2. Hanako wa jibun no heya de okaasan ni katte kureta shousetsu wo
1 5 4 5 3 yonde iru
2 Hanako sedang membaca novel yang dibelikan oleh ibunya di kamar
Semua unsur bagian kalimat tersebut disusun menjadi kalimat yang benar,
karena mematuhi kaidah tata kalimat yang berlaku dalam bahasa Jepang
bunpou ,sehingga dapat melahirkan berbagai pola kalimat bunkei.
Selain berpola Subjek –Objek-Verba SOP , bisa pula terbentuk dengan pola Subjek- Predikat SP
. Seperti contoh dibawah ini: 1.
Wiwid san wa ikimashita S P
2. Chichi wa denwa wo kakemashita
S P
3.1.1. Interferensi Leksikon
Sebelum membicarakan interferensi leksikon bahasa Jepang, ada baiknya dibahas terlebih dahulu mengenai leksikon, gramatikal, dan frase.
Interferensi leksikal dapat terjadi dengan berbagai macam cara pada kata dasar, kata majemuk dan frase. Untuk interferensi pada kata dasar, umumnya
dilakukan dengan pemindahan morfem dari bahasa pertama ke dalam bahasa kedua, yang kadang-kadang menyerupai kata dalam bahasa pertama. Selain itu
dapat pula mengalami perluasan makna dari kata asli yang telah di interferensi. Sedangkan untuk interferensi berupa kata majemuk dan frase, ada tiga
macam interferensi yang mungkin terjadi pada satu kesatuan leksikal atau lebih, yakni:
Universitas Sumatera Utara
1. Semua unsurnya mungkin dipindahkan dalam bentuk yang teruraikan
2. Semua unsurnya mungkin disalin dengan disertai perluasan makna
3. Mungkin pula beberapa unsurnya dipindahkan sedangkan unsure lainnya
disalin. Hal-hal diatas dapat terjadi karena susunan maupun pemakaian kata-kata
yang masih dipengaruhi oleh dwibahasawan di dalam penulisan atau penuturnya. Dalam teori struktur frase
kukouzou dikatakan bahwa kalimat terbentuk karena dua hal, yakni 1 adanya struktur kalimat yang berdasarkan
pada ketentuan struktur frase kukouzou-kisoku dan 2 struktur frase
tersebut diisi dengan kata yang tepat berdasarkan pada ketentuan leksikonnya
goi-kisoku .
Koizumi 1993 : 177-178 mendeskripsikan ketentuan strutur frase dan leksikon bahasa Jepang sebagai berikut :
1. Ketentuan struktur frase
a. S → NP, VP, Aux
b. VP → NP, V, Aux
c. NP → N- Po A, N , Po
2. Ketentuan Leksikon
a. N → boushi, kuruma,dll
b. V → kau, uru, hashiru, dll
c. Aux → ta, darou, youda, dll
Universitas Sumatera Utara
d. A → akai, atarashii, shinsetsu, dll
e. Po → wa, ga, wo, dll
Berdasarkan ketentuan tersebut, diketahui bahwa kalimat bahasa Jepang S terdiri atas frase nomina NP, frase verba VP dan kategori gramatikal
Aux . Dalam frase verba terkandung nomina verba NP , Verba V , dan kategori gramatikal Aux . Dan dalam frase nomina NP ada yang diikuti
partikel, ada juga yang mengikuti adjektiva A Sedangkan dalam ketentuan leksikon, nomina dilambangkan dengan N,
verba dengan V ,kategori gramatikal dengan Aux yang mencakup tenses, aspek, modalitas dan yang lainnya, sedangkan adjektiva dilambangkan dengan
A Setiap partikel karena diletakkan dibelakang nomina, dianggap sebagai postposition Po.
Interferensi leksikon bahasa asing ke dalam pemakaian bahasa Jepang dalam majalah Nipponia, jika dilihat dari bentuknya adalah bentuk tunggal dan
kelompok kata. Interferensi leksikon bentuk tunggal lebih dominan, sedangkan leksikon kelompok kata jumlahnya terbatas. Seperti contoh berikut :
1. Kaneshiro san wa Amerikan sukuru zaigaku ni Taiwan no terebi
CM ni shutsuen Pemabahasan :
Dalam kalimat diatas kata : American sukuru merupakan
gairaigo yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya sekolah
Universitas Sumatera Utara
Amerika. Dalam kalimat tersebut , gairaigonya berfungsi sebagai objek keterangan.
Kata Sukuru merupakan Central dan kata Amerikan merupakan atribut dari frase kata benda dalam kalimat tersebut.
Kata Sukuru berasal dari kata School yang memiliki arti sekolah. Padahal sebenarnya memiliki padanan katanya dalam bahasa
Jepang, yakni Gakkou. Dari sini terlihat bahwa terjadi interferensi kata dari bahasa asing ke dalam kalimat bahasa Jepang.
2.
1992 nen ni reko-do debyuu wo kagiri, yokunen niwa
Taiwan eiga kai ni shutsuen Pembahasan :
Dalam kalimat diatas, kata reko-do debyuu merupakan frase dari kelas kata benda yang sama-sama berasal dari bahasa asing, yakni
record dan debut yang artinya rekaman dan debut. Kata debyuu merupakan central dan kata reko-do merupakan
atribut dari kalimat diatas. 3.
……ichaku ajian sta- no naka mairi wo hatashita Dalam kalimat diatas kata : Ajian sta- merupakan gairaigo yang
berasal dari bahasa Inggris yang artinya bintang asia. Dalam kalimat tersebut , gairaigonya berfungsi sebagai objek keterangan.
Kata sta- merupakan Central dan kata ajian merupakan atribut dari frase kata benda dalam kalimat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dari sini terlihat bahwa terjadi interferensi kata dari bahasa asing ke dalam kalimat bahasa Jepang
Selain kategori leksikon bentuk tunggal dan kelompok kata, dibawah ini akan dipaparkan contoh-contoh unsur leksikon bahasa asing, kategori nominal dan
adjektival, yang masuk ke dalam pemakaian bahasa Jepang dalam majalah Nipponia :
1.
Tokyou nado daitoshi no koukyuu resutoran muke ni,
mainichaku 3000 pakku shukka sarete iru. Pembahasan :
Kata resutoran, yang berasal dari bahasa asing dalam hal ini bahasa Inggris, bertemu dengan kata koukyuu yang berasal dari kata asli
bahasa Jepang yang artinya tingkat tinggi. Kedua kata tersebut memiliki fungsi sebagai kata keterangan tempat.
Kata resutoran merupakan central dan koukyuu merupakan atribut dari frase yang menerangkan superlative dari suatu hal
2….. Haiteku shokubutsu koujou no gijutsusyatachi wa nichiya kenkyu
wo tsuzukete iru. Pembahasan :
Kata haiteku, yang berasal dari bahasa asing dalam hal ini bahasa Inggris, bertemu dengan kata shokubutsu yang berasal dari kata asli
bahasa Jepang yang artinya tanaman. Kedua kata tersebut memiliki fungsi sebagai objek dalam kalimat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Kata shoukubutsu merupakan central dan haikuteku merupakan atribut dari frase yang menerangkan sifat dari sebuah kata benda
Dari keterangan diatas dapat terlihat bahwa terjadi interferensi dalam kalimat tersebut.
3.1.2 Interferensi Gramatika