Analisis dan Penyajian Data

12. Mendownload judul artikel serta seluruh daftar pustaka atau bibliografi yang terdapat dalam artikel yang telah menjadi sampel 13. Mengelompokkan judul artikel dan daftar pustakanya dengan menggunakan tabel menurut urutan artikel yang terdapat pada jurnal 14. Melakukan pengkodean dan pemasukan data ke dalam program komputer untuk memudahkan proses kerja 15. Interpretasi data.

3.4 Analisis dan Penyajian Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Menurut Suratmo 2002 : 81 sebelum menganalisis data biasanya didahului dengan : Menerapkan data dan menyeleksi data yang dapat dipakai dari hasil pengukuran di lapangan atau dari data sekunder. Langkah berikutnya, data yang telah diseleksi dan dirapikan disusun dalam bentuk tabel-tabel, kemudian baru diolah untuk menjawab tujuan, menguji hipotesis atau mencari jawaban keterkaitan berbagai komponen atau fenomena. Dengan demikian, dalam analisis data ini, data yang telah dikumpulkan, disederhanakan, diolah, kemudian disajikan dalam bentuk tabel sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan. Interpretasi data dilakukan untuk mencari makna yang lebih luas dan implikasi dari data yang ditampilkan. Oleh karena itu, analisis dan penyajian data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu : 1. Penentuan Peringkat Pengarang Untuk menganalisis peringkat pengarang yang sering disitir, maka dilakukan dengan cara memasukkan data nama pengarang yang pertama ke dalam komputer. Pengarang yang dihitung adalah pengarang atas nama orang, sedangkan untuk pengarang atas nama badan, institusi atau lainnya tidak diikutsertakan dalam perhitungan. Kemudian data pengarang dijumlahkan dan diurutkan berdasarkan frekwensi sitirannya. 2. Penentuan Peringkat Majalah dan Jurnal Untuk menentukan peringkat majalah yang sering disitir, maka dilakukan cara yang sama dengan penentuan peringkat pengarang, yaitu memasukkan data ke dalam komputer, kemudian disortir, mengurutkan dari yang paling sering disitir kemudian melakukan interpretasi terhadap data yang sudah diolah. Universitas Sumatera Utara 3. Tingkat Keusangan Setiap daftar pustaka yang memiliki tahun terbit digolongkan berdasarkan kelompok tahun terbit. Untuk mengetahui tingkat keusangan literatur yang disitir pada seluruh artikel yang diteliti, maka dilakukan tahap-tahap perhitungan, yaitu : a. Penentuan Kelompok Data Sitiran Seluruh bahan pustaka dikelompokkan berdasarkan tahun terbit dengan menggunakan rumus sturges Syamsudin, 2002 : 34, yaitu : K = 1 + 3,322 log n Keterangan : K adalah kelas atau kelompok data 1 dan 3,322 adalah angka konstanta, dan n adalah sampel. b. Untuk menentukan range atau jarak dari tahun terbit terkini dengan tahun terbit tertua, yaitu dengan menggunakan rumus R = Xn – X1. Dimana Xn adalah tahun terbit terkini dan X1 adalah tahun terbit tertua terlama. c. Untuk menentukan interval kelompok data dengan rumus i = RK d. Pengolahan data untuk usia paro hidup Setelah data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data untuk mencari usia paro hidup literatur. Tahun terbit dari semua literatur yang disitir akan dihitung secara keseluruhan dengan menggunakan rumus median, yaitu : i Fmd Jmd Lmd Md . + = Keterangan : Md = Median paro hidup Lmd = Kelas nyata bawah pada saat frekuensi kumulatif mengandung 2 N Jmd = Selisih 2 N dengan frekuensi kumulatif sebelum 2 N Fmd = Frekuensi pada saat frekuensi kumulatif mengandung 2 N i = Interval Syamsudin, 2002 : 50. Universitas Sumatera Utara 4. Jenis Literatur Analisis jenis literatur dapat dilakukan dengan menggolong-golongkan jenis literatur yang disitir, misalnya : apakah jenisnya buku, makalah, terbitan pemerintah, undang-undangkeputusan, laporan penelitian, tesisdisertasi, surat kabar, majalah, jurnal, elektronikinternet bukan jurnal, sedangkan untuk sitiran literatur yang tidak jelas data bibliografinya akan dimasukkan ke dalam jenis-jenis lain. Kemudian diurutkan berdasarkan peringkat tertinggi dan dilakukan interpretasi terhadap hasil. 5. Penentuan frekuensi sitiran Penentuan frekuensi sitiran digolongkan dalam tiga tujuan utama, yaitu : a. Untuk menentukan peringkat pengarang b. Untuk menentukan peringkat majalah c. Untuk menentukan peringkat jurnal Ketiga peringkat tersebut akan ditentukan penulis dengan menggunakan rumus : 2 ft fm = Dimana : fm = frekuensi median ft = frekuensi tertinggi setelah menjumlahkan hasil sitiran pengarang; majalah ; dan jurnal 2 = konstanta Penggunaan rumus tersebut bertujuan untuk mengetahui peringkat pengarang, majalah, dan jurnal yang paling sering disitir. Setelah hasilnya diperoleh, maka peringkat pengarang, majalah, dan jurnal dimuat dalam bentuk tabel, kemudian melakukan interpretasi data. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Upaya untuk menjawab permasalahan penelitian ini akan diuraikan dalam bab ini dengan menampilkan temuan hasil penelitian dan pembahasannya. Selain untuk menjawab permasalahan penelitian ini, pada bab ini juga akan diuraikan rincian literatur yang disitir, kelengkapan data bibliografi literatur, jumlah sitiran pengarang, jumlah sitiran majalah dan jurnal, dengan catatan bahwa masing- masing literatur dilengkapi dengan kode. Meskipun hal ini di dalam pertanyaan penelitian tidak dimunculkan, tetapi tetap dibahas untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas dan hal ini juga masih sangat berhubungan dengan pertanyaan penelitian.

4.1 Jumlah Literatur yang Disitir

Jumlah literatur yang disitir dari masing-masing artikel yang terdapat pada Alcohol and Alcoholism : International Journal of the Medical Council on Alcoholism ; Oxford tahun 2007 berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jumlah literatur yang disitir paling sedikit 4 dan yang paling banyak adalah 108 sitiran. Data tentang jumlah literatur yang disitir pada masing- masing artikel dapat dilihat pada lampiran 1 Data dari lampiran 1 menunjukkan bahwa jumlah seluruh sitiran yang disitir oleh 93 artikel yang menjadi sampel penelitian ini adalah 3.629 sitiran dengan rata-rata sitiran adalah 39 sitiran. Sitiran yang paling banyak terdapat pada artikel kode A37 dan kode A65 masing-masing berjumlah 108 sitiran literatur. Kemudian sitiran literatur pada artikel kode A20 berjumlah 99 sitiran literatur. Sedangkan pada artikel kode A36 sebanyak 93 sitiran dan artikel kode A12 berjumlah 91 sitiran. Jumlah sitiran yang paling sedikit adalah pada artikel kode A8 yaitu 4 sitiran. Meskipun aturan yang menetapkan batas minimum jumlah sitiran yang harus disitir baik dalam penulisan skripsi, tesis, disertasi maupun karya ilmiah lainnya balum ada, namun menurut kebiasaan yang dijumpai menyatakan bahwa semakin banyak literatur yang disitir oleh suatu karya ilmiah akan menggambarkan bahwa karya ilmiah tersebut semakin baik. Oleh karena itu, Universitas Sumatera Utara