Jenis – jenis kredit Kredit

36 perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti. Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan itu bisa banyak sekali Harahap, 2007:297. Rasio keuangan, membantu kita untuk mengidentifikasi beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio tersebut memberikan dua cara, bagaimana membuat perbandingan dan data keuangan perusahaan yang berarti : 1 kita dapat meneliti rasio antar- waktu katakanlah untuk 5 tahun terkahir untuk meneliti arah pergerakannya; dan 2 kita dapat membandingkan rasio perusahaan lainnya. Tujuan dari penggunaan suatu rasio saat menganalisis informasi keuangan secara sederhana dilakukan dengan membuat standar tolak ukur atas informasi yang akan dianalisis agar rasio dari dua perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan atau juga satu perusahaan dengan batas-batas waktu yang berbeda Keown, Martin, Petty, dan Scott JR, 2004:70-71. Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diiterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan. Berikut ini adalah bentuk dari rasio keuangan yaitu Capital Adequacy 37 Ratio CAR, Loan to deposit Ratio LDR, Return On Assets ROA, Non Performing Loan NPL

1. Capital Adequacy Ratio CAR

Menurut Slamet Riyadi 2003:142 Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. CAR memperlihatkan kemampuan bank dalam memenuhi kecukupan modalnya. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian- kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko, CAR juga menjadi indikator untuk melihat tingkat efisiensi dana modal bank yang digunakan untuk investasi. Apabila persentase CAR terlalu kecil lebih rendah dari standar BI maka bank tersebut termasuk ke dalam kategori bank tidak sehat, namun apabila persentase CAR terlalu besar berarti terlalu besar dana bank yang menganggur idle fund. Ahmad Faishol 2007:153. Bank have to make decisions about the amount of capital they need to hold for three reasons. First, bank capital helps prevents bank failure, a situation in which the bank cannot satisfy its obligations to pay its depositors and other creditors and so goes out of business. Second, the amount of capital affects returns for the owners equity holders of the bank. Third, a minimum amount of bank capital bank capital requirement is required by regulatory authorities. Frederic S Mishkin, 2007:231. 38 Karena itu penilaian mengenai kecukupan modal menjadi salah satu bagian terpenting dalam menilai kondisi bank. Dalam anggaran dasar suatu bank dikenal pengertian modal dasar dan modal disetor. Modal dasar yaitu jumlah modal yang dinyatakan dalam anggran dasar sedangkan modal disetor adalah jumlah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemilik modal tersebut. Bagi bank umum dikenal istilah modal inti meliputi modal disetor, cadangan umum, cadangan tujuan, laba tahun lalu, labarugi berjalan dan modal pelengkap meliputi penilaian aktiva tetap, cadangan umum PPAP, pinjaman sub ordinasi dalam menghitungkan kecukupan modal bank yang bersangkutan. Penerapan penghitungan kecukupan modal bagi bank Indonesia sejak bulan Mei 1993 telah mengikuti Standart Bank For International Settlement BIS dengan beberapa penyesuaian, sesuai dengan usaha yang dilakukn oleh perbankan di Indonesia. Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum KPMM atau yang sering dikenal CAR Capital Adequacy Ratio bank diukur berdasarkan persentase antara Modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Langkah pertama pada penghitungan CAR adalah menghitung Risk Weighted Assets atau Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Dalam hal ini seluruh aktiva diberi timbangan bobot tertentu berdasarkan timbangan tertentu dari yang tidak berisiko risiko = 0 sampai yang paling berisiko risiko = 100. Pembobotan ini, bank terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap risiko kredit credit assessment 39 berdasarkan kriteria tertentu. Contoh sistem pembobotan : kredit kepemilikan rumah dengan hipotek sebesar 50, kredit komersial sebesar 100 atau tergantung dari credit assessment terhadap kreditur. Surat hutang atau kalim komersial bobotnya 100 atau tergantung dari credit assessment terhadap kreditur. Untuk mendapatkan nilai CAR langkah selanjutnya adalah membagi Modal Bank Bank’s Equities dengan Risk Weighted Assets ATMR. Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa apabila suatu bank semakin agresif menyalurkan dananya ke dalam aktiva produktif yang berisiko karena mengharapkan pendapatan bunga yang lebih besar, sudah seharusnya bank tersebut juga harus memiliki modal yang semakin besar. = × 100 Keterangan : Modal : terdiri atas modal inti dan modal pelengkap ATMR : Aktiva tertimbang menurut resiko

2. Loan to Deposit Ratio LDR

Menurut Perry Warjiyo 2004:26, dalam kenyataannya perilaku penawaran kredit perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh dana yang tersedia yang bersumber dari DPK Dana Pihak Ketiga, tetapi juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitur dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan atau CAR Capital