Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Laba Akuntansi

pernyataan tersebut adalah bahwa para investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Hal tersebut sangat penting dan harus diperhatikan perusahaan karena investor sangat penting bagi perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI “.

B. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan adanya latar belakang sebelumnya, maka penulis merumuskan apa yang menjadi permasalahan yaitu apakah laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh terhadap dividen kas baik secara simultan maupun secara parsial.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas secara simultan maupun secara parsial.

E. Manfaat Penelitian

Universitas Sumatera Utara Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap agar hasil yang diperoleh dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan terhadap laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas. 3. Bagi investor maupun calon investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan terhadap laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas. 4. Pihak lain, sebagai informasi yang dapat digunakan untuk bahan penelitian dan menambah pengetahuan bagi yang berminat dalam bidang yang serupa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Universitas Sumatera Utara

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian

Menurut Soemarso 2004:34 “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Laporan keuangan merupakan ikhtisar pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Selain itu laporan keuangan dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang. Jadi, selain untuk menyediakan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja manajemen perusahaan untuk membuat keputusan, juga sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pihak yang menanamkan dananya di perusahaan. 2. Tujuan Harahap 2007:122 mengutip pernyataan APB Statement No.4 yang berjudul Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement Business Enterprises dalam menjelaskan tujuan laporan keuangan yang digolongkan sebagai berikut: a. Tujuan Khusus 7 Universitas Sumatera Utara Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP. b. Tujuan Umum Adapun tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut: 1 Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber- sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud: a Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan; b Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya; c Untuk menilai kemampuannya menyelesaikan utang- utangnya; d Menunjukkan kemampuan sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan; 2 Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud: a Memberikan gambaran tentang dividen yang diharapkan pemegang saham; b Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan perusahaan; c Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan; d Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang. 3 Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4 Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban. 5 Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. c. Tujuan Kualitatif Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No.4 adalah sebagai berikut: 1 Relevance Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. 2 Understandibility Universitas Sumatera Utara Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya. 3 Verifiability Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama. 4 Neutrality Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak pihak tertentu saja. 5 Timeliness Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. 6 Comparability Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain. 7 Completeness Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari pemakai.

3. Pemakai Laporan Keuangan

Informasi laporan keuangan dipakai oleh banyak kelompok dengan tujuan yang berbeda sebab mereka memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap laporan keuangan itu sendiri. Menurut Kusnadi dan Kertahadi 2001:17, pihak yang berkepentingan secara langsung terhadap laporan keuangan perusahaan, pada umumnya terdapat 7 kelompok, yaitu: 1. Para pemilik. Kelompok ini berkepentingan atas perusahaan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai, bagian laba yang diharapkan dan menilai berhasil tidaknya manajemen perusahaan. 2. Para kreditor. Kelompok ini berkepentingan atas perusahaan untuk menetapkan syarat kredit, menjaga keamanan kekayaan yang digunakan oleh perusahaan kemudian menilai apakah kepercayaan yang diberikan perlu ditarik atau dipertahankan. 3. Para calon pemilik dan kreditor. Kelompok ini berkepentingan karena kelompok ini akan memasukkan kekayaan ke dalam perusahaan, akan tetapi sebelum dimasukkan kelompok ini terlebih dahulu harus mengetahui Universitas Sumatera Utara kondisi keuangan perusahaan pada saat itu, hasil yang telah dicapai perusahaan dan tingkat keamanan kekayaan yang akan ditanamkan. Disamping itu, kelompok ini harus menetapkan berapa jumlah aman bagi penanaman, berapa jumlah yang benar-benar diperlukan oleh perusahaan dan untuk tujuan apa perusahaan tersebut memerlukan uang pinjaman. 4. Manajemen. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan dengan tujuan untuk menaksir sifat dan jumlah uang atau dana yang diperlukan, mengevaluasi hasil-hasil keputusan dan kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan masa lampau, memproyeksikan posisi keuangan dan pendapatan perusahaan menetapkan kebijaksanaan keuangan dan pendapatan perusahaan menetapkan kebijaksanaan dividen, merekomendir setiap reorganisasi atau dissolasi maupun lainnya yang berkaitan dengan bidang manajemen perusahaan. 5. Pihak pajak. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan, dengan tujuan untuk menghitung kemudian menetapkan besarnya pajak yang ditugaskan kepada perusahaan, menaksir sanksi yang akan dijatuhkan karena perusahaan tidak mengindahkan ketentuan perpajakan, melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap kekayaan dan hasil operasi yang dilaporkan. Kelompok ini mempunyai sifat memaksa, artinya keputusan yang telah ditetapkan bersifat mengikat dan harus. 6. Para buruh. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk dijadikan dasar di dalam berunding dengan pimpinan perusahaan sehubungan dengan upah atau gaji yang akan diterima, atau untuk menganalisis prospek dari buruh sendiri apakah tempat ia bekerja tersebut sudah cukup aman, stabil dan menguntungkan. 7. Para langganan. Kelompok ini berkepentingan atas laporan keuangan perusahaan untuk tujuan menaksir perubahan harga yang akan ditetapkan oleh perusahaan, atau untuk memutuskan perlu tidaknya mencari sumber- sumber alternatif dari barang atau jasa yang diperlukan. Selain itu juga terdapat pihak yang mempunyai kepentingan yang tidak langsung terhadap usaha, seperti analis, penasehat keuangan, pasar modal, lembaga keuangan, lembaga konsultan, lembaga perdagangan, serikat buruh, para pengacara, dan sebagainya.

4. Komponen Laporan Keuangan

a. Neraca Balance Sheet

Universitas Sumatera Utara “Neraca adalah daftar aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu“ Soemarso, 2004:55. Daftar ini juga menunjukkan tentang kekayaan yang dipunyai perusahaan serta sumber pembelanjaannya. Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Identitas neraca adalah persamaan akuntansi yang merupakan dasar sistem akuntansi yaitu aktiva = kewajiban+aktiva. Pada sisi kiri persamaan adalah aktiva yang merupakan sumber daya yang dikendalikan perusahaan. Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan dapat menghasilkan laba di masa depan melalui aktivitas operasi. Dalam menjalankan operasi perusahaan, perusahaan membutuhkan dana untuk membiayainya. Sedangkan sisi kanan mengungkapkan sumber pendanaan. Kewajiban liability merupakan pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan, atau klaim kreditor atas aktiva. Ekuitas atau ekuitas pemegang saham shareholder’s equity merupakan total dari pendanaan yang diinvestasikan atau dikontribusikan oleh pemilik modal kontribusi dan akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik laba ditahan sejak berdirinya perusahaan. Perkiraan-perkiraan di neraca disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya, misalnya saja perkiraan aset yang paling lancar dan paling mudah diubah ke kas akan dicatat di paling atas. Dan untuk bagian kewajiban, kewajiban yang paling lancar dan harus cepat dibayar harus dicantumkan paling atas dalam kelompoknya. Dan yang untuk bagian ekuitas, harus yang paling ditunaikan terlebih dahululah yang disajikan paling atas. Universitas Sumatera Utara Penyajian neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk berikut ini Harahap, 2007:216, yaitu: a. Bentuk Neraca Staffel atau Report Form Neraca ini dilaporkan satu halaman vertikal. Di sebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal. b. Bentuk Neraca Scontro atau T-Account Form Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri di Inggris di kanan dan kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan sehingga penyajiannya sebelah menyebelah. c. Bentuk yang menyajikan Posisi Keuangan Financial Position Form Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh modal pemilik.

b. Laporan Laba Rugi Income Statement

Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal neraca. Laporan ini dapat mencerminkan aktivitas operasi perusahaan. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Dalam laporan laba rugi terdapat perincian pendapatan, beban, untung, dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Di bagian bawah, laba atau laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan kas atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan PSAK 2008:1:56, informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut ini : a laba rugi usaha b beban pinjaman c bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas d laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan e pos luar biasa f hak minoritas g laba atau rugi bersih untuk periode berjalan Menurut Kieso et.al. 2001:153, laporan laba rugi terdiri dari 2 format, yaitu : a. Laporan Laba-Rugi Bentuk Langsung single-step income statement Dalam format ini, hanya ada dua pengelompokkan yaitu: pendapatan dan beban. Pendapatan dikurangkan dengan beban untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Istilah “langsung” muncul karena perhitungan laba bersih hanya memerlukan satu pengurangan. Keunggulan utamanya terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya implikasi bawa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya. Dengan demikian, format langsung menghilangkan masalah klasifikasi yang muncul. b. Laporan Laba-Rugi Bertahap multiple-step income statement Dalam format ini, laporan ini memisahkan transaksi operasi dari transaksi non-operasi, serta menandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berhubungan. Format bertahap menampilkan laba yang digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai dalam menilai kinerja perusahaan. Selain itu juga mengklasifikasikan beban menurut fungsi, seperti barang dagang atau manufaktur harga pokok penjualan, penjualan, dan administrasi.

c. Laporan Perubahan Ekuitas Statement of Shareholder’s Equity

Laporan perubahan ekuitas menyajikan perubahan-perubahan pada pos ekuitas, sehingga bermanfaat dalam mengidentifikasi alasan perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktiva perusahaan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan PSAK 2008:1:66, perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan: a laba rugi bersih periode yang bersangkutan; b setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas; c pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait; d transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik; e saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya; dan f rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

d. Laporan Arus Kas Cash Flow Statement

Penerimaan kas dan pembayaran kas selama suatu periode diklasifikasikan dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas berbeda, yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan. Laba biasanya tidak sama dengan arus kas bersih, kecuali sepanjang hidup perusahaan. Akuntansi akrual menghasilkan angka yang berbeda dari akuntansi arus kas dan seperti diketahui bahwa arus kas penting dalam pengambilan keputusan karena diperlukan pelaporan atas kas masuk dan kas keluar. Informasi untuk membuat laporan arus kas biasanya berasal dari neraca komparatif, laporan laba rugi periode berjalan dan data transaksi terpilih. Menurut Kieso et.al. 2001:238, klasifikasi aktivitas dalam laporan arus kas ini dedifinisikan sebagai berikut : 1. Aktivitas operasi operating activities meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih. Universitas Sumatera Utara 2. Aktivitas investasi investing activities meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi baik hutang maupun ekuitas serta properti, pabrik, dan peralatan. 3. Aktivitas pembiayaan financing activities melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Aktivitas ini meliputi : a Perolehan sumber daya dari pemilik dan komposisinya kepada mereka dengan pengembalian atas dan dari investasinya, dan b Peminjaman uang dari kreditor serta pelunasannya. Menurut Harahap 2007:19, ada dua bentuk dalam menyajikan laporan arus kas,yaitu sebagai berikut : 1. Direct Method Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap, dan baru dilanjutkan degan kegiatan dan pembiayaan. 2. Indirect Method Dalam metode ini net income disesuaikan dengan menghilangkan : a. Pengaruh transaksi yang masih belum direalisir dari arus kas masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah persediaan deferral income, arus kas masuk dan keluar yang accrued seperti piutang dan utang. b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiayaan yang tidak mempengaruhi kas seperti penyusutan, amortisasi, laba rugi dari penjualan aktiva tetap dan dari operasi yang dihentikan, serta laba rugi pembatalan utang.

e. Catatan atas Laporan Keuangan Notes to Financial Statement

Catatan dan penjelasan atas laporan keuangan notes to financial statement adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari laporan keuangan. Berdasarkan PSAK 2008:1:70, ”Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen”. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Universitas Sumatera Utara PSAK serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Biasanya hal-hal yang diungkapkan dalam catatan dan penjelasan laporan keuangan ini adalah sebagai berikut Harahap, 2007:220 : 1. Kebijaksanaan akuntansi, misalnya metode pelaporan konsolidasi, metode penyusutan, persediaan barang, pengakuan hasil, perubahan akuntansi dan sebagainya. 2. Penjelasan tentang perkara di pengadilan jika ada, kewajiban kontinjensi, laba rugi kontinjensi dan komitmen yang tidak biasa. 3. Rencana penggabungan usaha, penjelasan transaksi yang tidak biasa, related party transactions hubungan istimewa dengan perusahaan anak, induk, direksi, pemegang saham, dan lain-lain. 4. Penjelasan tentang jenis saham, program pemberian saham kepada pegawai ESOP=Employee Stock Ownership Plan, dividen saham, dan lain-lain. 5. Jumlah penyusutan dan biaya riset dan pengembangan. 6. Penjelasan pos penting seperti umur piutang, perincian persediaan, aktiva tetap, penjualan, pembelian barang, dan daftar biaya produksi. 7. Penjelasan tentang pajak penghasilan, komposisi, restitusi, perkara di majelis perpajakan. Di samping notes to financial statement, juga terdapat footnote yang merupakan catatan kaki yang dibuat di halaman neraca paling bawah dan dimaksudkan bisa menambah pengungkapan disclosure.

B. Laba Akuntansi

Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. Belkaoui 2000:32 menyatakan bahwa “Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis”. Universitas Sumatera Utara Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Tujuan utama dari akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan revenue recognition adalah titik awal pengukuran laba. Menurut Wild et.al. 2005:411, dua kondisi wajib untuk dapat diakui adalah bahwa pendapatan harus: a Telah atau dapat direalisasi realized or realizable. Untuk dapat diakui, suatu perusahaan harus telah mendapatkan kas atau komitmen andal untuk mendapatkan kas, seperti piutang yang sah. b Telah dihasilkan earned. Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai. Selain itu, Belkaoui 2001:217 juga mengemukakan lima karakteristik laba akuntansi, yaitu: a Income akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang diadakan oleh perusahaan terutama revenue yang berasal dari penjualan barang dan jasa dikurangi kos yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Secara konvensional, profesi akuntansi telah menggunakan pendekatan transaksi untuk pengukuran income. Transaksi mungkin eksternal atau internal. Transaksi eksplisit eksternal hasil dari penggunaan atau alokasi aset dalam perusahaan. Transaksi eksternal adalah eksplisit karena mereka didasarkan pada bukti yang objektif; transaksi internal adalah implisit karena mereka didasarkan pada bukti yang kurang objektif. Universitas Sumatera Utara b Income akuntansi didasarkan pada periode putulat dan merujuk pada kinerja keuangan perusahaan selama satu periode dan berjalannya waktu. c Income akuntansi didasarkan pada prinsip revenue memerlukan definisi pengukuran, dan pengukuran revenue. Secara umum, prinsip realisasi merupakan penguji bagi pengukuran revenue, pada gilirannya untuk pengakuan income. d Income akuntansi meminta pengukuran biaya expenses dalam hal kos historis bagi perusahaan, merupakan kegiatan yang kuat pada prinsip kos. Aset dicatat pada harga perolehannya hingga penjualan terealisir, pada saat perubahan nilai diakui, jadi biaya, merupakan aset yang telah digunakan expired aguisition cost. e Income akuntansi meminta bahwa revenue realitation pada suatu periode dikaitkan dengan kos relevan yang layak atau sesuai. Oleh karena itu, income akuntansi didasarkan oleh prinsip penandingan. Secara mendasar, kos tertentu atau kos periode dialokasikan atau ditandingkan dengan revenue dan kos lain dilaporkan dan dipindahkan sebagai aset. Kos yang dialokasikan dan ditandatangani dengan revenues dianggap telah digunakan jasa potensialnya. Ketika pendapatan telah diakui, biaya yang berhubungan dikaitkan dengan pendapatan atau pengaitan beban expense matching untuk menghitung laba. Perlu diperhatikan bahwa beban diakui saat terjadinya kejadian ekonomi yang terkait, bukan saatnya keluar kas. Laporan laba rugi yang disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir prospek aliran kas dari pada laporan laba rugi yang disusun berdasar basis kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Perekayasa akuntansi mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lebih bermakna sebagai pengukur kembalian atas investasi return on investment daripada sekadar perubahan kas. Laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan tentang bagaimana cara menghitung laba. Universitas Sumatera Utara Karakteristik dari pengertian laba akuntansi tersebut memiliki beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim 2005:114 adalah : 1. Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti. 3. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme. 4. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.

C. Laba Tunai

Dokumen yang terkait

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 37 92

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

6 58 76

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi Dan Laba Tunai Terhadap Deviden Kas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

4 74 72

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

14 80 70

Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 24 79

ANALISIS PENGARUH ANTARA LABA AKUNTANSI, LABA TUNAI DAN LIKUIDITAS TERHADAP DIVIDEN KAS PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI INDONESIA.

0 2 29

ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI, LABA TUNAI DAN LIKUIDITAS TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 1 21

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2014.

5 18 27

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perioda 2012-2013.

0 0 26

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perioda 2009-2012.

1 1 31