Pelaksanaan Intervensi Nyeri Persalinan Kala I Oleh Bidan Praktek Swasta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014

(1)

i

KABANJAHE TAHUN 2014

EMA SONARYA BR GINTING

135102133

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


(2)

(3)

iii

PELAKSANAAN INTERVENSI NYERI PERSALINAN KALA I OLEH BIDAN PRAKTIK SWASTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KABANJAHE TAHUN 2014

ABSTRAK

Ema Sonarya Br Ginting

Latar belakang: Persalinan merupakan suatu proses alamiah atau fisiologis yang harus dilewati oleh setiap wania hamil. Proses persalinan tidak terlepas dari adanya rasa ketidaknyamanan atau rasa nyeri. Sudah menjadi kewajiban bidan untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan pada pasien. Sebagai pemberi asuhan kesehatan, bidan harus dapat membantu meringankan rasa nyeri yang dialami oleh ibu bersalin. Untuk dapat membantu meringankan atau mengatasi nyeri persalinan, maka bidan perlu melaksanakan intervensi nyeri persalinan. Intervensi nyeri dapat diberikan secara berkualitas dan memenuhi kepuasan klien.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I oleh bidan praktik swasta di wilayah kerja puskesmas Kabanjahe.

Metodologi: Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.

Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa semua responden melakukan metode intervensi nyeri pernapasan yaitu sebanyak 32 responden (100%), dan yang menggunakan metode intervensi nyeri persalinan dengan teknik perubahan posisi dan pergerakan ada 26 responden (81,3%), serta yang menggunakan metode intervensi nyeri dengan teknik sentuhan dan masase ada 22 responden (68,8%).

Kesimpulan: Hasil penelitian menyimpulkan bahwa bidan praktik swasta yang bekerja di wilayah kerja puskesmas Kabanjahe belum melakukan prosedur pelaksanaan intervensi nyeri persalinan dengan utuh.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji skukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Intervensi Nyeri Persalinan Kala I Oleh Bidan Praktik Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Periode Februari-April 2014” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bimbingan, masukan, dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sekaligus penguji I saya dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Farida Linda Sari, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku sekretaris program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Fahdhy, SpOG, MSc, selaku penguji II saya dalam karya tulis ilmiah ini.

5. Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Erniyati, SKp, MNS, selaku dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan, masukan, dan bimbingan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh dosen, staf, dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.


(5)

v

7. Dr. Lapan Tarigan, selaku Kepala Puskesmas Kabanjahe yang telah memberikan izin kepada penulis untuk memperoleh data sehubungan dengan penelitian ini.

8. Semua bidan praktik swasta yang bekerja di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe, yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Teristimewa kepada kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa yang tiada hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Kepada teman-teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Teman-teman D-IV Bidan Pendidik yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis, serta semua pihak yang telah mendukung peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2014 Penulis


(6)

vi DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR SKEMA... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bidan ... 4

B. Bidan Praktik Swasta ... 4

C. Defenisi Nyeri Persalinan ... 4

D. Proses Terjadinya Nyeri Persalinan ... 5

E. Teori- Teori Tentang Nyeri ... 5

F. Pengukuran Intensitas Nyeri ... 6

G. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ... 7

H. Persepsi Nyeri ... 7

I. Nyeri Persalinan Kala I ... 8

J. Cara Mengatasi Nyeri ... 9

K. Metode Penanganan Nyeri ... 9

L. Metode Altenatif Mengatasi Nyeri persalinan ... 11

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konseptual ... 17

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

C. Tempat Penelitian ... 20

D. Waktu Penelitian ... 20


(7)

vii

F. Instrumen Penelitian ... 21

G. Pengumpulan Data ... 21

H. Analisa Data ... 22

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 24

B. Pembahasan... 30

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 30

2. Keterbatasan Penelitian ... 34

3. Implikasi Untuk asuhan Kebidanan dan Pendidikan Kebidanan ... 34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 37


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... .17 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden... 25 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pelaksanaan intervensi nyeri persalinan... 26 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi prosedur pelaksanaan intervensi nyeri persalinan

dengan teknik perubahan posisi atau pergerakan... 27 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi prosedur pelaksanaan intervensi nyeri persalinan

dengan teknik perubahan sentuhan atau masase... 28 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi prosedur pelaksanaan intervensi nyeri persalinan


(9)

ix

DAFTAR SKEMA

Halaman


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Informed Consent

Lampiran 3 : Lembar Observasi

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 5 : Grafik Kegiatan Penelitian

Lampiran 6 : Master Data Penelitian Lampiran 7 : Hasil Out Put Data Penelitian Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 9 : Surat Selesai Penelitian Lampiran 10 : Riwayat Hidup


(11)

iii

PELAKSANAAN INTERVENSI NYERI PERSALINAN KALA I OLEH BIDAN PRAKTIK SWASTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KABANJAHE TAHUN 2014

ABSTRAK

Ema Sonarya Br Ginting

Latar belakang: Persalinan merupakan suatu proses alamiah atau fisiologis yang harus dilewati oleh setiap wania hamil. Proses persalinan tidak terlepas dari adanya rasa ketidaknyamanan atau rasa nyeri. Sudah menjadi kewajiban bidan untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan pada pasien. Sebagai pemberi asuhan kesehatan, bidan harus dapat membantu meringankan rasa nyeri yang dialami oleh ibu bersalin. Untuk dapat membantu meringankan atau mengatasi nyeri persalinan, maka bidan perlu melaksanakan intervensi nyeri persalinan. Intervensi nyeri dapat diberikan secara berkualitas dan memenuhi kepuasan klien.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I oleh bidan praktik swasta di wilayah kerja puskesmas Kabanjahe.

Metodologi: Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.

Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa semua responden melakukan metode intervensi nyeri pernapasan yaitu sebanyak 32 responden (100%), dan yang menggunakan metode intervensi nyeri persalinan dengan teknik perubahan posisi dan pergerakan ada 26 responden (81,3%), serta yang menggunakan metode intervensi nyeri dengan teknik sentuhan dan masase ada 22 responden (68,8%).

Kesimpulan: Hasil penelitian menyimpulkan bahwa bidan praktik swasta yang bekerja di wilayah kerja puskesmas Kabanjahe belum melakukan prosedur pelaksanaan intervensi nyeri persalinan dengan utuh.


(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan suatu proses alamiah atau fisiologis yang harus dilewati oleh setiap wania hamil. Proses persalinan tidak terlepas dari adanya rasa ketidaknyamanan atau rasa nyeri. Sudah menjadi kewajiban bidan untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan pada pasien. Kala I persalinan merupakan permulaan dari suatu proses persalinan, ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur dan adekuat. Kontraksi ini menyebabkan peregangan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap. Peregangan pada serviks ini merupakan salah satu penyebab nyeri persalinan. Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung saraf khusus. Selama persalinan, nyeri disebabkan oleh kontraksi rahim, dilatasi serviks, dan distensi perineum (Rukiyah, 2009).

Sebagai pemberi asuhan kesehatan, bidan harus dapat membantu meringankan rasa nyeri yang dialami oleh ibu bersalin. Untuk dapat membantu meringankan atau mengatasi nyeri persalinan, maka bidan perlu melaksanakan intervensi nyeri persalinan. Intervensi nyeri dapat diberikan secara berkualitas dan memenuhi kepuasan klien, jika didasari oleh landasan, kognitif, dan sikap yang memadai (Maryunani, 2010).

Nyeri adalah proses alamiah dalam persalinan. Apabila tidak diatasi dengan baik akan menimbulkan masalah, diantaranya adalah kecemasan. Kecemasan yang terjadi saat persalinan dapat menyebabkan peningkatan hormon adrenalin dan vasokontriksi yang menyebabkan aliran darah ibu ke janin menurun. Kondisi ini akan


(13)

mengakibatkan janin mengalami hipoksia dan ibu mengalami persalinan lama dan dapat meningkatkan tekanan darah (Walsh, 2007).

