Kendala dan harapan dalam kegiatan daur ulang sampah

keperluan dapur juga terasa lumayan, dan sampah dirumah jadi berkurang, jadi lebih rapi dan bersih.” 78

c. Kendala dan harapan dalam kegiatan daur ulang sampah

plastik Disamping terdapat banyak manfaat yang dihasilkan dari kegiatan daur ulang sampah plastik di bank sampah POKLILI, ternyata masih banyak pula kendala yang harus dihadapi baik oleh para pengurus dan juga oleh para nasabah, seperti banyaknya program-program yang telah disosialisasikan kepada masyarakat namun masih banyak masyarakat yang kurang antusias bahkan cenderung masih kurang peduli dengan kegiatan daur ulang, sampah yang telah banyak dikumpulkan juga masih harus di cuci sampai bersih sehingga membuat hampir seluruh pengurus dan nasabah kelelahan. 79 Kendala-kendala teknis seperti menumpuknya sampah di depan rumah warga dan kurangnya cahaya matahari juga menjadi suatu hambatan. Sampah-sampah yang sudah dikumpulkan menunggu waktu lama untuk ditimbang karena penimbangan dilakukan setiap satu minggu sekali, jadi sampah menumpuk di depan rumah.” 80 Sampah yang sudah dikumpulkan dan dipilah juga harus dikeringkan, terlebih lagi jika cuaca mendung atau hujan datang jadi sulit untuk menjemurnya, jadi sampah-sampah tersebut harus dikeringkan secara manual oleh anggota disini.” 81 78 Wawancara dengan Ibu Maria, Nasabah Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 Pukul 14.19 WIB di Bank Sampah POKLILI. 79 Observasi di Bank Sampah POKLILI, Jumat 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI. 80 Wawancara dengan Ibu Erna Yulis , Nasabah Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 Pukul 15.03 WIB di Bank Sampah POKLILI. 81 Wawancara dengan Ibu Lubis , Nasabah Bank Sampah, Jumat 10 Oktober 2014 Pukul 15.16 WIB di Bank Sampah POKLILI.

B. Pembahasan

Permasalahan mengenai sampah merupakan hal yang sangat membutuhkan perhatian dan penanganan khusus, karena sampah telah menjadi permasalahan nasional. Kegagalan dalam pengelolaan sampah akan berimbas pada menurunnya kualitas kesehatan masyarakat, merusak estetika kota, dan dalam jangka panjang dapat mempengaruhi investor ke daerah. Pembuangan sampah selama ini banyak dilakukan dengan ditumpuk- tumpuk dipinggir jalan, lalu dinas kebersihan akan mengambil secara rutin, tapi bagaimana dengan masyarakat yang tinggal didaerah atau rumahnya jauh dari jangkauan dinas kebersihan, mungkin ini yang menjadi pangkal permasalahan. Tidak menutup kemungkinan juga masyarakat yang tinggal di perumahan membuang sampahnya ke sungai- sungai terdekat, sekedar ditumpuk saja di lahan kosong, atau dibakar. Kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan belum cukup optimal bahkan cenderung banyak masyarakat yang mengabaikannya. Sehingga hal ini banyak menimbulkan bencana seperti banjir dan tanah longsor. Bahkan lingkungan yang buruk juga menimbulkan berbagai macam penyakit pada masyarakat seperti demam berdarah DBD, chikungunya, diare, dan lain-lain. Untuk itu Bank Sampah POKLILI mencoba membantu masyarakat dalam mengelola sampah melalui kegiatan daur ulang sampah plastik agar masyarakat faham dan peduli terhadap lingkungan. Setelah terbentuknya bank sampah ini, maka para pengurus semakin bekerja keras untuk melakukan pendekatan kepada warga sekitar dengan melakukan sosialisasi, mereka ingin merubah paradigma yang semula „kumpul-angkut-buang‟ menjadi „kumpul-angkut-manfaat‟. Sosialisasi yang dilakukan oleh para pengurus dilakukan juga di tempat arisan RT dengan meminta para warga untuk mulai memilah-milah sampah, tidak hanya itu para pengurus juga mensosialisasikan ke warung-warung sekitar dengan memberikan gunting dan keranjang sampah secara gratis dan