Tabel 3 Perlakuan tikus percobaan selama pengujian antidiare preventif
Kelompok Perlakuan
Adaptasi H-13
sampai H0 H1 sampai
H7 H8
H9 sampai H12
Kontrol negatif
Hanya diberi
ransum dan air minum
Intervensi diganti
dengan disonde air
steril Intervensi
diganti dengan
disonde air steril
Intervensi diganti
dengan disonde air
steril Kontrol
EPEC Hanya
diberi ransum dan
air minum Intervensi
diganti dengan
disonde air steril
Diintervensi EPEC
Intervensi diganti
dengan disonde air
steril Perlakuan
isolat Lactobacillus
strain 1 Hanya
diberi ransum dan
air minum Diintervensi
Lactobacillus Diintervensi
Lactobacillus dan EPEC
Diintervensi Lactobacillus
Perlakuan isolat
Lactobacillus strain 2
Hanya diberi
ransum dan air minum
Diintervensi Lactobacillus
Diintervensi Lactobacillus
dan EPEC Diintervensi
Lactobacillus Perlakuan
isolat Lactobacillus
strain 3 Hanya
diberi ransum dan
air minum Diintervensi
Lactobacillus Diintervensi
Lactobacillus dan EPEC
Diintervensi Lactobacillus
a. Pengambilan dan Persiapan Sampel Feses Tikus
Feses tikus diambil secara aseptis langsung dari anus tikus dan ditampung dalam plastik steril. Pengambilan feses dilakukan pada
setiap tikus dalam tiap kelompok dan feses disatukan tiap dua ekor tikus untuk feses yang memiliki kriteria yang sama diare atau normal. Feses
kemudian dihomogenasikan dalam larutan garam fisiologis NaCl 0.85 dan diencerkan secara bertingkat.
b. Pengambilan dan Persiapan Sampel Sekum dan Kolon modifikasi
Blay et al. 1999; Krause et al. 1995
Sampel sekum dan kolon dari tikus dalam tiap kelompok diambil secara aseptis pada hari ke-13 saat pengataman H12 dengan cara
membedah tikus. Pengambilan sekum dan kolon dilakukan secara terpisah dan masing-masing diletakkan dalam cawan petri steril.
Selanjutnya isi sekum dan kolon masing-masing dikeluarkan dengan cara merobek sekum maupun kolon menggunakan gunting steril
kemudian mengeluarkan isinya menggunakan sudip steril. Isi sekum dan kolon masing-masing ditimbang. Isi sekum dan kolon tersebut
masing-masing kemudian dihomogenasikan dalam larutan garam fisiologis NaCl 0.85 dan diencerkan secara bertingkat.
c. Penghitungan Jumlah Laktobasili dan E. coli pada Feses, Sekum,
dan Kolon Tikus
Pengenceran yang sesuai pada feses, sekum, dan kolon tikus kemudian dipupukkan pada media Rogosa agar untuk menghitung
jumlah laktobasili Harrigan 1998 dan EMBA untuk menghitung jumlah E. coli Swanson et al. 2002. Untuk dapat membedakan letak
sekum dan kolon pada sistem pencernaan tikus dapat dilihat pada Gambar 5. Jumlah laktobasili dan E. coli pada kolon dan sekum pada
pengamatan H12 yang kemudian dianalisis dengan program SPSS 13.0 dan uji beda lanjut dengan uji Duncan.
Gambar 5 Skema saluran perncernaan tikus
Bagian kolon yang diambil
Bagian sekum yang diambil
d. Preparasi Spesimen Kolon Untuk Analisis SEM Scanning Electron