IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Metode dan Alat Ukur yang Digunakan

mendalam exploratory studies adalah lebih baik untuk terlebih dahulu memusatkan perhatian pada deskripsi yang sistematis terhadap objek penelitian 2. Kedua, deskripsi yang tepat mengenai proses-proses sosial yang kompleks dapat membantu kita untuk memahami faktor apa yang perlu diteliti lebih lanjut dalam penelitian berikutnya secara lebuh mendalam.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah Identitas Nasional, Nasionalisme Nationalism dan Patriotisme Membangun Constructive Patriotism penduduk Kota Medan.

B. DEFINISI OPERASIONAL

Defenisi Operasional adalah defenisi yang melekatkan arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu dilakukan untuk mengukur variabel tersebut Kerlinger, 2000.

1. Identitas Nasional

Identitas Nasional dapat diukur dengan menggunakan skala Identitas Nasional berdasarkan tiga komponen identitas sosial yang dikembangkan oleh Branscombe, Ellemers, Spears, dan Doosje 1999 yang mengukur tiga aspek: self-categorization, group self-esteem, dan affective component. Beberapa penelitian sebelumnya telah mengukur Identitas Nasional dengan menggunakan pendekatan identitas sosial, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Blank dan Schmidt 2003 yang meneliti mengenai Identitas Nasional di Jerman. Total skor yang dihasilkan skala Identitas Universitas Sumatera Utara Nasional menggambarkan sejauh mana individu merasa lekat dengan negaranya. Semakin tinggi total skor pada skala Identitas Nasional menunjukkan bahwa individu semakin lekat dengan negaranya, begitu juga sebaliknya.

2. Nasionalisme Nationalism

Nasionalisme Nationalism merupakan sebuah idealisasi bangsa, keyakinan terhadap superioritas bangsa sendiri, penilaian positif tehadap bangsa serta penolakan terhadap sikap dan emosi negatif dan ambivalen pada bangsa. Nasionalisme dapat diukur melalui skala Nasionalisme yang diadaptasi dari skala Nasionalisme oleh Blank dan Schmidt 2003 yang mengukur tiga aspek: generalized positive assessment of the nation, feelings of superiority, dan nation-related tendencies of idealization. Total skor yang dihasilkan skala Nasionalisme menggambarkan sejauh mana individu memiliki kecenderungan sikap nasionalisme. Semakin tinggi total skor pada skala Nasionalisme menunjukkan bahwa semakin kuat kecenderungan sikap nasionalisme individu terhadap negaranya, begitu juga sebaliknya.

3. Patriotisme Membangun Constructive Patriotism

Patriotisme Membangun adalah pandangan kritis dan konstruktif terhadap bangsanya, dukungan terhadap sistem selama sistem tersebut sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, dan penerimaan terhadap emosi negatif pada bangsa. Patriotisme dapat diukur melalui skala Patriotisme yang diadaptasi dari skala Patriotisme oleh Blank dan Schmidt 2003 yang mengukur dua aspek: democratic aspects of patriotism dan constructive critic of one’s Universitas Sumatera Utara country. Total skor yang dihasilkan skala Patriotisme menggambarkan sejauh mana individu memiliki kecenderungan sikap patriotik. Semakin tinggi total skor pada skala Patriotisme menunjukkan bahwa semakin kuat kecenderungan sikap patriotik individu terhadap negaranya, begitu juga sebaliknya.

4. Penduduk Kota Medan

Setiap individu yang bertempat tinggal di wilayah Kota Medan yang ditunjukkan dengan kepemilikan terhadap Kartu Tanda Penduduk Kota Medan atau telah menetap di Kota Medan sekurang-kurangnya selama enam bulan yang berada di 21 kecamatan dan 151 kelurahan wilayah Kota Medan.

C. POPULASI, SAMPEL DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan totality objek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu Lubis, 2002. Hadi 2002 mengemukakan bahwa semua individu yang memiliki generalisasi keadaan atau kenyataan yang sama disebut dengan populasi. Pada penelitian ini populasinya adalah penduduk Kota Medan yang berusia diatas 18 tahun. Sedangkan sampel merupakan sebahagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama Hadi, 2002. Sehubungan dengan hal ini, yang perlu mendapat perhatian bahwa sampel harus mencerminkan keadaan populasinya, agar sampel dapat digeneralisasikan terhadap populasinya. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Kota Medan yang berada pada usia dewasa atau diatas 18 tahun yang berada di 21 kecamatan dan 151 kelurahan wilayah Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

