Pembahasan Hasil Pengukuran Kinerja pada Setiap Perspektif

Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan, 2010. atas target sebesar 5,94. Dibanding dengan kompetitor pertumbuhan dari tahun 2006 ke tahun 2007 sebesar 57,62 berada di bawah kompetitor sebesar 2,59.

C. Pembahasan Hasil Pengukuran Kinerja pada Setiap Perspektif

Perspektif dalam BSC memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Kinerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mempengaruhi kinerja perspektif proses bisnis internal. Selanjutnya kinerja perspektif proses bisnis internal mempengaruhi kinerja pada perspektif pelanggan. Pada akhirnya kinerja perspektif pelanggan mempengaruhi kinerja perspektif keuangan.

3.1 Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

Peningkatan jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan membuktikan konsistensi PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan dalam memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya. Meningkatnya jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan telah menyebabkan peningkatan beban pelatihan dan pengembangan yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar 0,30 pada tahun 2006 menjadi 0,37 pada tahun 2007. Di samping peningkatan pengetahuan dan keahlian, PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan juga berusaha meningkatkan organization capital . Peningkatan organization capital mendorong tercapainya hasil yang cukup baik dalam hal motivasi dan pemberdayaan karyawan. Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan, 2010. Konsistensi PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan dalam meningkatkan kapabilitas karyawan dan organization capital berdampak terhadap meningkatnya kepuasan karyawan. Namun terjadi penurunan kepuasan karyawan pada tahun 2007 diasumsikan dikarenakan penyempurnaan metode survei yang dilakukan dimana teknik sampling yang digunakan tahun 2007 adalah teknik stratified random sampling yang respondennya meliputi seluruh bagiandistrikunit, sementara di tahun 2006, responden hanya terdiri dari 11 unit kerja saja. Walaupun terjadi penurunan kepuasan karyawan tetap saja berdampak terhadap menurunnya tingkat perputaran karyawan, dengan demikian berarti tingkat retensi karyawan mengalami peningkatan. Peningkatan tingkat retensi karyawan akan berdampak terhadap menurunnya produktivitas karyawan pada komoditi karet. Hal ini disebabkan panel deres tanaman tua telah mencapai percabangan sehingga prestasi penderes menurun. Peningkatan tingkat retensi karyawan juga akan berdampak terhadap menurunnya produktivitas karyawan pada komoditi kelapa sawit. Hal ini disebabkan adanya promosi areal TBM menjadi TM yang mana produktifitasnya masih rendah sehingga prestasi pemanennya menurun. Hasil pengukuran kinerja PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan atas perpektif pembelajaran dan pertumbuhan telah menunjukan hasil yang baik.

3.2 Perspektif proses bisnis internal

Analisis pada perspektif ini dimulai dari hasil pengukuran terhadap kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk berkualitas sesuai standar Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan, 2010. internasional. Kemampuan perusahaan dalam menciptakan produk berkualitas yang berstandar internasional berhasi dicapai oleh PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan dengan meraih sertifikat internasional ISO 9001 dan ISO 14001. Dengan menciptakan produk berkualitas sesuai standar internasional, menunjukan peningkatan yang lebih baik dalam hal proses inovasi agar PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan memiliki suatu nilai jual dalam komoditi karet dan kelapa sawit. Guna memelihara dan meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan, PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan melaksanakan kunjungan bisnis secara konsisten kepada para pelanggan yang ada di dalam dan luar negeri. Peningkatan kualitas produk yang sesuai dengan standar internasional, peningkatan kunjungan bisnis ke pelanggan, peningkatan beban pelatihan dan pengembangan menjadi beberapa penyebab meningkatnya beban operasi perusahaan sebesar Rp. 246.559.096.883, sehingga rasio beban operasional perusahaan terhadap pendapatan meningkat sebesar 13,77. Kenaikan beban operasional berdampak terhadap menurunnya margin laba operasional sebesar 1,19 di tahun 2008. Secara nominal peningkatan rasio beban operasional terhadap pendapatan dan penurunan margin laba operasional ini menunjukan terjadinya penurunan efisiensi beban-beban operasional perusahaan dalam hubungannya dengan proses operasi perusahaan, namun bukan berarti proses operasi perusahaan tidak berjalan dengan efektif. Efektivitas proses operasi perusahaan secara nyata dapat diketahui pada perspektif pelanggan Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan, 2010.

3.3 Perspektif pelanggan

Pada tahun 2008 PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan mampu mempertahankan pangsa pasar yang telah ada dan mengembangkannya melalui peningkatan jumlah pelanggan sebanyak 5 pelanggan. Dengan adanya peningkatan jumlah pelanggan, rata-rata beban operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melayani seorang pelanggan mengalami peningkatan sebesar Rp. 2.878.422.571,904. Tetapi peningkatan beban operasional tersebut disertai dengan dampak positif terhadap rata-rata laba per pelanggan, yaitu terjadinya peningkatan rata-rata laba per pelanggan sebesar Rp. 1.296.536.311,728. Berdasarkan hasil pengukuran ini, kinerja PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan pada perspektif pelanggan mencapai hasil yang semakin baik yaitu dengan meningkatnya jumlah pelanggan dan meningkatnya profitabilitas per pelanggan.

3.4 Perspektif keuangan

Hasil pengukuran kinerja pada ketiga perspektif sebelumnya berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada perspektif keuangan, pada tahun 2008 PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar Rp. 711.513.922.217. Pertumbuhan pendapatan ini disebabkan meningkatnya harga jual dan volume penjualan produk. Pertumbuhan pendapatan yang disertai dengan kenaikan beba- beban operasional menyebabkan peningkatan yang tidak terlalu berarti pada profit margin perusahaan yaitu hanya sebesar 55,02. Di samping itu, efektivitas Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan, 2010. perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang ada juga mengalami peningkatan sebesar 86,21. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan memperlihatkan kinerja yang baik pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, dibuktikan melalui peningkatan retensi dan produktivitas karyawan. Walaupun terjadi penurunan efisiensi baiaya pada proses operasi, proses inovasi menunjukan perbaikan inovasi yang semakin baik pada perspektif proses bisnis internal. Demikian pula dengan perspektif pelanggan, pangsa pasar yang dimiliki oleh perusahaan semakin meluas dan disertai dengan peningkatan laba per pelanggan. Ketiga perspektif tersebut berdampak terhadap meningkatnya pertumbuhan pendaptan, ROI, dan net profit margin. Dina R. Gultom : Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan, 2010. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir dari skripsi ini penulis mencoba untuk menarik kesimpulan mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan balanced scorecard studi kasus pada PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan. Kesimpulan yang diperoleh tersebut didasarkan atas uraian-uraian dari Bab I hingga Bab IV