didapatkan dari kebijakan bauran policymix dari kebijakan moneter dan fiskal jika keputusan dilakukan secara bebas satu dengan lainnya independent, yaitu:
1. Kebijakan fiskal longgar dan kebijakan moneter longgar.
2. Kebijakan fiskal longgar dan kebijakan moneter ketat.
3. Kebijakan fiskal ketat dan kebijakan moneter longgar.
4. Kebijakan fiskal ketat dan kebijakan moneter ketat.
Bauran kebijakan dalam kerangka IS-LM didasarkan atas masih belum mempertimbangkan peranan koordinasi sehingga masing-masing bertindak
independen. Untuk melihat lebih jauh dampak dari koordinasi kedua kebijakan terhadap kinerja makro ekonomi maka akan digunakan pendekatan teori permainan
game theory. Untuk mengenal lebih jauh tentang pendekatan game theory dalam menganalisa efek ketiadaan koordinasi kebijakan pada kondisi makro ekonomi,
penulis membuat suatu monetary-fiscal game lengkap dengan hasil yang akan didapatkan dan kerugian yang haris dibayar oleh masing-masing otoritas, seperti
Bennett dan Loayza, 2002.
2.6. Penelitian Terdahulu
Priadi Asmanto dan Soebagyo 2006, Meneliti tentang Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Regional terhadap Stabilitas Harga dan
Pertumbuhan Ekonomi Regional di Jawa Timur Periode 1995-2004. Hasil Penelitian adalah selama periode penelitian, kondisi krisis ekonomi dan kebijakan
baru otonomi daerah memiliki pengaruh yang berarti terhadap stabilitas harga dan
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the
“ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekonomi regional di Jawa Timur. Selama periode penelitian, keseluruhan variabel kebijakan moneter dan kebijakan fiskal secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi regional di Jawa Timur. Akan tetapi dalam empat bagian periode penelitian,
terdapat perbedaan dalam tingkat signifikansi variabel moneter dan variabel fiskal dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Jawa Timur. Selama
periode sebelum krisis ekonomi, inflasi signifikan dipengaruhi hampir oleh keseluruhan variabel independen, hanya variabel pertumbuhan pengeluaran rutin
yang tidak signifikan mempengaruhi inflasi regional di Jawa Timur. Sedangkan dalam periode yang sama, pertumbuhan ekonomi signifikan dipengaruhi hanya oleh
pertumbuhan dana yang dihimpun oleh perbankan di daerah dan suku bunga riil. Selama periode krisis ekonomi, hanya variabel pertumbuhan PAD, pertumbuhan
pengeluaran rutin, pertumbuhan DPK dan suku bunga riil yang signifikan dalam mempengaruhi inflasi regional di Jawa Timur. Sedangkan selama periode yang sama
hanya pertumbuhan pendapatan asli daerah, pertumbuhan pengeluaran rutin, pertumbuhan dana yang dihimpun perbankan dari pihak ketiga di daerah dan suku
bunga riil signifikan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Yulia Indrawati 2007 meneliti tentang: Interaksi Kebijakan Fiskal dan
Moneter di Indonesia: Pendekatan Vector Autoregression. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pendekatan vector autoregression VAR menunjukkan bahwa
adanya shock kebijakan fiskal bersifat permanen dan negatif terhadap inflasi dan direspon dengan kebijakan moneter yang ketat. Sedangkan adanya shock kebijakan
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the
“ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now
Universitas Sumatera Utara
moneter menyebabkan pengaruh permanen negatif pada menurunnya pertumbuhan ekonomi. Adanya shocks kebijakan fiskal memberikan pengaruh positif terhadap
tingkat inflasi, dan direspon negatif oleh penggunaan instrumen tingkat bunga. Adanya inovasi kebijakan moneter menyebabkan menurunnya tingkat output atau
pertumbuhan ekonomi, dan direspon positif oleh instrumen kebijakan fiskal. Pergerakan tingkat inflasi lebih banyak dikontribusi oleh inovasi dirinya sendiri dan
pengeluaran pemerintah sedangkan pergerakan output lebih dikontribusi oleh pergerakan tingkat suku bunga.
Agung Nugroho 2005 melakukan penelitian mengenai pengaruh
desentralisasi fiskal terhadap pengeluaran pemerintah di DIY serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan metode perhitungan fixed
effect yang disertai dengan variabel dummy, guna mengukurut derajat desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi dengan dipengaruhi oleh pengeluaran
pemerintah. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di KabupatenKota di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah variabel tingkat inflasi dan
variabel dummy krisis ekonomi. Di mana keduanya berhubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di KabupatenKota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Maka dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi di KabupatenKota di Provinsi D.I. Yogyakarta rentan terhadap fluktuasi ekonomi. Variabel derajat desentralisasi fiskal
menunjukkan nilai koefisien yang positif, namun tidak signifikan secara statistik. Hal ini bertentangan dengan hipotesa penelitian yang menyatakan bahwa derajat
desentralisasi fiskal berhubungan positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the
“ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now
Universitas Sumatera Utara
ekonomi. Secara teori, semakin besar pengeluaran pemerintah daerah dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Namun dalam penelitian dengan studi
kasus KabupatenKota di Provinsi D.I.Y didapat kenyataan bahwa pengeluaran pemerintah daerah belum dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini
diduga karena pengeluaran yang pemerintah daerah di KabupatenKota di Provinsi D.I. Yogyakarta belum dilakukan secara efisien. Selain itu diperlukan adanya skala
prioritas dalam mengalokasikan pengeluaran daerah. sehingga pengeluaran pemerintah daerah dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Iskandar P. Simorangkir 2005 mengenai indentifikasi faktor penentu inflasi regional di era otonomi daerah. Penelitian tersebut menggunakan sampel 43 kota
di Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian tersebut dengan 2 kombinasi. Teknik pertama adalah teknik varian decomposition yang digunakan untuk
mengetahui faktor penyebab inflasi regional yang paling dominan dan kedua adalah model data panel yang digunakan untuk mengetahui faktor yang paling menentukan
inflasi di daerah, dalam hal ini faktor moneter atau non moneter. Hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa secara umum faktor non-moneter memiliki predictif
power yang lebih tinggi daripada faktor moneter. Sedangkan untuk faktor yang paling menentukan inflasi di daerah adalah faktor non-moneter yaitu PAD, pengeluaran rutin
dan biaya transportasi.
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the
“ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now
Universitas Sumatera Utara
2.7. Kerangka Penelitian