PENDAHULUAN Peran Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Bagi Masyarakat Pesisir (Studi Kasus : BPR Pesisir Akbar Kabupaten Bima)

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional yang dinyatakan dalam Undang Undang Dasar 1945 antara lain adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam bidang ekonomi, kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan hanya kemakmuran orang perorangan. Oleh karena itu pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional harus diarahkan pada upaya untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa demi terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan ekonomi nasional harus diarahkan pada upaya untuk mewujudkan demokrasi ekonomi, salah satunya adalah melalui pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah KUMKM. Usaha kecil dalam arti umum di Indonesia yang terdiri dari usaha kecil menengah UKM maupun Industri Kecil IK, telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian nasional. Usaha kecil mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan usaha dan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, serta ikut serta berperan dalam meningkatkan perolehan devisa dan memperkokoh struktur ekonomi nasional Hubeis, 2009. Selama ini telah banyak program pemerintah untuk menekan angka kemiskinan dan pemberdayaan terhadap masyarakat yang dijalankan oleh kementerian dan lembaga. Program-program tersebut adalah PPK Program Pengembangan Kecamatan yang dilaksanakan Departemen Dalam Negeri, P2KP Program Penanggulan Kemiskinan di Perkotaan yang dilaksanakan Departemen Pekerjaan Umum, P4KP Proyek Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil yang dilaksanakan Departemen Pertanian, PEMP Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir yang dilaksanakan Kementerian Kelautan Perikanan, KUBE Kelompok Usaha Bersama yang dilaksanakan Departemen Sosial dan sebagainya. Program tersebut berjalan dengan sendiri sesuai dengan kebijakan dari Departemennya, sehingga tidak terintegrasi antara satu program dengan lainnya. Dalam kenyataannya, banyak pelaku KUMKM memiliki keterbatasan kemampuan dalam mengakses pinjamanpembiayaan dari perbankan. Hal tersebut menyebabkan potensi usaha yang memiliki prospek bagus kehilangan kesempatan memaksimalkan peluang usaha yang tersedia. Untuk meningkatkan akses pembiayaan usaha bagi Koperasi dan UMKM, sekaligus meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat dalam rangka memajukan sektor usaha produktif, peningkatan lapangan usaha dan lapangan kerja, Kementerian Koperasi dan UKM membentuk badan layanan umum yaitu Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUMKM LPDB-KUMKM. Badan ini bertugas mengelola dan mengembangan dana bergulir KUMKM agar dapat lebih berdaya guna dalam mendukung pengembangan usaha KUMKM di Indonesia. Target penyaluran dana bergulir tahun anggaran 2013 adalah Rp.1,9 triliun dengan sasaran Mitra Koperasi sebanyak 450 mitra, Non Koperasi sebanyak 318 mitra dengan target kepada end user UMKM 109.157 mitra UKM. Di samping target penyaluran, LPDB-KUMKM juga menargetkan Non Performing Loan NPL maksimal 15 persen. Sampai dengan Desember 2012 jumlah kumulatif penyaluran pinjamanpembiayaan dana bergulir yang telah dicairkan adalah sebesar Rp.2.689.918.463.271,- yang disalurkan kepada 1.819 Mitra dengan rincian : 1.350 Koperasi Primer, 49 Koperasi Sekunder, 54 PMV, 38 Perbankan, dan 328 UKM strategis Data Divisi Perencanaan, LPDB-KUMKM tahun 2013. Berdasarkan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 bank dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan fungsinya, yang pertama adalah Bank Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kedua adalah Bank Perkreditan Rakyat BPR, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, tetapi tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank merupakan perusahaan yang menyediakan jasa keuangan yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat Kasmir, 2008. Saat ini Kementerian Kelautan Perikanan telah meresmikan 6 enam BPR Pesisir yang berfungsi sebagai lembaga perantara untuk memberikan akses pinjaman kepada masyarakat pesisir. Sampai saat ini ada 6 enam buah BPR Pesisir yang beroperasi di Indonesia yaitu di Kabupaten Agam, Pesisir Selatan, Pasuruan, Bima, Lombok Barat dan Kepulauan Selayar DKP, 2009. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana efektivitas pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM terhadap kinerja keuangan BPR Pesisir Akbar Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat ? 2. Bagaimana peran dana bergulir LPDB-KUMKM melalui BPR Pesisir Akbar terhadap peningkatan pendapatan nasabah BPR Pesisir Akbar ? Tujuan Kajian Tujuan dari kajian peran dana bergulir LPDB-KUMKM bagi masyarakat pesisir melalui BPR Pesisir Akbar adalah: 1. Menganalisis efektivitas pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM melalui BPR Pesisir Akbar dilihat dari kinerja keuangan BPR Pesisir Akbar Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2. Menganalisis pengaruh dana bergulir LPDB-KUMKM terhadap peningkatan pendapatan nasabah BPR Pesisir Akbar Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. Manfaat Penelitian diharapkan dapat menambah manfaat dari pengetahuan wawasan mengenai dana bergulir dan BPR, khususnya BPR Pesisir yang saat ini turut berperan serta dalam menggerakan ekonomi masyarakat pesisir 1. Sebagai masukan dan informasi kepada pemerintah pada umumnya dan Kementerian Koperasi dan UKM pada khususnya,mengenai efektivitas pembiayaan dana bergulir melalui BPR Pesisir Akbar Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat yang merupakan binaan dari Kementerian Kelautan Perikanan. 2. Sebagai bahan masukan bagi BPR Pesisir Akbar Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam mengembangkan kegiatannya dan memperbaiki kinerjanya.

2. TINJAUAN PUSTAKA