BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
1. Ekstrak kental etanol 70 daun sirih Piper betle, Linn dengan dosis 216mgkgBB, 432mgkgBB dan 864mgkgBB mencit putih mempunyai
efek analgetik. Dosis uji yang memberikan persentase inhibisi geliat mencit tertinggi adalah 864mgkgBB sebesar 84,80. Hasil uji statistik
dengan ANOVA menunjukkan semua kelompok ekstrak uji terdapat perbedaan secara bermakna ρ≤0,05 terhadap kontrol negatif dan pada
dosis tinggi tidak ada perbedaan secara bermakna ρ≥0,05 dengan kontrol positif.
2. Ekstrak kental etanol 70 daun sirih Piper betle, Linn dosis 108 mgkgBB, 216 mgkgBB dan 432 mgkgBB mempunyai kemampuan
menurunkan udem pada telapak kaki tikus putih betina yang diinduksi karagenan 2 tetapi lebih rendah dibandingkan dengan pembanding Na
diklofenak. Kelompok dosis tinggi 432 mgkgBB dapat menurunkan udem yang setara dengan Na diklofenak. Hasil uji statistik dengan ANOVA
menunjukkan semua kelompok ekstrak uji terdapat perbedaan secara bermakna ρ≤0,05 terhadap kontrol negatif dan pada dosis tinggi tidak
ada perbedaan secara bermakna ρ≥0,05 dengan kontrol positif.
6.2 SARAN
Perlu dilakukan pengujian efek analgetik dan antiinflamasi dari ekstrak daun sirih dengan metode yang sama tetapi dengan dosis ditingkatkan lagi
untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Wenny. 2008. Efek Anti Inflamasi Ekstrak EtanolDaun Jambu Biji
Psidium guajava Linn. Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Surakarta: Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Bowman, WC. 1980. Texbook of pharmacology 2
nd
ed. Blackwell Scientific Publication. Oxford, London, hal 13.15, 13.17.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2004. Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, volume 1. BPOM RI, Jakarta: 96-98.
Conforti, A., Paolo, B., Simone, B., Flavia, C., Francesca, M.I., Roberto, R., Rat models of acute inflammation: a randomized controlled study on the effects
of homeopathic
remedies. University
of Verona.
http:www.biomedcentral.com1472-688271 on september, 2010 at
13.30 WIB Dalimartha S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya. Jakarta :
178-181.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta: xxx.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Farnsworth, N.R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plant.
J.Pharm, Sci: 55, 3. Green, P., Solbritt, R.D., William, M.I., Holly, J.S., Frederick, J.P., Joh, D.L. Sex
Steroid Regulation of the Inflammatory Response: Sympathoadrenal Dependence in the Female Rat. The Journal of Neuroscience, 1910, May
15, 1999 : 4082-4089.
Gunawan, D., Sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam Farmakognosi Jilid 1. Penebar Swadaya, Jakarta : 9-17.
Guyton C. A. 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7. EGC. Jakarta : 307
Hariana, A. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3. Penerbit Swadaya. Jakarta, 86-87.
Hamid Hinna, Tarique Abdullah, Asif Ali, M. Sarwar Alam, and Ansari. Anti- inflammatory and Analgesic Activity of Uraria Lagopoides.
Pharmaceutical Biology, Vol. 42, No. 2, 2004, 114-116.
Kelompok Kerja Ilmiah. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka.
Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica.: 3-2 , 43-45
Katzung, G.B. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 8. Salemba Medika.
Jakarta: 567.
Mursito, Bambang. 2004. Tampil Percaya Diri dengan Ramuan Tradisional.
Penebar Swadaya. Jakarta : 108 – 109. Mustchler, E. 1991. Dinamika Obat Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi
Edisi 5, diterjemahkan oleh Widianto, M. B. dan A.S, ranti, Penerbit ITB. Jakarta, 177-195.
Parwata, O.A., Wiwik Susanah Rita dan Raditya Yoga. Isolasi dan Uji Antiradikal Bebas Minyak Atsiri Pada Daun Sirih Piper betle, Linn Secara
Spektroskopi Ultra Violet –Tampak. Jurnal Kimia, Vol. 3, No. 1, Januari 2009, 7-13
Park, Eun-Hee., Ja-Hoon Kahng dan Eun-Ah Paek. Studies On The Pharmacological Actions of Cactus : Identification of Its Anti-inflammatory
Effect. Archive of Pharmacal Research, Vol. 21, No. 1, November 1998, 30- 34
Price, S. A. dan Wilson, L. M, 1995. Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi IV, diterjemahkan oleh P. Nugraha, Penerbit EGC, Jakarta:
36-37. Porchezhian, E., S.H. Ansari dan Sarfaraz Ahmad. Analgesic and Anti-
Inflammatory Effect of Alangium salvifolium. Pharmaceutical Biology, Vol. 39, No. 1, 2001, 65-66
Putri, E. 2001. Uji Efek Analgetik, Antipiretik dan Anti Inflamasi Ekstrak Metanol Batang Brotowali Tinospora crispa L Miers ex Hook. F.
