2.2. HIVAIDS
2.2.1. Definisi HIVAIDS
Integritas sistem imun adalah essensial untuk pertahanan terhadap infeksi mikroba dan produk toksiknya. Defek salah satu komponen sistem imun
dapat menimbulkan penyakit berat bahkan kematian yang secara kolektif disebut imunosupresi berat atau defisiensi imun Baratawidjaja dan Rengganis, 2010.
AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome adalah suatu penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV Human Immunodeficiency Virus dan
ditandai dengan imunosupresi berat yang menimbulkan infeksi oportunistik, neoplasma sekunder, dan manifestasi neurologis. HIV merupakan retrovirus
obligat intraseluler dengan replikasi sepenuhnya di dalam sel host Robbins, 2007.
2.2.2. Struktur HIV
HIV merupakan suatu virus RNA bentuk sferis dengan diameter 1000 angstrom yang termasuk retrovirus dari famili Lentivirus. Strukturnya terdiri dari
lapisan luar atau envelop yang terdiri atas glikoprotein gp 120 yang melekat pada glikoprotein gp 41. Di bagian dalamnya terdapat lapisan kedua yang terdiri dari
protein p17. Setelah inti terdapat komponen penting berupa dua buah rantai RNA dan enzim reverse transcriptase Merati dan Jauzi, 2007.
Menurut Brooks, Butel, dan Morse 2005, ciri khas morfologi yang unik dari HIV adalah adanya nukleoid yang berbentuk silindris dalam virion matur.
Nukleoid yang berbentuk papan dan bersifat diagnostik dapat terlihat pada mikrograf elektron dalam partikel ekstraseluler yang terbelah pada sudut yang
tepat. Dikenal dua tipe HIV, yaitu HIV-1 yang ditemukan pada tahun 1983,
dan HIV-2 yang ditemukan pada tahun 1986 pada pasien AIDS di Afrika Barat. Epidemi HIV secara global terutama disebabkan oleh HIV-1, sedangkan HIV-2
tidak terlalu luas penyebarannya, hanya terdapat di Afrika Barat dan beberapa negara Eropa yang mempunyai hubungan erat dengan Afrika Barat.
Universitas Sumatera Utara
HIV-1 maupun HIV-2 mempunyai struktur yang hampir sama. HIV-1 mempunyai gen vpu tetapi tidak mempunyai gen vpx, sedangkan sebaliknya HIV-
2 mempunyai gen vpx tetapi tidak mempunyai gen vpu. Perbedaan struktur genom ini walaupun sedikit, diperkirakan mempunyai peranan dalam menentukan
patogenitas dan perbedaan perjalanan penyakit diantara kedua tipe HIV tersebut. Karena HIV-1 lebih sering ditemukan, maka penelitian-penelitian klinis dan
laboratoris lebih sering dilakukan terhadap HIV-1 Merati dan Jauzi, 2007.
Gambar 2.1. Ilustrasi Skematik Untuk Struktur HIV-1
Robbins, 2007
2.2.3. Sel Target