Niven dan Gijsbern (1984) dalam penelitiannya menemukan dampak dan bahaya dari nyeri persalinan jauh melebihi keadaan penyakit. Oleh karena itu, nyeri harus diatasi. Browridge (1995) menyatakan bahwa nyeri yang menyertai kontraksi uterus mempengaruhi mekanisme fungsional yang menyebabkan respon stress fisiologis. Nyeri persalinan yang lama menyebabkan hiperventilasi dengan frekuensi pernafasan 60-70 kali per menit sehingga menurunkan kadar PaCO2 ibu dan peningkatan pH. Apabila kadar PaCO2 ibu rendah, maka kadar PaCO2 janin juga rendah sehingga menyebabkan deselerasi lambat denyut jantung janin. Nyeri persalinan yang berlebihan juga meyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama, yang akhirnya dapat mengancam kehidupan ibu dan janin (Mander 2003).

Manajemen nyeri persalinan dapat diterapkan secara non farmakologis dan farmakologis. Pendekatan secara non farmakologis tanpa penggunaan obat-obatan seperti perubahan posisi dan pergerakan, sentuhan dan masase, kompres hangat, berendam, visualisasi dan pemusatan perhatian, kompres dingin, teknik pernapasan dan musik, sedangkan secara farmakologis melalui penggunaan obat-obatan. Manajemen nyeri non farmakologis lebih aman, sederhana dan tidak menimbulkan efek merugikan serta mengacu kepada asuhan sayang ibu, dibandingkan dengan metode farmakologi yang berpotensi mempunyai efek yang merugikan (Walsh, 2007).

Dari penjelasan diatas, diketahui bahwa nyeri persalinan itu dapat membahayakan ibu dan janin. Oleh karena itu, penting bagi bidan untuk melakukan intervensi nyeri persalinan kala I dalam melakukan pertolongan persalinan, dari itu perlu ada kepastian apakah intervensi nyeri persalinan kala I dilakukan atau tidak oleh


(14)

bidan praktik swasta. Dari pengalaman peneliti sejauh ini belum ada literatur yang ditemukan tentang pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I oleh bidan dan metode yang paling sering digunakan oleh bidan dalam mengurangi rasa nyeri persalinan adalah teknik pernapasan dalam, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pelaksanaan Intervensi Nyeri Persalinan Kala I Oleh Bidan Praktek Swasta Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Periode Februari-April 2014”.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan Intervensi Nyeri Persalinan Kala I oleh Bidan Praktik Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Periode Februari-April 2014?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I oleh bidan praktik swasta di wilayah kerja puskesmas Kabanjahe.

D. Manfaat Penelitian

1.

Profesi Kebidanan

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi profesi bidan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I yang telah dilakukan anggota profesinya.

2. Penelitian Kebidanan

Memberikan rekomendasi kepada peneliti berikutnya. Diharapkan agar dapat melakukan penelitian lanjutan tentang pelaksanaan intervensi nyeri persalinan dengan menggunakan variabel yang berbeda.


(15)

4

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan memiliki izin formal untuk praktik bidan (Suryani, 2008).

B. Bidan Praktik Swasta

Bidan praktik swasta (BPS) adalah bidan yang memiliki surat izin praktik bidan (SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi izin secara sah dan legal untuk menjalankan praktik kebidanan mandiri (IBI, 2013).

C. Defenisi Nyeri Persalinan

Nyeri merupakan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan yang dirasakan seseorang terhadap stimulus tertentu dan tidak dapat dibagi kepada orang lain. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang nyata dan potensial (Handerson, 2006).

Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang timbul bila ada jaringan yang rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan stimulis nyeri (Varney, 2001).

Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan keehatan. Nyeri terjadi bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan (Suddarth, 2002).

Menurut Farrer (2001) dalam Eni Andriya (2007), nyeri persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang luar biasa dan intensitas nyeri yang dirasakan berbeda-beda. Bahkan pada ibu yang sama pun derajat nyeri yang dirasakan pada setiap persalinan


(16)

tidak serupa. Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena peregangan segmen bawah rahim selama kontraksi servik.

D. Proses Terjadinya Nyeri Persalinan

Rasa nyeri pada persalinan terjadi karena kontraksi uterus dalam kala pengeluaran janin. Dalam persalinan normal, saat awal persalinan sampai pembukaan lengkap akan berlangsung 12-18 jam, dilanjutkan kala pengeluaran janin sampai pengeluaran plasenta. Rasa nyeri ini dipengaruhi oleh kelelahan, keletihan, kecemasan, dan rasa takut akan menyebabkan peningkatan rasa nyeri (Westheimer, 2000).

Situasi dan kondisi dalam menghadapi nyeri ini sangat individual, sehingga menyebabkan pengalaman rasa nyeri berbeda antara satu wanita dengan yang lain, demikian pula antara persalinan pertama dengan persalinan berikutnya pada wanita yang sama. Rasa nyeri selama proses persalinan mengakibatkan pengeluaran adrenalin. Pengeluaran adrenalin ini akan mengakibatkan pembuluh darah berkontriksi sehingga akan mengurangi aliran darah yang membawa oksigen ke uterus dan mengakibatkan penurunan kontraksi uterus yang akan menyebabkan memanjangnya waktu persalinan, sehingga menghilangkan rasa takut dan nyeri selama proses persalinan menjadi hal yang cukup penting (Stoppard, 2008).

E. Teori- Teori Tentang Nyeri

Ada beberapa teori tentang nyeri yaitu specificity theory, pattern theory, dan gate control theory. Teori dasar yang banyak digunakan adalah teori gate control. Teori ini di defenisikan sebagai pengalaman perseptual yang kompleks yang dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan psikologis yang unik dan bersifat individual. Teori gate control menggambarkan ada mekanisme pintu gerbang pada ujung saraf tulang belakang yang dapat meningkatkan atau menurunkan aliran impuls saraf dari serat perifer menuju sistem saraf pusat (Marie, 2002).


(17)

Menurut teori ini, sensasi nyeri dihantar sepanjang saraf sensoris menuju ke otak. Selain itu, teori ini menekankan pengembangan mekanisme kendali nyeri dalam tubuh dan memberikan penjelasan yang dapat di terima untuk pendekatan kendali nyeri non-interventif atau teknologi rendah yang mencakup metode psikologis, masase punggung, dan stimulasi saraf elektrik transkutaneus (Mander, 2004).

F. Pengukuran Intensitas Nyeri

Nyeri tidak dapat diukur secara objektif, namun tipe nyeri yang muncul dapat diramalkan berdasarkan tanda dan gejalanya atau berpatokan pada ucapan dan perilaku pasien. Pasien kadang-kadang diminta untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya sebagai verbal yaitu nyeri ringan, sedang, atau berat (Mander, 2004).

Ada beberapa cara untuk mengkaji intensitas nyeri yang biasanya digunakan antara lain:

1. Visual Analog Scale (VAS)

Skala ini dapat diketahui dengan kata-kata kunci pada keadaan yang ekstrem yaitu ‘tidak nyeri’ dan ‘nyeri senyeri-nyerinya’. Skala ini tidak memiliki tingkatan yang tepat tanpa angka dan tidak memberikan pasien kebebasan untuk memilih dengan apa yang dialami, hal ini mengakibatkan kesulitan.

2. Verbal Numerical Rating Scale (VNRS)

Skala ini memiliki nilai numeris dan hubungan antara berbagai tingkat nyeri. Skala nyeri ini terdiri dari garis 0-10 cm yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan daerah yang paling nyeri kemudian diberi skalanya. Walaupun demikian, pasien masih mengalami kesulitan dalam menentukan angka pada pengalaman nyeri yang manusiawi dan membutuhkan perhitungan yang matematis.


(18)

3. McGill Pain Questioner (MPQ)

Skala ini kombinasi antara verbal dan nilai numerik yang melekat dan gambar utuh. Instrumen ini mengubah pengenalan sifat yang multidimensional pengalaman nyeri dengan menentukan intensitas, kualitas, dan durasi seseorang. Aplikai MPQ memberikan informasi kuantitatif dalam bentuk rangkaian skor yang menunjukkan dimensi sensorik, afektif, dan evaluatif nyeri, sehingga MPQ bersifat valid, reliabel, konsisten, dan berguna. Apabila digunakan dalam penelitian, deskripsi metode sudah memberikan informasi yang maksimum.

Cara mengkaji nyeri dalam skala intensitas nyeri yaitu ibu berhak memilih 12 kata-kata numeris yang telah ditentukan dan di nilai berdasarkan nilai terendah skor 0 dan nilai tertinggi skor 3 dan dinilai berdasarkan tingkatan nyeri yaitu jumlah skor 1-6 untuk nyeri ringan, jumlah skor 7-12 untuk nyeri sedang, dan jumlah skor 13-18 untuk nyeri berat (Mander, 2004).

G. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri

Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri selama persalinan. Faktor tersebut terdiri dari faktor fisik, sosial, dan psikososial yang meliputi paritas, prosedur medik, kecemasan, kelelahan, ketakutan, dan mekanisme koping (Bobak, 2004).

H. Persepsi Nyeri

Walau ambang nyeri hampir sama pada semua individu tanpa memandang jenis kelamin, sosial etnik, atau perbedaan kultural, tetapi perbedaan-perbedaan ini memegang peran penting dalam persepsi nyeri tiap individu. Pengaruh faktor-faktor, seperti budaya,

counterstimuli, dan distraksi untuk mengatasi rasa nyeri tidak dimengerti sepenuhnya. Arti nyeri dengan ekspresi verbal maupun nonverbal tampaknya dipelajari dari interaksi dalam kelompok sosial primer. Rasa nyeri berbeda tiap individu. Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut dapat memperberat persepsi nyeri selama


(19)

persalinan. Nyeri dapat menginduksi ketakutan, sehingga timbul kecemasan yang berakhir dengan kepanikan, persalinan sebelumnya juga dapat mempengaruhi persepsi wanita tentang nyeri bersalin (Indrayani, 2013).

I. Nyeri Persalinan Kala I

Pada persalinan kala I sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering kali muncul lendir bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan. Hal ini disebabkan oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung pada leher rahim, karena serviks mulai membuka dan mendatar sedangkan darah itu berasal dari pembuluh darah kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis yang peka akibat pergeseran yang terjadi sewaktu serviks membuka (Prawirohardjo, 2008).

Persalinan kala I ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak rahim kontraksi teratur sampai dilatasi serviks lengkap. Pada umumnya kaitan persalinan sulit ditentukan, tahap pertama biasanya berlangsung jauh dari pada waktu yang diperlukan untuk tahap kedua dan ketiga. Tahap pertama persalinan dibagi menjadi tiga bagian yaitu fase laten, fase aktif, dan fase transisi. Fase laten dimulai saat kontraksi teratur dan ditunjukkan dengan pembukaan serviks yang sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 sampai 4 cm, dengan lamanya pada primipara 4 sampai 6 jam tetapi tidak lebih 20 jam, sedangkan untuk multipara sekitar 4 jam tapi tidak lebih dari 14 jam. Kontraksi rahim terjadi selama fase laten dengan peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi. Kontraksi pada rahim berlangsung dari kontraksi ringan dengan lamanya 15-30 detik, dan berkembang menjadi nyeri sedang dengan lama kontraksi 30-40 detik dan frekuensi setiap 5 sampai 7 menit.

Rasa nyeri pada persalinan kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot-otot uterus, hipoksia dari otot-otot uterus yang mengalami kontraksi, peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia korpus uteri, dan peregangan segmen bawah rahim. Selama


(20)

kala I, kontraksi uterus yang menimbulkan dilatasi serviks dan iskemia uteri. Impuls nyeri selama kala I ditransmisikan oleh segmen saraf spinal dan asesoris thorasic bawah simpatis lumbaris. Nervus ini berasal dari uterus dan serviks. Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan iskemia uterus adalah nyeri visceral yang berlokasi dibawah abdomen menyebar ke daerah lumbal belakang dan paha bagian dalam. Biasanya wanita merasakan nyeri pada saat kontraksi saja dan bebas dari nyeri selama relaksasi. Nyeri bersifat lokal seperti sensasi kram, sensasi sobek dan sensasi panas yang disebabkan karena distensi dan laserasi serviks, vagina dan jaringan perineum. Selama fase aktif, serviks berdilatasi (Bobak, 2004).

J. Cara Mengatasi Nyeri

Salah satu tugas penting penolong persalinan adalah membantu ibu mengatasi nyeri persalinan. Ada beberapa metode untuk mengurangi nyeri persalinan yaitu mengatur posisi nyaman yang diinginkan ibu, khususnya kala I persalinan. Selain itu, sentuhan dan pijatan suami sangat membantu rasa nyeri, mengatur pola pernafasan yang baik dengan bimbingan dari bidan yang dilakukan dengan teratur.

Selain itu, metode psikosomatis membantu mengatasi nyeri seperti terapi musik, akupuntur, terapi aroma dengan minyak harum, jamu-jamuan, berendam dalam air, dan penggunaan kompres hangat dan dingin. Semua metode tersebut dapat diterapkan dan tidak memiliki efek samping bagi ibu dan janin, apabila metode tersebut membuat ibu merasakan kenyamanan dan mengalami peredaan nyeri persalinan (Burhan, 2003).

K. Metode Penanganan Nyeri

Ada dua metode dalam penanganan nyeri persalinan, yaitu secara farmakologis dan non-farmakologis.


(21)

1. Secara Farmakologis

Cara mengatasi nyeri persalinan dengan metode farmakologis ini memerlukan intruksi medis. Namun demikian, petugas kesehatan khususnya bidan perlu mengetahui karakteristik obat yang diberikan untuk meredakan nyeri persalinan pada ibu. Bidan perlu memperhatikan bagaimana metode tersebut dapat mengurangi intensitas nyeri tanpa membahayakan ataupun menimbulkan efek samping pada ibu dan janinnya, baik selama atau sesudah kelahiran. Terdapat dua cara farmakologis untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri persalinan, yaitu analgetik dan anastesi.

2. Secara Non-farmakologis

Metode pengelolaan nyeri persalinan non-farmakologi ini bersifat murah, simpel, efektif, tanpa efek yang merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaan dan kekuatannya. Sedangkan dengan metode farmakologis bersifat lebih mahal dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik, baik bagi ibu maupun janin.

Metode pengontrolan nyeri secara nonfarmakologi sangat penting karena tidak membahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat persalinan jika diberikan kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun efek obat. Metoda nonfarmakologi dibagi menjadi tiga komponen yang saling berinteraksi sehingga mempengaruhi respon terhadap nyeri, yaitu strategi motivasi-afektif (interpretasi setral dari pesan yang berada diotak yang dipengaruhi oleh perasaan, memori, pengalaman dan kultur seseorang), kognitif-evaluatif (interpretasi dari pesan nyeri yang dipengaruhi oleh pengetahuan, perhatian seseorang, penggunaan strategi kognitif dan evaluasi kognitif dari situasi) dan sensori-diskriminatif (pemberitahuan informasi ke otak menurut sensasi fisik) (Gadysa, 2009).


(22)

L. Metode Altenatif Mengatasi Nyeri persalinan

Ada banyak metode pengendalian nyeri, diantaranya yaitu:

1. Hipnobirthing

Hipnobirthing adalah perkembangan keilmuan terbaru dalam dunia kebidanan, berasal dari kata hypnotic dan birthing. US Departemen of Education Human Services Division mendefenisikan hipnosis adalah penembusan faktor kritis dari pikiran sadar dan diikuti dengan diterimanya suatu ide atau pemikiran. Sedangkan birthing artinya persalinan atau melahirkan. Jadi, hypnobirthing adalah proses persalinan yang menggunakan bantuan kondisi hipnosis.

Latihan hipnobirthing dapat dilakukan satu atau dua hari sekali selama lebih kurang 10 menit, salah satu pilihan waktu adalah waktu menjelang tidur. Hal yang perlu ibu bersalin pelajari dalam hipnobirthing adalah:

• Teknik relaksasi dan hipnosis diri untuk menghilangkan stres dan rasa takut, agar digantikan dengan rasa tenang, damai, dan percaya diri.

• Perlunya ikatan yang kuat dari pasangan.

• Mempelajari cara berkonsentrasi agar dapat fokus kepada tujuan hipnobirthing.

• Berkomunikasi dengan bayi dalam kandungan. (Gondo, 2011).

2. Sentuhan atau Massase

Relaksasi sentuhan mungkin akan membantu ibu rileks dengan cara pasangan menyentuhatau menhusap bagian tubuh ibu. Pemijatan secara lembut akan membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama persalinan. Hal ini terjadi karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan


(23)

nyaman dan enak. Dalam persalinan, pijat juga membantu ibu merasa lebih dekat dengan orang yang merawatnya. Sentuhan seseorang yang peduli ingin menolong merupakan sumber kenikmatan saat ibu sakit, lelah dan takut. Bagian tubuh ibu yang dapat dipijat adalah kepala, punggung dan tungkai.