Thems. Skripsi. UNAND
Rachmat, M., Mae Sri Hartati W dan Subagus Wahyuono. Aktivitas Antibakteri Sediaan Obat Kumur Berisi Minyak Atsiri Daun Sirih Piper betle, Linn.
Dan Analisis Komposisi Minyak Atsirinya. Majalah Farmasi Indonesia, Vol. 11, No. 4, 2000, 235-240
Reagan – Shaw, Shannon,. Nihal, Minakshi and Ahmad, Nihal. 2008. Dose translation from animal to human studies revisiteh. The FASEB Journal
2008; 22 : 649-661.
http:www.faseb.org . Diakses tanggal 21 April 2009,
pukul 13.55 Reynold, J.E.F editor. 1982. Martindle the Extra Pharmacopie, 30
th
Ed, The
Pharmaceutical Press, London. Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi I. Binarupa Aksara. Jakarta, 76
Rumawas W. 1989. Patologi Umum. Bogor : Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor Rustam, E., Indah Atmasari dan Yanwirasti. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol
Kunyit Curcuma domestica Val. Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 2, No. 2, September 2007, 112-
115
Sampurno, et al., 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta: 1-17.
Saeed, S. A., Farnas, S., Simjee, R. U., Malik, A., 1993, Triterpenes and ß- Sitosterol from Piper betle L.: Isolation, Antiplatelet and Antiinflamatory
Effects, Biochem. Soc. Trans, Vol 21. No. 4: 462S
Santoso, S. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16. PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta : 237-247.
Shen, T.Y., “Non Steroidal Anti Inflammatory agents”, in M.E. Wolff, Burgers
Medicinal Chemistry, 4
th
Ed, Part III, Jhon Willey Son, New York, 1981 Sirait, M., Loohu, E., dan Sutrisno,R.B., 1980. Materia Medika Indonesia. Jilid
IV. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Dirjen POM. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta : 92-98.
Sriningsih dan Agung EW. 2006. Efek Protektif Pemberian Ekstrak Etanol Herba Meniran Phyllanthus niruri L. Terhadap Aktivitas dan Kapasitas
Fagositosis Makrofag Peritoneum Tikus. Dalam : Artocarpus Media Pharmaceutica Indonesiana Vol.6 2. Fakultas Farmasi Universitas
Surabaya, Surabaya: 91-96.
Standard of ASEAN Herbal Medicine. 1993. Volume 1. Jakarta, Indonesia : ASEAN Countries. Hal. 341-344
Suhendi, A., Kuswandi dan Agung, E.N. Efek Analgetik Infusa Daun Dewa Gynura procumbens Lour Merr. Pada Mencit Putih Jantan Galur DDI.
Jurnal Farmasi Indonesia, Vol. 4, No. 2, Desember 2003, 77-83. Sudarsono., Pudjoarinto A., Gunawan D., Wahyuono S., Donatus IA., Dradjad.,
Wibowo S., dan Ngatidjan. 1996. Tumbuhan Obat. PPOT UGM. Yogyakarta.
Soesilo,S., Andajaningsih., Panjaitan, R., 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta: 1ii; 7.
Takahashi, M., Umehara, N., Suzuki, S., Tezuka, M., 2001, Analgesic Action of a Sustained Release Preparation of Diclofenac Sodium in a Canine Urate-
Induced Gonarthritis, Journal of Health Science, 464–467, online, http:jhs.pharm.or.jp475475p464.pdf, diakses tanggal 14 april
2007.
Tjay, Tan H., Kirana Rahardja. 2002. Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan,
dan Efek-efek sampingnya, edisi kelima. PT Elexmedia Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta : 313
Thompson E. B., Drug Bioscreening, Drug Evaluation Techniques in Pharmacology,
Departement of
Pharmacodinamics, College
of Pharmacy, The University of Illion at Chicago, VCH, Weinheim Basel
Cambridge, New York, 1990
Turner, A. 1965. Screenening Methods In Pharmacology. Academic Press, New
York: 101-117, 152-163. Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik Edisi 2. EGC. Jakarta :
232 – 235. Vogel, H.G., W. H, Vogel, Drug Discovery And Evaluation, Pharmacological
Assay, Springer, Verlag Berlin, Heidelberg, 2002.
