BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori 2.1.1 Pasar Modal
2.1.1.1Pengertian pasar modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan
sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun,
seperti saham dan obligasi Tandelilin, 2006:26. Dalam kegiatannya, pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas kepada
perusahaan yang menawarkan sahamobligasi kepada masyarakat, dengan memberikan kemudahan-kemudahan dan juga memberikan peraturan-peraturan agar
kepentingan masyarakat terjamin, sehingga setiap perusahaan yang akan go public diteliti kelayakannya. Pasar modal di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1912,
tetapi karena suasana politik dan ekonomi, kegiatannya terhenti dan baru bisa dikatakan aktif lagi tahun 1976.
Sewaktu pasar modal diaktifkan kembali, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai. Pertama, untuk memobilisir dana diluar sistem perbankan. Kedua, untuk
memperluas distribusi kepemilikan saham-saham, terutama ke pemodal-pemodal kecil. Dan ketiga, untuk memperluas dan memperdalam sektor keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya
serta lembaga profsi yang berkaitan dengan efek iskandar, 2001:5 Ada tiga defnisi pasar modal menurut Tandelilin 2001:
a Defenisi yang luas
Pasar modal adalah kebutuhn sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan semua perantar di bidang keuangan, serta surat-surat
kertas berhargaklaim, jangka panjang dan jangka pendek, primer dan yang tidak berlangsung.
b Defenisi dalam arti menengah
Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lmbaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit biasanya yang berjangka waktu lebih
dari satu tahun termasuk saham-saham, obligasi-obligasi, pinjaman berjangka hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.
c Defenisi dalam arti sempit
Pasar modal adalah tempat pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham- saham dan obligasi-obligasi serta memakai jasa dari makelar, komisioner dan
para underwriter. Secara umum pengertian pasar modal adalah pasar abstrak, sekaligus pasar
konkret dengan barang yang diperjualbelikan adalah sana yang bersifat abstak, dan bentuk konkretnya adalah lembar surat-surat berharga di bursa efek.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan pengertian bursa efek menurut J. Bogen: “Bursa efek adalah suatu sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual
dan pembeli efek secara langsung atau melalui wakil-wakilnya”.
2.1.1.2Bentuk-bentuk pasar modal
Pasar modal di Indonesia tediri dari berbagai macam: a.
Pasar perdana pasar primer Pasar tempat pertama emiten melakukan penawaran umum sahamnyasurat
kepada masyarakat, biasanya dikenal dengaan istilah Initial Public Offering IPO. Dalam IPO, emiten akan memperkenalkan perusahaanya dan menawarkan
sahamnya untuk pertama kali kepada masyarakat dengan informasi yang benar, dan informasi ini dapat dilihat dalam protektus yang diterbitkan oleh emiten.
b. Pasar sekunder
Pasar sekunder adalah pasar yang memerdagangkan sahamsurat berharga setelah pasar primerIPO. Jadi, setelah perusahaanemiten menjual sahamnya untuk
pertama kali IPO, maka untuk selanjutnya saham tersebut akan diperdagangkan di pasar sekunder. Di pasar sekunder inilah terjadinya mekanisme pasar, yaitu
tergantung dari besarnya permintaan dan penawaran akan saham tersebut. c.
Pasar tertier Over The Counter Market Pasar tertier adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas di luar bursa dan
memperdagangkan efek yang diperjualbelikan di pasar sekunder tetapi jumlah pembeliannya kurang dari satu lot. Di Indonesia bursa ini disebut bursa parallel.
Universitas Sumatera Utara
d. Pasar Kuarter
Pasar kuarter merupakan perdagangan efek sesama pedangan efek atau antar investor dan pada umumnya jumlah yang besar block sale.
2.1.1.3 Fungsi pasar modal
Menurut Husnan 1998, pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu: 1 pasar modal dalam melaksanakan fungsi ekonominya adalah pasar modal menyediakan
fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan
dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi boroowers tersediaanya dana dari pihak luar emungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana
dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini akan terjadi peningkatan kemakmuran. Fungsi ini sebenarnya juga dilakukan oleh indermeditasi keuangan
yang lainnya, seperti lembaga perbankan. 2 pasar modal dalam melakukan funsi kuangannya adalah dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para borrowers
dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dlam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan uuntuk investasi tersebut. Meskipun harus diakui
perbedaan fungsi ekonomi dan keuangan ini sering tidak jelas.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.4 Instrumen pasar modal
Menurut Hadi 2013 instrumen yang diperjualbelikan di pasar modal adalah:
1. Saham merupakan bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada perusahaan. 2. Obligasi adalah surat hutang jangka panjang mengenai janji pembayaran bunga
dan janji pelunasan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. 3. Right merupakan hak yang di berikan kepada pemengang saham lama untuk
membeli tambahan saham baru yang diterbitkan oleh suatu peusahaan. 4. Waran adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perushaan yang
memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan. 5. Opsi, yaitu surat pernyataan yang dikeluarkan oleh seseoranglembaga tetapi
bukan emiten untuk memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham call option dan menjual saham put option pada harga yang telah
ditentukan sebelumnya. 6. Reksadana, merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan
sejumlah dana kepada perusahaan reksadana untuk digunakan sebagai modal
berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.
2.1.2 Saham
Saham stock atau share dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemolikan seseorang atau badan dalam suatu peusahaan atau perseroan terbatas
Universitas Sumatera Utara
Darmadji dan Fakhruddin, 2006. Saham berwujud dalam selembar kertas yang menerangkan bahwa pemolik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Karakteristik yuridis kepemilikan saham
suatu perusahaan, antar lain: a.
Resiko terbatas limited risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetor ke dalam perusahaan.
b. Pengendalian utama ultimate contol, artinya kepemegangan saham secara
kolektif akan menentukan arah dan tujuan perusahaan. c.
