Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

73 2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. 3. Dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya serta Variance Inflation Factor VIF. Apabila nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan VIF 0,10, dapat diartikan tidak terjadi multikolonieritas dan sebaliknya apabila nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan VIF 0,10 maka terjadi multikolonieritas.

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual antara satu pengamatan dengan lainnya. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas. Jika varian berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk dapat mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan Scatterplot dan Uji Glejser. Menurut Ghozali 2011, terdapat beberapa kriteria analisis yang digunakan pada uji heteroskedastisitas dengan grafik Scatterplot, yaitu : 1. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar dan menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas 2. Jika tidak terdapat pola yang jelas serta terdapat titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Ghozali, 2011, uji glejser digunakan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen secara statistik berpengaruh signifikan kurang dari 0,05 atau 5 terhadap variabel independen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika variabel independen secara statistik tidak berpengaruh signifikan lebih dari 0,05 atau 5, maka regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. 74

3.5.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lainnya. Cara untuk menguji autokorelasi dapat dilakukan dengan melakukan uji Durbin Watson DW. Menurut Sanusi 2014:136, jika nilai DW terletak antara batas atas upper bound du, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol atau tidak ada autokorelasi. Jika nilai DW lebih rendah dari batas atas atau lower bound dl, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol atau autokorelasi positif.

3.5.3 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index

0 56 83

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index Periode 2007 – 2010)

4 38 165

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2006-2009

0 15 17

“Analisis Akuntabilitas Pengungkapan Aktivitas Sosial Berbasis Islamic Social Reporting Index pada Perusahaan yang terdaftar di JII (Jakarta Islamic Index) ” (Studi kasus pada Perusahaan yang terdaftar di JII)

0 11 20

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2010 2013

11 52 115

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index

0 2 83

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) Pada Bank Syariah Di Indonesia.

0 1 17

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ISLAMIC Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) Pada Bank Syariah Di Indonesia.

0 4 15

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index

0 0 9

177 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responbility (CSR) pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012- 2015 dengan Menggunakan Islamic Social Reporting (ISR) Index sebagai Tolok Ukur

0 0 13