BAB II LATAR BELAKANG TIMBULNYA MASALAH PERTANAHAN
MENGENAI OKUPASI DI ATAS LAHAN HGU PTPN-IV
A. Latar Belakang Timbulnya Masalah Pertanahan
Masalah pertanahan lebih ditekankan pada perbedaan yang terletak pada tataran teknis dan penyelesaiannya cukup dilaksanakan secara internal pada
instansi pertanahan, sedang pengertian sengketa pertanahan telah masuk pada tataran yuridis yang penyelesaiannya melibatkan pihak lain ataupun melalui lembaga
peradilan. Dalam Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 1 tahun 1999 tentang Tata Cara Penanganan Sengketa Pertanahan,
56.
pada pasal 1 diatur bahwa yang dimaksud dengan sengketa pertanahan adalah perbedaan
pendapat mengenai : a.
keabsahan suatu hak, b.
pemberian hak atas tanah, c.
pendaftaran hak atas tanah termasuk peralihannya dan penerbitan tanda bukti haknya antara pihak-pihak yang berkepentingan maupun antara pihak-pihak
yang berkepentingan dengan instansi di lingkungan Badan Pertanahan Nasional.
Lutfi I Nasution lebih tertarik memakai istilah konflik pertanahan,
57
sama halnya dengan istilah yang dipakai dalam Ketetapan MPR Nomor IXMPR2001
56
Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 tahun 1999 Tentang Tata Cara Penanganan Sengketa Pertanahan
57
Lutfi I Nasution, Op cit., h. 215.
tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam pasal 6 angka 1 huruf d disebutkan “menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan dengan
sumber daya agraria yang timbul selama ini…” Rachmadi Usman berpendapat bahwa sengketa merupakan kelanjutan dari
konflik. Sebuah konflik akan berubah menjadi sengketa bila tidak dapat terselesaikan. Konflik dapat diartikan “pertentangan” di antara para pihak untuk menyelesaikan
masalah yang apabila tidak terselesaikan dengan baik maka dapat mengganggu hubungan di antara mereka. Sepanjang para pihak dapat menyelesaikan masalahnya
dengan baik, maka sengketa tidak akan terjadi, namun bila terjadi sebaliknya, para pihak tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai solusi pemecahan masalahnya,
maka sengketa lah yang timbul.
58
Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai istilah tersebut di atas, maka istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah “masalah pertanahan mengenai
okupasi di atas lahan HGU PTPN-IV”, yang mencakup pengertian adanya suatu persoalan, perselisihan, perbedaan pendapat antara para pihak yang berkepentingan
maupun antara pihak dengan instansi Pemerintah menyangkut sumber daya tanah baik yang penyelesaiannya disampaikan kepada Pemerintah maupun diajukan melalui
lembaga peradilan.
B. Penyebab Terjadinya Masalah Pertanahan Mengenai Okupasi Di Atas lahan