Komunikasi Vertikal dan Koordinasi Kerja (Studi Korelasional antara Pengaruh Komunikasi Vertikal dengan Koordinasi Kerja Karyawan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Imam Bonjol, Medan).

(1)

( Studi Korelasional mengenai Tayangan Showbiz News di Metro TV dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Informasi Musik dan Film di Kalangan Mahasiswa STIE-STMIK IBBI Kampus Diamond, Jalan Sei Deli No. 18

Medan)

Disusun Oleh :

BUDI TULUS

040904032

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

Dengan segala kerendahan hati, peneliti mengucapkan puji dan syukur

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Komunikasi Vertikal dan Koordinasi Kerja (Studi Korelasional antara Pengaruh

Komunikasi Vertikal dengan Koordinasi Kerja Karyawan di PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk Cabang Medan Imam Bonjol, Medan). Skripsi ini disusun guna

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1) pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan, dan kemampuan

peneliti. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan ikhlas peneliti menerima

kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang nantinya berguna di hari

yang akan datang.

Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih dari dasar hati yang terdalam,

penulis persembahkan kepada Ayahanda Junaidi dan Ibunda Suti yang selalu

memberikan dukungan moril dan materil, serta kasih sayang yang selalu

dicurahkan kepada peneliti. Kepada saudara-saudara penulis : Kakak Juni Fratna

Willis dan Lismawati, Abang Yudi Kurniawan, serta adik-adikku Saddam Januari

dan Septia Ningsih, yang telah memberikan semangat, dukungan, dan pengertian


(3)

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra.Dayana, M.Si, selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan

masukan, bimbingan dan dorongan kepada penulis. Terima kasih atas

pengetahuan dan wawasan baru yang diberikan kepada penulis, semua itu

sangat berarti bagi penulis.

4. Seluruh dosen/ staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara, khususnya para dosen Departemen Ilmu

Komunikasi. Terimakasih yang tulus penulis sampaikan atas jasa-jasa yang

telah diberikan selama perkuliahan.

5. Spoke Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Imam

Bonjol, Bapak Amirsyarifuddin yang selalu disegani dan telah memberikan

kesempatan bagi penulis hingga dapat melaksanakan kegiatan penelitian.

6. Human Resources & General Affair Officer, Bapak Mursid selaku instruktur

penelitian di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Imam Bonjol

yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta saran-saran


(4)

selama melakukan penelitian. Kak Yuyik, Mas Bambang, Bang Budi, Pak

Jenggot, serta yang tiada tersebutkan satu-persatu yang membantu

kelancaran kegiatan penelitian penulis.

8. Ibu Dra.Dewi Kurniawati, M.Si, Kak Icut, Kak Ros, Rotua, dan Maya yang

selalu ada di departemen yang setia membantu penulis dalam menyelesaikan

urusan administrasi.

9. Sahabat penulis Tomy Prabowo dan Budi Tulus yang selalu siap membantu,

memberi dorongan, dan semangat serta selalu ada setiap kali penulis

butuhkan. Penulis bersyukur bisa mengenal kalian, semoga persahabatan

kita tetap terjaga selamanya.

10. Teman-teman selama masa kuliah : Aginta, Rico, Dimas, Ocky, Wan, Arief,

Adhar, Rangga, Irvan, Adiet, Reza, Bang Pampam, Bang Abram, Kiki,

Melaty, Beby, Ina, Fany, Icha, Melly, dan lainnya yang selalu memberikan

dukungan, semangat, dan perhatian dalam melakukan aktivitas perkuliahan.

11. Teman-teman bermain penulis : Tondy, Nugra, Anda, Anggi, dan Trisna.

Terimakasih karena selalu bisa memaklumi dan memberikan semangat

kepada penulis.

12. Jani, Meir, Nina, Sudi, Rosmeri, dan Masri terimakasih atas bantuan yang

telah diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman Ilmu

Komunikasi 2004 yang sudah selesai, masih, dan terus berjuang dalam

menyelesaikan tugas akhir. Semoga kita semua menjadi orang yang berhasil


(5)

serta yang tiada tersebutkan satu-persatu.

14. Bang Hendra dan keluarga, Bang Mukhlis, serta Bang Monang dan

keluarga, terimakasih penulis ucapkan karena telah membantu penulis

dengan sabar.

15. Semua pihak yang secara sadar atau tidak, telah ikut serta membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih

yang tulus.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah

diberikan oleh semua pihak, semoga Allah SWT akan membalasnya dengan

limpahan rahmat kepada kita semua. Harapan penulis semoga skripsi ini kelak

dapat berguna dan jika terdapat kesalahan penulis memohon maaf serta menerima

kritik dan saran yang bersifat membangun.

Medan,Desember 2008 Peneliti,


(6)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Perumusan Masalah ... 7

I.3 Pembatasan Masalah ... 7

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

I.4.1 Tujuan Penelitian ... 8

I.4.2 Manfaat Penelitian ... 9

I.5 Kerangka Teori ... 9

I.5.1 Komunikasi ... 10

I.5.2 Komunikasi Organisasi dan Komunikasi Vertikal ... 11

I.5.3 Kepemimpinan dalam Organisasi dan Manajemen Partisipatif ... 14

I.5.4 Koordinasi Kerja ... 15

I.6 Kerangka Konsep ... 16

I.7 Model Teoritis ... 17

I.8 Operasional Variabel ... 18

I.9 Definisi Operasional Variabel ... 19

I.10 Hipotesis ... 21

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi ... 22

II.1.1 Definisi Komunikasi ... 22

II.1.2 Proses Komunikasi... 24

II.1.3 Elemen-elemen Komunikasi ... 25

II.1.4 Fungsi Komunikasi ... 27

II.2 Komunikasi Organisasi dan Komunikasi Vertikal ... 29

II.2.1 Komunikasi Organisasi ... 29

II.2.2 Komunikasi Vertikal ... 31

II.2.2.1 Komunikasi Vertikal ke Bawah (Downward Communication)... 31

II.2.2.2 Komunikasi Vertikal ke Atas (Upward Communication) ... 37

II.2.3 Penerapan Komunikasi Kelompok di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ... 41

II.3 Kepemimpinan dalam Organisasi dan Manajemen Partisipatif ... 44

II.3.1 Kepemimpinan dalam Organisasi ... 44

II.3.2 Manajemen Partisipatif ... 47

II.4 Koordinasi Kerja ... 52


(7)

II.4.5 Fungsi dan Manfaat Koordinasi ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 59

III.1.1 Sejarah Berdirinya Bank Mandiri ... 59

III.1.2 Produk-Produk Bank Mandiri ... 63

III.1.3 Struktur Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk ... 74

III.1.4 Bidang-bidang Kerja (Job Description) ... 75

III.2 Metode Penelitian ... 83

III.3 Populasi dan Sampel ... 83

III.3.1 Populasi ... 83

III.3.2 Sampel ... 83

III.4 Teknik Pengumpulan Data ... 85

III.5 Teknik Analisis Data ... 86

III.5.1 Analisis Tabel Tunggal ... 86

III.5.2 Analisis Tabel Silang ... 86

III.5.3 Uji Hipotesis ... 86

III.6 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 88

III.6.1 Tahap Awal ... 88

III.6.2 Pengumpulan Data ... 88

III.7 Proses Pengolahan Data ... 89

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Tabel Tunggal …… ... 90

IV.1.1 Karakteristik Responden……….. ... 90

IV.1.2 Komunikasi Vertikal dalam kegiatan Briefing ... 93

IV.1.2.1 Komunikasi Vertikal Ke Bawah (Downward Communication)... 93

IV.1.2.2 Komunikasi Vertikal Ke Atas (Upward Communication) ... 113

IV.1.3 Koordinasi Kerja ... 127

IV.2 Analisis Tabel Silang ……….. ... 132

IV.3 Uji Hipotesis ... 140

IV.4 Pembahasan... 141

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan ... 145

V.2 Saran ... 147

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

Penelitian ini berjudul Tayangan “SHOWBIZ NEWS” dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Informasi ( Studi Korelasional mengenai Tayangan SHOWBIZ NEWS di Metro TV dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Informasi Musik dan Film Mahasiswa STIE-STMIK IBBI Kampus Diamond,Jalan Sei Deli No18 Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi Sejauhmana hubungan antara tayangan Showbiz News di Metro TV dengan pemenuhan kebutuhan informasi musik dan film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI, Kampus Diamond, Jalan Sei Deli No18, Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara tayangan Showbiz News di Metro TV dengan pemenuhan kebutuhan informasi musik dan film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI, Kampus Diamond, Jalan Sei Deli No18, Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa STIE-STMIK IBBI Kampus Diamond pada stambuk 2005 sampai 2007. Berdasarkan data yang diperoleh saat pra penelitian pada tanggal 12 Mei 2008, Populasi berjumlah 18.800 mahasiswa. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, sehingga diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Teknik penaraikan sampel, yaitu teknik Purposive Sampling dan Snowball Sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dan Pengamatan langsung (observasi) yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala – gejala yang tampak pada objek penelitian dengan menyebarkan kuesioner untuk memperoleh data yang diperlukan. Kemudian data yang ada dianalisa dengan analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus.

