agama, pendidikan
terakhir, pekerjaan,
pendapatan, dan
status kewarganegaraan partisipan dan orangtuanya. Skala terlebih dahulu akan
dialihbahasakan dan kemudian diperiksa kembali oleh profesional judgement yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing untuk memastikan setelah
dialihbahasakan skala tersebut memppunyai makna yang sama dengan yang terdapat pada bahasa aslinya. Setelah itu skala ini akan diujicobakan untuk
menganalisis validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan untuk mengambil data.
E. VALIDITAS, RELIABILITAS DAN HASIL UJI COBA ALAT UKUR
Validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menentukan keakuratan dan keobjektifan hasil penelitian
yang dilakukan. Suatu alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan partisipan atau
individu yang dikenai suatu tes Azwar, 2010. Peneliti akan melakukan uji coba pada ketiga alat ukur berupa skala Identitas Nasional, skala Nasionalisme
Nationalism dan skala Patriotisme Membangun Constructive Patriotism terhadap 100 responden, dengan tujuan memperoleh alat ukur yang valid dan
reliabel.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji coba alat ukur dalam menjalankan fungsinya. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan
dengan tujuan yaitu Azwar, 2010:
Universitas Sumatera Utara
1 Seberapa jauh alat ukur skala Identitas Nasional, skala Nasionalisme
Nationalism dan skala Patriotisme Membangun Constructive Patriotism dapat mengukur atau mengungkap dengan tepat
2 Seberapa jauh alat ukur menunjukkan kecermatan atau ketelitian
pengukuran atau dengan kata lain dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau content validity yaitu sejauh mana suatu tes yang merupakan seperangkat soal,
dilihat dari isinya benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur Azwar, 2010. Validasi isi dalam penelitian ini dilakukan dengan
professional judgement yakni oleh dosen pembimbing.
2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki
dan tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya
selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Dengan kata lain, memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes secara
keseluruhan Azwar, 2010. Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya
komputasi korelasi antara distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total r
ix
yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi
Universitas Sumatera Utara
aitem menggunakan batasan r
ix
0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang
memiliki harga r
ix
0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar, 2010. Penelitian ini menggunakan batasan r
ix
0,30.
3. Uji Reliabilitas