central and eastern europe to other european countries
5. Russian alcohol policy in the making
Artikel 71 A71 1
6. Prevalence, proximity and predictors of
alcohol ads in central harlem
Artikel 82 A82 2
Jumlah 10
Data dari tabel-1 menunjukkan bahwa ada 6 artikel yang memiliki sitiran literatur yang tidak lengkap tahun terbitnya, yaitu terdapat pada sitiran artikel
kode A13 sebanyak 1 literatur, A19 sebanyak 3 literatur, A43 sebanyak 2 literatur, A62 sebanyak 1 literatur, A71 sebanyak 1 literatur,dan A82 sebanyak 2 literatur.
Dengan demikian, artikel kode A19 merupakan artikel yang memiliki sitiran literatur tanpa tahun terbit yang paling banyak, sedangkan artikel yang memiliki
sitiran literatur tanpa tahun terbit yang paling sedikit adalah artikel kode A13, A62, dan A71. Maka, jumlah sitiran yang tidak lengkap tahun terbitnya adalah
sebanyak 10 literatur. Dengan demikian, dalam pembahasan hasil penelitian ini terutama pada masalah keusangan literatur, kesepuluh literatur tersebut tidak akan
dianalisis karena tahun terbit merupakan informasi utama yang diteliti. Data sitiran yang tidak lengkap dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah literatur tersebut memang tidak ada tahun terbitnya, kelalaian penulis untuk menulis data bibliografinya. Atau, seandainya literatur yang disitir tidak memiliki
tahun terbit, maka penulis yang menyitir literatur tersebut harus menginformasikannya dengan jelas, yaitu dengan membubuhkan tanda s.a [sine
anno] yang artinya tahun terbit tidak diketahui, dan tanda ini ditulis pada wilayah data tahun terbit.
4.3 Jumlah Sitiran Pengarang
Data pada lampiran 2 merupakan penjabaran jumlah sitiran pengarang dari masing-masing artikel. Pengarang yang dimaksud pada bagian ini adalah
pengarang atas nama orang dan merupakan nama pengarang pertama saja jika literatur tersebut terdiri lebih dari satu pengarang, sedangkan untuk pengarang atas
nama badan, institusi, lembaga atau lainnya tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dilakukan untuk mempermudah pembahasan dan pelaksanaan yang lebih fokus.
Meskipun sitiran literatur dari seluruh artikel berjumlah 3.629 sitiran, namun tidak semua literatur yang pengarangnya atas nama orang, tetapi ada juga
sitiran literatur atas nama lembaga, institusi maupun yang lainnya. Pada lampiran 2 terlihat bahwa jumlah sitiran pengarang atas nama orang dari 93 artikel
berjumlah 3.412 sitiran, sedangkan rata-rata sitiran pengarang atas nama orang yaitu 37 sitiran. Sitiran pengarang terbanyak tedapat pada artikel kode A37 dan
A65 yaitu berjumlah 108 sitiran, kemudian artikel kode A20 yaitu berjumlah 97 sitiran. Urutan selanjutnya adalah artikel kode A36 yaitu berjumlah 92 sitiran dan
artikel kode A12 dengan total sitiran pengarang berjumlah 85 sitiran. Sedangkan artikel yang paling sedikit sitiran pengarangnya adalah artikel kode A8 yang
berjumlah 3 sitiran. Pembahasan di atas menunjukkan bahwa lebih banyak literatur yang ditulis atau dikarang atas nama orang dari pada yang dikarang atas
nama lembaga, institusi, atau yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara total sitiran sebanyak 3.629 sitiran dengan sitiran pengarang atas nama
orang sebanyak 3.412 sitiran. Jadi, selisihnya adalah 217 sitiran atas nama lainnya.
4.4 Pengarang yang Paling Sering Disitir
Pembahasan ini menampilkan bahwa pengarang yang disitir dari hasil pembagian antara frekuensi tertinggi dibagi 2 akan dikategorikan sebagai
pengarang yang paling sering disitir, atau lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil perhitungan di bawah ini :
2 ft
fm =
5 ,
9 2
19 = =
fm
Dengan demikian, frekuensi di atas 9,5 akan dikategorikan sebagai pengarang yang paling sering disitir, sedangkan frekuensi di bawah 9,5 tidak akan
dikategorikan sebagai pengarang yang paling sering disitir atau tidak akan diikutsertakan, namun daftar namanya dapat dilihat pada lampiran 3 dari
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini. Data pengarang yang paling sering disitir pada seluruh artikel yang diteliti adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel-2. Daftar Pengarang yang Paling Sering Disitir
No. Peringkat
Nama Frekuensi Sitiran
1. 1
Hughes, J. R. 19
2. 2
Hurt, R. D. 16
3. 2
Rehm, J. 16
4. 3
Babor, T. F. 15
5. 3
Miller, W. R. 15
6. 4
Room, R. 12
7. 5
Field, M. 10
8. 5
Grant, B. F. 10
Data pada tabel-2 menunjukkan bahwa pengarang yang berada pada peringkat pertama adalah Hughes, J. R disitir sebanyak 19 kali, urutan kedua Hurt,
R. D dan Rehm, J sebanyak 16 kali, urutan ketiga Babor, T. F dan Miller, W. R sebanyak 15 kali, urutan keempat adalah Room, R. sebayak 12 kali, dan urutan
kelima adalah Field, M. dan Grant, B. F sebanyak 10 kali. Para pengarang yang termasuk dalam peringkat yang paling sering disitir
merupakan pengarang yang berasal dari luar negeri karena artikel yang diteliti adalah artikel dari database pangkalan data ProQuest yang berpusat di Ann
Arbor USA. Pada beberapa artikel terdapat sitiran karya sendiri atau otositiran self-citation. Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal, yaitu penulis artikel
sebelumnya telah menghasilkan sebuah buku, artikel maupun penelitian, dan penulis artikel sebelumnya melakukan kolaborasi dalam menghasilkan suatu
karya ilmiah. Beberapa pengarang yang menyitir karyanya sendiri adalah Field, M; Barnow, S; dan Spada, M.M. Ada beberapa artikel yang baru terbit juga sering
disitir, diantaranya adalah artikel kode A93 yang berjudul The Relative contribution of Metacognitive Beliefs and Expectancies to Drinking Behaviour
Universitas Sumatera Utara
dan lainnya. Dalam hal ini, ada beberapa faktor kemungkinan yang menyebabkan sering disitirnya seorang penulis oleh penulis lain, yaitu otoritas ilmiah atau
keahliannya dalam suatu bidang ilmu, produktivitasnya tinggi, promosi penerbit terhadap tulisan ilmiah tersebut sangat luas, dan dokumen mudah diperoleh dan
sebagainya. Kedelapan pengarang yang paling sering disitir tersebut, tidak semuanya
disitir dalam masing-masing artikel. Data ini menggambarkan bahwa tidak semua topik atau subjek yang dikaji pada masing-masing artikel sama meskipun masih
dalam ruang lingkup yang sama.
4.5 Sitiran Majalah