Wilmana, P.F., Sulistia Gan. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. bagian Farmakologi FKUI. Jakarta : 230-240.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar daun sirih Piper betle, Linn
Gambar 6. Daun Sirih Piper betle, Linn
Lampiran 2. Alat Penelitian
Gambar 7. Pletismometer
Lampiran 3. Perlakuan Hewan Uji Analgetik
Gambar 8. Mencit Putih Jantan
Gambar 9. Perlakuan sonde Gambar 10. Penyuntikan pada mencit
secara intraperitoneal
Gambar 11. Geliat pada mencit
Lampiran 4. Perlakuan Hewan Uji Antiinflamasi
Gambar 12. Pelaksanaan sonde Gambar 13. Penyuntikan pada tikus karagenan secara subkutan
Gambar 14. udem pada telapak Gambar 15. Pengukuran udem kaki tikus pada telapak kaki kiri tikus
Lampiran 5. Hasil Determinasi Daun Sirih Piper betle, Linn
Lampiran 6. Hasil Analisa Asam Mefenamat
Lampiran 7. Sertifikat Natrium Diklofenak
Lampiran 8. Sertifikat Analisa Diklofenak Sodium
Lampiran 9. Sertifikat Karagenan
Lampiran 10. Proses Penyiapan Simplisia
Gambar 16. Bagan proses penyiapan simplisia
Lampiran 11. Aklimatisasi Hewan Percobaan Determinasi tanaman
Sortasi basah Pencucian dengan air bersih
Diangin-anginkan Sortasi kering
Daun sirih digiling hingga menjadi serbuk Pembuatan ekstrak:
Simplisia dimaserasi dengan etanol 70 dan dilakukan pengadukan secara terus menerus. Proses
tersebut dilakukan selama 1,5-2,5 jam dimana pelarut tetap diganti. Filtrat digabung dan disaring.
Filtrat diuapkan pada suhu 40
o
C Ekstrak kental
Pengujian parameter spesifik dan non spesifik ekstrak dan penapisan fitokimia
Gambar 17. Bagan aklimatisasi hewan percobaan
Lampiran 12. Skema Kerja Analgetik Disiapkan 25 ekor mencit
jantan putih dengan bobot 20-25 g
Diadaptasikan atau diaklimatisasi selama ± 2
minggu dalam kondisi percobaan
Dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok
5 ekor kelompok Kontrol Positif
5 ekor kelompok Kontrol Negatif
5 ekor kelompok Dosis Rendah
5 ekor kelompok Dosis Sedang
5 ekor kelompok Dosis Tinggi Disiapkan 25 ekor tikus
jantan putih dengan bobot 200 – 250 g
30 menit
5 menit
Gambar 18. Skema kerja analgetik 5 ekor
mencit Kontrol
Positif 5 ekor
mencit Kontrol
Negatif 5 ekor
mencit Dosis
216mgkg BB
5 ekor mencit
Dosis 432mgkg
BB 5 ekor
mencit Dosis
864mgkg BB
Diberikan Asam
mefenamat dosis91mg
kgBB dalam Na
CMC 1 per oral
Diberikan larutan
0,5 ml Na CMC 1
per oral Diberikan
ekstrak daun sirih dosis
216mgkgBB dalam Na
CMC 1 per oral
Diberikan ekstrak daun
sirih dosis 432mgkgBB
dalam Na CMC 1 per
oral
Setiap ekor disuntikan 0,4 ml20grBB asam asetat 0,5 secara intraperitoneal i.p
Hitung geliat selama 30 menit dengan interval waktu 5 menit
Diberikan ekstrak daun
sirih dosis 864mgkgBB
dalam Na CMC 1 per
oral
Lampiran 13. Skema Kerja Antiinflamasi
1 jam
Gambar 19. Skema kerja antiinflamasi 25 ekor tikus dibagi
menjadi 5 kelompok
Timbang berat badan
Ukur volume telapak kaki kiri belakang tikus
Perlakuan tiap kelompok
