Pengertian Stres Etiologi Stres

 Memahami petunjuk soal.  Mulai mengerjakan soal dari yang mudah.  Meneliti kembali pekerjaan terhadap apa yang sudah dikerjakan. Setelah Ulangan Selesai, yang harus dilakukan adalah memeriksa kembali jawaban, dicari kembali jawaban yang benar. 5

c. Rata-rata waktu yang digunakan untuk belajar setiap hari.

Kegiatan belajar dilaksanakan di setiap waktu yang dikehendaki. Masing-masing mahasiswa, memiliki waktu sendiri-sendiri untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu yang dimiliki. 5, Banyaknya informasi yang diproses harus diproses dalam ingatan manusia pada saat tertentu hanya terbatas, sehingga harus perlu kesiapan mental demi terwujudnya tujuan belajar yang dharapkan. Oleh karena itu, seharusnya perlu dibuat waktu belajar. Dengan waktu belajar yang sudah ditetapkan, maka kita dapat membagi waktu antara mengerjakan tugas, mempelajari materi atau mengerjakan kegiatan lain sehingga waktu yang tersedia dapat bermanfaat sebaik mungkin. Evaluasi harus dilakuakanan oleh pembelajar sendiri. Dengan membandingkan antara tujuan belajar dan hasil yang dicapainya, pembelajar akan mengetahui sejauh mana keberhasilannya. 5

2.1.2 Pengertian Stres

Stres adalah kejadian yang penting serta tidak dapat di hindari dalam kehidupan sehari-hari. Menurut WHO 2003, stres adalah reaksirespons tubuh terhadap stresor psikososial tekanan mentalbeban kehidupan. Stres adalah suatu kondisi yang bersifat internal, disebabkan oleh fisik, lingkungan, dan situasi sosial untuk berpotensi merusak pribadi individu. Stres adalah keadaan psikologis yang terjadi ketika individu tidak cukup mampu untuk menghadapi tuntunan dan situasi. 9,12,19

2.1.3 Etiologi Stres

Penyebab stres adalah stresor. Macam-macam stresor antara lain fisik, psikologik, keluarga, sosial, spiritual, masalah keuangan, dan stresor akademik. 20,21 1. Stresor Fisik Stresor fisik terbagi menjadi stresor fisik internal dan eksternal. Stresor fisik internal yaitu berasal dari dalam tubuh individu misalnya sakit kepala, masalah perut, dan sebagainya, sedangkan stresor fisik eksternal termasuk panas, dingin, suara, polusi, radiasi, makanan, zat kimia, trauma, pembedahan, dan latihan fisik yang terpaksa. 20,21 2. Stresor psikologik Stresor psikologik muncul dari tekanan waktu dan harapan yang tidak realistis pada individu sehingga menyebabkan tekanan dari dalam diri individu biasanya yang bersifat negatif seperti ketakutan, frustasi, kecemasan anxiety, rasa bersalah, kuatir berlebihan, marah, benci, cemburu, rasa kasihan pada diri sendiri, serta rasa rendah diri. 20,21 3. Stresor keluarga Stresor keluarga muncul dari masalah hubungan dengan orang tua, pasangan, dan anak-anak misalnya waktu, uang, dan membutuhkan perhatian dari keluarga. Mahasiswa kedokteran menghadapi tuntutan dari keluarga dan pendidikan yang memerlukan waktu cukup lama. 20,21 4. Stresor sosial Stresor sosial muncul akibat tekanan dari luar yang disebabkan oleh interaksi individu dengan lingkungannya seperti sekolah, pekerjaan, dan masyarakat. Banyak stresor sosial yang bersifat traumatic yang tidak dapat dihindari, seperti kehilangan orang yang di cintai, kehilangan pekerjaan, perceraian, masalah keuangan, pindah rumah dan sebagainya. 20,21 5. Stresor spiritual Stresor spiritual muncul saat nilai dasar spiritualkeyakinan mengalami keterbatasan akibat hambatan dari waktu pertumbuhan spiritual tersebut. Mengabaikan kebutuhan spiritual memberikan kontribusi ke tingkat stres yang lebih tinggi dan menyebabkan penurunan nilai spiritual. 20,21 6. Stresor masalah keuangan Stresor masalah keuangan biasanya sering terjadi pada mahasiswa kedokteran. Sebagian besar mahasiswa untuk bertahan kuliah dengan membawa beban pinjaman uang dan sering tidak mempunyai waktu untuk mendapatkan pekejaan sehingga tidak menghasilkan uang. 21 7. Stresor akademik Stresor akademik muncul saat berlangsung di kampus. Dua tahun pertama, mahasiswa menghadapi persaingan dan takut gagal. Sebagai mahasiswa kedokteran, stres muncul ketika terjadi kematian pasien, infeksi atau takut membahayakan tubuh, ketidaknyamanan dalam membahas isu-isu seksual. 21

2.1.4 Patogenesis dan Patofisiologi Stres