b. Rasio Kinerja Keuangan
Rasio kinerja keuangan Bank BPR Pesisir dilihat dari beberapa aspek antara lain : Modal, Nilai Asset Total, LabaRugi, CAR, NPL, ROA, BOPO, NIM,
LDR.
1. Modal
Modal Awal BPR berasal dari PEMP Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir, Kementerian Kelautan dan Perikanan Rp.1.479.384.000,- pada 1
Oktober 2007. Modal BPR Pesisir Akbar tiap tahun terus bertambah dimana pertambahan modal dipengaruhi dari LPDB-KUMKM terjadi pada tahun 2012,
dengan persentase pertambahan komponen modal juga terjadi setelah adanya penyaluran dana dari LPDB 28,81 persen. Hal tersebut masih lebih kecil
dibandingkan nilai persentase pertambahan modal pada tahun 2010 sebesar 93,53 persen. Namun walaupun tidak sebesar tahun 2010, dampak atau
pengaruh pinjaman LPDB-KUMKM terhadap BPR Pesisir Akbar masih memberikan dampak positif dalam penambahan kekuatan modal BPR Pesisir
Akbar Tabel 7.
Tabel 7. Rasio Modal BPR Pesisir Akbar Tahun 2007 – Juni 2013
Tahun Modal Rp. 000,-
Persentase Perubahan
2007 1.447.128
- 2008
1.562.425 7,97
2009 1.181.842
-24,36 2010
2.287.248 93,53
2011 2.973.317
30,00 2012
3.829.891 28,81
Juni 2013 4.436.915
15,85
2. Nilai Asset Total
Nilai asset total dari tahun 2007 sampai dengan Juni 2013 terus bertambah. Pengaruh pembiayaan dari LPDB-KUMKM pada tahun 2012 hanya
memberikan pengaruh penambahan 46,93 persen. Penambahan biaya ini cukup efektif dalam menambah nilai asset total BPR Pesisir Akbar Tabel 8.
Tabel 8. Rasio Nilai Asset Total BPR Pesisir Akbar Tahun 2007 -Juni 2013
Tahun Nilai Asset Rp. 000,-
Persentase Perubahan
2007 1.774.926
- 2008
4.003.303 125,55
2009 7.343.658
83,44 2010
11.806.330 60,77
2011 18.288.022
54,90 2012
26.870.337 46,93
Juni 2013 33.646.700
25,22
3. Laba Rugi
Kinerja LabaRugi pada tahun 2012 atau pada saat adanya aliran dana pinjaman LPDB-KUMKM memberikan efek positif, yaitu dengan adanya
penambahan laba 26 persen. Hal ini berarti aliran penyaluran dan penggunaan dana LPDB-KUMKM cukup efektif dalam meningkatkan laba BPR Pesisir
Akbar.
Tabel 9. Rasio LabaRugi BPR Pesisir Akbar Tahun 2007 – Juni 2013
Tahun LabaRugi
Rp. 000, Persentase Perubahan
2007 -37.984
- 2008
387.017 1119
2009 595.904
54 2010
795.656 34
2011 1.436.216
81 2012
1.804.732 26
Juni 2013 1.127.790
-38
4. CAR CAR yang baik adalah yang memiliki nilai ratio lebih dari 8 persen
berdasarkan ketetapan BIS. Saat adanya aliran dana LPDB memberikan dampak perubahan dalam menurunkan nilai CAR dimana pada tahun 2012
17,43 persen dan Juni 2013 15,16 persen terjadi penurunan berturut-turut 18,24 persen dan 13,24 persen. Sehingga penyaluran dan penggunaan dana
LPDB masih cukup efektif, dimana CAR tetap terjaga di atas 8 persen, walaupun terdapat penurunan CAR.
Tabel 10. Rasio CAR BPR Pesisi Akbar Tahun 2007 – Juni 2013
Tahun CAR
Persentase Perubahan
2007 85,78
- 2008
42,09 -50,93
2009 31,15
-25,99 2010
22,23 -28,64
2011 21,37
-3,88 2012
17,47 -18,24
Juni 2013 15,16
-13,24
5. NPL Standar nilai rasio NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah harus
kurang dari 5 persen. Nilai NPL saat adanya aliran dana LPDB-KUMKM dan setelah adanya aliran dana LPDB-KUMKM masih di bawah 5 persen yaitu
2012 2,95 persen, 2013 4,51 persen. Sehingga penyaluran dan penggunaan dana LPDB-KUMKM efektif dalam menjaga nilai NPL, sehingga tetap sesuai
dengan ketentuan dari Bank Indonesia.
