Rotary Dryer DD-101 Tangki Penyimpanan Produk Samping TT-102 Tangki Penyimpanan Polikarbonat TT-101 Instrumentasi

Diameter shell : 25 in

5.32 Rotary Dryer DD-101

Fungsi : mengeringkan polikarbonat Tipe : rotary dryer Bentuk : horizontal drum dryer Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 Grade B Jumlah : 1 unit Kapasitas : 15,4672 m3 Jumlah flight : 3 Kecepatan putaran : 13,6491 rpm Daya motor : 6 hp Ukuran : - diameter : 2,1979 m - panjang : 4,0786 m - tebal : 316 in

5.33 Tangki Penyimpanan Produk Samping TT-102

Fungsi : Menyimpan produk samping untuk produksi 7 hari Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212 Grade B Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup datar Jumlah : 1 unit Kondisi operasi : Temperatur : 25 o C Tekanan : 1 atm Kapasitas : 391,6015 m 3 Ukuran : Silinder : Diameter : 7,3624 m Tinggi : 9,2031 m

5.34 Tangki Penyimpanan Polikarbonat TT-101

Fungsi : Menyimpan polikarbonat untuk produksi 7 hari Bahan konstruksi : Carbon steel SA-212, Grade B Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal Jumlah : 1 unit Universitas Sumatera Utara Kondisi operasi : Temperatur : 80 o C Tekanan : 1 atm Kapasitas : 653,1632 m 3 Ukuran : Silinder :  Diameter : 8,0697 m  Tinggi : 10,0872 m  Tebal : ¾ in Tutup :  Diameter : 8,0697 m  Tinggi : 2,0174 m  Tebal : ¾ in tutup bawah : ½ in tutup atas Universitas Sumatera Utara BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

