Uji Heteroskedastisitas ANALISIS DAN PEMBAHASAN

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu: 1. Metode Grafik Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.3 Scatterplot Heteroskedastisitas Sumber : Hasil pengolahan data primer kuesioner dengan SPSS 16.0 2011 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 2. Uji Glejser Tabel 4.9 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.088 4.534 -.019 .985 Koordinasi .085 .122 .117 .698 .490 pendelegasian_wewenan .034 .232 .024 .145 .885 a. Dependent Variable: absut Sumber : Hasil pengolahan data primer kuesioner dengan SPSS 16.0 2011 Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut absut. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. c. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinierritas dengan menganalisis matrik korelasi Universitas Sumatera Utara antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Tabel 4.10 Multikolinieritas Sumber : Hasil pengolahan data primer kuesioner dengan SPSS 16.0 2011 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa: a. Nilai VIF dari nilai koordinasi dan pendelegasian wewenang lebih kecil atau di bawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. b. Nilai Tolerance dari nilai koordinasi dan pendelegasian wewenang lebih besar dari 0.1, ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari koordinasi dan pendelegasian wewenang terhadap variabel terikat yaitu prestasi kerja karyawan Y. Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 33.406 7.778 4.295 .000 koordinasi .918 .210 .553 4.381 .000 .973 1.028 pendelegasian_wewe nang -.916 .397 -.291 -2.306 .027 .973 1.028 a. Dependent Variable: prestasi_kerja Universitas Sumatera Utara Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Penjelasan dari hasil pengolahan SPSS akan ditunjukkan pada Tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Regresi Linier Berganda Sumber : Hasil pengolahan data primer kuesioner dengan SPSS 16.0 2011 Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.11 pada kolom kedua Unstandartrized coeficient bagian B pada baris pertama diperoleh model persamaan regresi linier bergandanya adalah : Y = 33,406+0,918X 1 + - 0,916X 2 +e Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: a. Konstanta a = . Ini mempunyai arti bahwa variabel koordinasi dan pendelegasian wewenang dianggap konstan maka tingkat variabel keberhasilan usaha baru Y sebesar 33,406. b. Koefisien X 1 b 1 = 0918,. Variabel koordinasi terhadap prestasi kerja karyawan dengan koefisien regresi sebesar 0,. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi kenaikan variabel koordinasi sebesar 1 satuan, Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 33.406 7.778 4.295 .000 koordinasi .918 .210 .553 4.381 .000 pendelegasian_wewenan -.916 .397 -.291 -2.306 .027 a. Dependent Variable: prestasi_kerja Universitas Sumatera Utara maka prestasi kerja karyawan Bagian Sumber Daya Manusia PT Perkebunan Nusantara IV Medan Persero akan naik sebesar 0,. c. Koefisien X 2 b 2 = -0,916 Variabel pendelegasian wewenang terhadap prestasi kerja karyawan dengan koefisien regresi sebesar -0,916. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi kenaikan variabel pendelegasian wewenang sebesar 1 satuan, maka prestasi kerja karyawan Bagian Sumber Daya Manusia PT Perkebunan Nusantara IV Medan Persero akan turun sebesar 0,916.

4.2.3.3. Pengujian Hipotesis a. Uji - F Uji Serentak

Uji F uji serentak dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas X 1 , X 2 berupa koordinasi dan pendelegasian wewenang terhadap variabel terikat Y yaitu prestasi kerja karyawan Bagian Sumber Daya Manusia PT Perkebunan Nusantara IV Medan Persero. Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut: H : b 1 = b 2 = 0, Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 , berupa koordinasi dan pendelegasian wewenang terhadap variabel terikat Y. H : b 1 ≠ b 2 ≠ 0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas X 1 , X 2 berupa koordinasi dan pendelegasian wewenang terhadap variabel terikat Y. Universitas Sumatera Utara Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut: df pembilang = k-1 df penyebut = n-k Keterangan: n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n adalah 39 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 3, sehingga diperoleh: 1 df pembilang = k-1 df pembilang = 3-1 = 2 2 df penyebut = n-k df penyebut = 39-3 = 36 Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 16,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai F tabel pada tingkat α = 5 2:36 = 3,26 , dengan kriteria uji sebagai berikut: H diterima bila F hitung F tabel pada α = 5 H ditolak bila F hitung F tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Hasil F Hitung Sumber : Hasil pengolahan data primer kuesioner dengan SPSS 16.0 2011 Berdasarkan Tabel 4.13 bahwa nilai F hitung adalah 14,326 dengan tingkat signifikansi 0,000. sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 α = 5 adalah 3,26. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansi 0,000 0,05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen koordinasi dan pendelegasian wewenang secara serempak adalah positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan Bagian Sumber Daya Manusia PT Perkebunan Nusantara IV Medan Persero sebagai variabel dependen. b Uji Signifikansi Uji – t Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel bebas yang terdiri dari variabel koordinasi X 1 , dan pendelegasian wewenangX 2 , secara bersama-sama berpengaruh signifikan prestasi kerja karyawan Bagian Sumber Daya Manusia PT Perkebunan Nusantara IV Medan Persero Y. Model hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikut: H : b 1 = b 2 = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari variabel koordinasi X 1 , dan pendelegasian wewenang X 2 secara parsial tidak berpengaruh ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 157.930 2 78.965 14.326 .000 a Residual 198.429 36 5.512 Total 356.359 38 a. Predictors: Constant, pendelegasian_wewenan, koordinasi b. Dependent Variable: prestasi_kerja Universitas Sumatera Utara signifikan pada prestasi kerja karyawan Bagian Sumber Daya Manusia PT Perkebunan Nusantara IV Medan Persero Y sebagai variabel terikat. H : b 1 ≠ b 2 ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel terikat variabel bebas yang terdiri dari variabel koordinasi X 1 , dan pendelegasian wewenang X 2 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan Bagian Sumber Daya Manusia PT Perkebunan Nusantara IV Medan Persero Y sebagai variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan: H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 H ditolak jika t hitung t tabel pada α = 5 Nilai t hitung akan diperoleh dengan menggunakan software SPSS 16,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat α = 5 yakni yang diperoleh dengan derajat bebas = df – k df = jumlah sampel dan k = jumlah variabel keseluruhan yaitu df1 = 3-1 = 2, dan df2 = 39-3 = 36. Uji t hitu ng yang dilakukan adalah uji dua arah maka t tabel yang digunakan adalah t 5 atau t 0,05 36 = 1,688 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Hasil T Hitung Sumber : Hasil pengolahan data primer kuesioner dengan SPSS 16.0 2011 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Variabel Koordinasi