BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stres
2.1.1. Definisi Stres
Banyak ahli telah mengemukakan pendapat tentang definisi stres sehingga pengertian stres berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang ahli yang
mendefinisikannya. Berikut beberapa pendapat tentang stres: Istilah stres sendiri ditemukan oleh Hans Selye, seorang ahli fisiologi dari
Universitas Montreal. Ia merumuskan bahwa stres adalah tanggapan tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap aksi tuntutan atasnya. Sehingga tubuh bereaksi
secara emosi psikis dan somatik fisik untuk mempertahankan kondisi fisi yang optimal. Reaksi ini disebut GAS General Adaptation Syndrome Liza, 2010.
Menurut Robert S. Fieldman, stres adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, ataupun membahayakan
dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang memunculkan stres dapat saja positif misalnya:
merencanakan perkawinan atau negatif contoh: kematian keluarga. Sesuatu didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan stressfull event atau tidak,
bergantung pada respon yang diberikan oleh individu. Zulistianah, 2009 Menurut Rippetoe-Kilgore, stres adalah kondisi yang dihasilkan ketika
seseorang berinteraksi dengan lingkungannya yang kemudian merasakan suatu pertentangan, apakah itu riil ataupun tidak, antara tuntutan situasi dan sumber
daya sistem biologis, psikologis dan sosial. Dalam terminologi medis, stres akan mengganggu sistem homeostasis tubuh yang berakibat terhadap gejala fisik dan
psikologis Liza, 2010
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Tahap-Tahap Stres
Hans Selye mengemukakan bahwa tubuh kita bereaksi sama terhadap berbagai stresor yang tidak menyenangkan, baik sumber stres berupa serangan
bakteri mikroskopis, penyakit karena organisme, perceraian ataupun kebanjiran. Model GAS menyatakan bahwa dalam keadaan stres, tubuh kita seperti jam
dengan sistem alarm yang tidak berhenti sampai tenaganya habis Liza, 2009. Respon GAS ini dibagi dalam tiga fase, yaitu
a. Tahap waspada Alarm reaction Stage Adalah persepsi terhadap stresor yang muncul secara tiba-tiba akan
munculnya reaksi waspada. Reaksi ini menggerakkan tubuh untuk mempertahankan diri. Diawali oleh otak dan diatur oleh sistem endokrin
dan cabang simpatis dari sistem saraf autonom. Reaksi ini disebut juga reaksi berjuang atau melarikan diri fight-or-flight reaction Zulistianah,
2009. b. Tahap pertahanan Resistance Stage
Reaksi ini merupakan tahap adaptasi dimana sistem endokrin dan sistem simpatis tetap mengeluarkan hormon-hormon stres tetapi tidak setinggi
pada saat reaksi waspada. Reaksi terhadap stresor sudah melampaui batas kemampuan tubuh, timbul gejala psikis dan somatik. Individu berusaha
mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi untuk mengatur stresor, tubuh
akan berusaha mengimbangi proses fisiologi yang terjadi pada fase waspada, sedapat mungkin bisa kembali normal, bila proses fisiologis ini
telah teratasi maka gejala stres akan turun Liza, 2009. c. Tahap kelelahan Exhaustion Stage
Pada fase ini gejala akan terlihat jelas. Karena terjadi perpanjangan tahap awal stres yang telah terbiasa, energi penyesuaian sudah terkuras, individu
tidak dapat lagi mengambil dari berbagai sumber untuk penyesuaian, timbullah gejala penyesuaian seperti sakit kepala, gangguan mental,
penyakit arteri
koroner, hipertensi,
dispepsia keluhan
pada gastrointestinal, depresi, ansietas, frigiditas, impotensia Liza, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. The General Adaptation Syndrome GAS
Model GAS menggambarkan mekanisme coping tubuh terhadap stres Sumber: Donatelle, 2009
2.1.3. Sumber Stres