5. Kondisi Sosial, Penyediaan dan Pengelolaan Pelayanan Sosial yang Kurang atau Tidak Baik. Kondisi sosial, penyediaan dan pengelolaan
pelayanan sosial yang kurang atau tidak baik misalnya keadaan lingkungan pergaulan yang buruk sehingga dapat dengan kuat
mempengaruhi kepribadian individu. Demikian pula halnya dengan penyediaan dan pengelolaan pelayanan sosial yang kurang atau tidak
baik, akan mengakibatkan hasil pelayanan yang kurang memadai terhadap para pengguna pelayanan tersebut. Misalnya, kurangnya
kualitas pelayanan rumah sakit, kurangnya sarana pendidikan yang memadai dan sebagainya. Masalah-masalah dapat ditimbulkan oleh
kondisi social, pelayanan yang kurang atau tidak baik dapat menjangkau penerima pelayanan.
Paling tidak, kelima jenis hambatan diatas selain banyak lagi masalah sosial lainnya yang belum teridentifikasi merupakan dasar atau sumber timbulnya
masalah-masalah kesejahteraan sosial masyarakat yang mau tidak mau harus diatasi, tidak hanya oleh masing-masing individu, melainkan oleh pemerintah
daerah.
2.1.2. Penyebab Kemiskinan Masyarakat Desa Sebagai Salah Satu Masalah Kesejahteraan Sosial
Dari hasil penelitian Gayo 2001, setidaknya dapat disimpulkan,
bahwasanya terdapat beberapa faktor utama penyebab semakin terpuruknya kondisi ekonomi masyarakat desa baik itu petani, nelayan, perajin, peternak dan
buruh, faktor-faktor tersebut antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Kuatnya posisi pedagang perantara yang didukung oleh birokrat perdesaan yang juga turut menikmati sebagian keuntungan dari
mekanisme pasar yang tidak berpihak pada petani; 2. Seluruh pasar baik lokal, regional maupun ekspor umumnya telah
dikuasai pedagang dengan distribusi income yang semakin tidak adil bagi produsen di perdesaan;
3. Bantuan-bantuan yang berasal dari pemerintah jumlahnya sangat kecil yang benar-benar sampai kepada masyarakat yang menjadi target;
4. Tingkat pendidikan masyarakat desa yang relatif rendah sehingga tidak mampu menerma modernisasi dalam upaya meningkatkan teknologi
untuk mengefesienkan kegiatan ekonomi mereka.
Tujuan pengembangan perdesaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan secara bertahap, pola yang dapat diterapkan untuk
mewujudkannya antara lain: 1. Pembentukan lembaga koperasi oleh masyarakat, agar masyarakat
mampu melaksanakan processing, pemasaran dan melindungi dirinya dari ulah para spekulan;
2. Pengembangan produk pertanian unggulan yang berkaulitas dan berdaya saing tinggi;
3. Peningkatan kesempatan berusaha dan bekerja guna peningkatan pendapatan;
Universitas Sumatera Utara
4. Pengemabangan lembaga-lembaga pemerintah untuk memfasilitasi kebutuhan modal, kegiatan usaha dan pengembangan sumber daya
manusia di perdesaan.
Kini pendekatan pengembangan perdesaan dilaksanakan secara holistik melalui core business yakni penyediaan sarana dan prasarana dasar perdesaan
dengan memprhatikan kelestarian lingkungan, sehingga dicapai pembangunan yang berkelanjutan. Pengembangan perdesaan melalui bina manusia, bina
lingkungan dan bina usaha Tribina. Sedangkan bina usaha meliputi usaha-usaha pengembangan agribisnis,
industry kecilpengolahan, kerajinan rakyat, pariwisata agro-eko-kultur. Semua itu termasuk ditribusi dan pemasarannya serta pemanfaatan sumber daya alam,
diimbangi dengan tumbuhnya agropolitan. Konsep dan pendekatan baru tersebut, menurut M.Yusuf Gayo, merupakan
solusi jitu bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di perdesaan. Jadi tantangan kedepannya adalah mewujudkan hal tersebut.
2.2. Alokasi Dana Kampung