Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

Notoatmodjo, 2003. Karena itu akan sangat berdampak untuk meningkatkan pelayanan kesehatan serta tentang tingkat pengetahuan, sikap dan cara pencegahannya secara dini untuk menurunkan insidensi kanker serviks.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian ringkasan latar belakang di atas, maka memberi dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan yaitu bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap bidan dan perawat terhadap bahaya kanker serviks? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk menilai tingkat pengetahuan dan sikap bidan dan perawat tentang bahaya kanker serviks beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya di Rumah Sakit Pelabuhan Medan Belawan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan bidan dan perawat terhadap bahaya kanker serviks di Rumah Sakit Pelabuhan Medan Belawan. 2. Untuk mendeskripsikan sikap bidan dan perawat terhadap bahaya kanker serviks di Rumah Sakit Pelabuhan Medan Belawan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Bagi Peneliti Untuk menumbuhkan jiwa penelitian pada peneliti sendiri, serta meningkatkan kemampuan peneliti untuk berkomunikasi sehingga kedepannya peneliti mampu melaksanakan penelitian-penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi. Universitas Sumatera Utara 2. Bagi Responden Dapat dijadikan sebagai masukan dan informasi kepada bidan dan perawat, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dalam upaya pencegahan kanker serviks. 3. Bagi Dinas Kesehatan Dapat menjadi bahan masukan atau motivator bagi pembuat keputusan untuk meningkatkan pelayanan unit kesehatan dalam upaya mengurangi angka kejadian kanker serviks dan juga memberi dukungan kepada penderita kanker serviks itu sendiri. 4. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya para wanita usia reproduksi mengenai bahaya kanker serviks melalui pengetahuan dan sikap bidan dan perawat itu sendiri. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia terhadap objek melalui indera yang dimilikinya, seperti mata, hidung, telinga dan alat indera lainnya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Notoadmodjo, 2005. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan adalah suatu hasil yang diperoleh manusia melalui proses penginderaan, pengalaman, perasaan, akal pikiran dan intuisinya tentang segala sesuatu yang dihadapi. Menurut Notoadmodjo 2003 pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: a. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengindetifikasi, menyatakan dsb. b. Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan dan dapat menginterpretasikan secara benar tentang objekmateri yang diketahui. Orang yang telah paham terhadap objekmateri harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dsb. Universitas Sumatera Utara