istri. Lewat konflik – konflik kecil suami dapat menjalankan aksi kekerasan terhadap istrinya hanya demi menunjukkan kepada istri bahwa sang suamilah yang berkuasa
dikutip darihttp:sofyansjaf.ipb.ac.id20100609memahami-akar-dan-ragam- teorikonflik pada tanggal 1632011 pukul 09.58 WIB
1.5.2. Hak Reproduksi Perempuan
Pemikiran mengenai hak-hak reproduksi wanita merupakan perkembangan dari konsep hak asasi manusia. Konsep hak asasi manusia itu sendiri dibagi dalam
dua ide dasar, pertama bahwa setiap manusia lahir dengan hak-hak individu yang terus melekat dengannya. Kedua, bahwa hak-hak tiap manusia hanya dapat dijamin
dengan ditekankannya kewajiban masyarakat dan negara untuk memastikan kebebasan dan kesempatan dari anggota-anggotannya untuk memperoleh dan
melaksanakan kebebasan asasinya tersebut. Selain bergulir dari hak asasi manusia, konsep hak reproduksi juga berkembang sebagai bentuk reaksi terhadap berbagai
pandangan yang membahas hubungan laju pertumbuhan penduduk dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam cukup banyak kasus, kebijakan dalam hal
pengendalian pertumbuhan penduduk berhubungan dengan pelanggaran hak asasi manusia, khususnya hak reproduksi wanita. Sehingga dalam pembuatan kebijakan
program harus disesuaikan dengan perspektif hak reproduksi wanita dikutip dari http:lip4.bkkbn.go.Id pada tanggal 1222011 pukul 09:0.
Saat ini isu kedudukan dan posisi sosial dalam masyarakat masih menomorsatukan kepentingan dan persfektif pria. Keharusan untuk menggunakan
kontasepsi masih ditangan wanita, pengasuhan anak yang menjadi tanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
pihak wanita. Adanya marjinalisasi kepentingan wanita, dan tindak kekerasan terhadap wanita.
Beberapa hal yang membuktikan tidak dihormatinya integritas tubuh dan hak- hak wanita untuk mengelola, mengatur dan mengendalikan aspek reproduksi sendiri
diantaranya: a.
Pendekatan kuantitatif menyebabkan direkrutnya sebanyak mungkin wanita sebagai pengguna kontrasepsi, menjadi suatu pendekatan yang
secara sengaja tidak diarahkan pada pemberdayaan dan pengembangan kesadaran masyarakat
b. Tidak adanya upaya untuk menyediakan pilihan kontrasepsi yang
memadai, yang menyebabkan wanita mau tidak mau menggunakan kontrasepsi yang mungkin tidak sesuai dengan kondisinya dengan
berbagai efek samping yang merugikan wanita c.
Tidak adanya upaya untuk memperhatikan dan menyediakan kualitas pelayanan yang baik, mulai dari tidak diberikannya informasi yang
lengkap dan akurat tentang metode kontrasepsi sampai pada tidak adanya pelayanan bagi pengguna untuk menangani masalah yang
timbuldikutipdarihttp:lip4.bkkbn.go.Idmodforumdiscuss.php?d=117
Untuk itulah perlu kebijakan kependudukan yang sungguh-sungguh bertujuan untuk tercapainya kondisi reproduksi sehat bagi pria dan wanita sebagai subjek.
bukan kebijakan yang mengejar target kuantitatif untuk pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Upaya memberikan perhatian kepada masalah hak asasi
pada tanggal 1222011 pukul 09:0.
Universitas Sumatera Utara
manusia termasuk pula didalamnya hak reproduksi wanita, sangat perlu mensosialisasikan pandangan social entitlement yaitu bahwa negara memiliki
kewajiban dan tanggung jawab untuk memastikan dihapuskannya diskriminasi terhadap wanita.
1.5.3. Etnis Tionghoa