2. Karakteristik Sampel

Adapun karakteristik sampel atau partisipan dalam penelitian ini adalah: 1 Penduduk Kota Medan Pemilihan Kota Medan sebagai lokasi penelitian adalah karena Kota Medan merupakan salah satu kota multikultural yang dapat menggambarkan keberagaman Indonesia dalam skala yang lebih kecil. 2 Telah melewati masa remaja. Pengambilan sampel yang harus telah melewati masa remaja didasarkan pada teori Erikson dalam Papalia, Old dan Feldman, 2008, dimana masa remaja merupakan masa terjadinya krisis identitas atau pencarian jati diri yang sering menimbulkan masalah pada remaja. Terkait penelitian yang ingin melihat gambaran identitas, individu yang telah melewati masa remaja dewasa diharapkan telah memiliki konsep identitas yang relatif stabil, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan lebih baik. Menurut teori tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson dalam Papalia, Old dan Feldman, 2008 tahap perkembangan remaja kemudian berkembang menjadi tahap perkembangan dewasa muda yang dimulai pada usia 18 tahun. Jadi penelitian ini akan melibatkan sampel penelitian yang berusia sekurang-kurangnya 18 tahun. Universitas Sumatera Utara

3. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi, sehingga dapat digunakan sebagai wakil bagi populasi tersebut. Teknik sampling menurut Kerlinger dalam Hasan, 2003 adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar benar-benar mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability. Dalam teknik ini tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Teknik non probability yang digunakan adalah incidental sampling, dimana tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel, hanya individu atau kelompok yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang akan diteliti Hadi, 2002. Pemilihan kelompok partisipan didasarkan atas karakteristik tertentu yang memiliki keterkaitan yang erat dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Teknik ini dipakai mengingat ketidakpastian jumlah populasi, populasi data yang sangat besar, dan mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti. Universitas Sumatera Utara

D. Metode dan Alat Ukur yang Digunakan

Metode pengumpulan data yang dijadikan alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu Azwar, 2010. Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator- indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan Azwar, 2010. Menurut Azwar 2010 karakteristik dari skala psikologi yaitu: 1. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. 2. Dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem, maka skala psikologi selalu banyak berisi aitem-aitem. 3. Respon partisipan tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. Hanya saja jawaban yang berbeda diinterpretasikan secara berbeda pula. Menurut Hadi 2002, skala psikologis merupakan suatu alat ukur dengan menggunakan daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan dan Universitas Sumatera Utara disusun sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Skala dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan asumsi sebagai berikut: 1. Partisipan adalah orang yang paling tahu siapa dirinya 2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya 3. Interpretasi subyek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh penyelidik Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala Identitas Nasional serta skala Nasionalisme Nationalism dan Patriotisme Membangun Constructive Patriotism yang dikemukakan oleh Blank dan Schmidt 2003 dengan terlebih dahulu diadaptasi dan mendapat penambahan oleh peneliti karena mengingat kondisi partisipan yang berbeda dengan yang dilakukan oleh Blank dan Schmidt 2003, distribusi aitem penelitian disajikan sebagai berikut: Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Identitas Nasional, Nationalism dan Constructive Patriotism Sebelum Uji Coba No. Aitem Total

1. Identitas Nasional

10 2. Nationalism 7 3. Constructive Patriotism 6 Total 23 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat Identitas Nasional diukur dengan menggunakan 10 aitem, nationalism 7 aitem, dan constructive patriotism 6 aitem dengan blue print penelitian disajikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4 Blue Print Skala Identitas Nasional, Nationalism dan Constructive Patriotism Sebelum Uji Coba No. Skala dan Komponen No. Aitem Total

1. Identitas Nasional

a. Self categorization b. Group self esteem c. Affective component 1,4,7 2,5,8 3,6,9,10 3 3 4 2. Nationalism a. Generalized positive assessment of the nation b. Feelings of superiority expressions of ingroup favorits c. Nation-related tendencies of idealization 1,6 3,5,7 2,4 2 3 2 3. Constructive Patriotism a. Democratic aspects of patriotism b. Constructive critic of one’s country 1,2,3 4,5,6 3 3 Total 23 Penyusunan skala Identitas Nasional, Nasionalisme Nationalism dan Patriotisme Membangun Constructive Patriotism dibuat dalam bentuk self rating scale. Untuk masing-masing aitem, pilihan jawaban bergerak dari 1 sampai 6. Semakin tinggi skor partisipan pada skala Identitas Nasional, semakin kuat kecenderungan partisipan untuk mengidentifikasikan dirinya dengan negaranya. Semakin tinggi skor partisipan pada skala Nasionalisme Nationalism, semakin kuat kecenderungan sikap nasionalisme terhadap negaranya. Semakin tinggi skor partisipan pada skala Patriotisme Membangun Constructive Patriotism, semakin kuat kecenderungan sikap patriotik terhadap negaranya. Selain aitem-aitem Identitas Nasional, Nasionalisme Nationalism dan Patriotisme Membangun Constructive Patriotism, terdapat juga pertanyaan seputar identitas diri seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa atau etnis, Universitas Sumatera Utara agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan, dan status kewarganegaraan partisipan dan orangtuanya. Skala terlebih dahulu akan dialihbahasakan dan kemudian diperiksa kembali oleh profesional judgement yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing untuk memastikan setelah dialihbahasakan skala tersebut memppunyai makna yang sama dengan yang terdapat pada bahasa aslinya. Setelah itu skala ini akan diujicobakan untuk menganalisis validitas dan reliabilitasnya sebelum digunakan untuk mengambil data.

E. VALIDITAS, RELIABILITAS DAN HASIL UJI COBA ALAT UKUR