Paro hidup untuk ilmu fisika adalah 4,6 tahun ; fisiologi 7,2 tahun ; kimia 8,1 tahun ; botani 10,0 tahun ; matematika 10,5 tahun ; geologi 11,8 tahun
; kedokteran 6,8 tahun ; hukum 12,9 tahun ; dan untuk bidang sosial kurang dari 2 tahun.
Sebagai contoh, paro hidup ilmu fisika adalah 4,6 tahun. Apabila suatu
dokumen penelitian fisika menggunakan rujukan berusia lebih dari 4,6 tahun dapat dikatakan bahwa referensi yang digunakan telah usang dan hal ini
menunjukkan adanya kemiskinan informasi. Faktor yang mempengaruhi paro hidup atau keusangan literatur pada suatu bidang adalah : jumlah penggunaan
literatur, jumlah publikasi dalam bidang tersebut, dan jumlah penulis pada bidangnya.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa keusangan literatur dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk
mengetahui kemutakhiran dan kecepatan pertumbuhan literatur. Dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwa semakin muda usia keusangan literatur suatu bidang
ilmu, maka semakin cepat perkembangan ilmu tersebut. Disamping itu, mengkaji tentang pertumbuhan maupun keusangan literatur adalah sangat penting untuk
memperkirakan perkembangan literatur yang akan datang.
2.8 Manfaat Analisis Sitiran
Dengan menganalisis data rujukan, peneliti dapat mengukur dampak suatu artikel, penulis, publikasi majalah, dan penerbit. “Semakin tinggi frekuensi suatu
artikel dirujuk, makin besar dampaknya bagi perkembangan ilmu dan teknologi” Elita, 2008 : 10. Analisa data rujukan dapat mambantu peneliti mengetahui jenis
dan cakupan topik-topik yang pernah diteliti, sehingga memudahkan pemilihan topik-topik yang akan diteliti.
Menurut pendapat Hurt dalam Elita 2008 : 9 “analisis sitiran biasanya dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan literatur pada
subjek tertentu yang juga berkolerasi dengan perkembangan subjek tersebut”. Sehingga dari tiap kelompok subjek dapat diketahui kelas subjek yang dominan.
Pendapat Suharjan 1995 : 41 dalam Sutardji 2002 : 2 bahwa “daftar pustaka yang terhimpun dalam kelompok-kelompok spesifik dapat pula membantu proses
penelitian”.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa manfaat analisis sitiran adalah untuk mengetahui pertumbuhan maupun keusangan literatur
dengan memeriksa daftar pustakanya yang terhimpun secara spesifik sehingga membantu proses penelitian.
Dalam rangka menyediakan sumber informasi berkualitas terutama layanan jurnal tercetak, banyak pustakawan menggunakan kajian analisis sitiran
untuk mengevaluasi koleksi yang dimiliki perpustakaan. Penilaian tersebut digunakan untuk mengevaluasi efektivitas program perpustakaan, tingkat
kemampuan jasa layanan, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan koleksi. Menurut Richards dalam Marraro 1995 : 5 dari studi frekuensi sitiran yang
dikombinasikan dengan kebutuhan program, maka hasilnya dapat dijadikan fungsi dasar pengembangan koleksi yang meliputi :
1. Identifikasi literatur mengenai kebutuhan akan terbitan baru
2. Pemilihan literatur dan evaluasi koleksi
3. Penarikan literatur yang telah usang
4. Pemeliharaan literatur dan menetapkan prioritas untuk pemeliharaan.
Selain itu, “analisis sitiran dapat diterapkan untuk keperluan praktis seperti untuk menentukan pengembangan koleksi, menentukan kebijakan penyiangan,
menentukan anggaran perpustakaan maupun untuk keperluan teoritis seperti sejarah pengetahuan” Elita, 2008 : 8.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa analisis sitiran merupakan dasar pengembangan koleksi perpustakaan. Menurut Brittain
dan Line dalam Beni 1999 : 23 analisis sitiran merupakan jenis penelitian yang dimaksudkan untuk :
1. Mengidentifikasi literatur-literatur inti
2. Mengelompokkan literatur-literatur yang memiliki kesamaan
3. Mengetahui struktur literatur menurut bahasa, usia, negara asal, subjek
atau gabungan dari parameter ini 4.
Mengetahui pemakaian jenis literatur oleh para penulis 5.
Mengetahui rata-rata pertumbuhan literatur 6.
Mengetahui rata-rata keusangan literatur 7.
Melihat kepengarangan : pengarang tunggal atau pengarang bersama. Menurut Smith dalam Sutardji 2002 : 4 analisis sitiran dapat diterapkan
dalam berbagai bidang, yaitu : 1.
Kajian literatur, untuk mengetahui pola sitiran dan literatur yang digunakan seperti bentuk literatur, penyebaran subjek literatur, usia
Universitas Sumatera Utara
literatur, bahasa literatur, negara asal penerbit literatur, majalah atau pengarang yang sering disitir
2. Kajian jenis literatur. Analisis sitiran dapat dipakai untuk mengukur
penyebaran hasil-hasil penelitian yang dimuat dalam satu jenis literatur tertentu, seperti terbitan pemerintah, disertasi, tesis, dan lain-lain
3. Kajian pemakai. Hal ini dimungkinkan karena analisis sitiran memiliki
pendekatan untuk mengetahui informasi yang digunakan oleh pemakai, sehingga dapat diramalkan informasi yang dibutuhkan
4. Kajian sejarah, analisis sitiran dapat digunakan untuk mencari
kronologis suatu kejadian 5.