Kontrol positif diberikan Na
diklofenak dosis
5,14mgkgBB dalam Na
CMC 1 per oral
Kontrol negatif diberikan
2ml200grBB larutan Na
CMC 1 per oral
Ekstrak daun sirih dosis
108mgkgBB dalam Na
CMC 1 diberikan per
oral Ekstrak daun
sirih dosis 216mgkgBB
dalam Na CMC 1
diberikan per oral
Ekstrak daun sirih dosis
432mgkgBB dalam Na
CMC 1 diberikan per
oral
Masing-masing disuntikkan 0,4 ml200grBB karagenan 2
Ukur volume telapak kaki belakang tikus pada jam ke-1, 2, 3, 4, dan 5
Lampiran 14. Rumus Perhitungan Dosis Hewan Reagan-Shaw, Shannon,. Nihal, Minakashi and Ahmad, Nihal. 2008
Formula for Dose Translation Based on BSA HED mgkg = Animal dose mgkg multiplied by Animal Km
Human Km
Tabel 11. Conversion of animal doses to HED based on BSA
Species Weight kg
BSA m
2
Km factor Human
Adult 60
1,6 37
Child 20
0,8 25
Baboon 12
0,6 20
Dog 10
0,5 20
Monkey 3
0,24 12
Rabbit 1,8
0,15 12
Guinea pig 0,4
0,05 8
Rat 0,15
0,025 6
Hamster 0,08
0,02 5
Mouse 0,02
0,007 3
Lampiran 15. Perhitungan Dosis Ekstrak Kental Daun Sirih Piper betle, Linn
Ekstrak daun sirih
Berat rata-rata dari 10 helai daun sirih segar = 1,6 gram Berat serbuk simplisia yang diekstraksi
= 400 gram Berat ekstrak kental yang didapat
= 75,2 gram
kadar ekstrak = Berat ekstrak kental yang didapat _________________________________ x 100
Berat serbuk simplisia yang diekstraksi = 75,2 gr x 100
400 = 18,8
Dalam 400 gram serbuk daun sirih setara dengan : 400 gram = 250 helai daun sirih segar.
1,6 gram
Untuk berat ekstrak per satu daun yaitu = Berat ekstrak kental yang didapat
Berat segar daun sirih = 75,2 gram
250 helai = 0,3 gramhelai daun sirih
Jadi, berat ekstrak untuk tiap satu daun sebanyak 0,3 gram.
Dosis untuk manusia 7 helai daun sirih untuk pengobatan bronchitis Dalimartha, 2006 setara dengan :
7 helai daun sirih x 0,3 gramhelai daun sirih = 2,1 gram Jadi, dosis manusia
= 2,1 gram atau 2100 mg
Jadi, dosis yang digunakan untuk mencit dan tikus adalah: Dosis mencit Uji Analgetik :
HED mgkg = animal dose mgkg x Km animal
Km human 2100 mg 60 kg = animal dose mgkg x 3 37
35 mgkg = animal dose mgkg x 3 37
Animal dose = 432 mgkg atau 8,64 mg20 gr BB
Dosis tikus Uji antiinflamasi : HED mgkg = animal dose mgkg x Km animal
Km human 2100 mg 60 kg = animal dose mgkg x 6 37
35 mgkg = animal dose mgkg x 6 37
Animal dose = 216 mgkg atau 43,2 mg200 gr BB
Keterangan :
A. Dosis mencit Uji analgetik
1. Dosis rendah = ½ x dosis sedang = ½ x 8,64 mg20 grBB = 4,32 mg20
grBB atau 216 mgkgBB 2.
Dosis sedang = 1 x 8,64 mg20 grBB = 8,64 mg20 grBB atau 432 mgkgBB
3. Dosis tinggi = 2 x dosis sedang = 2 x 8,64 mg20 grBB = 17,28 mg20
grBB atau 864 mgkgBB
B. Dosis tikus Uji antiinflamasi
1. Dosis rendah = ½ x dosis sedang = ½ x 43,2 mg200 grBB = 21,6 mg200 grBB atau 108 mgkgBB
2. Dosis sedang = 1 x 43,2 mg200 grBB = 43,2 mg200 grBB atau 216
mgkgBB 3.
Dosis tinggi = 2 x dosis sedang = 2 x 43,2 mg200 grBB = 86,4 mg200grBB atau 432 mgkgBB.
1. Konsentrasi setiap pemberian untuk mencit dengan berat badan 20 gr
a. VAO pada dosis rendah = 0,5 ml
= 20 gr x 4,32 mg 20 gr BB [ ]
[ ] = 8,64 mgml b. VAO pada dosis sedang =
0,5 ml = 20 gr x 8,64 mg 20 gr BB [ ]
[ ] = 17,28 mgml c. VAO pada dosis tinggi =
0,5 ml = 20 gr x 17,28 mg 20 gr BB [ ]
[ ] = 34,56 mgml
2. Konsentrasi setiap pemberian untuk tikus dengan berat badan 200 gr a. VAO pada dosis rendah =
2 ml = 200 gr x 21,6 mg 200 gr BB
[ ] [ ] = 10,8 mgml
b. VAO pada dosis sedang = 2 ml = 200 gr x 43,2 mg 200 gr BB
[ ] [ ] = 21,6 mgml
c. VAO pada dosis tinggi = 2 ml = 200 gr x 86,4 mg 200 gr BB
[ ] [ ] = 43,2 mgml
Lampiran 16. Perhitungan Dosis Asam mefenamat dan Na diklofenak
1. Dosis Asam Mefenamat 0,5 bv : Andi Suhedi, Kuswandi dan Agung Endro Nugroho, 2003.
Dosis lazim asam mefenamat untuk manusia adalah 500 mg untuk sekali pakai. Untuk dosis analgetik adalah 91 mgkgBB mencit sekali pakai maka
dosis yang dapat diberikan pada mencit 20 gr adalah: Konsentrasi asam mefenamat : 0,5 gram = 500 mg = 5 mgml
100 ml 100 ml
VAO = Berat badan hewangr x dosis mggrBB Konsentrasi
= 0,02 kg x 91 mgkg BB 5mgml
= 0,364 ml
VAO
total
= VAO x jumlah tikus = 0,364 ml x 5 ekor
= 1,82 ml
Jumlah Asam mefenamat = VAO
total
x Konsentrasi = 1,82 ml x 5 mgml
= 9,1 mg dalam 5 ml suspensi Na CMC 1
Jadi, bila membuat 10 ml menjadi: 9,1 mg x 10 ml = 18,2 mg dalam 10 ml suspensi Na CMC 1
5 ml
2. Dosis Na diklofenak : Tjay dan Rahardja, 2007
Dosis lazim Na diklofenak untuk manusia adalah 25 – 50 mg garam NaK untuk sekali pakai. Untuk dosis anti inflamasi adalah 25 - 50 mg sekali pakai
maka dosis yang dapat diberikan pada tikus 200 gr adalah:
HED mgkg = animal dose mgkg x Km animal Km human
50 mg 60 kg = animal dose mgkg x 6 37
Animal dose = 5,14 mgkg atau 1,03 mg 200 gr BB tikus
VAO = Berat badan hewangr x dosis mggrBB Konsentrasi
2 ml = 200 gr x 1,03 mg200 gr BB [ ]
[ ] = 0,515 mgml VAO
total
= VAO x jumlah tikus = 2 ml x 5 ekor
= 5 ml Jumlah Diklofenak = VAO
total
x Konsentrasi = 5 ml x 0,515 mgml
= 2,575 mg dalam 5 ml suspensi Na CMC 1 Jadi, bila membuat 50 ml menjadi:
2,575 mg x 50 ml = 25,75 mg dalam 50 ml suspensi Na CMC 1 5 ml
Lampiran 17. Hasil Pemeriksaan Simplisia Daun Sirih Piper betle L.
A. Penetapan nilai susut pengeringan
Berat botol timbang + tutup berat awal kosong = 23,6793 g
Berat botol timbang + tutup + simplisia berat awal = 24,7052 g Berat simplisia
= 1,0259 g
Tabel 12. Susut pengeringan pada simplisia No
Berat awal gram
Berat akhir gram
Susut pengeringan
1 24,7052
24,6824 4,4
2 24,6743
3 24,6633
4 24,6598
Susut pengeringan = berat awal – berat akhir
berat ekstrak = 24,7052 – 24,6598
1,0259 = 4,4
B. Penetapan kadar abu
Berat botol timbang + tutup berat awal kosong = 23,7466 g
Berat botol timbang + tutup + simplisia berat awal = 24,7892 g Berat ekstrak
= 1,0426 g X 100
X 100
Tabel 13. Kadar abu pada simplisia No
Berat awal gram
Berat akhir gram
Kadar abu
1 24,7892
24,6884 11,68
2 24,5384
3 24,2074
4 23,8684
Kadar abu = berat akhir – berat kosong
berat simplisia = 23,8684 – 23,7466
1,0426 = 11,68
C. Penetapan kadar abu tak larut asam
Berat botol timbang + tutup berat awal kosong = 23,8571 g
Berat botol timbang + tutup + ekstrak berat awal = 24,8597 g Berat simplisia
= 1,0026 g Tabel 14. Kadar abu tak larut asam pada simplisia
No Berat awal
gram Berat akhir
gram Kadar abu
tak larut asam 1
24,8597 24,7415
4,12 2
24,7207 3
24,1099 4
23,8984 X 100
X 100
Kadar abu tak larut asam = berat akhir – berak kosong
berat simplisia = 23,8984 – 23,8571
1,0026 =
4,12 X 100
X 100
Lampiran 18. Hasil Pemeriksaan Ekstrak Etanol 70 Daun Sirih Piper betle L.
A. Penetapan nilai kadar air
Berat botol timbang + tutup berat awal kosong = 22,6125 g
Berat botol timbang + tutup + ekstrak berat awal = 23,6380 g Berat ekstrak
= 1,0255 g Tabel 15. Kadar air pada ekstrak
No Berat awal
gram Berat akhir
gram Kadar Air
1 23,6380
23,6174 4,15
2 23,6069
3 23,5984
4 23,5954
Kadar air = berat awal – berat akhir
berat ekstrak = 23,638 – 23,5954
1,0255 =
4,15 B.
Penetapan kadar abu Berat botol timbang + tutup berat awal kosong
= 23,8643 g Berat botol timbang + tutup + ekstrak berat awal = 24,8665 g
Berat ekstrak = 1,0022 g
X 100 X 100
Tabel 16. Kadar abu pada ekstrak No
Berat awal gram
Berat akhir gram
Kadar Abu
1 24,8665
23,9800 7,90
2 23,9795
3 23,9671
4 23,9435
Kadar abu = berat akhir – berat kosong
berat ekstrak = 23,9435 – 23,8643
1,0022 =
7,90 X 100
X 100
C. Penetapan kadar abu tak larut asam
Berat botol timbang + tutup berat awal kosong = 23,5412 g
Berat botol timbang + tutup + ekstrak berat awal = 24,5441 g Berat ekstrak
= 1,0029 g
Tabel 17. Kadar abu tak larut asam pada ekstrak No
Berat awal gram
Berat akhir gram
Kadar Abu Tak Larut Asam
1 24,5441
24,5315 3,52
2 23,9436
3 23,5770
4 23,5765
Kadar abu tak larut asam = berat akhir – berak kosong
berat ekstrak = 23,5765 – 23,5412
1,0029 =
3,52 X 100
X 100
87 Lampiran 19. Data persentase inhibisi geliat pada semua kelompok perlakuan
Tabel 18. Data persen inhibisi geliat pada kelompok perlakuan Kel
Perlakuan Dosis
Mencit Jumlah geliat menit ke
Jumlah geliat rataan
inhibisi geliat 5’
10’ 15’
20’ 25’
30’ 1
Kontrol negatif 0,5 ml20 gBB
1 47
42 42
41 21
15 34,67
Na CMC 1 2
40 38
37 29
22 14
30 3
45 37
35 35
29 15
32,67 Rata-rata ± SD
44 39
38 35
24 14,67
0 ± 0
2 Kontrol positif
91 mgkgBB 1
9 8
5 4
3 1
5 85,57
As. mefenamat 0,5 bv
2 7
5 4
3 2
2 3,83
87,23 3
6 5
4 2
2 1
3,33 89,81
Rata-rata ± SD 7,33
6 4,33
3 2,33
1 87,54 ± 2,13
3 Ekstrak Daun
216 mgkgBB 1
28 20
17 9
8 5
14,50 58,17
Sirih 2
24 20
16 14
10 8
15,33 48,90
3 21
20 17
11 8
6 13,83
57,66 Rata-rata ± SD
24,33 20
16,67 11,33
8,67 6,33
54,91 ± 5,21
4 Ekstrak Daun
432 mgkgBB 1
22 19
12 10
7 5
12,5 63,95
Sirih 2
16 13
10 8
6 4
9,5 68,33
3 11
9 7
5 4
3 6,5
80,10 Rata-rata ± SD
16,33 10,33
9,67 7,67
5,67 4
70,79 ± 8,35
5 Ekstrak Daun
864 mgkgBB 1
9 7
6 4
3 2
5,16 85,11
Sirih 2
7 5
4 4
3 2
4,16 86,13
3 8
7 6
5 4
3 5,5
83,16 Rata-rata ± SD
8 6,33
5,33 4,33
3,33 2,33
84,80 ± 1,50
Lampiran 20. Perhitungan Inhibisi Geliat 1. Ekstrak daun sirih dosis 216 mgkgBB
a. Mencit Pertama inhibisi geliat = 100 - jumlah geliatan rataan zat uji x 100
jumlah geliat rataan kontrol = 100 - 14,50 34,67 x 100
= 100 - 41,82 inhibisi geliat = 58,17