Klaim sisa residual claim, pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan dalam bentuk deviden dan sisa
asset dalam proses likuiditas perusahaan.
2.1.2.1 Jenis-jenis Saham
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:
1. Saham Biasa common stock, yaitu saham yang menempatkan pemilik nya
dalam posisi paling junior dalam pembagian dividend dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuiditas.
2. Saham preferen preferen stock, yaitu saham yang memiliki karakteristik
gabungan antar obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti
yang dikehendaki investor. 2.
Dilihat dari cara peralihannya,
Universitas Sumatera Utara
1. Saham atas untuk bearer stock, yaitu pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtagankan dari satu investor ke investor lain. 2.
Saham atas nama registered stock, yaitu saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan,
1. Saham unggulan blue-chip stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsistensi dalam membayar deviden.
2. Saham pendapatan income stock, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki
kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang membayarkan pada tahun sebelumnya.
3. Saham pertumbuhan growth stock—well-known, yaitu saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang memiliki reputasi tinggi.
4. Saham spekulatif speculative stock, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak
bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun
belum pasti. 5.
Saham siklikal cynlical stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Holding Period
Holding period adalah periode waktu perkiraan atau riil dimana sebuah investasi diatribusikan kepada sebuah investor tertentu. Lamanya kepemilikan saham
oleh investor dikenal dengan dengan stock holding period. Secara umum keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai
intrinsik dengan harga pasarnya Halim, 2005. Menurut Jones 1996, holding period adalah rata-rata panjangnya waktu
investor menahan saham perusahaan selama jangka waktu atau periode tertentu. Sedangkan menurut Atkins and Dyl 1997, holding period merupakan lamanya
waktu investor menahan atau memiliki saham yang dibelinya. Berdasarkan orientasi lamanya kepemilikan saham holding period seorang
investor dapat membedakan menginvestasikan modalnya. Biasanya investor jangka panjang mengharapkan untung dari pembagian deviden dan peningkatan nilai saham
suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu sehingga investor tersebut akan menahan saham yang dimilikinya dalam jangku waktu lama. Sedangkan investor
yang memilih jangka waktu pendek hanya mengharapkan keuntungan dari capital gain. Sehingga investor dapat menetukan dengan tepat lamanya waktu dalam
menginvestasikan saham agar memperoleh keuntungan yang maksimal dengan tingkat resiko tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan holding period
saham antara lain transaction cost, dividend payout ratio, market value dan volatilitas harga.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Bid-ask Spread
Di pasar tradisional, sebelum terjadi suatu transaksi atau terbentuknya harga, terjadi proses tawar-menawar oleh pembeli dan penjual. Demikian juga pada pasar
saham prinsip yang sama terjadi dalam transaksi surat berharga, namun tentunya dengan beberapa aturan sesuai karakteristik pasar suratber harga tersebut. Dalam
transaksi saham, istilah bid menunjukkan harga yang diajukan oleh pihak yang akan melakukan pembelian saham tersebut, dan sebalinya ask menunjukkan harga yang
ditawarkan oleh pihak yang akan menjual saham.
Sehingga Bid-Ask Spread didefinisikan sebagai selisih antara harga beli tertinggi dari suatu saham dengan harga jual terendahnya Syahrul, 2000 : 139. Bid-
Ask Spread adalah fungsi dari transaction cost atau biaya transaksi, yaitu biaya untuk membeli atau menjual suatu surat berharga yang terdiri dari komisi, ongkos, biaya
pelaksanaan dan biaya peluang Fabozzi, 1999 : 256. Biaya transaksi tersebut merupakan komponen dari biaya investasi.
Menurut Abdul Halim 2000, bid ask spread merupakan selisih harga tertinggi yang trader tersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang trader
tersedia menjual saham tersebut.
2.1.5 Market Value
Market Value adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham Jogiyanto, 1998:69 dalam Agus Setyanto terlalu dikitnya informasi yang mengalir ke bursa
saham cenderung mengakibatkan harga saham ditentukan tekanan psikologis penjual
Universitas Sumatera Utara
atau pembeli tindakan irrasional. Pada saat perusahaan mengalami peningkatan maka keyakinan investor juga akan meningkat sehingga biasanya sahamnya
meningkat. Menurut Horowitz 2000 dalam Ratnasari dan Astuti 2014 market value adalah nilai pasar ekuitas pemegang saham yang merupakan pencerminan
realitas keadaan ekuitas pemegang saham yang sebenarnya.
2.1.6 Variance Return
Variance Return saham adalah pengukuran besarnya resiko total yang dikaitkan dengan expected return dari suatu investasi saham badan usaha selama periode waktu
tertentu. Besarnya variance ditentukan oleh pergerakan harga saham di pasar. Pergerakan harga yang fluktuatif akan menghasilkan variasi yang besar juga.
Variance yang besar untuk mendapatkan keuntungan yang besar juga dari adanya perubahan harga, dan juga sebaliknya Tjiptono dan Hendy, 2001 dalam Arifin dan
Tanzil, 2008
2.1.7 Dividend Payout ratio
Dividend payout ratio merupakan rasio pembanding dari deviden yang telah dibayarkan terhadap laba per lembar saham Darmadji dan Fakhruddin, 2012.
Pembayaran dividen mencerminkan kondisi keuangan perusahaan dan memiliki dampak terhadap persepsi pasar. Sehingga setiap pemegang memiliki kesempatan
untuk memperoleh deviden atas keuntungan perusahaan. Pemberian dividen yang memadai akan mejadi salah satu pertimbangan investor dalam membeli dan menahan
saham yang dimilikinya Basir dan Fakhruddin, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu