Gambaran Klinik Kanker Serviks

menyebabkan kerusakan DNA epitel serviks Rasjidi, 2007a. Fey 2004 menyatakan wanita yang merokok lebih dari 10 batang per hari memiliki resiko tinggi memperoleh lesi prakakanker tingkat tinggi. Antara tingkat pendidikan dengan NIS terdapat korelasi yang kuat. NIS cenderung lebih banyak timbul pada wanita yang tidak berpendidikan dibandingkan dengan wanita yang tidak berpendidikan 88,9 dibanding 55,8. Biasanya tinggi rendahnya pendidikan berkaitan dengan tingkat sosial ekonomi, kehidupan seksual dan kebersihan Harahap, 1984. Penggunaan kontrasepsi hormonal dapat diklasifikasikan sebagai karsinogenik pada kanker serviks sama halnya pada kanker payudara. Kontrasepsi hormonal berperan sebagai alat yang mempertinggi pertumbuhan neoplasma. Hal ini terjadi sejak diketahuinya peran estrogen yang memilki efek trophic dalam meningkatkan pertumbuhan sel. Wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal berupa pil maupun suntikan selama kurang lebih lima tahun tidak mengalami peningkatan resiko kanker serviks. Namun, peningkatan resiko akan mucul setelah penggunaannya selama 10 tahun McFarlane-Anderson, 2008. Kemudian, Randall 2005 menambahkan bahwa pasien yang terinfeksi HIV Human Immunodeficiency Virus cenderung sering terinfeksi HPV, sehingga mereka memiliki angka yang tinggi untuk mengalami displasia serviks uteri dan perkembangan menuju kanker serviks dibandingkan dengan wanita tanpa infeksi HIV.

2.4.7. Gambaran Klinik Kanker Serviks

Karsinoma Invasif didefinisikan karsinoma yang menginfiltrasi hingga kedalaman lebih dari 5 mm dari membran basal. Hal tersebut paling sering terhadi pada kelompok usia 30 tahun sampai 50 tahun. Karsinoma serviks invasif bermanifestasi sebagai uterus abnormal seperti perdarahan menstruasi hebat dan irregular atau perdarahan pasca menopause atau vagina Chandrasoma, 2005. Pada umumnya kanker serviks tidak memunculkan gejala hingga sel-sel serviks yang abnormal dan mengganas mulai menginvasi jaringan sekitarnya. Universitas Sumatera Utara Dengan kata lain, gejala baru muncul bila telah terjadi kanker invasif. Disaat ini terjadi, gejala yang umum muncul adalah perdarahan pervaginam yang abnormal, yaitu perdarahan spontan yang terjadi diantara dua siklus menstruasi. Perdarahan ini dapat pula muncul setelah melakukan hubungan seksual akibat tergesernya tumor pada waktu koitus. Perdarahan menstruasi dapat menjadi lebih lama dan lebih banyak daripada biasanya. Pada wanita yang telah menopause, perdarahan abnormal ini yang menjadi keluhan utama dan membawa mereka pergi ke dokter American Cancer Society, 2008. Selain perdarahan abnormal, keputihan juga merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Warnanya pun menjadi kekuningan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif Mardjikoen, 2005. Perdarahan spontan saat defekasi dapat pula ditemukan. Hal ini terjadi akibat tergesernya tumor eksofitik dari serviks oleh skibala. Adanya perdarahan abnormal pervaginam saat defekasi perlu dicurigai kemungkinan adanya kanker serviks tingkat lanjut Mardjikoen, 2005. Gejala-gejala hematuria atau perdarahan per rektal timbul bila tumor sudah menginvasi vesika urinaria atau rektum. Jika terjadi perdarahan kronik, maka penderita akan mengalami anemia, kehilangan berat badan, lelah dan gejala konstitusional lainnya Randall, 2005. Pasien dapat mengeluhkan nyeri yang berat. Nyeri dapat dirasakan saat penderita melakukan hubungan seksual. Nyeri di pelvis atau di hipogastrium dapat disebabkan oleh tumor yang nekrotik atau radang panggul. Bila muncul nyeri di daerah lumbosakral maka dapat dicurigai terjadi hidronefrosis atau penyebaran ke kelenjar getah bening yang meluas ke arah lumbosakral. Nyeri di epigastrium timbul bila penyebaran mengenai kelenjar getah bening yang lebih tinggi Randall, 2005. Pada pemeriksaan fisik dapat terlihat lesi pada daerah serviks. Beberapa lesi dapat tersembunyi di kanal bagian endoserviks, namun dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Semakin lebar diameter lesi maka semakin sempit jarak antara tumor dengan dinding pelvis Randall, 2005. Universitas Sumatera Utara

2.4.8. Stadium Kanker Serviks