33
menjadi salah satu teori yang paling sering digunakan terutama ketika berkaitan dengan wilayah sosial dan akuntansi lingkungan. Meskipun masih terdapat
pesimisme yang kuat yang dikemukakan oleh banyak peneliti, teori ini telah menawarkan sudut pandang yang nyata mengenai pengakuan sebuah perusahaan
secara sukarela oleh masyarakat.
2.1.3 Teori Stakeholder
Teori stakeholder menyatakan stakeholder sebagai pengambil keputusan muslim mengharapkan perusahaan mengungkapkan tanggung jawab sosial
berbasis syariahnya, sehingga membuktikan perusahaan beroperasi sesuai hukum Islam. Semakin kuat posisi stakeholders, semakin besar pula kecenderungan
perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan para stakeholders-nya. Menurut Thomas dan Andrew dalam NurHadi 2011: 94, stakeholders theory memiliki
beberapa asumsi, yaitu : 1. Perusahaan memiliki hubungan dengan banyak kelompok stakeholders yang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keputusan perusahaan. 2. Teori ini ditekankan pada sifat alami hubungan dalam proses dan keluaran
bagi perusahaan serta stakeholders-nya 3. Kepentingan seluruh legitimasi stakeholders memiliki nilai secara hakiki, dan
tidak membentuk kepentingan yang didominasi satu sama lain. 4. Teori ini memfokuskan pada pengambilan keputusan manajerial.
Teori stakeholders menjelaskan tentang perusahaan sebagai sebuah entitas yang dalam menjalankan aktivitasnya tidak hanya untuk kepentingan perusahaan
saja melainkan juga harus memberikan manfaat kepada para pemangku kepentingan perusahaan, seperti: manajer, karyawan, konsumen, pemasok,
investor, kreditor, pemerintah, shareholders, serta masyarakat sekitar perusahaan. Menurut Wibisono 2007, stakeholders terdiri atas beberapa kategori meliputi :
1. Stakeholders internal dan stakeholders eksternal Stakeholders internal ialah para pemangku kepentingan yang berada di dalam
lingkungan organisasi manajer, karyawan, pemegang saham. Sedangkan stakeholders eksternal ialah para pemangku kepentingan yang berada di luar
34
lingkungan supplier, kreditor, investor, konsumen, analis, pemerintah, pers, masyarakat dan sebagainya.
2. Stakeholders primer, stakeholders sekunder, dan stakeholders marjinal Stakeholders primer ialah stakeholders yang paling mampu, sedangkan
stakeholders yang kurang mampu ialah stakeholders sekunder. Stakeholders marjinal ialah stakeholders yang biasa diabaikan.
3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan Stakeholders tradisional dapat diartikan stakeholders yang sudah
berhubungan dengan organisasi saat ini. Stakeholders tradisional meliputi karyawan dan konsumen. Stakeholders masa depan ialah stakeholders masa
depan yang diperkirakan dapat memberikan pengaruhnya bagi organisasi seperti konsumen potensial dan peneliti.
4. Proponents, opponents, dan uncommitted pendukung, penentang, dan yang tidak peduli
Di antara stakeholders, terdapat kelompok yang memihak organisasi proponents, menentang organisasi opponents dan yang tidak peduli
uncommitted. Dalam hal ini, organisasi perlu untuk mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana
dan strategi untuk melakukan tindakan yang proposional. 5. Silent majority dan vocal minority pasif dan aktif
Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau dukungan perusahaan, tentu ada yang menyatakan penentangan atau dukungannya
secara vocal aktif namun ada pula pihak yang menyatakan secara silent pasif.
2.1.4 Analisis Kajian Teori