dukungan sosial yang diperoleh ibu berada pada kategori tinggi, yang berasal dari suami dan guru atau terapis di SLB. Konseling dari pihak sekolah kepada ibu dari
anak autistik dipercaya dapat membantu ibu untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan perilaku anak dan cara menangani anak autistik.
5.2.4 Hubungan Dukungan Sosial dengan Stres Pengasuhan Pada Ibu dari Anak Autistik
Stres dan depresi adalah dua faktor utama yang menyebabkan ibu dari anak autistik untuk mencari dukungan sosial. Akibat dari beberapa stres yang
dialami, ibu pertama sekali mencari dukungan sosial dari keluarganya khususnya, pasangan mereka. Pada umumnya, dukungan informal lebih efektif mengurangi
stres pada ibu daripada dukungan formal. Sumber paling penting pada dukungan formal untuk ibu yaitu menjadi bagian dari kelompok dukungan orang tua parent
support group , dimana mereka bebas untuk menyampaikan kekhawatiran mereka
membesarkan anak autistik Krauss dkk, 1993 dalam Boyd, 2002. engan memiliki sumber dukungan ini, orang tua akan memiliki kesempatan untuk
mengungkapkan kecemasan mereka mengenai gangguan autistik, proses diagnostik, dan pengobatan yang tersedia. Oleh sebab itu, dukungan-dukungan ini
membantu orang tua dalam mengatasi dan menyesuaikan diri dengan anak autistik mereka Ahman Dokken, 2009., Davis Carter, 2008 dalam Serrata, 2012.
Dukungan sosial dalam beberapa teori telah diketahui bermanfaat dalam pengasuhan. Ahli teori berasumsi bahwa dukungan sosial secara aktif
mempengaruhi tingkah laku, sikap, nilai, dan harapan orang tua. Secara lebih luas dipercaya bahwa dukungan sosial yang cukup dapat mengurangi intensitas stres
pengasuhan pada orang tua, dan jika kurang, maka dapat meningkatkan stres. Dukungan sosial berfungsi menyanggah buffer efek negatif dari stres dan
dampak terhadap peristiwa stres adalah dengan menurunkan tuntutan pengasuhan pada anak. Dukungan sosial mungkin mengubah persepsi orang tua terhadap
karakteristik anak mereka dan meningkatkan hubungan orang tua dan anak. Dukungan sosial dapat juga berfungsi sebagai sumber informasi, bantuan
finansial, atau menyebarkan pesan penguatan diri. Hal ini dapat meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
kesejahteraan, ketahanan, dan keterampilan pada orang tua. Sikap positif pada orang tua dapat dipertahankan walaupun dengan stresor yang berlangsung terus
menerus, bahkan ketika stresor tersebut adalah tingkah laku anak mereka yang bermasalah. Kesimpulannya adalah dukungan sosial dapat mengurangi tekanan
subjektif dari keluarga, dan juga mendorong pribadi lebih positif, keluarga, dan anak menjadi lebih aktif. Dukungan sosial memungkinkan orang tua untuk
membiasakan diri hidup normal meskipun membesarkan anak cacat Shaffer, 2012.
Setelah melalui analisis pengolahan data diperoleh hasil bahwa nilai korelasi dukungan sosial dengan stres pengasuhan pada ibu yang memiliki anak
autistik adalah sebesar 0,634 dengan p= 0,0001 0,001. Hal ini menunjukkan hubungan yang kuat antara dukungan sosial dengan stres pengasuhan pada ibu
dari anak autistik. Maka hipotesis yang diajukan peneliti dapat diterima yaitu adanya hubungan antara dukungan sosial dengan stres pengasuhan pada ibu dari
anak autistik. Nilai R-Square pada penelitian ini sebesar 0,460 jadi nilai koefisien determinasi KD 46. Hal ini menunjukkan variabel X yaitu dukungan sosial
mempengaruhi variabel Y yaitu stres pengasuhan yaitu sebesar 46 dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini.
Penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Hadadian 1994 dalam Boyd 2002 menemukan bahwa terdapat
hubungan antara dukungan sosial dengan stres pengasuhan. Artinya, ketika dukungan nyata dari keluarga dan teman berkurang maka tingkat stres akan
meningkat. Pada penelitiannya didapatkan bahwa ibu yang menerima dukungan dari pasangannya terlihat lebih baik secara emosional terhadap anaknya.
Penelitian yang dilakukan Dunst, dkk 1986 dalam Boyd 2002 menemukan bahwa kepuasan orang tua terhadap dukungan sosial berhubungan dengan
kepribadian yang lebih baik, sikap yang lebih positif terhadap anak, hubungan positif antara anak dan orang tua, dan skor tinggi pada tes perkembangan anak.
Penelitian yang dilakukan oleh Suraiya Astuti 2008 di Yogyakarta, menemukan dukungan sosial untuk beberapa responden dapat membantu, tetapi
sebagiannya mengganggap tidak. Dalam hal ini, dukungan sosial dikatakan dapat
Universitas Sumatera Utara
mengurangi perasaan stres secara tidak langsung dan tergantung lingkungan atau individu mana yang memberikan dukungan sosial.
5.2.5 Keterbatasan Penelitian