Menurut data dari pelbagai sumber, ada sejumlah alasan yang mendorong lembaga BP4. Pertama, untuk mempertinggi mutu perkawinan menurut ajaran
Islam diperlukan bimbingan dari Korps Penasehatan Perkawinan agar mampu melaksanakan tugas untuk mewujudkan keluarga sakinah. Kedua, dalam upaya
membangun manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa tersebut, diperlukan adanya organisasi yang baik dan teratur serta mampu mengantarkan aspirasi
masyarakat, sesuai dengan tuntunan perkembangan zaman dan kemajuan bangsa.
5
Sejarah pertumbuhan organisasi tersebut, dimulai dengan organisasi BP4 di Bandung tahun 1954. kemudian di Jakarta dengan nama Panitia Penasihatan
Perkawinan dan Penyeleseaian Perceraian P5, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan nama BP4 tersebut di atas dan di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan
nama Badan Kesejahteraan Rumah Tangga BKRT. Sebagai pelaksanaan Keputusan Konferensi Departemen kini: Kementerian Agama di Tretes Jawa
Timur tanggal 25-30 Juni 1955, maka disatukanlah organisasi tersebut dengan nama “Badan Penasiha-tan Perkawinan sesuai dengan Keputusan Menteri Agama
No.85 Tahun 1961. BP4 diakui keberadaannya setelah keluarnya Keputusan Menteri Agama No.30 Tahun 1977 tentang Penegasan Pengakuan BP4 sebagai
satu-satunya badan penunjang sebagian tugas Departemen Agama dalam bidang Penasihatan Perkawinan, Perselisihan Rumah Tangga dan Perceraian, maka
5
Mudzakir, Hasil Munas BP4 XIII2004 dan Pemilihan Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Nasional Jakarta: BP4, 2005, h.6.
kepanjangan BP4 diubah menjadi Badan Penasihatan Perkawinan, Perselisihan dan Perceraian.
Secara kelembagaan, BP4 masih tetap eksis. Pasca kelahiran Undang- undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang memberikan
kewenangan penuh kepada Peradilan Agama untuk menangani masalah perceraian masih membutuhkan lembaga kepenasehatan perkawinan seperti BP4.
Apalagi menghadapi era globalisasi saat ini yang dampaknya menjadikan tantangan terhadap kelestarian keluarga mendapat goncangan yang sangat berat,
menuntut lembaga BP4 untuk mengembangkan program dan misi organisasinya secara lebih profesional. Kehadiran BP4 bersifat profesi, sebagai pengembang
tugas dan mitra kerja Departemen Agama, dengan berdasarkan Islam dan berazaskan Pancasila.
C. Tujuan, Visi dan Misi BP4
1. Tujuan BP4
Tujuan Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4 sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar AD dan Anggaran
Rumah Tanggga ART BP4 yaitu : “Mempertinggi mutu perkawinan guna mewujudkan keluarga sakinah
menurut ajaran Islam untuk mencapai masyarakat dan bangsa Indonesia yang maju, mandiri, bahagia, sejahtera, materiil dan spirituil”.
6
6
Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4, Hasil Munas Ke XIV, Jakarta: BP4 Pusat, 2009, h.5.
2. Visi dan Misi BP4
Adapun visi dan misi dari BP4 sebagai berikut : Visi BP4 adalah terwujudnya keluarga sakinah, mawaddah wa
rahmah. Sedangkan Misi BP4 adalah: a.
Meningkatkan kualitas konsultasi perkawinan, mediasi, dan advokasi; b.
Meningkatkan pelayanan terhadap keluarga yang bermasalah melalui kegiatan konseling, mediasi dan advokasi;
c. Menguatkan kapasitas kelembagaan dan SDM BP4 dalam rangka
mengoptimalkan program dan pencapaian tujuan;
7
D. Kebijakan Umum BP4
Untuk dapat melaksanakan visi dan misinya maka BP4 memiliki program-program organisasi untuk dijalankan. Program organisasi tersebut yaitu:
1. Mereposisi organisasi sesuai dengan keputusan MUNAS BP4 ke XIV tahun
2009 di Jakarta. 2.
Melakukan langkah pemberdayaan dan peningkatan kapasitas organisasi BP4 pada semua tingkatan organisasi.
3. Membentuk pusat penanggulangan krisis Keluarga family crisis center.
4. Melaksanakan konsolidasi organisasi BP4 mulai dari tingkat pusat sampai ke
tingkat daerah dengan mengadakan Musda I, II, Musyawarah Kecamatan dan
7
Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4, Hasil Munas Ke XIV, h.14.
Musyawarah Konselor dan Penasihat Perkawinan Tingkat Kecamatan; serta meningkatkan tertib administrasi organisasi masing-masing jenjang.
5. Mengusahakan anggaran BP4 melalui jasa profesi penasihatan, dana bantuan
Pemerintah, lembaga donor agensi nasional dan Internasional, swasta, infaq masyarakat, dan dari sumber lain yang sah sesuai dengan perkembangan
kegiatan dan beban organisasi. 6.
Mengupayakan payung hukum organisasi BP4 melalui undang-undang terapan peradilan agama bidang perkawinan dan SKB Menteri Agama,
Menteri Dalam Negeri dan Mahkamah Agung. 7.
Menyelenggarakan evaluasi program secara periodik tiap tahun melalui Rakernas.
8. Menyelenggarakan Munas BP4 XV tahun 2014.
9. Membuat website BP4.
8
Di samping program organisasi tersebut di atas, masih ada program- program lain yang terbagi dalam bidang-bidang dibawah ini yaitu:
9
1. Bidang Pendidikan Keluarga Sakinah dan pengembangan SDM a.
Menyelenggarakan orientasi Pendidikan Agama dalam Keluarga, Kursus Calon Pengantin, Pendidikan Konseling untuk Keluarga, Pembinaan
Remaja Usia Nikah, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, Upaya
8
Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4, Hasil Munas Ke XIV, h.14.
9
Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4, Hasil Munas Ke XIV, h.16-18.
Peningkatan Gizi Keluarga, Reproduksi Sehat, Sanitasi Lingkungan, Penanggulangan Penyakit Menular Seksual PMS dan HIVAIDS;
b. Menyiapkan kader motivator keluarga sakinah dan mediator;
c. Menyempurnakan buku-buku pedoman pembinaan keluarga sakinah.
2. Bidang Konsultasi Hukum dan Penasihatan Perkawinan dan Keluarga
a. Meningkatkan pelayanan konsultasi hukum, penasihatan perkawinan dan
keluarga di setiap tingkat organisasi. b.
Melaksanakan pelatihan tenaga mediator perkawinan bagi perkaraperkara di Pengadilan Agama.
c. Mengupayakan kepada Mahkamah Agung MA agar BP4 ditunjuk
menjadi lembaga pelatih mediator yang terakreditasi. d.
Melaksanakan advokasi terhadap kasus-kasus perkawinan. e.
Mengupayakan rekrutmen tenaga profesional di bidang psikologi, psikiatri, agama, hukum, pendidikan, sosiologi dan antropologi.
f. Menyusun pola pengembangan SDM yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan BP4. g.
Menyelenggarakan konsultasi jodoh. h.
Menyelenggarakan konsultasi perkawinan dan keluarga melalui telepon dalam saluran khusus hotline, TV, Radio, Media Cetak dan Media
elektronika lainnya. i.
Meningkatkan kerjasama dengan lembaga lain yang bergerak pada bidang Penasihatan Perkawinan dan Keluarga.