Jenis-Jenis Membaca Kemampuan Membaca Pemahaman
18 keberhasilan membaca. Sebab, pembaca harus mengenali konsep, dan kosa
kata, serta latar yang terdapat dalam bacaan. Menurut Burns dalam Farida Rahim, 2008: 12 proses membaca
terdiri atas sembilan aspek, yaitu sensori, persepektual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan.
Sedangkan, menurut Burns dalam Saleh Abbas, 2006: 110 langkah kegiatan dalam proses pembelajaran membaca dirinci menjadi
tiga tahap yaitu tahap pra membaca prereading, saat membaca during- reading
, dan paska baca postreading. Setiap tahapan tersebut dirincikan lagi sehingga tampak jelas aktivitas dan kegiatan apa yang dilakukan pada
setiap tahapannya, seperti 1 Prereading: purpose, questions, predicting, anticipations guide, previews, semantic mapping, writing before reading,
creative drama, 2 During-Reading: cloze procedure metakognitif,
guiding questions, 3Postreading: extending learning, questions, visual
representation, reader theater, retelling, application. Dalam pembelajaran membaca dikenal konsep membaca bottom-
up, top-down, dan interaktif. Brown 2000: 299, mengemukakan seperti berikut.
“In bottom-up processing, readers must first recognize a multiplicity of linguistic signal letters, morphems, syllables,
words,phrase, grammatical cues, discourse makers and use their linguistic data processing mechanism to impose some sort of order
on these signals.” Berdasarkan pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa, proses
membaca berawal dari bawah ke atas, serta pembaca harus memahami
19 berbagai ilmu bahasa yaitu penulisan, morfem, suku kata, kata-kata,
ungkapan, isyarat, dan tanda baca menurut tata bahasa. Proses membaca diolah menurut bahasa sendiri guna menerima informasi yang diterima.
Prinsip utama membaca pemahaman bottom-up adalah membaca mengandalkan tanda-tanda linguistik untuk menginterpretasikan makna-
makna dalam teks. Pembaca akan memperhatikan dengan seksama kata demi kata untuk memahami teks. Konsep membaca ini sering tidak
digunakan dalam kegiatan membaca, dikarenakan membutuhkan kecermatan dalam memahami isi bacaan. Akan tetapi,cara tersebut dapat
digunakan pada saat-saat tertentu. Konsep membaca top-down berbeda dengan membaca bottom-up,
Brown 2001: 299, menyatakan bahwa dalam top-down pengetehuan dan pengalaman pribadi digunakan untuk memahami teks. Pada membaca top-
down pemahaman teks merupakan hasil pengajuan hipotesis yang
diperoleh berdasarkan pengalaman dan pengetahuan pribadi pembaca tentang topik di dalam teks. Konsep ini sering digunakan dalam proses
membaca pada umumnya, dikarenakan mudah dalam memahami isi dari bacaan dan runtut dalam pelaksanaannya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan proses membaca itu ada tiga tahap yaitu pra membaca dimana siswa belum
mengetahui isi bacaan, saat membaca dimana siswa mengetahui dan memahami isi maupun alur bacaan, dan paska baca dimana siswa mampu
menyimpulkan isi dari bacaan.
20