Dari hasil penelitian, dengan memakai piranti lunak SPSS 15.0, maka diperoleh rs (rho) sebesar 0,366 Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan di antara variabel yang diteliti, digunakan skala Guilford. Hasil rs = 0,366, dimana indeks

korelasi terletak pada 0,20 – 0,39 dimana makna hubungannya rendah tetapi pasti. Sesuai dengan kaidah Spearman, yaitu rs > 0, maka hipotesis diterima. Hipotesis yang

diterima dalam penelitian ini adalah Ha (Hipotesis Alternatif). Artinya Artinya

terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara pengaruh tayangan Showbiz

News di Metro TV dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi musik dan

film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI, Kampus Diamond, Jalan Sei Deli No.18, Medan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengaruh tayangan Showbiz News di Metro TV dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi musik dan film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI, Kampus Diamond, Jalan Sei Deli No.18, Medan.


(9)

Penelitian ini berjudul Tayangan “SHOWBIZ NEWS” dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Informasi ( Studi Korelasional mengenai Tayangan SHOWBIZ NEWS di Metro TV dan Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Informasi Musik dan Film Mahasiswa STIE-STMIK IBBI Kampus Diamond,Jalan Sei Deli No18 Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi Sejauhmana hubungan antara tayangan Showbiz News di Metro TV dengan pemenuhan kebutuhan informasi musik dan film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI, Kampus Diamond, Jalan Sei Deli No18, Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara tayangan Showbiz News di Metro TV dengan pemenuhan kebutuhan informasi musik dan film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI, Kampus Diamond, Jalan Sei Deli No18, Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa STIE-STMIK IBBI Kampus Diamond pada stambuk 2005 sampai 2007. Berdasarkan data yang diperoleh saat pra penelitian pada tanggal 12 Mei 2008, Populasi berjumlah 18.800 mahasiswa. Untuk menghitung jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, sehingga diperoleh sampel sebanyak 99 orang. Teknik penaraikan sampel, yaitu teknik Purposive Sampling dan Snowball Sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dan Pengamatan langsung (observasi) yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala – gejala yang tampak pada objek penelitian dengan menyebarkan kuesioner untuk memperoleh data yang diperlukan. Kemudian data yang ada dianalisa dengan analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus.

Dari hasil penelitian, dengan memakai piranti lunak SPSS 15.0, maka diperoleh rs (rho) sebesar 0,366 Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan di antara variabel yang diteliti, digunakan skala Guilford. Hasil rs = 0,366, dimana indeks

korelasi terletak pada 0,20 – 0,39 dimana makna hubungannya rendah tetapi pasti. Sesuai dengan kaidah Spearman, yaitu rs > 0, maka hipotesis diterima. Hipotesis yang

diterima dalam penelitian ini adalah Ha (Hipotesis Alternatif). Artinya Artinya

terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara pengaruh tayangan Showbiz

News di Metro TV dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi musik dan

film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI, Kampus Diamond, Jalan Sei Deli No.18, Medan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengaruh tayangan Showbiz News di Metro TV dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi musik dan film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI, Kampus Diamond, Jalan Sei Deli No.18, Medan.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Media massa, seperti halnya pesan lisan dan isyarat, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia. Pada hakikatnya, media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang sangat berjasa di dalam manusia meningkatkan pengembangan struktur sosialnya.

Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia.

Menurut R.Mar’at (dalam Effendy, 2002:122) acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para penonton; ini adalah hal yang wajar. Jadi, bila ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah, bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga mereka seolah hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihidangkan televisi.

Kemampuan televisi dalam menarik perhatian masih menunjukkan bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis, pengaruh acara televisi sampai saat ini masih terbilang kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audiovisual televisi menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa. Terlepas dari pengaruh positif atau pengaruh negatif, pada


(11)

intinya media televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat sehingga sampai saat ini televisi menjadi media yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia memiliki keinginan lebih tinggi untuk mempunyai televisi daripada keinginan untuk membeli buku bacaan.

Televisi telah menghadirkan berbagai bentuk acara di tengah-tengah masyarakat. Mulai dari tayangan sinetron, film, komedi situasi, talkshow, tayangan berita, reality show, iklan dan beragam tayangan impor dari luar negeri. Maraknya pemanfaatan alat media elektronik dalam masyarakat membuat televisi menjadi media informasi yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terlebih lagi informasi sudah menjadi kebutuhan manusia untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya, memperluas cakrawala pengetahuan sekaligus dapat menghilangkan stres sosial.

Sekarang ini sudah terdapat sepuluh stasiun televisi swasta seperti Indosiar, RCTI, SCTV, TPI, Anteve, TVone, TV7, Trans7, MetroTV, dan Global TV. Selain kesepuluh stasiun tersebut, juga terdapat stasiun televisi swasta yang dikhususkan hanya untuk cakupan wilayah tertentu seperti Deli TV ataupun DAAI TV. TV swasta kini berlomba – lomba menghadirkan tayangan informasi atau hiburan yang lebih menarik, cepat, dan lebih aktual dan berusaha memberikan kepuasaan bagi pemirsanya dengan menayangkan acara yang menjadi unggulan masing-masing.

Seperti halnya topik – topik yang menarik yang telah banyak diangkat di layar televisi, topik Infotainment dan segala atribut keartisan yang makin hari makin bertumbuh menjadikannya seperti sebuah industri baru dalam dunia bisnis


(12)

yang mampu memaksa setiap televisi swasta menciptakan program acara dengan konsep berita infotainment serta dapat meraup keuntungan karena banyak penonton yang lebih menyukai infotainment dibandingkan berita aktual tentang informasi dunia.

Metro TV adalah stasiun televisi swasta yang menghadirkan program news lebih banyak dibandingkan dengan stasiun lain yang didukung dengan adanya para anchor berparas cantik dan tampan dan didukung oleh wawasan yang luas, berpendidikan tinggi dan banyak pula dari mereka yang mengecap pendidikan sampai ke luar negeri. Stasiun televisi ini ingin lebih mengkhususkan bahwa Metro TV adalah stasiun yang bisa dipercaya dalam hal kebenaran dalam pemberitaan.

Acara – acaranya diarahkan lebih mendidik sekaligus menghibur para penontonnya dengan tanpa mengurangi kualitas beritanya. Selain itu, Metro TV juga mengikuti topik apa – apa saja yang diinginkan oleh masyarakat termasuk topik Infotainment News yang sekarang ini mulai marak dihadirkan ke tengah – tengah penonton. Oleh karena itu, Metro TV menghadirkan sebuah program acara infotainment yang sesungguhnya yang isinya tentang ulasan musik, film, wawancara penyanyi, aktor, aktris, sutradara, liputan konser dan sejenisnya. Program acara tersebut adalah Showbiz News.

Showbiz News adalah informasi mengenai dunia hiburan, baik dari dalam maupun luar negeri meliputi dunia film, dunia musik, theater, seni budaya, dan liputan dunia bisnis pertunjukan lainnya. Program ini juga menampilkan segmen hot gossip, profil selebritis serta wawancara artis dan para pelaku bisnis pertunjukan yang jauh dari berita infotainment stasiun televisi swasta lain yang


(13)

menampilkan berita perceraian dan perselingkuhan di kalangan selebriti (www.metronews/ showbiznews/2008).

Program ini dipandu oleh presenter pilihan Metro TV yaitu Alvin Adams. Di dalam acara ini, Alvin memakai kostum jas yang memberi kesan resmi dengan kemeja berwarna gelap selaras dimana kancing atas kemeja tersebut dibuka sehingga terkesan lebih kasual. Alvin Adams memandu acara ini dengan ciri khas yang santai tetapi berita – berita infotainment yang diberikan berbobot dan punya nilai berita tinggi.

Terkadang Alvin juga mengundang orang – orang terkenal seperti : bintang film dari sebuah film yang akan segera tayang di bioskop, para sutradara yang memiliki andil besar terhadap film yang dibuatnya, penulis cerita maupun skenario, dan sekali-sekali juga mengundang para penyanyi top ataupun sedang merilis album baru.

Showbiz News dihadirkan setiap hari Senin dan Jumat pada pukul 14.30 WIB. Tayangan ini berdurasi satu jam dan didalamnya sudah termasuk tayangan iklan. Selain itu, penonton dapat juga menyaksikan Showbiz On Location yang berisi tentang wawancara langsung dengan para orang – orang penting di depan dan di balik layar dalam pembuatan film, video klip, ataupun event- event besar.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana tayangan Showbiz News di Metro TV dan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi musik dan film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI Kampus Diamond Jalan Sei Deli No18, Medan.


(14)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Sejauhmanakah hubungan antara tayangan Showbiz News di Metro TV dengan pemenuhan kebutuhan informasi musik dan film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI, Kampus Diamond, Jalan Sei Deli No18, Medan?”.

I.3. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan, berikut ini peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian. Adapun maksudnya agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu luas, sehingga dapat dihindari salah pengertian tentang masalah penelitian. Maka pembatasan masalah yang akan diteliti adalah :

a. Penelitian ini bersifat korelasional yang mencari hubungan atau menjelaskan hubungan antara tayangan Showbiz News di Metro TV dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi khalayak.

b. Penelitian ini dilakukan di STIE-STMIK IBBI Kampus Diamond stambuk 2005 sampai dengan 2007 yang pernah menonton tayangan Showbiz News di Metro TV.

c. Penelitian ini hanya untuk mengetahui tingkat pemenuhan kebutuhan informasi musik dan film saja.


(15)

d. Penelitian dimulai pada bulan Mei 2008, dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui efektivitas tayangan Showbiz News di Metro TV.

b. Untuk mengetahui kemampuan media masa, khususnya televisi dalam memenuhi informasi tentang musik dan film melalui tayangan Showbiz News di Metro TV.

c. Untuk mengetahui hubungan antara tayangan Showbiz News dengan peningkatan kebutuhan akan informasi tentang musik dan film dikalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI Kampus Diamond.

I.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

a. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah penelitian, dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU mengenai ilmu komunikasi, khususnya mengenai televisi sebagai media komunikasi massa.

b. Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya jurusan Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dari sumber bacaan.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.


(16)

I.5. Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti (Nawawi, 1997 : 40).

Teori menurut F.M Kerlinger (dalam Rakhmat, 1997 : 6) merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Dengan adanya kerangka teori peneliti akan memiliki landasan dalam menentukan tujuan arah penelitiannya.

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap releven adalah Komunikasi dan Komunikasi Massa, Televisi, Teori Uses and Gratifications, Infotainment News serta Musik dan Film.

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Menurut Harold Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dari defenisi tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur, yakni:

a. Komunikator (communicator, source, sender) b. Pesan (message)

c. Media (channel, media)

d. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) e. Efek (effect, impact, influence) (Effendy, 1992 : 10).


(17)

Komunikasi dapat berlangsung dengan atau tanpa media. Komunikasi dengan menggunakan media yang ditujukan kepada khalayak disebut komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara, yakni, pertama , komunikasi oleh media, dan kedua komunikasi untuk massa. Namun ini tidak berarti komuniksai massa adalah komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cenderung memilih khalayak, dan demikian pula sebaliknya khalayak pun memilih – milih media (Rivers, 2003 : 18).

Sedangkan menurut ahli komunikasi lainnya. Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa yakni pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi. Agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar pada umumnya agar sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar – pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalah, film, dan buku (Ardianto, 2004 : 11).

Menyimak berbagai defenisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip bahkan definisi – definisi itu satu sama lain yang saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai komunikasi massa. Bahkan secara tidak langsung, dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui pula karakteristiknya yaitu :


(18)

1. Komunikator terlembagakan 2. Pesan bersifat umum

3. Komunikannya anonim dan heterogen 4. Media massa menimbulkan keserempakan

5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan 6. Komunikasi massa bersifat satu arah

7. Stimulasi alat indra “terbatas” 8. Umpan balik tertunda (Delayed)

Komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Selain itu, pesan yang disampaikan cenderung terbuka dan mencapai khalayak dengan serentak.

Untuk memahami proses komunikasi massa perlu dilakukan pemahaman dengan bentuk analisis makro dan analisis mikro, walaupun pada akhirnya memiliki hasil yang sama dengan alasan khalayak menggunakan media. Joseph R. Dominick (2002 : 43) menyatakan bahwa motif memilih media adalah :

1. Cognition (Pengamatan)

Media digunakan sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan masyarakat terhadap pengetahuan dan wawasan bahkan beberapa masyarakat menggunakan media untuk membangkitkan ide.


(19)

2. Diversion (Diversi)

Media digunakan sebagaai sarana untuk relax dan memuaskan kebutuhan secara emosional bahkan bisa membangkitkan semangat setelah begitu jenuh dari rutinitas hidup sehari-hari.

3. Social Utility (Kegunaan sosial)

Media digunakan sebagai alat untuk mempererat kontak atau hubungan dengan teman, keluarga, dan masyarakat, misalnya membahas berita hangat yang sedang terjadi dengan keluarga.

4. Withdraw (Menarik)

Media juga digunakan sebagai alasan untuk tidak melakukan suatu tugas dan untuk menjaga privacy agar tidak diganggu orang lain.

5. Linkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan khalayak yang beragam sehingga membentuk suatu pertalian berdasarkan minat dan kepentingan yang sama.

I.5.2. Televisi

Hadirnya media televisi mau tidak mau harus dapat diterima karena sudah merupakan suatu kebutuhan informasi bagi masyarakat agar kita tidak tertinggal oleh kemajuan peradaban teknologi sekaligus mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di belahan dunia lain. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia.

Fungsi televisi hampir sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Media televisi memiliki karakteristik yang membedakannya dengan media massa lainnya, yaitu :


(20)

1. Audiovisual

2. Berpikir dalam gambar

3. Pengoperasian lebih kompleks

Ada tiga dampak yang ditimbulkan dalam acara televisi terhadap pemirsanya, yaitu :

1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.

2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan di televisi yang memengaruhi pemirsa untuk menirunya.

3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari – hari.

Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa serta efek yang ditimbulkanjuga beraneka macam. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa saat menonton televisi (Kuswandi, 1996 : 99).

Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan acara yang ditampilkan atau disiarkan melaui media massa televisi. Tayangan tersebut bisa bersifat hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan mengenai paendidikan.


(21)

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memperoleh berbagai pemgalaman. Hal ini dikarenakan terintegrasinya kelima indera yang dimiliki, tetapi dengan menonton audiovisual, akan mendapatkan 10% dari informasi yang diperoleh sebelumnya. Ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan (Stimulated Experience) dari media audiovisual tadi (Darwanto 2007 :119)

Darwanto juga mengemukakan, dalam kaitannya terhadap peningkatan pengetahuan, suatu tayangan televisi hendaknya memperhatikan beberapa hal, antara lain :

1. Frekuensi menonton. Melalui frekuensi menonton komunikan, dapat diihat pengaruh tayangan terhadap pengetahuan komunikan.

2. Waktu penayangan. Apakah waktu penayangan suatu acara sudah tepat atau sesuai dengan sasaran komunikan yang dituju. Misalnya tayangan yang dikhususkan bagi pelajar, hendaknya ditayangkan pada jam setelah kegiatan belajar di sekolah usai.

3. Kemasan Acara. Agar mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran komunikannya, suatu tayangan harus dikemas atau ditampilkan secara menarik.

4. Gaya penampilan pesan. Dalam menyampaikan pesan dari suatu tayangan, apakah host atau pembawa acara sudah cukup komunikatif dan menarik, sehingga dapat menghindari rasa jenuh pemirsanya dan juga memahami pesan yang disampaikan.

5. Pemahaman pesan. Apakah komunikan dapat mengerti dan memahami setiap materi atau pesan yang disampaikan oleh suatu tayangan.


(22)

I.5.3 Teori Uses and Gratifications

Jika pada model penelitian komunikasi yang terdahulu lebih menyelidiki pengaruh pesan terhadap komunikan dari sisi komunikator saja, maka sekitar tahun 1940-an lahirlah perspektif baru yang disebut dangan Uses and Gratifications.

Pertanyaan utama dalam model ini bukan pada sejauh mana media tersebut dapat mengubah sikap dan prilaku kita, tetapi pada sejauh mana media tersebut dapat mempertemukan kebutuhan sosial dengan kebutuhan pribadi. Jadi tekanannya adalah pada khalayak yang dianggap aktif, yang dengan sengaja menggunakan media massa untuk mencapai tujuan tertentu (Liliweri, 1991 : 133).

Katz (1974) menggambarkan logika yang mendasari penelitian mengenai media Uses and Gratifications sebagai berikut: (1) Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3) harapan – harapan terhadap (4) media massa atau sumber – sumber lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuansi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya (Sendjaja, 2002 : 538).

Dari beberapa jenis kebutuhan diatas, maka akan ditimbulkan dorongan / motif untuk memenuhinya, apakah melalui media ataupun non media. Menurut Blummer ada 3 orientasi dalam kebutuhan, diantaranya :

1. Kebutuhan kognitif

Kebutuhan ini berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian-pengertian tentang lingkungan yang dihuni.


(23)

Kebutuhan ini timbul akan adanya dorongan-dorongan seperti rasa ingin tahu dan pembelajaran pada diri sendiri.

2. Diversi

Kebutuhan ini melingkupi pelepasan dari tekanan dari kebutuhan akan hiburan.

3. Kebutuhan Identitas Personal.

Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media yang dikonsumsi dan berabagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.

Dengan demikian, Uses and Gratifications telah mengubah fokus penelitian dari kegunaan komunikasi dan perspektif media, kepada kegunaan komunikasi dari perspektif khalayak. Lebih lanjut, model ini merupakan bentuk jawaban dari para ahli. Pada perkembangan komunikasi massa teori Uses and Gratifications dapat dilukiskan dalam gambar berikut :


(24)

Gambar 1

Perkembangan komunikasi massa teori Uses and Gratifications

Dengan menggunakan model ini peneliti berusaha menemukan hubungan antara variabel-variabel yang diukur. Antasenden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografis seperti usia, jenis kelamin dari komunikan. Alasan atau motif untuk menyaksikan tayangan Showbiz News dapat dioperasionalkan dengan berbagai cara yakni : unfungsional (hasrat melarikan diri, kontak sosial atau bermain), bifungsional (informasi-edukasi dan gratifikasi) sedangkan hubungan yang lain meliputi hiburan, transmisi budaya.

I.5.4. Infotainment News

Infotainment News atau yang lebih dikenal dengan berita selebriti adalah suatu berita yang berasal dari para selebriti, orang – orang ternama, tokoh – tokoh penting dalam dunia maupun negara sendiri yang mengupas tentang realita hidup, prestasi / peringkat, kehidupan sosialnya, maupun berita yang menyangkut dirinya sendiri ( www.detik.com).

Lingkungan Sosial - ciri – ciri

demografis - keanggotaan

dalam kelompok - ciri – ciri

kepribadian Kebutuhan - kognitif - afektif - integrasi sosial - integrasi personal - escapism

Sumber non media - keluarga dan

teman

- hubungan inter personal - hobi - istirahat dll Sumber Media - jenis media - isi media - terpaan media - konteks sosial

terhadap terpaan media Fungsi Media - pengawasan - hiburan - identitas diri - itegrasi diri


(25)

I.5.5. Musik dan Film

Pada dasarnya tayangan acara ditujukan untuk mencuri perhatian khalayak, pengetahuan merupakan elemen penting dalam melihat suatu acara guna menambah referensi atau pengalaman penikmat tayangan untuk dapat memahami acara yang disajikan sehingga menimbulkan keinginan dalam diri manusia untuk memilih suatu tayangan yang ingin dinikmatinya.

Musik dan film adalah dua hal yang sangat dekat dengan generasi muda. Sehingga dua hal ini dapat membantu perkembangan jiwa serta pertumbuhan kreativitas. Dengan musik, baik orang tua maupun yang muda dengan mudahnya dapat mengutarakan perasaan apa saja kepada orang lain. Orang lain dapat mengungkapkan keinginan dan hasrat yang timbul juga melalui musik (www.google.com).

Kreativitas para sineas muda juga dapat diuji melalui film. Bagaimana mereka bercerita untuk menghibur dan menyentuh perasaan , menyampaikan pemikiran melalui tokoh – tokoh dalam filmnya, mengabadikan momen – momen penting dalam hidupnya dan ingin membuat suatu perubahan.

I.6. Kerangka Konsep

Nawawi (1997 : 40) mengatakan bahwa langkah yang harus dilakukan setelah sejumlah teori diuraikan adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai, dan sebagai bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa penelitian.


(26)

Kerangka konsep dari satu gejala sosial yang memadai diperlukan untuk menyajikan masalah penelitian dengan cara yang jelas dan dapat diuji, karena itu variabel-variabel yang penting harus didefenisikan dengan jelas, setidaknya beberapa variabel yang harus didefenisikan secara operasional untuk memungkinkan dalil-dalil yang dapat diuji.

Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep – konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas atau Independent Variable (X)

Variabel Bebas yaitu segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain (Nawawi, 1997 :40). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan Showbiz News di Metro TV.

2. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada ataupun muncul dipengaruhi atau ditentukannya adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain. Variabel Terikat yaitu variabel yang merupakan akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahului (Rakhmat, 1997 : 12).


(27)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat pemenuhan kebutuhan informasi musik dan film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI, Kampus Diamond, Jalan Sei Deli No18, Medan.

I.7. Model Teoritis

Berdasarkan kerangka konsep yang ada, maka model teoritisnya adalah sebagai berikut:

ll

Gambar 2 Model teoritis Karakteristik

responden: - Jenis kelamin - Stambuk - Jurusan

Variabel Bebas Tayangan Showbiz News di Metro TV:

1. Frekuensi menonton 2. Waktu penayangan 3. Kemasan acara 4. Gaya penampilan

pesan

5. Pemahaman pesan

Variabel Terikat Tingkat pemenuhan kebutuhan informasi khalayak :

1. Kognitif 2. Diversi 3. Kebutuhan


(28)

8. Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1 Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Tayangan Showbiz News di Metro TV

1. Frekuensi menonton 2. Waktu penayangan 3. Kemasan acara

4. Gaya penampilan pesan 5. Pemahaman pesan Variabel Terikat (Y)

“Tingkat Pemenuhan

Kebutuhan Informasi Musik dan Film”

1. Kognitif 2. Diversi

3. Kebutuhan Identitas Personal Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin

2. Stambuk mahasiswa 3. Jurusan

9. Definisi Variabel Operasional

Definisi Operasional adalah unsur penelitian yang memeritahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun 1995 : 46).


(29)

Definisi Operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas (Tayangan Showbiz News di Metro TV), terdiri dari :

a) Frekuensi menonton. Melalui frekuensi menonton tayangan Showbiz News, dapat diihat pengaruh tayangan terhadap kebutuhan informasi dan film.

b) Waktu penayangan.

Jadwal penayangan suatu acara. Waktu penayangan Showbiz News.Waktu penayangan Showbiz News yaitu setiap hari Senin dan Jumat pada pukul 14.30 WIB.

c) Kemasan Acara. Agar mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran komunikannya, suatu tayangan harus dikemas atau ditampilkan secara menarik.

d) Gaya penampilan pesan. Dalam menyampaikan pesan dari suatu tayangan, apakah host atau pembawa acara sudah cukup komunikatif dan menarik, sehingga dapat menghindari rasa jenuh pemirsanya dan juga memahami pesan yang disampaikan.

e) Pemahaman pesan. Apakah komunikan dapat mengerti dan memahami setiap materi atau pesan yang disampaikan dalam tayangan Showbiz News.


(30)

2. Variabel Terikat (Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Informasi Musik dan Film), terdiri dari :

a) Kebutuhan kognitif

Kebutuhan ini berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian-pengertian tentang lingkungan yang dihuni. Kebutuhan ini timbul akan adanya dorongan-dorongan seperti rasa ingin tahu dan pembelajaran pada diri sendiri.

b) Diversi

Kebutuhan ini melingkupi pelepasan dari tekanan dari kebutuhan akan hiburan.

c) Kebutuhan Identitas Personal.

Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.

Karakteristik Responden yaitu nilai-nilai yang dimiliki oleh individu yang membedakannya dengan individu lain, terdiri dari :

a) Jenis Kelamin : berupa jenis kelamin dari responden yang bersangkutan. b) Stambuk : Tahun masuknya mahasiswa STIE-STMIK IBBI Kampus

Diamond yang menjadi responden, yakni tahun 2005, 2006, 2007.

c) Jurusan : STIE-STMIK IBBI Kampus Diamond terdiri dari beberapa jurusan.


(31)

10. Hipotesis

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena ia merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995 : 43). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara tayangan Showbiz News di Metro TV dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi musik dan film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI Kampus Diamond Jalan Sei Deli No.18, Medan.

Ha : Terdapat hubungan antara tayangan tayangan Showbiz News di Metro TV dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi musik dan film di kalangan mahasiswa STIE-STMIK IBBI Kampus Diamond Jalan Sei Deli No.18, Medan.


(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI MASSA

Pentingnya studi komunikasi karena permasalahan-permasalahan yang timbul akibat komunikasi. Manusia tidak dapat hidup sendirian , ia secara tidak kodrati harus hidup bersama manusia lain, baik demi kelangsungan hidupnya keamanan hidupnya, maupun demi keturunannya. Jelasnya manusia harus bermasyarakat. Masyarakat bisa berbentuk kecil, sekecil rumah tangga yang hanya terdiri dua orang suami istri, bisa berbentuk besar, sebesar kampung, desa, kecamatan, kabupaten atau kota, propinsi dan negara. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai penyalurnya (Effendy, 2003 : 28).

Pengertian komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa lain communicatio istilah ini berasal dari kata communis yang berarti sama, sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh si pengirim pesan kepada si penerima pesan.

Salah satu persoalan di dalam memberi pengertian komunikasi, yakni banyaknya definisi yang telah dibuat oleh pakar menurut bidang ilmunya. Hal ini disebabkan karena banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu elektronika, dan lain


(33)

sebagainya. Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D Laswell cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” (Cangara, 2004 : 18).

Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat defenisi bahwa: Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi ( Cangara,2004:19).

Para pakar Psikologi melihat komunikasi dalam pengertian fenomena stimuli-respons, sebagaimana dikemukakan oleh Dance (1970). Komunikasi adalah pengungkapan respons malalui simbol-simbol verbal. Sedangkan Edwin Neiman (1984) mendefenisikan komunikasi sebagai suatu proses ketika sejumlah orang diubah menjadi kelompok yang berfungsi (Arifin,2003:26).

Jika kita berada dalam situasi komunikasi, maka kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi apa yang dinamakan Wilbur Schramm”Frame of reference“atau dalam bahasa Indonesianya kerangka acuan, yaitu paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings).


(34)

Schramm mennyatakan bahwa field of experience atau bidang pengalaman merupakan faktor yang amat penting untuk terjadinya komunikasi. Apabila bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya jikalau pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain; dengan kata lain situasi menjadi tidak komunikatif (Effendi,2003:30-31).

Istilah komunikasi massa merupakan sebuah istilah yang diadopsi dari bahasa inggris yaitu mass communication. Istilah tersebut merupakan kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa) yang berarti komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi “mass mediated”.

Adapun menurut Alexis Tan (dalam Rakhmat, 1999 : 189) “The communicator is a social organization capable of reproducing the message and sending it simultaneosly to large number of people who are spetialy separated” (Komunikator adalah organisasi sosial yang mampu mereproduksi kembali pesan-pesan dan mengirimkannya secara simultan ke banyak orang yang berbeda tempat).

Menurut Mc.quail (1994 : 33) komunikasi massa dapat juga dikenali dari karakter yang dimiliki yaitu :

1. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan organisasi formal dan pengirim sering kali merupakan komunikator atau orang yang profesional.


(35)

2. Pesannya tidak unik dan beraneka ragam serta dapat diperkirakan. Pesan tersebut seringlaki diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak sehingga merupakan suatu produk yang mengandung nilai kegunaan.

3. Hubungan antara pengirim dan penerima pesan biasanya bersifat satu arah dan jarang bersifat interaktif, impersonal, dan pengirim biasanya tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang diperjual belikan dengan uang atau ditukar dengan perhatian tertentu.

Sehubungan dengan itu menurut Wiryanto (2000 : 1) komunikasi masa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communications) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakan ala-alat mekanik yang mampu melipatgandakan produksi pesan-pesan komunikasi.

Little john (dalam Panuju, 1987 : 117) berpendapat bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimkannya kepada publik, dan melalui proses tersebut sejumlah pesan mencapai khalayak, digunakan, dipahami, dan mempengaruhi khalayak. Perhatian utama dalam studi tentang komunikasi massa adalah media. Bila dikatakan bahwa sistem media merupakan bagian dari sistem dalam konteks yang lebih besar, yakni politik, ekonomi, dan institusi kekuasaan, maka studi komunikasi massa juga mempelajari kaitan sistem-sistem tersebut dengan keberadaan dan fungsi media massa dalam masyarakat.

Kajian tentang media mengenali komunikasi massa dalam dua hal yaitu, pertama yang melihat dari suatu media ke arah masyarakat luas dan


(36)

institusi-institusi sosial yang terdapat di dalamnya. Teori-teori yang berkaitan dengan pandangan ini terutama sekali melihat pada bagaiman cara media menyatu dengan masyarakat dan pengaruh timbal balik yang terjadi antara media dengan struktur sosial yang besar (Little Jon 1992 : 325).

Wright (dalam Tubbs dan Moss,2000 : 1999) berpendapat dalam proses komunikasi massa khalayak berjumlah relatif besar, heterogen, dan anonim bagi sumber. Pengalaman bersifat publik dan cepat . Sumber bekerja lewat suatu organisasi yang rumit, alih-alih dalam isolasi, dan pesan mungkin mewakili usaha banyak orang yang berbeda.

Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melaluio media massa pasa sejumlah besar orang ( mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people) (Ardianto,2004:3).

Melalui defenisi-defenisi komunikasi massa diatas maka kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa . Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut (Ardianto,2004:7-13):

a. Komunikator Terlambagakan

Ciri komunikasi yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik.


(37)

b. Pesan bersifat umum.

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi disekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan.

c. Komunikannya Anonim dan Heterogen.

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonom dan heterogen. Dalam komunkasi massa, komunikator tidak mengenal komunikannya (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping annonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dariberbagai jenis lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, latar belakang budaya, dan tingkat ekonomi.

d. Media massa menimbulkan keserampakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.


(38)

e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubngan sekaligus. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuiakan dengan karakteristik media massa yang digunakan.

f. Komunikasi Massa bersifat Satu Arah

Secara singkat, komunikasi mssa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog. Dengan demikian komunikasi massa bersifat satu arah.

g. Stimulasi Alat Indra Terbatas

Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dianggap salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Dalam media televisi, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

h. Umpan Balik Tertunda

Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam membentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balikdalam komunikasi massa tidak dapat secara langsung (direct feedback) karena komunikator tidak dapat melihat langsung reaksi atau tanggapan dari komunikan.


(39)

Penggunaan komunikasi dengan melalui melaui media massa ini kemudian banyak mendapatkan perhatian dari para peneliti. Hal ini sejalan dengan semakin majunya teknologi di bidang media massa. Hasil penelitian para ahli selama beberapa lama itu kemudian menghasilkan beberapa model jarum hipodermik, model komuniksi satu tahap, model komunikasi dua tahap, dan model komunikasi tahap ganda (multi step flow model).

Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble (dalam Nurudin, 2004) memberikan batasan komunikasi massa jika mencakup :

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut.

2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain.Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi lain.

3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu diartikan milik publik.

4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain komunikatornya tidak berasal dari seseorang atau lembaga.

5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (pentapis informasi). Artinya , pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini


(40)

berbeda dengan komunikasi antar pribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi dan memperluas pesan yang disiarkan.

6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya dalam komunikasi antarpersonal. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan atau tertunda (delayed).

Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyabarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tidak terbatas.

II.2 TELEVISI

Menurut Effendy (1992 : 21) yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menmbulkan keserampakan, dan komunikasinya bersifat heterogen.

Komunikasi massa dengan media televisi merupakan proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasai jarak dan ruang, sasaran yang dicapai untuk mencapai massa cukup besar. Nilai aktualitas


(41)

terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangan cepat. Menurut Effendy, seperti halnya media massa lain, televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi pokok berikutnya.

1. Fungsi penerangan (the imformation function)

Televisi mendapat perhatian yang besar dikalangan masyarakat karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuakan. Hali ini didukung oleh 2 (dua) faktor ,yaitu :

a. Immediacy (Kesegaran)

Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung.

b. Realism (Kenyataan)

Ini berarti televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan,

2. Fungsi pendidikan (the educational function)

Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. Siaran televisi menyiarkan acara-acara tersebut secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika, ekonomi , politik, dan sebagainya.


(42)

3. Fungsi hiburan (The entertainment function)

Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi lainnnya. Sebagian besar dari alikasi waktu siaran televisi diisi oleh acara-acara hiburan, seperti lagu-lagu, film cerita, olahraga, dan sebagainya.

Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan manusi untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas di luar rumah.(Effendy, 1994 : 27-30).

Televisi memilik audio visual yang menyebabkan realita yang diciptakan dianngap sebagai realita yang sesungguhnya. Televisi dalam menyiarkan pesannya bersifat audio dan visual dapat dilihat dan dapat didengar, juga langsung dapat disaksikan di rumah-rumah tanpa harus meninggalkkan tempat. Berbagai macam kemajuan teknologi sehingga saat ini terus mewujudkan bentuk televisi yang canggih. Penemuai tersebut semakin menyempurnakan sistem audio visual televisi.

Televisi mampu menarik perhatian pemirsa sedemikian rupa sehingga khalayak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan pendalaman terhadap apa yang diterimanya secara kritis. Karena semua berlansung secara cepat dan berulang-ulang secara intensif. Hal ini membuat realita di televisi masuk kedalam benak pemirsa. Penyampain pesan di televisi telah menonjolkan lambang komunikasi dengan gambar hidup yang menunjukkan suatu realita.Dengan teknologi yang tinggi, realita yang ditayangkan dapat melebihi kenyataan yang sebenarnya sehingga apa yang tidak mungkin terjadi di dunia dapat terjadi di televisi.


(43)

Setiap tayangan yang ada di televisi mengandung pesan-pesan yang bersifat memberitahu, mendidik dan menghibur. Agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh khalayak sasaran perlu diperhatikan faktor-faktor seperti pemirsa, waktu, durasi, dan metode penyajian.

1. Pemirsa

Sesungguhnya dalam setiap bentuk komunikasi dengan menggunakan media apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk media elektronik faktor pemirsa perlu mendapat perhatian lebih. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kebutuhan pemirsa, minat, materi pesan, dan jam waktu penayangan suatu acara.

2. Waktu

Setelah komunikator mengetahui kebutuhan, minat dan kebiasaan pemirsa langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangannya. Pertimbangannya adalah agar setiap acara yang ditayangkan dapat secara proporsional diterima oleh khalayak sasaran atau khalayak dituju. Untuk acara yang khalayaknya anak-anak tentu saja ditayangkan mulai dari sore hari sampai kepada sekitar jam 8 malam. Hal ini tentu saja memperhatikan kegiatan dari pada anak yang pada pagi hari sampai siang hari melakukan aktifitasnya di sekolah. 3. Durasi

Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan dalam suatu acara. Ada yang berdurasi 30 menit biasanya untuk kuis dan acara infotainment, yang berdurasi satu jam biasanya untuk acara talkshow ataupun berita. Untuk acara film ataupun sinetron biasanya durasi waktu yang


(44)

dibutuhkan adalah satu jam sampai dengan dua jam. Hal ini juga berkaitan dengan kebutuhan pemirsa terhadap suatu acara yang ingin ditontonnya.

4. Metode penyajian

Metode penyajian suatu acara berhubungan dengan daya tarik acara itu sendiri agar tidak menimbulkan kejenuhan bagi pemirsa. Misalkan untuk suatu acara yang bersifat berita ataupun informasi agar menambah daya tariknya dikemas dalam bentuk wawancara, dialog, talkshow, reportasi dan sebagainya.

Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan acara yang ditampilkan atau disiarkan melaui media massa televisi. Tayangan tersebut bisa bersifat hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan mengenai paendidikan.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memperoleh berbagai pemgalaman. Hal ini dikarenakan terintegrasinya kelima indera yang dimiliki, tetapi dengan menonton audiovisual, akan mendapatkan 10% dari informasi yang diperoleh sebelumnya. Ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan (Stimulated Experience) dari media audiovisual tadi (Darwanto 2007 :119)

Darwanto juga mengemukakan, dalamkaitannya terhadap peningkatan pengetahuan, suatu tayangan televisi hendaknya memperhatikan beberapa hal, antara lain :

1. Frekuensi menonton. Melalui frekuensi menonton komunikan, dapat diihat pengaruh tayangan terhadap pengetahuan komunikan.

2. Waktu penayangan. Apakah waktu penayangan suatu acara sudah tepat atau sesuai dengan sasaran komunikan yang dituju. Misalnya tayangan yang


(45)

dikhususkan bagi pelajar, hendaknya ditayangkan pada jam setelah kegiatan belajar di sekolah usai.

3. Kemasan Acara. Agar mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran komunikannya, suatu tayangan harus dikemas atau ditampilkan secara menarik. 4. Gaya penampilan pesan. Dalam menyampaikan pesan dari suatu tayangan, apakah host atau pembawa acara sudah cukup kounikatif dan menarik, sehingga dapat menghindari rasa jenuh pemirsanya dan juga memahami pesan yang disampaikan.

5. Pemahaman pesan. Apakah komunikan dapat mengerti dan memahami setiap materi atau pesan yang disampaikan oleh suatu tayangan.

Televisi sebagai media komunikasi massa

Media massa merupakan saluran atau media yang dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan massa. Yang termasuk media massa disini adalah televisi, surat kabar, majalah, radio, dan film. Media massa dapat digolongkan sebagai media elektronik dan media cetak yang keseluruhannya sering juga disebut pers.

Istilah televisi terdiri dari “tele” yang berarti jauh da “visi” (Vision) yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan pesan mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 1994 : 192).


(46)

Sebagai media massa yang didukung oleh teknologi yang modern, televisi mempunyai banyak keunggulan yang diantaranya ialah siaran yang dipancarkan melalui televisi dapat menjangkau seluruh lapisan yang ada di masyarakat. Sedangkan kekurangan dari media massa elektronik ini adalah berbagai macam informasi yang disajikan hanya bersifat sekilas saja. Dalam arti bahwa yang muncul pada pesawat televisi tidak dapat dikaji ulang, berbeda dengan pesan-pesan media cetak.

Menurut sosiolog Marshall Luhan, kehadiran televisi membuat dunia menjadi “Desa Global” yaitu suatu masyarakat dunia yang batasannya diterobos oleh media televisi (Kuswandi, 1996 : 20).

Adapun ciri-ciri televisi antara lai (Effendy, 1994 : 21) : 1. Berlansung satu arah.

2.Komunikasi melembaga. 3. Pesan bersifat umum.

4. Sasarannya menimbulkan keserempakan. 5. Komunikannya bersifat heterogen.


(47)

II.3. TEORI USES AND GRATIFICATIONS

Riset Uses and Gratifications berangkat dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Inti teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Rachmat,2007:204).

Menurut para pendirinya yaitu Jay Blumer, Elihu Katz dan Michael Gurevitch, Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan pemenuhan kebuutuhan dan akibat-akibat yang lain, termasuk juga dengan apa yang mereka inginkan. Mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar teori yaitu :

a) Khalayak dianngap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

b) Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemenuhan kebutuhan media terletak pada anggota khalayak.

c) Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas.

d) Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup


(48)

mengertiuntuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

e) Penilaian tentang arti kultural dari media massa disimpulkan dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu oleh orientasi khalayak.

Dengan demikian, Uses and Gratification telah mengubah fokus penelitian dari kegunaan komunikasi dan perspektif media, kepada kegunaan komunikasi dari perspektif khalayak.

II.3.1 Kebutuhan Individu terhadap Media

Dalam literatur tentang Uses and Gratification ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengklarifikasikan bagaimana kebutuhan khalayak terhadap informasi dari gratifikasi audiens, dan dapat dibagi kepada kategori-kategori :

1. Pengalihan dari rutinitas dan masalah (Pelepasan emosi).

2. Hubungan personal/manfaat sosial informasi dalam percakapan. 3. Identitas pribadi atau psikologis individu-penguatan nilai atau menambah keyakinan; pemahaman diri; eksplorasi dan sebagainya.

4. Pengawasan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang melakukan sesuatu.

Katz, Gurevitch dan Has juga memandang media massa sebagai suatu alat yang digunakan oleh individu-individu untuk berhubungan. Para peneliti menggolongkan kedalam lima kategori yaitu :

1. Kebutuhan Kognitif : memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman 2. Kebutuhan Afektif : Emosional, pengalaman menyenangkan.


(49)

3. Kebutuhan Integratif sosial : Memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri. 4. Kebutuhan Integratif sosial : Mempererat hubungan dengan keluarga, teman. 5. Kebutuhan pelepasan : Ketegangan, pelarian, dan pengalihan. (Severin, 2007 : 357).

Dari beberapa jenis kebutuhan diatas, maka akan ditimbulkan dorongan / motif untuk memenuhinya, apakah melalui media ataupun non media. Menurut

Blummer ada 3 orientasi dalam kebutuhan, diantaranya :

1. Kebutuhan kognitif

Kebutuhan ini berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian-pengertian tentang lingkungan yang dihuni. Kebutuhan ini timbul akan adanya dorongan-dorongan seperti rasa ingin tahu dan pembelajaran pada diri sendiri.

2. Diversi

Kebutuhan ini melingkupi pelepasan dari tekanan dari kebutuhan akan hiburan.

3. Kebutuhan Identitas Personal.

Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media yang dikonsumsi dan berabagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.


(50)

Teori Uses and Gratification beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan dibawah ini:

Gambar 3. Uses and Gratifications

Motif ini memulai dengan lingkungan sosial (Social Environment) yang menentukan kebutuhan individu. Salah satu kebutuhan individu adalah Cognitive needs yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman. Kebutuhan dari tiap-tiap individu berbeda tergantung kepada lingkungannya seperti : tempat tinggal, kepribadiannya, dan lain-lain. Untuk bisa memenuhi kebutuhannya, individu memilih sumber-sumber dari mana pemenuhan kebutuhan itu berasal.