6.1 Instrumentasi

Instrumentasi adalah suatu alat yang dipakai di dalam suatu proses kontrol untuk mengatur jalannya suatu proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dalam suatu pabrik kimia, pemakaian instrumen merupakan suatu hal yang sangat penting karena dengan adanya rangkaian instrumen tersebut maka operasi semua peralatan yang ada di dalam pabrik dapat dimonitor dan dikontrol dengan cermat, mudah, dan efisien sehingga kondisi operasi selalu berada dalam kondisi yang diharapkan. Namun pada dasarnya, tujuan pengendalian tersebut adalah agar kondisi proses di pabrik mencapai tingkat kesalahan yang paling minimum sehingga produk dapat dihasilkan secara optimal Perry, 2008. Fungsi instrumentasi adalah sebagai pengontrol, penunjuk, pencatat, dan pemberi tanda bahaya. Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga mekanik atau tenaga listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan secara manual atau otomatis. Instrumen digunakan dalam industri kimia untuk mengukur variabel- variabel proses seperti temperatur, tekanan, densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH, kelembapan, titik embun, tinggi cairan, laju alir, dan komposisi. Instrumen-instumen tersebut mempunyai tingkat batasan operasi sesuai dengan kebutuhan pengolahan Timmerhaus, 2004. Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol diukur oleh instrumen tersebut adalah : 1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan. 2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH, humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel lainnya. Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari : 1. Elemen Perasa sensing Primary Element Elemen yang merasakan menunjukkan adanya perubahan dari harga variabel yang diukur. Universitas Sumatera Utara 2. Elemen pengukur measuring element Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida. Perubahan ini merupakan sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol. 3. Elemen pengontrol controlling element Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur perubahan-perubahan proses tersebut sama dengan nilai set point nilai yang diinginkan. Dengan demikian elemen ini dapat segera memperkecil ataupun meniadakan penyimpangan yang terjadi. 4. Elemen pengontrol akhir final control element Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar dari elemen pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada dalam batas yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki. Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan semi otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan dengan mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel yang dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel pada kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara semi otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang diinginkan dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat recorder. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah: 1. Range yang diperlukan untuk pengukuran 2. Level instrumentasi 3. Ketelitian yang dibutuhkan 4. Bahan konstruksinya 5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses Considine, 1985 Universitas Sumatera Utara Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah : 1. Untuk variabel temperatur: - Temperature Controller TC adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati temperatur suatu alat dan bila terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian. - Temperature Indicator Controller TI adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati temperatur dari suatu alat. 2. Untuk variabel tinggi permukaan cairan - Level Controller LC adalah instumentasi yang digunakan untuk mengamati ketinggian cairan dalam suatu alat dan bila terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian. - Level Indicator Contoller LI adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati ketinggian cairan dalam suatu alat. 3. Untuk variabel tekanan - Pressure Controller PC adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati tekanan operasi suatu alat dan bila terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian. - Pressure Indicator Controller PI adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati tekanan operasi suatu alat. 4. Untuk variabel aliran cairan - Flow Controller FC adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati laju alir larutan atau cairan yang melalui suatu alat dan bila terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian. - Flow Indicator Controller FI adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati laju aliran atau cairan suatu alat. Considine, 1985 Universitas Sumatera Utara Tabel 6.1 Daftar penggunaan instrumentasi pada pra rancangan pabrik pembuatan polibisfenol-a karbonat dari bisfenol-a dan fosgen No Nama alat Jenis instrumen Kegunaan 1 Pompa FC Mengontrol laju alir cairan dalam pipa 2 Tangki bahan baku gas PI Mengetahui tekanan dalam tangki 3 Tangki bahan baku cairan LI Mengetahui tinggi cairan di dalam tangki 4 Tangki produk cairan LC Mengontrol ketinggian cairan dalam tangki 5 Reaktor Deprotonasi TC Mengontrol suhu dalam reaktor LC Mengontrol ketinggian cairan di dalam reaktor 6 Reaktor Polimerisasi TC Mengontrol suhu dalam reaktor LC Mengontrol ketinggian cairan di dalam reaktor 7 Heat exchanger TC Mengontrol suhu dalam alat 8 Flash drum LC Mengontrol level cairan TI Mengetahui suhu dalam flash drum 9 Blower FC Mengontrol laju gas dalam pipa PC Mengontrol tekanan aliran gas 10 Rotary Dryer TC Mengontrol suhu dalam dryer 11 Dessicant TC Mengontrol suhu dalam dessicant Contoh jenis-jenis instrumentasi yang digunakan pada pra rancangan pabrik pembuatan polibisfenol-a karbonat dari bisfenol-a dan fosgen. 1. Pompa Variabel yang dikontrol pada pompa adalah laju aliran flow rate. Untuk mengetahui laju aliran pada pompa dipasang flow control FC. Jika laju aliran pompa lebih besar dari yang diinginkan maka secara otomatis katup pengendali control valve akan menutup atau memperkecil pembukaan katup. 2. Tangki bahan baku gas Pada tangki ini dilengkapi dengan Pressure Indicator PI yang berfungsi untuk mengetahui atau mendeteksi tekanan dalam tangki. 3. Tangki bahan baku cairan Pada tangki ini dilengkapi dengan Level Indicator PI yang berfungsi untuk mengetahui ketinggian cairan di dalam tangki. Universitas Sumatera Utara 4. Tangki produk cairan Pada tangki ini dilengkapi dengan level control LC yang berfungsi untuk mengontrol ketinggian cairan di dalam tangki. Prinsip kerja dari level control LC ini adalah dengan menggunakan pelampung floater sehingga isi tangki dapat terlihat dari posisi jarum penunjuk di luar tangki yang digerakkan oleh pelampung. Jika isi tangki tinggal sedikit, maka diisi dengan menggunakan pompa yang dilengkapi dengan valve yang berfungsi sebagai flow control FC. 5. Reaktor Instrumentasi pada reaktor yang digunakan dilengkapi dengan Pressure Indicator PI yang berfungsi untuk mengetahui atau mendeteksi tekanan dalam reaktor dan juga dilengkapi dengan Temperature control TC pada cooler berfungsi untuk mengatur besarnya suhu di dalam reaktor. 5. Heat Exchanger Temperature control TC pada heat exchanger berfungsi untuk mengatur besarnya suhu di dalam heat exchanger dengan cara mengatur banyaknya air pendingin yang dialirkan. Jika temperatur di bawah kondisi yang diharapkan set point, maka valve akan terbuka lebih besar dan jika temperatur di atas kondisi yang diharapkan maka valve akan terbuka lebih kecil. 6. Flash Drum Instrumentasi pada flash drum mencakup temperature indicator TI, dan level controller LC. Temperature indicator TI berfungsi untuk menunjukkan temperatur dalam flash drum. Level controller LC berfungsi untuk mengontrol tinggi cairan dalam flash drum. 7. Blower Variabel yang dikontrol pada blower adalah laju aliran flow rate. Untuk mengetahui laju aliran pada blower dipasang flow control FC. Jika laju aliran blower lebih besar dari yang diinginkan maka secara otomatis katup pengendali control valve akan menutup atau memperkecil pembukaan katup. Universitas Sumatera Utara 8. Rotary Dryer Temperature control TC pada rotary dryer berfungsi untuk mengatur besarnya suhu di dalam rotary dryer dengan cara mengatur banyaknya udara panas yang dialirkan. Jika temperatur di bawah kondisi yang diharapkan set point , maka valve akan terbuka lebih besar dan jika temperatur di atas kondisi yang diharapkan maka valve akan terbuka lebih kecil. 9. Dessicant Temperature control TC pada dessicant berfungsi untuk mengatur besarnya suhu di dalam rotary dryer dengan cara mengatur banyaknya udara panas yang dialirkan. Jika temperatur di bawah kondisi yang diharapkan set point , maka valve akan terbuka lebih besar dan jika temperatur di atas kondisi yang diharapkan maka valve akan terbuka lebih kecil.

6.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja