3. Analisis Regresi
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah
memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak untuk dilakukan analisis statistik selanjutnya, yaitu melakukan pengujian
hipotesis. Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF 1 Constant -3.356 1.341
-2.502 .016 LA
.954 .144
.787 6.642
.000 .237
4.225 L.T
.165 .134
.146 1.231
.224 .237
4.225 a. Dependent
variable:DK Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010
Berdasarkan tabel 4.6 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu :
Y= -3,356 + 0,954 X
1
+ 0,165 X
2
+ e
Dimana : Y
= Dividen Kas X
1
= Laba Akuntansi X
2
= Laba Tunai
Universitas Sumatera Utara
e = Tingkat kesalahan pengganggu
Penjelasan dari nilai a, b
1
, b
2
dan b
3
pada Unstandardized Coefficients tersebut dapat dijelaskan dibawah ini.
• Nilai B Constant a = -3,356 = konstanta
Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu laba akuntansi dan laba tunai, maka perubahan dividen kas yang dilihat
dari nilai Y tetap sebesar -3,356. •
Nilai B LN_LA b
1
= 0,954 = Laba Akuntansi Koefisisen regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba akuntansi
sebesar 1 satuan, maka dividen kas akan meningkat sebesar 0,954 satuan atau 95,4 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
• Nilai B LN_L.T b
2
= 0,165 = Laba Tunai Koefisisen regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba tunai sebesar
1 satuan, maka dividen kas akan meningkat sebesar 0,165 satuan atau 16 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
4. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik,
maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.7 Tabel 4.7
Koefisian determinasi R square Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson
Universitas Sumatera Utara
1 .917
a
.841 .834
.77714 1.399
a. Predictors: Constant, L.T, LA b. Dependent Variable: DK
Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisian determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel
independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan
meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Pada model summary diatas di atas, angka R sebesar 0,917 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Dividen Kas Y dengan Laba Akuntansi
X
1
dengan Laba Tunai X
2
mempunyai hubungan yang tinggi karena 0,5 50 yaitu 91,7 . Angka adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah
0,834 atau 83,4. Angka ini mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variabel independennya mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 83,4 dan
sisanya 16,6 100 - 83,4 dijelaskan oleh faktor-faktor lain tidak
Universitas Sumatera Utara
dimasukkan dalam model penelitian ini. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0,77714, di mana semakin kecil angka ini akan membuat model
regresi semakin tepat untuk memprediksi DK. Untuk mengetahui apakah masing – masing variabel yaitu LA dan LT
yang dianggap secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap DK, dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan
menggunakan uji t dan uji F.
a. Uji t t-test
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji t
digunakan hipotesis seperti yang terlihat berikut ini. Ho
: b
1
,b
2
,b
3
= 0, artinya Laba Akuntansi dan Laba Tunai tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Kas secara parsial pada
perusahaan industry konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha : b
1
,b
2
,b
3
≠ 0, artinya Laba akuntansi dan Laba Tunai berpengaruh signifikan terhadap dividen Kas secara parsial pada perusahaan industry
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria : Untuk koefisien positif :
Ho diterima dan Ha ditolak jika t
hitung
t
tabel
untuk α = 5 Ha diterima dan Ho ditolak jika t
hitung
t
tabel
untuk α = 5 Untuk koefisien negatif :
Ho diterima dan Ha ditolak jika t
hitung
t
tabel
un tuk α = 5
Ha diterima dan Ho ditolak jika t
hitung
t
tabel
untuk α = 5
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -3.356 1.341
-2.502 .016 LA
.954 .144
.787 6.642
.000 .237 4.225
L.T .165
.134 .146
1.231 .224 .237
4.225 a. Dependent Variable:DK
Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010
Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.
1 Pengaruh laba akuntansi terhadap dividen kas
Universitas Sumatera Utara
a. Nilai signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t
individual parsial lebih kecil dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t
hitung
dengan t
tabel
yaitu laba akuntansi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dividen kas
pada tingkat kepercayaan 95. b.
Variabel laba akuntansi memiliki t
hitung
6,642 dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t
tabel
sebesar -2,009. Hal ini menunjukkan bahwa t
hitung
sebesar 6,642 lebih besar dari t
tabel
sebesar 2,009 sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak artinya, laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap dividen kas secara
parsial pada perusahaan industry konsumsi di Bursa Efek Indonesia . 2
pengaruh laba tunai terhadap dividen kas. a.
Nilai signifikansi = 0,224 menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk uji t individual parsial lebih besar dari 0,05. Hal ini sesuai dengan hasil
pengujian statistik yang membandingkan antara t
hitung
dengan t
tabel
yaitu laba tunai tidak berpengaruh terhadap dividen kas secara parsial pada
tingkat kepercayaan 95. b.
Variabel laba tunai memiliki t
hitung
1,231 dengan nilai signifikansi 0,224 lebih besar dari 0,05. Dengan menggunakan tabel t, diperoleh t
tabel
sebesar 2,009. Hal ini menunjukkan bahwa t
hitung
sebesar 1,231 lebih kecil dari t
tabel
sebesar 2,009 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak dimana artinya,
laba tunai tidak mempunyai pengaruh terhadap dividen kas secara parsial
Universitas Sumatera Utara
pada perusahaan industry konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Uji F ANOVA
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas.
Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai kritis, F
tabel
dengan F
hitung
yang terdapat pada tabel analisis df variance. Dalam uji F digunakan hipotesis yang disebutkan dibawah ini :
Ho : b
1
,b
2
,b
3
= 0, artinya laba akuntansi dan laba tunai tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen kas secara simultan pada
perusahaan industry konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha : b
1
,b
2
,b
3
≠ 0, artinya laba akuntansi dan laba tunai berpengaruh signifikan terhadap dividen kas secara simultan pada perusahaan industry
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria:
Ho diterima dan Ha ditolak jika F
hitung
F
tabel
untuk α = 5 Ha diterima dan Ho
ditolak jika F
hitung
F
tabel
untuk α = 5
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig.
Universitas Sumatera Utara
1 Regression 152.883
2 76.441
126.569 .000
a
Residual 28.990
48 .604
Total 181.872
50 a. Predictors: Constant, L.T, LA
b. Dependent Variable: DK Sumber : Output SPSS, diolah Peneliti, 2010
Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai F
hitung
adalah 126,569 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai F
tabel
sebesar 3,186. Hal tersebut menunjukkan bahwa F
hitung
sebesar 126,569 lebih besar dari F
tabel
sebesar 3,186 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel bebas yaitu laba akuntansi
dan laba tunai berpengaruh signifikan secara simultan terhadap dividen kas pada perusahaan industry konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen yaitu dividen kas. Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu laba tunai tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen yaitu dividen kas. Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,224 yang lebih besar dari 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara simultan, laba akuntansi dan laba tunai terdapat hubungan yang signifikan terhadap dividen kas yang
ditunjukkan oleh signifikansi F 0.000 0,05. Nilai adjusted R square atau koefisien determinasi menunjukkan angka 0,834 yang mengindikasikan bahwa
83,4 variasi atau perubahan dalam dividen kas dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel laba akuntansi dan laba tunai. Sedangkan sisanya sebesar 16,6
dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Laba Akuntansi memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,954,
hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap tidak berubah maka perubahan laba akuntansi sebesar 1 akan menigkatkan
dividen kas sebesar 95,4. Laba Tunai memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,165, hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi
variabel lainnya tetap tidak berubah maka perubahan variabel laba tunai sebesar 1 akan meningkatkan dividen kas sebesar 16,5.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Laba Akuntansi berpengaruh signifikan terhadap Dividen Kas secara parsial
sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansi t sebesar 0,000 0,05. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan laba
akuntansi dapat memprediksi dividen kas pada perusahaan industry konsumsi yang terdaftar di BEI selama tahun 2006 – 2008.
2. Laba Tunai secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Kas
sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansi t sebesar 0,224 0,05. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat disimpulkan Laba Tunai
tidak dapat memprediksi Dividen Kas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI selama tahun 2006 – 2008.
3. Laba Akuntansi dan Laba Tunai secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap Dividen Kas sebagaimana ditunjukkan oleh nilai signifikansi F sebesar 0,000 0,05. Berdasarkan hasil analisis data tersebut maka dapat
disimpulkan Laba Akuntansi dan Laba Tunai dapat memprediksi Dividen Kas secara bersama-sama pada perusahaan industry konsumsi yang terdaftar di
BEI selama tahun 2006 – 2008. 63
Universitas Sumatera Utara