Lingkungan Sosial - ciri – ciri

demografis - keanggotaan

dalam kelompok - ciri – ciri

kepribadian Kebutuhan - kognitif - afektif - integrasi sosial - integrasi personal - escapism

Sumber non media - keluarga dan

teman

- hubungan inter personal - hobi - istirahat dll Sumber Media - jenis media - isi media - terpaan media - konteks sosial

terhadap terpaan media Fungsi Media - pengawasan - hiburan - identitas diri - itegrasi diri


(51)

II.4. INFOTAINMENT NEWS

Diantara yang termudah dan termurah, infotainment (sebuah istilah yang mengundang perdebatan) adalah pilihannya. Program tayangan televisi ini, menggabungkan dengan apa yang diistilah information dan entertainment. Program tayangan ini berkembang dengan cepat. Nilai berita dalam jurnalisme televisi, yang bukan hanya teks, menyodorkan realitas baru. Yakni, ketokohan seseorang membuat tingkat kedekatan emosional tertentu pada masyarakatnya. Infotainment menyodorkan kenyataan baru, sekalipun bukan nilai kebaruan. Merebaknya acara ini di seluruh media televisi adalah kenyataan kemudian.

Namun, peniruan sampai pada intonasi, cara berdiri, dan menggerakkan tangan sang presenter adalah kadar kreativitas yang memprihatinkan. Tayangan infotainment ini yang menyorot sisi-sisi pribadi public figure, orang-orang popular, selebritas, hanya terbekal dengan satu dus pertanyaan. Selebihnya imaji penonton akan diseret oleh citraan yang sudah melekat pada popularitas artis itu sendiri. Karena itu, teknik jurnalisme yang muncul di sini, hanya meminta statemen atau mengkonfirmasikan statement orang lain berkait dengan dirinya. Tidak ada resume final, kalaupun ada kadang pernyataan-pernyataan presenter sebagai kasimpulan sering mengundang intepretasi yang lain lagi. Bukan saja karena bahasanya yang provokatif dan bombastis, melainkan juga kadang penguasaan bahasanya yang parah (Wirodono, 2006 : 44).

Namun sebagai pendukung dari mainstream hiburan, yang biasanya menempatkan artis sebagai tokoh utama, infotainment tetap akan menjadi acara yang penting di dunia hiburan. Ia mengayuh di antara gelombang industri yang dibangun pelaku-pelaku inti, dan mendapatkan imbasnya dari sana. Lepas dari


(52)

semua itu, biaya produksi untuk acara ini benar-benarrelatif sangat murah. Program ini tidak bias membutuhkan polesan, fully-real coverage. Semakin polos, semakin natural, semakin dahsyat efek komunikasinya. Ia juga tidak membutuhkan kecanggihan tertentu. Tidak membutuhkan peralatan tertentu. Polanya standar, ambil statemen obyek, dan imbuhkan stock-shots aktivitasnya. Semuanya bisa sambil lalu. Dan yang terpenting, iklannya laris manis. Satu komposisi ideal yang semua orang suka menikmatinya.

II.5. MUSIK DAN FILM

Musik adalah permainan waktu, dengan mengodopsi bunyi sebagai materi utama.Dengan begitu, musik adalah permainan waktu bersama bunyi. Dalama musik, waktu adalah ruang bunyi, bunyi adalah substansi. Di dalam ruang waktu itulah bunyi bergerak, abadi dalam keberadaanya.

Prinsip utama musik adalah menciptakan celah waktu, untuk membangun momen musical bagi “nasib” bunyi. Di tengah alam “nasib” ini seperti jatuhnya embun di atas daun, atau seperti menetesnya hujan dari atap bocor ke dalam ember.

Maka, secara konsepsional, musik adalah komposisi konsektual berbagai momen musical. Pemikiran atau pengolahan pemahaman tentang celah waktu dan saat bunyi dipermainkan inilah yang kemudian dikenal sebagai seni musik. Dan karena tak ada satu bangsa pun di muka bumi yang tak mengenal permainan bumyi, maka tak ada satu bangsa pun yang tak mengenal musik. Setiap bangsa secara alamiah maupun dalam proses kebudayaannya, meski di sana-sini memiliki


(53)

perbedaan cara bermain. Pada dasarnya sama menghargai kemampuan merekayasa bunyi ( http://jurnalnasional.com/).

Film dimaknai sebagai pesan-pesan yang disampaikan dalam komunikasi filmis, yang memahami hakikat, fungsi da efeknya. Perspektif ini memerlukan pendektan yang terfokus pada film sebagai proses komunikasi. Disaming itu, dengan meletakkan film dalam konteks sosial, politik, dan budaya dimana proses komunikasi itu berlangsung, sama artinya dengan memahami preferensi penonton yang pada gilirannya menciptakan citra penonton film. Pendeknya, akan lebih bisa ditangkap hakikat dari proses menonton, dan bagaimana film berperan sebagai sistem komunikasi simbolis.

Meskipun pada awalnya film adalah hiburan bagi kelas bawah di perkotaan dengan cepat film mampu menembus batas-batas kelas dan menjangkau kelas yang lebih luas. Kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, kemudian menyadarkan para ahli bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. Karena itu, mulai merebaklah studi yang hendak melihat dampak film terhadap masyarakat. Ini bisa dilihat dari sejumlah penelitian film yang mengambil berbagai topik seperti: pengaruh film terhadap anak, film dan agresivitas, film dan politik, dan seterusnya.

Film sebagai refleksi dari masyarakatnya, tampaknya menjadi perspektif yang secara umum lebih mudah disepakati, sebagaimana dikemukakan Garth Jowett :

“ It is generally agree that mass media are capable of ‘reflecting’ society because they are forced by their commercial nature to provide a level of content will guarantee the widest possible audience”


(54)

(Lebih gampang disepakati bahwa media massa mampu ‘merefleksikan’ masyarakat karena ia didesak oleh hakikat komersialnya untuk menyajikan isi yang tingkatnya akan mernjamin kemungkinan audiens yang luas).

Proposisi dari Jowett ini menunjukkan, kepentingan komersial justru menjadi imperatif bagi isi media massa (film) agar memperhitungkan khalayaknya, sehingga dapat diterima secara luas. Karakteristik film sebagai media massa juga mampu membentuk semacam konsensus publik secara visual (visual public consensus), karena film selalu bertautan dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dan selera publik. Dengan kata lain film merangkum pluralitas nilai yang ada dalam masyarakatnya.


(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1.1 Sejarah Berdirinya IBBI

Ketika sebuah perusahaan membutuhkan tenaga kerja terampil, cekatan dan bersedia kerja keras dan tekun, ternyata tak gampang memperolehnya. Apalagi yang menguasai teknik komputer, administrasi dan akuntansi maupun bahasa asing yang memadai. Ada sesuatu yang hilang terasa, proses pendidikan yang refresentatif untuk mengantisipasi perkembangan zaman.

Ibu Lenny Liongsari ternyata merasakan hal yang sama. Ia yang kebetulan sejak lama ingin mendirikan sekolah, mulai berpikir untuk mendirikan sekolah dibidang ekonomi dan bisnis. Namun sekolah dengan ukuran standar yang ada, dirasakan tidak memadai. Ia merasa perlu membuat sekolah dengan nilai plus, dengan kemampuan alumninya ia benar-benar bekerja. Hal ini diutamakan Amrin Susilo Halim, yang diminta untuk mencari tokoh yang dapat merealisasikan pikiran-pikirannya tersebut. Amrin kemudian mengajak serta Subanindyo Hadiluwih bekerja sama dengan Andriasan Sudarso, yang sudah lama pula menangani lembaga serupa. Mulailah tim ini bekerja keras untuk merampungkannya.

Ketika kemudian Departemen P dan K meluncurkan konsep Link & Match, tim kecil itu merasa memperoleh petunjuk. Artinya, kurikulum dan silabus yang harus disusun, dapat diarahkan mendekati kebutuhan pasar kerja. Tentu harus bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan pengguna tenaga kerja melalui


(56)

konsep link & match tersebut. Selanjutnya tim berkembang dengan menyertakan pula tokoh pendidikan yang cukup dikenal Tina Mariany Kariman. Maka tim bekerja keras sehingga tampil dalam sebuah bentuk program proses belajar mengajar yang semula merupakan program Diploma I. Disepakati dengan nama IBBI yang merupakan singkatan dari Institut Bina Bisnis Indonesia.

Karena dalam konsep juga direncanakan untuk mengembangkan lembaga pendidikan bahasa, maka IBBI juga bermakna Institut Bina Bisnis Internasional. Dengan sasaran menyelenggarakan pendidikan bahasa asing, Bahasa Mandarin dan Indonesia. Bahasa Indonesia diajarkan kepada kalangan konsultan asing yang baru bekerja di Indonesia. Namun, sebagai langkah pertama IBBI memiliki berbagai jurusan antara lain jurusan Sekretaris, Komputer, Pariwisata dan Perhotelan, Akuntansi Manajemen Pemasaran dan Perbankan. Jurusan sengaja dikonsentrasikan kesana untuk memenuhi kebutuhan pasar. Sementara program Diploma I, di mana mahasiswa dapat menyelesaikan seluruh program hanya dalam waktu dua semester (satu tahun) dipilih untuk menghemat waktu dan biaya bagi anak didik/mahasiswa. Staf pengajar sengaja dipilih tidak hanya dari kalangan lembaga pendidikan tinggi, akan tetapi juga dari kalangan praktisi.

Dengan harapan untuk dapat menularkan dan menalarkan pengalaman – pengalaman mereka kepada para mahasiswa. Sekaligus menyebabkan perusahaan di mana mereka bekerja dapat menerima PKL (Praktek Kerja Lapangan) bagi para mahasiswa.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) IBBI dirintis dengan pikiran untuk berdiri pada tahun 1994 dan mulai dibangun pada tahun 1996. Didirikan, dibangun, didukung atas dasar obsesi dari para pendiri dan pendukung untuk ikut


(1)

30. Tuliskan komentar Saudara mengenai tayangan Showbiz News di Metro TV

secara keseluruhan!

………

………

………

Terima kasih atas bantuan dan kerjasama Anda.

Selamat beraktivitas…

Medan, Juli 2008

Peneliti,

Budi Tulus H


(2)

Skor Mentah Variabel X dan Y

No.Resp

Variabel X

Variabel Y

0 1

64 10

0 2

67 11

0 3

70 11

0 4

66 10

0 5

68 11

0 6

68 11

0 7

66 12

0 8

71 12

0 9

72 12

1 0

64 13

1 1

69 11

1 2

73 11

1 3

68 10

1 4

70 10

1 5

70 12

1 6

67 12

1 7

69 12

1 8

67 12

1 9

71 12

2 0

71 11

2 1

67 10

2 2

64 10

2 3

69 10

2 4

72 12

2 5

63 10

2 6

62 10

2 7

68 11

2 8

73 12

2 9

74 12

3 0

70 12

3 1

70 13

3 2

68 12

3 3

65 12

3 4

63 10

3 5

66 11

3 6

68 11

3 7

67 13

3 8

66 12

3 9

66 12

4 0

68 12

4 1

69 12

4 2

71 12

4 3

68 13

4 4

69 10

4 5

69 11

4 6

67 11


(3)

5 2

63 11

5 3

64 11

5 4

63 13

5 5

60 11

5 6

64 11

5 7

67 12

5 8

69 12

5 9

66 10

6 0

65 12

6 1

66 12

6 2

67 11

6 3

66 11

6 4

68 11

6 5

61 11

6 6

64 11

6 7

67 12

6 8

68 13

6 9

68 13

7 0

66 12

7 1

65 12

7 2

67 11

7 3

70 11

7 4

69 11

7 5

67 12

7 6

69 13

7 7

69 11

7 8

70 11

7 9

70 11

8 0

68 12

8 1

66 12

8 2

73 11

8 3

75 10

8 4

70 11

8 5

71 11

8 6

67 11

8 7

66 12

8 8

68 12

8 9

63 12

9 0

65 12

9 1

67 12

9 2

66 10

9 3

65 10

9 4

65 9

9 5

64 10

9 6

64 11

9 7

66 11

9 8

70 11


(4)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

0 1 1 1 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3

0 2 1 2 2 3 4 3 2 2 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3

0 3 1 1 4 4 1 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3 2 3

0 4 2 3 4 3 1 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2

0 5 1 1 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2

0 6 1 1 2 3 4 3 4 1 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2

0 7 1 1 2 3 4 2 2 1 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3

0 8 2 1 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3

0 9 1 1 5 4 3 3 2 2 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3

1 0 1 2 5 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3

1 1 2 2 2 4 4 3 2 1 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3

1 2 2 1 4 4 4 3 2 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2

1 3 2 2 4 4 4 3 2 3 3 1 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2

1 4 1 2 1 3 4 3 2 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 2 3 3 2 2

1 5 1 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3

1 6 1 1 1 4 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 7 2 2 2 4 2 3 2 3 4 3 4 1 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

1 8 2 1 5 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3

1 9 2 1 5 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3

2 0 1 1 5 3 4 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3

2 1 1 2 4 3 3 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3

2 2 2 1 4 4 3 1 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3

2 3 1 1 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3

2 4 1 3 6 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4

2 5 2 1 2 3 2 3 2 1 2 4 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3

2 6 1 2 2 1 3 3 2 1 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3

2 7 1 1 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3

2 8 1 3 1 4 4 4 2 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3

TABEL FORTRON COBOL VARIABEL X DAN Y

Krktristk Resp. Tayangan Showbiz News di Metro TV Pemenuhan Info


(5)

3 3 1 1 1 4 1 3 2 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 2 1 4 2 1 3 2 2 3 3 1 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 1

3 5 2 3 4 2 1 3 2 1 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2

3 6 1 1 4 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2

3 7 1 1 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2

3 8 1 1 2 4 3 3 2 2 1 2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3

3 9 1 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3

4 0 1 2 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 1 3 2 3 4 2 3 3 3 3

4 1 1 1 5 3 4 4 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3

4 2 1 1 5 2 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3

4 3 1 2 1 4 4 1 2 2 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3

4 4 2 2 6 4 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3

4 5 1 1 1 4 4 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 1 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3

4 6 1 2 1 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 1 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2

4 7 1 2 2 3 4 3 2 2 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3

4 8 2 2 2 3 4 3 2 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3

4 9 2 1 2 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3

5 0 2 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3

5 1 2 2 1 3 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3

5 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3

5 3 1 1 4 4 4 3 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 3 1 3 3 3 3 2 3

5 4 1 1 5 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 4 3 3 3

5 5 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2

5 6 1 3 5 3 1 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3

5 7 1 2 5 4 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3

5 8 1 2 2 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3

5 9 1 1 2 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3

6 0 1 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

6 1 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

6 2 1 1 2 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2

6 3 2 3 2 3 3 3 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

6 4 2 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

6 5 2 1 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

6 6 1 1 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2

6 7 1 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3


(6)

6 9 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3

7 0 2 1 2 3 3 3 1 1 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3

7 1 2 1 2 3 3 3 2 1 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3

7 2 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3

7 3 1 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3

7 4 1 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3

7 5 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3

7 6 1 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

7 7 1 1 4 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3

7 8 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3

7 9 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3

8 0 1 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

8 1 1 3 2 3 2 3 1 3 1 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

8 2 1 1 2 3 3 2 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3

8 3 1 1 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 2 3

8 4 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4

8 5 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3

8 6 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3

8 7 1 3 2 3 3 3 1 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3

8 8 2 3 2 3 3 3 1 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2

8 9 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

9 0 2 1 4 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

9 1 2 2 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3

9 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2

9 3 2 3 2 3 3 3 2 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2

9 4 2 1 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2

9 5 2 2 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

9 6 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2

9 7 2 1 2 3 3 3 2 1 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

9 8 2 2 2 3 3 3 1 2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2


Dokumen yang terkait

Pengaruh Deskripsi Pekerjaan dan Koordinasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan PT PLN (Persero) Cabang Medan

40 195 122

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda)

11 105 141

Analisis Pemberian Kredit pada PT Bank NISP, Tbk Cabang Imam Bonjol Medan.

0 66 87

Iklan “Mandiri Fiesta” Dan Tindakan Menabung Nasabah Di Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk (Studi Korelasional Tentang Iklan “Mandiri Fiesta” Melalui Media Televisi Terhadap Tindakan Menabung Nasabah Di Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Medan Imam Bonjol,

0 27 140

Komunikasi Vertikal Dan Peningkatan Layanan (Studi Korelasional antara Pengaruh Komunikasi Vertikal dan Peningkatan Layanan RSUD Dr. Pirngadi Medan)

0 44 157

Komunikasi Horizontal Dalam Meningkatkan Pelayanan Terhadap Nasabah Di PT. Mandiri (Persero Tbk Cabang Medan Imam Bonjol, Medan

0 27 95

Pelaksanaan Perjanjian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol Medan

0 1 16

Pengaruh Faktor Lingkungan, Organisasi, dan Individual Terhadap Stres Kerja dan Kinerja Karyawan Bagian Marketing pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Imam Bonjol Medan

0 1 14

Pengaruh Faktor Lingkungan, Organisasi, dan Individual Terhadap Stres Kerja dan Kinerja Karyawan Bagian Marketing pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Imam Bonjol Medan

0 0 4

BAB II PT. BANK MANDIRI CABANG MEDAN IMAM BONJOL A. Sejarah Singkat Bank Mandiri Cabang Medan Imam Bonjol - Proses Kliring Berdasarkan Warkat Pada Bank Mandiri Cabang Medan Imam Bonjol

1 1 17