Pengumpulan Pengangkutan Pengelolaan Sampah di TPA

b. Pengumpulan

Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara mengambil sampah dari masing-masing sumber wadah sampah untukdipindahkan ke tempat pembuangan sementara atau ke pengolahan sampah skala kawasan untuk dapat diolah atau didaur ulang. Pengumpulan dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Pada pengerjaan pengumpulan tidak langsung, dibutuhkan alat yang dapat membantu mempermudah pengumpulan, yaitu gerobak ataupun truk sampah. Gerobak ataupun truk harus bisa melakukan perjalanan dengan efektif dan efisien sepanjang area sumber sampah hingga sampai ke tempat pembuangan sementara atau tempat pengolahan. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan adalah intensitas dan ritasi. Intensitas merupakan lamanya waktu yang diperlukan penarik gerobak dalam mengambil sampah di wilayah tertentu dengan satuan hari, sedangkan ritasi merupakan banyaknya gerakan bolak-balik dalam pengambilan sampah di wilayah tertentu, yaitu gerakan pengambilan sampah menuju ke TPS dan kembali lagi ke sumber sampah. Semakin banyak timbulan sampah, semakin banyak pula ritasi yang dilakukan.

c. Pengangkutan

Pengangkutan sampah adalah proses dimana sampah yang ada dan tidak bisa dimanfaatkan lagi diangkut ke tempat pembuangan akhir TPA. Umumnya penganggkutan ini dilakukan dengan menggunakan truk sampah. Jumlah ritasi truk pengangkut akan dipengaruhi dengan banyaknya timbulan sampah di TPS, semakin Universitas Sumatera Utara sedikit timbulan sampah yang tak terpakai maka semakin rendah biaya operasional pengangkutan ke TPA. Dan dengan adanya pengolahan sampah di pasar ini diharapkan dapat menekan biaya operasional pengangkutan sekecil mungkin. Selain pengangkutan yang menggunakan dump truk, pengangkutan sampah dengan menggunakan becak sampah adalah salah satu cara yang dilakukan secara berdikari oleh para “pengusaha sampah” untuk mengisi kekosongan angkutan.

d. Pengelolaan Sampah di TPA

Umumnya sampah yang telah sampai di tempat pembuangan akhir adalah sampah yang memang sudah tidak dapat digunakan lagi ataupun didaur ulang. Walaupun begitu, masih ada pemulung yang datang ke TPA untuk mencari sampah yang mungkin masih bisa bermanfaat bagi mereka. Selebihnya seluruh sampah yang ada di TPA akan dimusnahkan dengan cara dibakar. Universitas Sumatera Utara Adapun kondisi jumlah penduduk dan kondisi sosial-ekonomi dalam hal ini pendapatan masyarakat memang sangat mempengaruhi perkembangan sampah secara kualitas dan kuantitas. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sampah masyarakat kota medan pertahun dengan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan rata-rata PDRB masyarakat Kota medan. Tabel 3. Volume sampah dan Kondisi PDRB Kota Medan Tahun Jumlah SampahTon Jumlah Penduduk Lk Pr PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku 2008 587,25 2 102 105 65 316 256,81 2009 615,1 2 121 053 72 630 208,14 2010 1 292,99 2 097 610 83 315,02 2011 1 270,3344 2 117 224 93 610,76 2012 1 540,665 2 122 804 10 5400,44 Sumber: Diolah dari Medan Dalam Angka, 2009, 2010, 2011 dan 2012 BPS Kota Medan Dari tabel di atas tampak pada tahun 2010, ketika terjadi penurunan penduduk dari 2 121 053 pada tahun 2009 menjadi 2 097 610 pada tahun 2010 terrnyata berdampak pada turunnya jumlah sampah pada tahun 2011. Selanjutnya pada tahun 2011 ketika jumlah sampah kembali naik maka jumlah sampah pada tahun 2012 juga ikut menjadi naik. Universitas Sumatera Utara

2.3. Komplek Perumahan dan Peningkatan Produksi Sampah di Medan