2.3. Cold Pressor test CPT
CPT merupakan suatu bentuk uji laboratorium. CPT sering digunakan dalam penelitian-penelitian tentang kardiovaskular dan stres. CPT berfungsi untuk
memberikan paparan dingin dalam waktu singkat kepada subjek penelitian. Paparan dingin pada CPT adalah hasil penggabungan air dengan air dengan es
batu sehingga diperoleh air dingin bersuhu sekitar 0 - 4
CSaab et al, 1993 ; Duncko et al,2009.
CPT dapat diberikan pada tiga bagian tubuh seperti tangan , dahi, dan kaki. CPT pada tangan dilakukan dengan cara merendam tangan ke air dingin. CPT pada
dahi dilakukan dengan cara menempelkan kantongan plastik berisi air dingin pada dahi. CPT pada kaki dilakukan dengan cara merendam kaki kedalam air dingin
Saab et al, 1993. CPT dapat diberikan dalam durasi waktu tertentu. CPT dapat diberikan selama
satu menit Duncko et al, 2009. CPT dapat diberikan selama seratus detik Saab et al, 1993. Ada juga beberapa peneliti yang memberikan paparan CPT dalam
dua menit. Paparan dingin oleh CPT juga dapat diberikan selama tiga atau empat menit Schwabe et al, 2008; Masoli, 2010.
2.4. Sistem Pernapasan 2.4.1. Pengertian Pernapasan
Pernapasan respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung O
2
oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO
2
karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi
Syaifuddin, 1996. Sistem pernapasan terdiri atas paru-paru dan sistem saluran yang
menghubungkan jaringan paru dengan lingkungan luar paru yang berfungsi untuk menyediakan oksigen untuk darah dan membuang karbondioksida.
Sistem pernapasan secara umum terbagi atas :
Universitas Sumatera Utara
1. Bagian Konduksi Bagian konduksi terdiri atas rongga hidung, nasofaring, laring, trakea,
bronkus, dan bronkiolus. Bagian ini berfungsi untuk menyediakan saluran udara untuk mengalir ke dan dari paru-paru untuk membersihkan, membasahi,
dan menghangatkan udara yang diinspirasi.
2. Bagian Respirasi Bagian ini terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan. Pertukaran gas
antara udara dan darah terjadi dalam alveoli. Selain struktur diatas terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada pintu masuk yang penting
untuk menyaring partikel-partikel yang masuk. Sistem pernapasan memiliki sistem pertahanan tersendiri dalam melawan setiap bahan yang masuk yang
dapat merusak Alsagaff dkk, 2002.
Terdapat tiga kelompok mekanisme pertahanan yaitu : a. Arsitektur saluran napas; bentuk, struktur, dan kaliber saluran napas yang
berbeda-beda merupakan saringan mekanik terhadap udara yang dihirup, mulai dari hidung, nasofaring, laring, serta percabangan trakeobronkial. Iritasi mekanik
atau kimiawi merangsang reseptor disaluran napas, sehingga terjadi bronkokonstriksi serta bersin atau batuk yang mampu mengurangi penetrasi debu
dan gas toksik kedalam saluran napas Tabrani Rab, 1996. b. Lapisan cairan serta silia yang melapisi saluran napas, yang mampu menangkap
partikel debu dan mengeluarkannya. c. Mekanisme pertahanan spesifik, yaitu sistem imunitas di paru yang berperan
terhadap partikel-partikel biokimiawi yang tertumpuk di saluran napas Tabrani Rab, 1996.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Fungsi Pernapasan
Fungsi pernapasan adalah 1. Mengambil oksigen kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh sel-selnya
untuk mengadakan pembakaran. 2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa pembakaran, kemudian
dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang karena tidak berguna lagi oleh tubuh.
3. dan melembabkan udara Syaifuddin, 1996
2.4.3. Anatomi Paru
Paru manusia terbentuk setelah embrio mempunyai panjang 3 mm. pembentukan paru dimulai dari sebuah groove yang berasal dari foregut.
Selanjutnya pada groove ini terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut primary lung bud. Bagian proksimal foregut membagi diri
menjadi dua, yaitu esofagus dan trakea. Pada perkembangan selanjutnya trakea akan bergabung dengan primary lung bud. Primary lung bud merupakan cikal
bakal bronki dan cabang-cabangnya. Bronchial tree terbentuk setelah embrio berumur 16 minggu, sedangkan alveoli baru berkembang setelah bayi lahir dan
jumlahnya terus meningkat hingga anak berumur 8 tahun. Ukuran alveoli bertambah besar sesuai dengan perkembangan dinding toraks. Jadi, pertumbuhan
dan perkembangan paru berjalan terus menerus tanpa terputus sampai pertumbuhan somatic berhenti. pearce, 2009
2.4.4. Fisiologi Pernapasan
Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan ekterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui
trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.
Universitas Sumatera Utara
Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut
oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan
oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 perssen jenuh oksigen.
Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran alveolar-kapiler dari kapiler darah ke alveoli,
dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.Djojodibroto, 2009
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :
1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
2. Arus darah melalui paru-paru. 3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat
dapat mencapai semua bagian tubuh. 4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. Karbon
dioksida lebih mudah berdifusi daripada oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat karbon dioksida dan oksigen. Pada waktu gerak
badan, lebih banyak darah datang di paru-paru membawa terlalu banyak karbon dioksida dan terlampau sedikit oksigen; jumlah karbon dioksida itu tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan
dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini mengeluarkan karbon dioksida dan memungut lebih banyak oksigen.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Pengaruh Sistem Saraf Otonom Terhadap Frekuensi Napas
Bagian sistem saraf yang mengatur kebanyakan fungsi viseral tubuh disebut sistem saraf otonom. Sistem saraf otonon terutama diaktifkan oleh pusat-
pusat yang terletak di medula spinalis, batang otak, dan hipotalamus. Juga, bagian korteks serebri, khususnya korteks limbik, dapat menghantarkan sinyal ke pusat-
pusat yang lebih rendah sehingga dengan demikian mempengaruhi pengaturan otonom. Penjalaran sinyal otonomik eferen ke berbagai organ di seluruh tubuh
dapat dibagi dalam dua subdivisi utama yang disebut sistem saraf simpatis dan sistem parasimpatis. Serabut saraf simpatis dan parasimpatis terutama
menyekresikan salah satu dari kedua bahan transmiter sinaps ini, asetilkolin atau norepinefrin. Serabut-serabut yang menyekresi asetilkolin disebut serabut
kolinergik. Serabut-serabut yang menyekresi norepinefrin disebut serabut adrenergik, suatu istilah yang berasal dari kata adrenalin, nama lain bagi epinefrin.
Asetilkolin disebut transmiter parasimpatis, dan norepinefrin disebut transmiter simpatis. Terdapat juga dua jenis utama reseptor adrenergik, yakni yang disebut
reseptor alfa dan reseptor beta. Norepinefrin dan epinefrin, keduanya disekresikan ke dalam darah oleh medula adrenal, dan efek perangsangannya pada organ
spesifik seperti paru adalah dilatasi pada bronkus yang nantinya akan meningkatkan frekuensi napas pada saluran pernapasan. Guyton, 2006
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Variabel Independen Paparan stresor akut cold
pressor test Variabel Dependen
Frekuensi napas
Variabel Perancu 1. Riwayat Penyakit
2. Merokok 3. Konsumsi Alkohol
4. Konsumsi Kopi 5.Konsumsi obat-obatan
6. IMT 25
Universitas Sumatera Utara