B. Kota Medan 1. Gambaran Kota Medan
Medan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara dan salah satu dari kota besar dan multietnis di kawasan Negara Kesatuan Republik
Indonesia NKRI. Kota Medan dinyatakan terbentuk pada 1 Juli 1590 dan saat ini dipimpin oleh Rahudman Harahap sebagai walikota.
Luas wilayah administrasi kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur KDH Tingkat 1 Sumatera Utara nomor 140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitpan 7 kelurahan di Kotamadya Daerah
Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 35 tahun 1992 tentang pembentukan beberapa kecamatan di
Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan
Pemko, 2012.
2. Penduduk Kota Medan
Menurut Badan Pusat Statistik, yang dapat dikatakan sebagai penduduk Kota Medan adalah mereka yang:
1 Tinggal di wilayah Kota Medan secara menetap sudah enam bulan atau
lebih. 2
Tinggal di wilayah Kota Medan kurang dari enam bulan tetapi bermaksud menetap.
Universitas Sumatera Utara
3 Sedang bepergian ke luar Kota Medan kurang dari enam bulan dan
tidak bermaksud menetap di wilayah tujuan. 4
Bertempat tinggal di wilayah Kota Medan dengan mengontrak sewa kos.
Sedangkan yang tidak termasuk dalam kategori penduduk Kota Medan adalah mereka yang:
1 Tengah berkunjung dan tidak bermaksud menetap di Kota Medan.
2 Tengah bepergian ke luar Kota Medan selama enam bulan atau lebih.
3 Sudah pindah dan bermaksud menetap di wilayah tujuan.
4 Sudah bertempat tinggal di luar Kota Medan dengan mengontrak
sewa kos. Jumlah penduduk Kota Medan mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Berdasarkan data kependudukan 2011, jumlah penduduk kota Medan sementara adalah 2.117.224 jiwa, yang terdiri atas 1.046.560 laki-laki dan
1.070.664 perempuan. Dari data tersebut, penduduk terbanyak berada di Kecamatan Medan Deli dengan jumlah 170.013 jiwa, sementara berdasarkan
jumlah penduduk terkecil berada di wilayah Kecamatan Medan Maimun sebanyak 60.030 BPS, 2012.
Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal Kota Medan telah memiliki keragaman suku etnis, dan agama.
Keberagaman tersebut menciptakan budaya masyarakat yang pluralis dan beragamnya nilai
–nilai budaya. Adanya pluralisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme yang dapat mengganggu
Universitas Sumatera Utara
sendi-sendi kehidupan sosial Pemko, 2012. Distribusi penduduk Kota Medan berdasarkan etnis pada tahun 1930, 1980, 2000 dan 2010 dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 1 Distribusi Etnis di Kota Medan
Tahun 1930, 1980, 2000 dan 2010 Etnis
1930 1980
2000 2010
Angkola-Mandailing Karo
Dairi Simalungun
Pesisir Toba
Nias Minangkabau
Melayu Jawa
Tionghoa Aceh
Banjar Sunda
Batak lainnya
Lainnya 6.12
0.19 -
- -
- -
7.29 7.06
24.89 35.63
- -
1.58 2.93
14.31 11.91
3.99 -
- -
- -
10.93 8.57
29.41 12.8
2.19 -
1.90 14.11
4.13 9.36
4.10
8.6 6.59
33.03 10.65
2.78
20.93 3.95
10.16 4.62
0.42 1.41
1.10 17.12
1.10 7.83
5.76 33.19
9.47 2.70
0.47 -
- 4.65
Jumlah 100
100 100
Sumber: 1930 dan 1980: Pelly, 1983; 2000 dan 2010: BPS Sumut
Keberagaman etnis yang ada di Kota Medan kemudian diikuti pula oleh keberagaman Agama atau kepercayaan. Selain enam agama yang diakui
oleh pemerintah, Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu, Kota Medan juga memiliki beberapa kepercayaan yang sampai saat ini masih
memiliki penganut, seperti Parmalim Silaen, 2013. Jumlah penduduk Kota Medan berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2 Jumlah Penduduk Kota Medan Berdasarkan Agama yang Dianut Tahun
2010 Agama
Jumlah
Islam Protestan
Katolik Hindu
Budha Khong Hu Chu
Lainnya Tidak Terjawab
Tidak Ditanyakan 67.80
20.27 1.79
0.44 8.81
0.02 0.02
0.03 0.82
Kota Medan 100
Sumber: Sensus Penduduk, 2010
Universitas Sumatera Utara
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data, dan
pengambilan kesimpulan hasil penelitian Hadi, 2002. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yang bersifat deskriptif yang
dimaksudkan untuk melihat bagaimana gambaran Identitas Nasional pada etnis- etnis di kota medan.
Menurut Azwar 2010 metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat, fakta dan
karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan bersifat deskriptif, tidak bermaksud mencari
penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi. Jenis penelitian ini mempersoalkan hubungan antar variabel dan tidak melakukan
pengujian hipotesis. Hasil penelitiannya berupa deskripsi mengenai variabel- variabel tertentu dengan menyajikan frekuensi, angka rata-rata atau kualifikasi
lainnya untuk setiap kategori di suatu variabel. Dalam pengolahan dan analisa data menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif Faisal, 1999.
Punch 1998 menyatakan bahwa ada dua kegunaan dilakukannya penelitian deskriptif, yaitu:
1. Pertama, untuk mengembangkan teori dan area penelitian yang baru,
dimana sebelum merencanakan atau melakukan penelitian yang lebih
Universitas Sumatera Utara