Stresor Hal yang Mempengaruhi Respon Stres Tingkatan Respon Terhadap Stres

2.1.2. Stresor

Stresor adalah pengalaman yang menginduksi stres. Stresor berasal dari lingkungan sekitar manusia. Stresor dapat berupa tuntutan psikologis seperti kehilangan pekerjaan, kegeraman karena kemacetan lalu lintas, relasi yang tidak baik, dan sebagainya. Terdapat juga stresor fisik seperti paparan dingin, kebisingan, kelelahan karena olah raga, dan lain-lain. Taylor, 2009; Looker dan Gregson, 2005

2.1.3. Hal yang Mempengaruhi Respon Stres

Respon stres seseorang bergantung pada stresor dan individu itu sendiri Pinel, 2009 . Menurut Taylor 2009 seberapa lama setiap stresor berlangsung akan memengaruhi keseimbangan seseorang dalam menghadapi stresor. Paparan kronik suatu stresor dapat menyebabkan stres kronik yang akan menimbulkan gangguan pada tubuh individu: peningkatan level epinefrin, gangguan memori, peningkatan tekanan darah, dan sebagainya. Looker dan Gregson 2005 di dalam bukunya menuliskan bahwa pandangan seseorang terhadap lingkungannya akan menentukan seseorang tersebut akan menganggap suatu kejadian sebagai suatu stresor atau bukan. Respon stres yang terjadi juga bergantung pada pengalaman seseorang terhadap kejadian yang sama sebelumnya. Pinel 2009 menuliskan bahwa stres juga bergantung pada strategi yang diadopsi seorang individu untuk mengatasi stres.

2.1.4. Tingkatan Respon Terhadap Stres

Sebenarnya stres tidak selalu bersifat negatif. Hans selye dalam Hidayat, 2009 membagi stres menjadi tiga, yaitu : 1. Eustress : adalah respon stres ringan yang menimbulkan senang, bahagia, menantang dan menggairahkan. Dalah hal ini tekanan yang terjadi bersifat positif, misalnya lulus dari ujian atau kondisi ketika mengadapi perkawinan. 2. Distress : merupakan respon stres yang negatif dan menyakitkan, sehingga tidak mampu lagi diatasi. Universitas Sumatera Utara 3. Neustress : stres yang berada antara eustress dan distress, merupakan respon stres yang menekan namun masih seimbang, sehingga seseorang merasa tertantang untuk menghadapi masalah dan memacu untuk lebih bergairah, berprestasi, meningkatkan produktivitas kerja dan berani bersaing. Menurut prosesnya setiap orang dalam mengahdapi stres memiliki respon yang berbeda-beda, tetapi secara umum respon terhadap stres memiliki beberapa tingkat, yaitu: 1.Tingkat peringatan : Setelah mengetahui ada stres, tubuh akan segera bereaaksi. Kecepatan tubuh dalam bereaksi dikenal sebagai alarm stage. Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir, maka tubuh mengeluarkan adrenalin, hormon yang mempercepat katabolisme yang menghasilkan energi untuk persiapan menghadapi bahaya yang mengancam, ditandai dengan denyut jantung bertambah cepat dan otot berkontraksi. 2. Tingkat resistensi : Pada tingkat ini individu berada pada mekanisme bertahan, biasa disebut mekanisme coping. Coping berarti kegiatan untuk mengatasi masalah, misalnya rasa kecewa diatasi dengan humor, rasa tidak senang dihadapi dengan sikap ramah bukan dengan marah yang tidak terkendali tersebut. 3. Tingkat ketelitian : Jika stres berlangsung lama, akan memasuki tingkat ketiga, tubuh tidak lagi mempunyai senjata untuk melawan stres. Pada keadaan ini, orang biasanya jatuh sakit. Gejalanya psikosomatis, antara lain : gangguan pencernaan, mual, diare, gatal-gatal, impotensi, menstruasi tidak lancar dan bentuk gangguan lainnya kadang-kadang muncul gejala lain, seperti tidak mau makan atau makan terlalu banyak, terlebih lagi bila diperberat dengan kejadian-kejadian yang datang bersamaan, seperti : ditinggal orang tua yang disayangi, pensiun, musibah, bencana dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

2.1.5. Respon Tubuh Terhadap Stres

Dokumen yang terkait

Hubungan Paparan Stresor Akut Cold Pressor Test Dengan Frekuensi Denyut Nadi

1 56 58

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

2 13 61

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

0 1 12

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

0 0 2

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

1 1 4

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

0 0 9

Hubungan frekuensi olahraga dengan tingkat stress pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, 2012, dan 2013

0 1 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stres 2.1.1. Pengertian Stres - Hubungan Paparan Stresor Akut Cold Pressor Test dengan Frekuensi Napas pada Mahasiswa Semester tiga Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 12

HUBUNGAN PAPARAN STRESOR AKUT COLD PRESSOR TEST DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI KARYA TULIS ILMIAH Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

0 0 12

PERBEDAAN TEKANAN DARAH MAHASISWA DENGAN / TANPA RIWAYAT HIPERTENSI DALAM KELUARGA SETELAH PAPARAN COLD PRESSOR TEST DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2012 -

0 2 52