karena diduga melakukan tindak pidana yang didakwakan Penuntut Umum terhadapnya,
yang dalam perkara ini orang yang dihadapkan kepersidangan dan didakwa melakukan tindak pidana oleh Penuntut Umum tidak lain adalah Terdakwa
Zulham alias Zul Meneh yang membenarkan identitasnya sesuai dakwaan Jaksa Penuntut Umum, sehingga dengan demikian unsur barang siapa telah
terpenuhi.
Add.2. tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan Narkotika Gol.I bukan tanaman ;
Dalam mempertimbangkan unsur kedua dalam dakwaan kedua, Majelis Hakim secara mutatis mutandis mempergunakan pertimbangan
Universitas Sumatera Utara
hukum atas unsur kedua dalam dakwaan kesatu dan dianggap sebagai
bahagian yang tidak terpisahkan. Yang dimaksud dengan unsur “Secara tanpa hak atau melawan hukum
memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan Narkotika Gol.I bukan tanaman” adalah bahwa seseorang tak mempunyai izin dari pemerintah
Republik Indonesia untuk melakukan perbuatan yang bersifat alternatif :
memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman.
Berdasarkan fakta yuridis yang terungkap di persidangan, bahwa pada hari Kamis tanggal 19 Agustus 2010 sekira pukul 06.30 WIB ketika
Terdakwa sedang tidur sepulang dari tempat kerjanya di pelelangan ikan di
Bedagai, Saksi Ferri Irawan Potu, saksi Richard Sinaga, saksi Hiras M. Sibarani, saksi Johannes CP. Siahaan dan seorang petugas lainnya bernama
Doddy yang telah melakukan pengintaian sebelumnya, telah masuk ke rumah Terdakwa setelah dibukakan pintu oleh isteri Terdakwa, dan saksi-
saksi tersebut telah melakukan penggeledahan dalam rumah dan pekarangan Terdakwa serta melakukan penangkapan terhadap Terdakwa.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh Penuntut Umum ke persidangan, bahwa seminggu sebelumnya, yaitu pada tanggal 12
Agustus 2010, saksi-saksi juga telah menangkap seseorang bernama Riswan
Siregar alias Ucok Medan terkait perkara Narkotika.
Universitas Sumatera Utara
Menurut keterangan saksi-saksi tersebut, berdasarkan hasil
pengembangan kasus a.n. Riswan Siregar lah pengintaian terhadap terdakwa dilakukan dalam tempo 1 satu minggu dengan alasan bahwa barang bukti
dalam kasus Riswan Siregar alias Ucok Medan adalah berasal dari Terdakwa, oleh karenanya maka penggeledahan serta penangkapan terhadap
Terdakwa dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2010.
Oleh karena tindak pidana yang didakwakan terhadap Terdakwa berkaitan dengan Narkotika yang tentunya berkaitan pula dengan urgensi
adanya barang bukti berupa satu paket kecil sabhu-sabhu dalam plastik klip tembus pandang, Majelis Hakim berpendapat hal tersebut berkaitan juga
dengan prosedur penggeledahan dan bagaimana didapatkanditemukannya barang bukti dimaksud untuk selanjutnya dapat dianalisa secara yuridis
tentang keterlibatan terdakwa atas barang bukti yang didapat dalam
penggeledahan dimaksud.
Penggeledahan tersebut disaksikan oleh satu orang saksi bernama Darmayanti Lubis yang notabene adalah isteri Terdakwa penghuni rumah
yang digeledah dan Terdakwa tidak diizinkan pula untuk melihat
penggeledahan tersebut dengan alasan keamanan atas barang bukti.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 33 ayat 3 KUHAP menentukan “Setiap kali memasuki rumah harus disaksikan oleh dua orang saksi dalam
hal tersangka atau penghuni menyetujuinya” selanjutnya dalam ayat 4 ditentukan : “Setiap kali memasuki rumah harus disaksikan oleh Kepala
Universitas Sumatera Utara
Desa atau Ketua Lingkungan dengan Dua Orang Saksi, dalam hal tersangka atau penghuni menolak atau tidak hadir”, konsekuensi hukumnya adalah
Berita Acara Penggeledahan haruslah ditandatangani oleh pejabat penggeledah dan oleh semua pihak yang terlibat dalam tindakan tersebut
sesuai Hukum Acara Pidana yang berlaku, sedangkan dalam penjelasan Pasal 33 ayat 4 KUHAP dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan dua orang
saksi adalah warga lingkungan yang bersangkutan dan tidak boleh dari
orang yang berasal dari instansi pejabat yang bertugas.
Kepala Dusun yang dihadirkan oleh Terdakwa ke persidangan perkara ini sebagai saksi a de charge Saksi Khoyaruddin yang menerangkan
bahwa pada saat hari penangkapan Terdakwa, Saksi Khoyaruddin tersebut dipanggil oleh polisi, setelah polisi masuk dan melakukan penggeledahan
dan penangkapan terhadap Terdakwa, dimana pada saat tiba di rumah terdakwa, saat itu Terdakwa sudah dalam keadaan diborgol tangannya dan
duduk bersama 2 dua orang polisi in casu Saksi Hiras M Sibarani dan Saksi Feri Irawan Potu di ruang tamu rumah Terdakwa, sedangkan isteri
terdakwa dan anaknya ada dalam kamar bersama petugas polisi, lalu polisi menerangkan kepada Saksi bahwa terdakwa diduga melalukan tindak
pidana dan mengatakan “kami tadi sudah geledah kamar Terdakwa dan ditemukan sabhu-sabhu dan ini sabhu-sabhunya sambil ditunjukkan plastik
bening berisikan serbuk putih” lalu saksi menjawab “Ya” dan ketika barang bukti dalam plastik putih bening itu ditunjukkan dan dinyatakan sebagai
sabhu-sabhu, Saksi mendengar Terdakwa mengatakan “Itu bukan punya
Universitas Sumatera Utara
saya”, namun Terdakwa disuruh diam oleh polisi, lantas saksi Khoyaruddin disuruh oleh polisi untuk menandatangani berita acara dimana saksi lupa
siapa saja yang sudah bertanda tangan didalamnya.
Namun ternyata dalam Berita Acara Penggeledahan sebaimana terlampir dalam berkas perkara ini tidak ditemukan tanda tangan dari Saksi
yang berkedudukan sebagai Kepala Dusun tersebut baik sebagai saksi ataupun pihak yang mengetahui penggeledahan dilakukan dan yang menjadi
saksi dalam penggeledahan tersebut hanyalah satu orang yaitu isteri Terdakwa.
Sesuai dengan Pasal 185 KUHAP dalam ayat 4 dikatakan bahwa keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu
kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu sama lain sedemikian rupa
bersesuaian satu sama lain, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu, selanjutnya dalam menilai kebenaran
keterangan saksi hakim harus sungguh-sungguh memperhatikan persesuaian antara keterangan saksi satu sama lain demikian juga terhadap alat bukti lain
Vide ayat 6.
Keterangan saksi yang diajukan oleh Penuntut Umum bernama Hiras M. Sibarani yang menerangkan bahwa Saksi melihat saat penggeledahan
dilakukan di kamar Terdakwa oleh Richard Sinaga dan Saksi juga menerangkan bahwa barang bukti sabhu-sabhu ditemukan dari kantong
Universitas Sumatera Utara
celana jeans yang tergantung dalam gantungan di kamar tidur terdakwa dan ditemukan oleh Richard Sinaga, namun keterangan tersebut tidak bersesuain
dengan keterangan Richard Sinaga sendiri yang menerangkan bahwa barang bukti sabhu-sabhu tersebut ditemukan dari lipatan sarung ketika lemari
pakaian terdakwa yang digeledah oleh saksi Richard Sinaga.
Keterangan Saksi Hiras M. Sibarani dan Saksi Richard Sinaga tersebut dibantah oleh Terdakwa karena merasa dijebak oleh saksi Johannes Siahaan
yang saat itu juga turut masuk ke dalam kamar dan menggeledah kamar Terdakwa.
Saksi tambahan bernama Johannes CP Siahaan justru memberikan keterangan yang berbeda dan tidak bersesuain pula dengan keterangan saksi
Richard Sinaga dan Hiras M Sibarani tersebut dengan dimana Saksi Johannes CP Siahaan menerangkan bahwa ketika penggeledahan dilakukan,
Terdakwa ikut dalam kamar dan Terdakwa melihat ketika Saksi Johannes CP Siahaan menemukan barang bukti sabhu-sabhu tersebut dalam kantong
celana jeans warna jingga-oranye dari lemari milik Terdakwa, sedangkan Terdakwa sendiri menerangkan tidak diikutkan ke dalam kamar ketika
penggeledahan itu dilakukan, hal mana dikuatkan oleh keterangan saksi- saksi bahwa Terdakwa dalam penjagaanpengawasan Saksi Ferri Irawan
Potu dan Hiras M Sibarani di ruangan tamu rumah Terdakwa. Dalam pemeriksaan perkara a quo timbul suatu redenering
pemikiran kepada Majelis Hakim bahwa ketidakikutsertaan Johannes CP
Universitas Sumatera Utara
Siahaan sebagai saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyidikan perkara ini dianggap janggal dan kontradiktif dengan keterangannya di persidangan
bahwa dialah sebagai petugas yang menemukan barang bukti dari celana jeans dalam lemari pakaian Terdakwa ketika digeledah, alasan Saksi
Johannes CP Siahaan tidak dijadikan saksi dalam BAP perkara Terdakwa ini dikarenakan telah pindah tugas ke unit lain bukan di Satnarkoba lagi
adalah alasan yang tidak berdasar menurut hukum, karena saksi adalah kewajiban setiap warga negara apalagi dianya menyatakan diri sebagai
orang yang menemukan barang bukti, padahal tentang penemuan barang bukti adalah hal yang urgent dalam pemeriksaan perkara ini demi
tercapainya kebenaran materiil. Majelis Hakim menilai dari fakta yuridis sebagaimana tersebut di atas,
keterangan saksi a de charge Riswan Siregar alias Ucok Medan justeru menguatkan keterangan Terdakwa bahwa Terdakwa tidak pernah
menyediakan sabhu-sabhu kepada saksi Riswan Siregar alias Ucok Medan, keterangan saksi tersebut dan keterangan terdakwa mempunyai kesesuaian
pula dalam hal tindakan yang kurang professional dari pihak penyidik yang mana mereka saksi Riswan Siregar alias Ucok Medan dan Terdakwa
merasa dijebak oleh oknum polisi bernama Johannes dalam kurun waktu yang tidak begitu lama kurang lebih 7 hari setelah ditangkapanya Saksi
Riswan Siregar alias Ucok Medan yang dipaksadiajari agar menunjuk nama Zulham sebagai penyedia sabhu-sabhu yang disita dirumah Saksi Riswan
Siregar alias Ucok Medan.