Pola komunikasi, analisis sitiran dapat digunakan untuk menggambarkan pola komunikasi ilmiah
6. Evaluasi bibliometrika. Dalam evaluasi bibliometrika, analisis sitiran
dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengevaluasi dan menginterpretasikan sitiran yang diterima oleh suatu artikel, ilmuwan,
negara, dan dipakai sebagai suatu ukuran produktivitas ilmiah
7. Temu kembali informasi. Hubungan-hubungan dalam analisis sitiran
sering digunakan dalam pengembangan representasi dokumen dan klasifikasi otomatis dalam sistem temu kembali informasi
8. Pengembangan koleksi. Analisis sitiran dapat digunakan sebagai sarana
untuk menentukan kebijakan pengembangan koleksi, khususnya digunakan sebagai dasar atau pedoman dalam melakukan
seleksipemilihan bahan-bahan koleksi dalam rangka pengadaan serta untuk melakukan penyiangan.
Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa analisis sitiran merupakan kajian yang diterapkan dalam berbagai bidang, antara lain untuk mengetahui
karakteristik literatur yang disitir oleh para ilmuwan dan peneliti lain, misalnya untuk mengetahui majalah terpenting dalam bidang tertentu.
Pest dalam Elita 2008 : 9 menyatakan bahwa : Analisis sitiran adalah teknik yang dapat diterima untuk mengukur
pemanfaatan perpustakaan guna keperluan penelitian, untuk itu analisis sitiran dilakukan bersama dengan kajian sirkulasi. Hasil dari analisis
sitiran dapat dijadikan indikator terhadap pemakaian atau penggunaan bahan pustaka, meskipun demikian diperlukan indikator lain seperti data
statistik bahan pustaka yang dibaca di tempat, serta statistik sirkulasi peminjaman. Hal ini disebabkan banyak bahan pustaka yang dibaca namun
tidak disitir, sebaliknya pengarang kadang hanya menyitir sebagian kecil dari bahan bacaannya. Namun, kajian sitiran tetap layak untuk dijadikan
indikator pemakaian literatur di pusat informasi karena sifatnya yang memberikan kenetralan atau tidak menonjol unobstrusive.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis sitiran dapat dijadikan sebagai indikator pemakaian atau penggunaan bahan pustaka.
Menurut Weinstock dalam Prawira 2005 : 24 pentingnya studi seperti analisis
Universitas Sumatera Utara
sitiran yang digunakan untuk mengevaluasi koleksi karena sitiran merupakan uraian untuk menemukan keberadaan dokumen tersebut, serta merupakan
keterkaitan antara dokumen yang menyitir dengan yang disitir, yang berfungsi sebagai :
1. Memberikan penghormatan kepada pelopor bidang ilmu
2. Mengakui atau memuji hasil karya orang lain
3. Mengidentifikasi metodologi serta peralatan yang digunakan dalam
menghasilkan karya tersebut 4.
Mengkoreksi pekerjaan sendiri 5.
Mengkritik atau mengkoreksi hasil karya orang lain yang telah terbit sebelumnya
6. Memperkuat klaim terhadap suatu penemuan
7. Kesiagaan terhadap penelitian berikutnya
8. Bukti keaslian data
9. Identifikasi penerbitan yang asli dimana suatu gagasan atau konsep
telah dibahas 10.
Memberikan latar belakang bacaan. Bagi perpustakaan juga dapat menjadi masukan dalam pengembangan
koleksi seperti yang dinyatakan oleh Sulistyo-Basuki 2002 : 8 bahwa aplikasi kuantitatif dari bibliometrika yang banyak bermanfaat bagi perpustakaan adalah :
1. Identifikasi literatur inti
2. Mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan
pada berbagai disiplin ilmu yang berlainan 3.
Menduga keluasan literatur sekunder 4.
Mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada berbagai subjek 5.
Mengukur manfaat SDI dan restropektif 6.
Meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang, dan yang mendatang
7. Mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai ilmu
8. Merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat
dalam batas anggaran belanja 9.
Mengembangkan model eksperimental yang berkolerasi atau melewati model yang ada
10. Menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan dokumen di rak
secara tepat 11.
Memprakarsai sistem jaringan arus ganda yang efektif 12.
Mengatur arus masuk informasi dan komunikasi 13.
Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah 14.
Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau seluruh disiplin
15. Mendisain pengolahan bahasa automatis untuk auto-indexing
16. Mengembangkan norma pembakuan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan beberapa penjabaran teori di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa manfaat analisis sitiran adalah mengidentifikasi berbagai
literatur, untuk pengembangan koleksi pada perpustakaan, evaluasi bibliometrika, mengkoreksi karya sendiri dan karya orang lain, temu kembali informasi,
mengetahui keusangan literatur, kajian sejarah, mengetahui pemakaian bentuk atau jenis literatur, kajian pengarang dan pamakai.
2.9 Cara Penulisan Sitasi