Latar Belakang Sistem pakar penentuan ekstrakurikuler terhadap minat dan bakat siswa Sekolah Menengah Pertama

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai seorang guru tentu menginginkan hasil yang terbaik untuk murid didiknya. Terkadang guru tidak mengerti dengan bakat dan minat siswanya. Sebagian besar guru melihat kecerdasan seorang siswa dari tes IQ dan nilai pendidikan formal, dan seringkali mereka mengeluhkan nilai anak didik mereka yang kurang memuaskan. Kesalahan seperti itu sudah menjadi tradisi di pendidikan Indonesia dimana tolak ukur kecerdasan dan kesuksesan seseorang terletak dari sejauh mana skor IQ dan nilai pendidikan formal yang didapatkan. Bukan berarti pendidikan formal tidak penting, namun saja tidak hanya dengan nilai pendidikan formal dalam menilai seorang siswa. Karena siswa yang memiliki nilai pendidikan formal yang kurang bagus bukan berarti mereka malas dan tidak akan berguna, tetapi mungkin bakat dan kecerdasan mereka memang terletak pada bidang lain seperti seni, olah-raga dan lain-lain yang bobotnya pada pendidikan formal tidak terlalu besar. Banyak ditemukan bahwa anak yang berbakat seringkali tidak berprestasi di sekolahnya, tidak mendapatkan ranking 10 besar, tidak menjadi juara Cerdas Cermat, dan tidak mendapatkan kelas “unggulan” di sekolahnya. Berdasarkan penelitian bahwa di sekolah ditemukan sekitar 40 anak berbakat, tetapi tidak mampu berprestasi setara dengan kapasitas sebenarnya yang dimiliki Lucy, 2010. Sekalipun berkemampuan tinggi, banyak anak berbakat tergolong kurang berprestasi. Pada tahun 2009 indonesa memiliki sekitar 1,3 juta anak usia sekolah yang berbakat. Namun dari jumlah tersebut baru 9500 anak atau sekitar 0,7 yang mendapat layanan pendidikan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka. Hingga tahun 2011 ada sekitar 300 anak berbakat yang di ambil oleh Negara luar, seperti singapura, Malaysia, AS.Asosiasi CI-BI Nasional, 2011. Saat ini peran pendidikan Indonesia dalam menangani siswa berbakat yaitu dengan menyediakan fasilitas pendidikan ekstrakurikuler di tiap sekolah. Namun penentuan ekstrakurikuler diserahkan sepenuhnya pada siswa. Hal ini memperbesar kemungkinan ketidakcocokan ekstrakurikuler yang dipilih siswa, karena umumnya siswa akan memilih ekstrakurikuler berdasarkan mayoritas keinginan temanya. Hal ini yang menyebabkan jumlah anggota antar ekstrakurikuler akan berbeda sangat jauh, seperti jumlah anggota ekstrakurikuler sepak bola akan jauh lebih banyak dibanding dengan teater dan lukis, meskipun dari jumlah anggota sepak bola hanya beberapa yang benar-benar berbakat dalam sepak-bola, dan mungkin ada banyak siswa berbakat dalam teater dan lukis namun masuk ke ekstrakurikuler lain. Karena itulah pemahaman kecocokan ekstrakurikuler sangatlah penting agar bakat siswa dapat dikembangkan dengan baik. Sehingga kemudian hari siswa dengan bakatnya dapat mengharumkan nama bangsa dan sekolahnya. Maka dari itu untuk membantu para guru dalam mengetahui bakat yang dimiliki siswa mereka sehingga dapat memberikan pilihan ekstrakurikuler yang tepat, sehingga dapat mengembangkan bakat yang siswanya, maka penulis mengambi l judul “Sistem Pakar Penentuan Ekstrakurikuler Terhadap Minat dan Bakat Siswa Menengah Pertama”.

1.2 Perumusan Masalah