b. Mencit kedua inhibisi geliat = 100 - jumlah geliatan rataan zat uji x 100
jumlah geliat rataan kontrol = 100 - 15,33 30 x 100
= 100 - 51,1 inhibisi geliat = 48,90
c. Mencit ketiga inhibisi geliat = 100 - jumlah geliatan rataan zat uji x 100
jumlah geliat rataan kontrol = 100 - 13,83 32,67 x 100
= 100 - 42,33 inhibisi geliat = 57,66
Lampiran 21. Hasil Pengamatan Udem Pada Uji Antiinflamasi Tabel 19. Pengukuran volume udem telapak kaki tikus setelah diinduksi
karagenan pada masing-masing perlakuan. Kel
Perlakuan Dosis
N Volume udem mL selama 5 jam pengamatan
1 2
3 4
5 1
Kontrol negatif 2ml200gBB
1 0,18
0,38 0,40
0,40 0,44
0,40 Na CMC 1
2 0,18
0,36 0,38
0,40 0,42
0,40 3
0,22 0,40
0,48 0,50
0,52 0,48
Rata-rata 0,19
0,38 0,42
0,43 0,46
0,43 SD
0,02 0,02
0,05 0,05
0,05 0,05
2 Kontrol Positif
5,14mgkgBB 1
0,20 0,24
0,30 0,32
0,36 0,34
Na diklofenak 2
0,20 0,26
0,32 0,34
0,36 0,32
3 0,24
0,34 0,40
0,42 0,48
0,46
Rata-rata
0,21 0,28
0,34 0,36
0,40 0,37
SD 0,02
0,05 0,05
0,05 0,07
0,07 3
Ekstrak Daun 108mgkgBB
1 0,18
0,30 0,36
0,38 0,42
0,40 Sirih
2 0,20
0,34 0,38
0,40 0,4
0,38 3
0,22 0,36
0,42 0,44
0,48 0,44
Rata-rata 0,20
0,33 0,38
0,41 0,43
0,41 SD
0,02 0,03
0,03 0,03
0,03 0,03
4 Ekstrak Daun
216mgkgBB 1
0,20 0,34
0,40 0,44
0,46 0,42
Sirih 2
0,22 0,32
0,38 0,40
0,42 0,40
3 0,22
0,32 0,36
0,40 0,40
0,36
Rata-rata 0,21
0,32 0,38
0,41 0,42
0,39 SD
0,01 0,01
0,02 0,02
0,02 0,03
5 Ekstrak Daun
432mgkgBB 1
0,22 030
0,38 0,38
0,40 0,38
Sirih 2
0,20 0,28
0,34 0,36
0,38 0,34
3 0,20
0,30 0,34
0,36 0,40
0,38
Rata-rata
0,21 0,30
0,35 0,37
0,39 0,36
SD 0,01
0,01 0,02
0,01 0,01
0,02
Tabel 20. Persentase udem telapak kaki tikus setelah diinduksi karagenan pada masing-masing perlakuan.
Kel Perlakuan
Dosis N
Waktu pengamatan jam 1
2 3
4 5
1 Kontrol negatif
2ml200gBB 1
111,1 122,2
122,2 144,4
122,2 Na CMC 1
2 100
111,1 122,2
133,3 122,2
3 81,81
118,2 127,3
136,4 118,2
Rata-rata 97,64
117,2 123,9
138,03 120,86 2
Kontrol Positif 5,14mgkgBB
1 20
50 60
80 70
Na diklofenak 2
30 60
70 80
60 3
41,67 66,67
75 100
91,67
Rata-rata
30,56 58,89
68,33 86,67
73,89 3
Ekstrak Daun 108mgkgBB
1 66,67
100 111,1
133,3 55
Sirih 2
70 90
100 100
90 3
63,63 90,90
100 100
100
Rata-rata 66,76
93,63 103,7
118,18 81,67
4 Ekstrak Daun
216mgkgBB 1
70 100
110 130
110 Sirih
2 45,45
72,72 81,81
90,90 81,81
3 45,45
63,63 81,81
109,09 63,63
Rata-rata 53,63
78,78 91,20
109,99 85,15
5 Ekstrak Daun
432mgkgBB 1
36,36 72,72
72,72 81,81
72,72 Sirih
2 40
70 80
90 70
3 50
70 80
100 90
Rata-rata 42,12
70,90 77,57
90,60 77,57
Tabel 21. Persentase inhibisi udem telapak kaki tikus setelah diinduksi karagenan pada masing-masing perlakuan.
Kel Perlakuan
Dosis N
Waktu pengamatan jam 1
2 3
4 5
1 Kontrol negatif
2ml200gBB 1
111,1 122,2
122,2 144,4
122,2 Na CMC 1
2 100
111,1 122,2
133,3 122,2
3 81,81
118,2 127,3
136,4 118,2
Rata-rata 97,64
117,2 123,9
138,03 120,86 2
Kontrol Positif 5,14mgkgBB
1 82
59,08 50,90
44,59 42,72
Na diklofenak 2
70 46
42,72 39,98
50,90 3
49,06 43,60
41,08 26,68
22,44
Rata-rata 67,02
49,38 44,90
37,08 38,68
3 Ekstrak Daun
108mgkgBB 1
40 18,16
9,08 7,68
33,16 Sirih
2 30
19 18,16
24,98 26,35
3 22,22
23,09 21,44
13,35 15,39
Rata-rata
30,74 20,08
16,23 15,34
24,96 4
Ekstrak Daun 216mgkgBB
1 37
18,16 9,98
9,97 9,98
Sirih 2
54,55 34,54
33,05 31,80
33,05 3
44,44 46,16
35,73 20,02
46,16
Rata-rata
45,33 32,95
26,25 20,59
29,73 5
Ekstrak Daun 432mgkgBB
1 67,72
40,50 40,50
43,34 40,49
Sirih 2
60 37
34,53 32,48
42,72 3
38,88 40,77
37,15 26,68
23,85
Rata-rata 55,38
39,42 37,39
34,16 35,68
Lampiran 22. Perhitungan udem dan inhibisi udem telapak kaki tikus
1. udem ekstrak daun sirih dosis 108 mgkgBB a. Tikus pertama jam ke-1
Udem = Xt – Xo x 100 Xo
= 0,30 – 0,18 x 100 0,18
= 66,67
b. Tikus kedua jam ke-1 Udem = Xt – Xo x 100
Xo = 0,34 – 0,20 x 100
0,20 = 70
c. Tikus ketiga jam ke-1 Udem = Xt – Xo x 100
Xo = 0,36 – 0,22 x 100
0,22 = 63,63
2. inhibisi udem ekatrak daun sirih dosis 108 mgkgBB a. Tikus pertama jam ke-1
inhibisi udem = a – b x 100 a
= 111,1 – 66,67 x 100 111,1
= 40
b. Tikus kedua jam ke-1 inhibisi udem = a – b x 100
a = 100 - 70 x 100
100 = 30
c. Tikus ketiga jam ke-1 inhibisi udem = a – b x 100
a = 81,81 - 63-63 x 100
81,81 = 22,22
Lampiran 23. Hasil Statistik Uji Efek Analgetik dengan Metode Writhing Test.
1. Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov dan Uji Homogenitas Levene Terhadap persen inhibisi geliat pada tiap kelompok perlakuan
a. Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov Tujuan : untuk mengetahui kenormalan data sebagai syarat uji ANOVA
Hipotesis Ho : Data persen inhibisi geliat yang terdistribusi normal
Ha : Data persen inhibisi geliat yang tidak terdistribusi normal
Pengambilan keputusan Jika nilai signifikan ≥0,05 maka Ho diterima
Jika nilai signifikan ≤0,05 maka Ho ditolak Persen inhibisi geliat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hasil N
15 Normal Parameters
a
Mean 59.6080
Std. Deviation 3.33299E1
Most Extreme Differences Absolute
.210 Positive
.182 Negative
-.210 Kolmogorov-Smirnov Z
.813 Asymp. Sig. 2-tailed
.522 a. Test distribution is Normal.
Keputusan : Ho diterima artinya uji normalitas persen inhibisi geliat seluruh
kelompok hewan uji terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Levene
Tujuan : Untuk melihat data persen inhibisi analgetik homogen atau tidak. Hipotesis
Ho : Data persen inhibisi geliat bervariasi homogen Ha : Data persen inhibisi geliat bervariasi tidak homogen
Pengambilan keputusan Jika nilai signifikansi maka ≥0,05 Ho diterima
Jika nilai signifikansi maka ≤0,05 Ho ditolak Persen inhibisi geliat
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
5.654 4
10 .012
Keputusan : Hasil data signifikan ρ = 0,012 lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa varian data tidak homogen maka dilanjutkan
dengan uji Kruskal Wallis karena syarat homogenitasnya belum terpenuhi.
c. Uji Kruskal Wallis
Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data persen inhibisi geliat mencit pada semua kelompok perlakuan yang tidak memenuhi