Tabel 11. Rasio NPL BPR Pesisi Akbar Tahun 2007 – Juni 2013
Tahun NPL
Persentase Perubahan
2007 0,00
- 2008
4,90 490
2009 8,31
69,59 2010
8,11 -2,41
2011 2,61
-67,87 2012
2,95 13,19
Juni 2013 4,51
52,93
6. ROA ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya. Semakin besar nilai ROA, semakin
efektif kinerja perusahaan. Penyaluran dan penggunaan aliran dana LPDB oleh BPR Pesisir Akbar cukup efektif dalam meningkatkan ROA pada tahun 2012
sebesar 7,99 persen. Hal ini masih lebih kecil dibandingkan pada tahun 2009 dan 2010, tetapi dibandingkan dengan tahun 2011 lebih baik, sehingga BPR
Pesisir Akbar harus dapat menekan biaya operasional dan mengefektifkan pengelolaan aset sehingga, dapat meningkatkan ROA dari BPR Pesisir Akbar.
BPR Pesisir Akbar kurang mengoptimalkan kelebihan aset yang dimilikinya dalam memperoleh laba, dimana peningkatan aset tidak diikuti dengan
peningkatan keuntungan.
Tabel 12. Rasio ROA BPR Pesisi Akbar Tahun 2007 – Juni 2013
Tahun ROA
Persentase Perubahan
2007 0,00
- 2008
13,40 134,00
2009 28,12
109,85 2010
39,82 41,61
2011 7,85
-80,28 2012
7,99 1,78
Juni 2013 7,45
-6,74
7. BOPO Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO di bawah 90
persen, karena jika rasio BOPO melebihi 90 persen hingga mendekati angka 100 persen, maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam
menjalankan operasinya. Berdasarkan data tahun 2012 dan 2013, saat dan setelah adanya aliran dana LPDB rasio BOPO 75,21 persen dan 82,56 persen
nilai rasio, atau di bawah 90 persen. Sehingga penyaluran dan penggunaan aliran dana LPDB efektif dalam menjaga rasio BOPO dibawah 90 persen. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rasio BOPO BPR Pesisi Akbar Tahun 2007 – Juni 2013
8. NIM Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6 persen ke
atas. Berdasarkan data tahun 2012 dan 2013, saat dan setelah adanya aliran dana LPDB rasio NIM 19,84 persen dan 19,00 persen, nilai rasio NIM masih di
atas 6 persen, sehingga penyaluran dan penggunaan aliran dana LPDB efektif dalam menjaga rasio NIM diatas 6 persen. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Rasio NIM BPR Pesisi Akbar Tahun 2007 – Juni 2013
Tahun NIM
Persentase Perubahan
2007 4,91
- 2008
30,34 517,92
2009 24,54
-19,12 2010
19,94 -18,74
2011 19,80
-0,71 2012
19,84 0,19
Juni 2013 19,00
-4,23
9. Loan to Deposit Ratio LDR Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio LDR adalah 80 persen
hingga 110 persen. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin tinggi tingkat risiko kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan
kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Berdasarkan data tahun 2012 dan 2013 saat dan setelah adanya aliran dana
LPDB rasio LDR 75,21 persen pada tahun 2012, sehingga terlihat bahwa penyaluran kredit kepada masyarakat masih kurang agresif dan 82,56 persen
nilai rasio LDR masih di atas 80 persen pada Juni 2013 dan dibawah 100 persen, Sehingga penyaluran dan penggunaan aliran dana LPDB efektif dalam
menjaga rasio LDR diatas 80 persen dan di bawah 100 persen, sehingga penyaluran dan penggunaan aliran dana LPDB efektif dalam menjaga LDR di
atas 80 persen dan di bawah 100 persen pada semester pertama tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 15.
Tahun BOPO
Persentase Perubahan
2007 136,00
- 2008
70,43 -48,21
2009 69,52
-1,29 2010
73,93 6,34
2011 71,73
-2,97 2012
75,21 4,85
Juni 2013 82,56
9,77
Tabel 15. Rasio LDR BPR Pesisi Akbar Tahun 2007 – Juni 2013
Tahun LDR
Persentase perubahan
2007 71,39
2008 109,56
53,47 2009
80,32 -26,69
2010 83,32
3,74 2011
71,73 -13,91
2012 75,21
4,86 Juni 2013
82,56 9,77
Analisa Kinerja Non Keuangan a.
Analisa Deskriptif 1. Identitas Nasabah
Jumlah responden nasabah yang memiliki profesi sebagai nelayan adalah 56 orang. Sebanyak 56 responden memiliki kegiatan usaha Perikanan tangkap,
Budidaya, Pedagang Ikan, dan Pengolahan Ikan. Dari kegiatan usaha tersebut, terdapat 2 responden yang memiliki kegiatan usaha sebagai
perikanan tangkap dan pedagang ikan, serta 2 responden memiliki kegiatan usaha sebagai perikanan tangkap dan pembudidaya, serta ada 1 responden
yang memiliki kegiatan budidaya dan perdagangan.
Tabel 16. Profesi Nasabah BPR Pesisir Akbar
No Profesi
Jumlah orang
Keterangan
1 Penangkapan Ikan
20 Jaring, Purseine Bagan dan Pancing
2 Budidaya
20 Rumput laut, Kerapu, lobster, bandeng
dan garam 3
Pedagang Ikan 18
4 Pengolahan ikan
3 Pengasinan, Bakso ikan dan Restoran
ikan bakar
Jumlah 61
2. Jumlah Pinjaman