Universitas Sumatera Utara
Keterangan saksi-saksi yang dihadirkan oleh Penuntut Umum tidak bersesuaian satu sama lain tidak mampu membuktikan tentang kebenaran
bahwa barang bukti tersebut adalah milik Terdakwa atau disimpan oleh terdakwa, hal mana justru menguatkan bantahan Terdakwa tentang
ketidakterkaitannya dengan barang bukti dimaksud, dimana Terdakwa dengan tegas tidak mengakui kepemilikannya atau kepemilikan seseorang
atas barang bukti tersebut untuk dikuasainya, sehingga Terdakwa tidak dapat dikategorikan sebagai orang yang memiliki atau menguasai atau
menyimpan barang bukti narkotika tersebut. Selain ketidaksempurnaan prosedur penggeledahan, saksi Riswan
Siregar alias Ucok Medan telah menerangkan bahwa Saksi tidak pernah menerangkan bahwa barang bukti sabhu-sabhu yang disita dari rumah saksi
berasal dari Terdakwa Zulham, Saksi menerangkan bahwa barang bukti sabhu-sabhu yang disita dari rumah Saksi ketika ditangkap juga berasal dari
oknum polisi bernama Johannes yang sudah lama Saksi kenal dan oknum tersebut lah yang menawarkan untuk memakai narkotika sabhu-sabhu di
rumah saksi Riswan Siregar alias Ucok Medan, keterangan tersebut menguatkan bantahan Terdakwa bahwa dianya tidak pernah memberikan
shabu-shabu kepada saksi Riswan Siregar dengan kata lain bahwa Terdakwa juga tidak mempunyai cadangan persediaan shabu-shabu, apalagi dalam
pemeriksaan perkara ini tidak pula dapat dibuktikan bagaimana cara terdakwa memperoleh dan mempersiapkan atau menyediakan sabhu-sabhu
tersebut, sedangkan seseorang bernama Akbar asal Aceh yang tersebut
Universitas Sumatera Utara
dalam BAP juga dibantah oleh Terdakwa keberadaannya, oleh karenanya Majelis Hakim tidak memperoleh keyakinan bahwa Terdakwa sebagai
penyedia narkotika jenis sabhu-sabhu. Perbedaanketidaksesuaian keterangan saksi-saksi yang diajukan
Penuntut Umum yang notabene sama-sama bertugas dalam penggeledahan tersebut, justru melemahkan pembuktian dakwaan Jaksa Penuntut Umum
tentang asal muasal barang bukti sabhu-sabhu tersebut apalagi keterangan tersebut dibantah oleh Terdakwa.
Bahwa keterangan seorang terdakwa adalah alat bukti menurut Pasal 184 ayat 1 e KUHAP, oleh karenanya tidak dapat dikesampingkan begitu
saja apabila ada bukti lain yang menguatkannya, demikian sebaliknya bahwa keterangan satu orang saki tidak dapat dikesampingkan begitu saja
bila ada alat bukti lain atau bila terdakwa mengakuinya. Keterangan saksi-saksi yang tidak bersesuaian dan ketidak
sempurnaan prosedur penggeledahan, keterangan terdakwa dan saksi-saksi a de charge tidak memberi petunjuk bagi Majelis Hakim bahwa Terdakwa
melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan kepadanya, hal mana sesuai dengan ketentuan Pasal 183 KUHAP bahwa Hakim tidak boleh
menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang- kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu
tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang melakukannya, dengan kata lain bahwa dua alat bukti tanpa didukung oleh
Universitas Sumatera Utara
keyakinan hakim masih belum cukup untuk memidana seorang dan begitu juga sebaliknya keyakinan hakim tanpa dua alat bukti yang sah tidak cukup
dijadikan alasan pemidanaan. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, Majelis Hakim menilai bahwa
dalam diri terdakwa tidak ditemukan kesengajaan untuk memiliki, menguasai, menyimpan atau menguasai narkotika sabhu-sabhu, karena
terdakwa bahkan sama sekali tidak tahu-menahu mengenai plastik klip tembus pandang berisi sabhu-sabhu yang ditunjukkan oleh saksi Johannes
CP. Siahaan ketika keluar menggeledah kamar terdakwa. Oleh karena itu unsur “Secara tanpa hak atau melawan hukum
memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan Narkotika Gol.I bukan tanaman” tidak terpenuhi dalam diri terdakwa.
Oleh karena tidak terpenuhinya salah satu unsur tindak pidana dalam diri terdakwa, maka karenanya pula tidak menimbulkan keyakinan bagi
Majelis Hakim bahwa terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak pidana dalam dakwaan kedua tersebut diatas
serta patut dibebaskan dari dakwaan kedua tersebut vide Pasal 191 ayat 1 KUHAP.
Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dibebaskan dari dakwaan alternatif kesatu dan kedua tersebut, maka sebagaimana ketentuan Pasal 97
ayat 1 KUHAP terdakwa berhak mendapat rehabilitasi.
4. Amar Putusan