Yoghurt Simbiotik TINJAUAN PUSTAKA

9 Gram positif lebih kuat daripada bakteri gram negatif. Hal itu juga yang menunjukkan bahwa aktivitas antimikroba L. acidophilus paling kuat dalam menghambat bakteri patogen. L. acidophilus dalam saluran pencernaan dapat juga menghambat pertumbuhan bakteri patogen atau pembusuk yang menyebabkan gangguan pada usus, diare dan gangguan pencernaan serta berperan dalam menjaga kesehatan Kanbe, 1992. Karakteristik bakteri L. acidophilus diantaranya: 1 tidak tumbuh pada suhu 15 o C dan tidak dapat memfermentasi ribosa, 2 suhu optimum untuk pertumbuhannya berkisar antara 35 - 38 o C dan pH optimum 5,5 - 6,0, 3 di dalam susu sapi, bakteri ini memproduksi 0,3 - 1,9 DL asam laktat; asam yang dihasilkan mempunyai kemampuan yang berbeda antar galur, 4 umumnya membutuhkan nutrisi berupa asetat, riboflavin, asam pantotenat, kalsium, niasin dan asam folat, 5 resisten terhadap asam empedu dan, 6 memproduksi threonine aldolase dan alcohol dehydrogenase yang mempengaruhi aroma Kanbe, 1992. Gambar 4. Lactobacillus acidophilus www.sciencephoto.com

2.4 Yoghurt Simbiotik

Yoghurt adalah produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau susu rekonstitusi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus dan atau bakteri asam laktat lain yang sesuai, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan SNI 2981, 2009. SNI yoghurt disajikan pada Tabel 4. Yoghurt sebagai salah satu produk fermentasi susu dikenal sebagai pangan probiotik. Menurut Nakazawa dan Hosono 1992, yoghurt adalah produk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri asam laktat BAL, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus, dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan. Namun, berdasarkan beberapa penelitian, kedua bakteri asam laktat ini, atau yang dikenal sebagai “kultur tradisional yoghurt” ternyata diketahui tidak dapat bertahan melalui lambung dan usus kecil. Bakteri yoghurt akan mati di dalam lambung karena keasaman yang sangat tinggi. Jika BAL mati pada saat mencapai usus kecil, keuntungan bakteri bagi kesehatan saluran pencernaan akan berkurang Ballongue, 1993 dalam Salminen dan Von Wright, 1993. Oleh karena itu, pada saat ini di negara-negara maju mulai dikembangkan penelitian- penelitian terhadap bakteri asam laktat lain yang dapat dimanfaatkan sebagai kultur probiotik, terutama dari kelompok Lactobacillus dan Bifidobacteria, seperti Bifidobacterium longum, Bidobacterium bifidum, Bifidobacterium breve, Lactobacillus acidophilus, dan Lactobacillus plantarum. Modifikasi komposisi bakteri saluran pencernaan agar didominasi oleh bakteri menguntungkan seperti Lactobacilli dan Bifidobacteria dapat dilakukan melalui konsumsi bakteri hidup yang disebut probiotik Collins dan Gibson, 1999 dan konsumsi bahan pangan khusus prebiotik Gibson dan Roberfroid, 1995; Roberfroid, 2000. Probiotik didefinisikan sebagai bakteri hidup dalam suplemen 10 bahan makanan yang memberikan efek menguntungkan bagi manusia dengan menjaga keseimbangan bakteri yang menguntungkan di dalam saluran pencernaan Fuller, 1989. Bakteri probiotik dimasukkan ke dalam tubuh secara oral dan dapat bertahan hidup sampai usus manusia. Oleh karena itu, yang sangat penting dari suatu produk pangan probiotik adalah mengandung sejumlah mikroba yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan dapat bertahan hidup pada saluran pencernaan manusia sehingga dapat menjalankan fungsinya dalam meningkatkan kesehatan saluran pencernaan dan merangsang fungsi kekebalan tubuh Yuguchi, et al. dalam Nakazawa dan Hosono, 1992. Konsep probiotik dapat juga dikombinasikan dengan prebiotik, yaitu bahan makanan dalam bentuk dietary fiber atau oligosakarida yang tidak dapat dicerna oleh usus manusia, tetapi bersifat menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri penghuni kolon, seperti Bifidobacteria. Contoh produk prebiotik adalah selulosa, FOS frukto oligosakarida, oligosakarida kedelai, dan laktulosa. Prebiotik adalah senyawa oligosakarida atau peptida yang tidak dapat dicerna dengan segera, sehingga dalam saluran usus mendukung pertumbuhan probiotik. Prebiotik berupa serat tidak larut yang menjadi makanan bagi probiotik. Serat ini dapat diperoleh melalui makanan seperti sayuran dan buah-buahan. Berbagai jenis umbi seperti ubi jalar, talas, singkong, kedelai, pisang, dan bawang putih mengandung prebiotik Winarno dan Fernandez, 2007. Susu kedelai mengandung serat makanan atau dietary fiber erabinogalaktan, selulosa dan soybean oligosakarida stakiosa dan rafinosa yang diketahui tidak dapat dicerna oleh usus manusia karena mukosa usus tidak mempunyai enzim pencernanya, yaitu a-galaktosidase. Namun, bahan- bahan tersebut dapat dimanfaatkan oleh bakteri-bakteri baik dalarn saluran pencernaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan keaktifannya Winarno et al., 2003. Penggabungan probiotik dan prebiotik menghasilkan bentuk manajemen mikroflora baru, yaitu simbiotik. Istilah simbiotik meskipun masih terdengar asing, namun temyata sudah merupakan trend dalam pengembangan pangan fungsional. Contoh produk simbiotik adalah Bifidobacteria dengan FOS fruktooligosakarida pada produk susu bayi Winarno et al., 2003 dan yoghurt simbiotik. Keuntungan produk simbiotik adalah meningkatkan daya tahan hidup bakteri probiotik karena substrat yang spesifik telah tersedia untuk fermentasi sehingga bisa didapatkan manfaat yang lebih sempurna dengan mengkonsumsinya. 11 Tabel 4. SNI Yoghurt No. Kriteria Uji Satuan Yoghurt tanpa perlakuan panas setelah fermentasi Yoghurt dengan perlakuan panas setelah fermentasi Yoghurt Yoghurt rendah lemak Yoghurt tanpa lemak Yoghurt Yoghurt rendah lemak Yoghurt tanpa lemak 1 Keadaan 1.1 Penampakan - cairan kental-padat cairan kental-padat 1.2 Bau - normalkhas normalkhas 1.3 Rasa - asamkhas asamkhas 1.4 Konsistensi - homogen homogen 2 Kadar lemak bb min 3,0 0,6-2,9 maks 0,5 min 3,0 0,6-2,9 maks 0,5 3 Total padatan susu bukan lemak bb min 8,2 min 8,2 4 Protein Nx6,38 bb min 2,7 min 2,7 5 Kadar abu bb maks 1,0 maks 1,0 6 Keasaman dihitung sebagai asam laktat bb 0,5-2,0 0,5-2,0 7 Cemaran logam 7.1 Timbal Pb mgkg maks. 0,3 maks. 0,3 7.2 Tembaga Cu mgkg maks. 20,0 maks. 20,0 7.3 Timah Sn mgkg maks. 40,0 maks. 40,0 7.4 Raksa Hg mgkg maks. 0,03 maks. 0,03 8 Arsen mgkg maks. 0,1 maks 0,1 9 Cemaran mikroba 9.1 Bakteri koliform APMg atau kolonig maks. 10 maks. 10 9.2 Salmonella - negatif25g negatif25g 9.3 Listeria monocytogenes - negatif25g negatif25g 10 Jumlah bakteri starter kolonig Min 10 7 -  Sesuai dengan pasal 2 istilah dan definisi SNI : 2981-2009. Yoghurt 12

2.5 Suhu Penyimpanan Yoghurt