23
5. Likuiditas Liquidity
Yang ke lima adalah penilaian terhadap aspek likuiditas bank. Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan mampu membayar
semua hutangnya terutama semua hutang-hutang jangka pendek. Dalam hal ini yang dimaksud dengan hutang-hutang jangka pendek yang ada di
bank antara lain adalah simpanan masyarakat seperti simpanan tabungan, giro dan deposito. Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu
membayar. Kemudian bank juga harus dapat memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Penlaian dalam aspek ini meliputi:
a. Rasio kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti KLBI,
giro, tabungan, deposito dan lain-lain.
F. Kebangkrutan
Kebangkrutan bankruptcy biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba
Almilia dan Herdiningtyas, 2005. Menurut Santoso 1996 suatu bank dikatakan mengalami kegagalan usaha apabila memiliki salah satu atau
keduanya dari kriteria berikut ini:
1. Berdasarkan Bantuan Pemerintah
Bank tersebut membutuhkan dukungan keuangan dan atau management support dari pemerintah dalam menjalankan kegiatan operasional.
24
2. Berdasarkan tingkat kesehatan,
bank tersebut termasuk ke dalam bank yang kurang sehat dan tidak sehat. Menurut Adnan dan Eha dalam Endri, 2009 definisi kebangkrutan
sebagai suatu kegagalan dibagi menjadi :
a. Kegagalan Ekonomi Economic Distressed
Kegagalan dalam ekonomi berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri,
ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban.
b. Kegagalan Keuangan Financial Distressed
Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas
dasar arus kas ada dua bentuk, yaitu : 1
Insolvensi teknis Insolvensi teknis terjadi apabila perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban pada saat jatuh tempo. Walaupun total aktiva melebihi total utangnya.
2 Insolvensi kebangkrutan
Dalam pengertian ini kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atau
nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.
25
G. Laporan Keuangan
Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank suatu-waktu periode tertentu akan melaporkan semua kegiatan keuanganya. Laporan keuangan ini
bertujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan
tersebut. Laporan keuangan juga memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha
yang diperoleh bank dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut.
Dalam praktiknya pembuatan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, disamping pihak manajemen dan
pemilik perusahaan itu sendiri. Begitu juga dengan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh bank akan memberikan berbagai manfaat kepada berbagai
pihak. Adapun pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah sebagai berikut:
1. Pemegang saham
Bagi pemegang saham yang sekaligus merupakan pemilik bank, kepentingan terhadap laporan keuangan bank adalah untuk melihat
kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam suatu periode.
2. Pemerintah
Bagi pemerintah, laporan keuangan baik bank-bank pemerintah maupun bank swasta adalah untuk mengetahui kemajuan bank yang bersangkutan.