C. Metode Penelitian
Penelitian aktivitas antidiare isolat Lactobacillus Lab asal ASI ini secara umum dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah pengujian aktivitas
antibakteri isolat Lactobacillus asal ASI terhadap EPEC dengan metode kontak. Tahap kedua adalah pengujian dosis EPEC yang dapat menimbulkan diare tanpa
menimbulkan kematian yang dilakukan secara in vivo menggunakan tikus percobaan. Selanjutnya dosis yang diperoleh digunakan pada tahap ketiga, yaitu
isolat Lactobacillus terpilih yang dihasilkan dari tahap pertama memiliki penghambatan yang terbaik terhadap EPEC 3 isolat diiuji aktivitasnya sebagai
antidiare dengan menggunakan tikus percobaan. Tahapan studi yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 2.
1. Pemeliharaan Tikus Percobaan
Pengujian secara in vivo dilakukan dengan tikus percobaan jenis Sprague Dawley jantan berumur 28 hari. Sebelum dilakukan pengujian, tikus
diadaptasikan terlebih dahulu selama dua minggu dimana tikus hanya diberikan ransum standar dan Air Minum Dalam Kemasan AMDK. Pemberian ransum
standar sebanyak 20 gramekor dan air minum AMDK diberikan kepada setiap tikus setiap hari secara ad libitum. Ransum standar dibuat berdasarkan
AIN 1976 yang telah dimodifikasi dengan kadar protein menjadi 15 20 untuk standar AIN 1976, dan serat menjadi 1 5 untuk standar AIN 1976.
Modifikasi ini dilakukan karena pada penelitian awal tikus mengalami diare dengan kadar protein dan serat yang terlalu tinggi. Perhitungan dan komposisi
ransum yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 dan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2.
Berat badan tikus ditimbang setiap 2 hari sekali dan sisa ransum ditimbang setiap hari. Kandang dan perlengkapan tikus dibersihkan setiap hari
dengan cara: 1. Penggantian botol minum dan wadah ransum tikus dengan dicuci dan
dibilas menggunakan air panas mendidih.
2. Pencucian kandang dengan sabun dan air bersih serta dibilas dengan klorin 200 ppm.
3. Penggantian sekam sebagai alas dalam kandang setiap hari, sekam terlebih dahulu disterilkan dalam autoklaf pada 121
o
C selama 15 menit.
Tabel 2 Komposisi ransum yang digunakan dalam penelitian
Komponen Komposisi ransum
Protein 15
Minyak 5
Mineral 3.5
Serat 1
Air 10
Vitamin 1
Pati Ditambahkan sampai dengan 100
Gambar 2 Diagram alir tahapan penelitian antidiare Lactobacillus asal ASI
Tahap 2. Penentuan dosis EPEC
yang dapat menyebabkan tikus diare tanpa menimbulkan
kematian
Tahap 1. Pengujian aktivitas
antibakteri isolat Lactobacillus terhadap EPEC
Tahap 3. Pengujian antidiare
secara preventif mencegah diare dari 3 isolat terpilih dari Tahap 1
secara in vivo dengan menggunakan tikus percobaan
Parameter yang diamati: - konsumsi ransum setiap hari,
- berat badan setiap 2 hari
-
kondisi feses tikus setiap hari, yaitu sehari sebelum diintervensi EPEC dan selama 5 hari setelah perlakuan
.
Analisis jumlah total BAL dengan media MRSA dan total E. coli dengan media EMBA
Parameter yang diamati: - konsumsi ransum setiap hari,
- berat badan setiap 2 hari - konsistensi dan warna feses setiap hari
- jumlah laktobasili dan E. coli feses sebelum perlakuan H0, setelah intervensi Lab
selama 1 hari H1, setelah intervensi Lab selama 3 hari H3, sebelum intervensi EPEC H7, 5 hari berturut-turut setelah intervensi EPEC H8, H9, H10, H11, dan
H12
- jumlah laktobasili dan E. coli pada kolon dan sekum H12 - pengamatan kolon tikus dengan SEM H12
2. Pengujian Aktivitas Antibakteri Lactobacillus terhadap E. coli