Umumnya, ada 2 teknik pemijatan yang dilakukan dalam persalinan, yaitu effluerage dan counterpressure. Effluerage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan, effluerage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit.

Pijatan counterpressure merupakan cara terbaik dalam menghilangkan nyeri punggung akibat persalinan. Letakkan tumit tangan atau bagian datar dari kepalan tangan (dapat juga menggunakan bola tenis) di atas tulang ekor. Berikan tekanan kuat dalam gerakan melingkar kecil. Tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan.

3. Kompres Hangat

Memang tak menghilangkan keseluruhan nyeri namun setidaknya memberikan rasa nyaman. Botol air panas yang dibungkus handuk dan dicelup ke air dingin mengurangi pegal dan kram di punggung bila ditempel di punggung. Menaruh handuk dingin di wajah juga bisa mengurangi ketegangan.

4. Berendam

Air dapat mengatasi rasa sakit karena dapat menyebabkan relaksasi. Jika ibu merasa tegang, kontraksi menjadi sangat menyakitkan sehingga dapat menyebabkan pembukaan serviks tidak lancar. Air membantu ibu rileks dan lebih


(24)

dapat mengendalikan diri dalam menghadapi kontraksi sehingga tidak terlalu menyakitkan, selain itu dalam air otot-otot ibu mengendur.

5. Visualisasi dan Pemusatan Perhatian

Otak kanan adalah bagian yang mampu memvisualisasikan sesuatu seolah-olah itu nyata. Misalnya, membayangkan seseolah-olah-seolah-olah sedang berada di taman bunga dan bayi sudah bersama ibunya. Saat otak kanan mencapai 8-13 Hz ternyata kondisi ini merupakan gelombang alfa atau relaksasi. Seseorang lebih mudah untuk memvisualisasikan serta merasa lebih nyaman dan tenang. Setiap ibu bisa melakukan visualisasi. Sebaiknya latihan dilakukan sejak kandungan berusia dua bulan atau paling lambat tujuh bulan.

Dengan visualisasi, ibu juga dibantu untuk tenang dan menghilangkan trauma atau naluri ekstra bawah sadar. Ibu dapat berlatih visualisasi dalam waktu 7 x 2,5 jam. Ajak ibu membayangkan sesuatu tempat yang memberikan dirinya ketenangan, seperti sawah yang terhampar luas dengan hijaunya dedaunan padi yang melambai-lambai ditiup angin sore. Atau ajak ibu ke suasana laut yang mengajak kita mendengarkan deburan ombak yang perlahan mengenai kaki kita yang tecelup dalam air laut di tepian pantai.

6. Kompres Dingin

Kompres dingin dapat diberikan di daerah wajah, dada, punggung atau daerah yang nyaman, menimbulkan efek relaksasi, suasana segar. Cara melakukan kompres dingin yaitu dengan meletakkan kompres dingin pada punggung bawah atau perineum dengan menggunakan kantong es, kantong jeli, kantong beras, sarung tangan lateks yang diisi dengan kepingan-kepingan es, kain basah yang didinginkan, kaleng minuman ringan yang dingin, botol plastik air beku, atau benda-benda dingin lainnya. Selalu letakkan satu atau dua lapis kain


(25)

atau bantalan tempat tidur sekali pakai antara benda dingin dan kulit ibu bersalin. Tindakan ini menghindari rasa tidak nyaman mendadak yang akan terjadi jika benda dingin langsung diletakkan pada kulit dan melakukan untuk intervensi bertahap dari rasa sejuk menjadi dingin (Simkin, 2005).

7. Musik

Musik dapat membantu ibu mengalihkan perhatian dari rasa nyeri, sehingga ibu merasa rileks. Hal ini ditujukan bagi ibu yang memang suka dengan namanya mendengarkan alunan nada. Baik itu berupa alunan Ayat Al-Qur’an atau musik alam seperti suasana air terjun dengan gemercik air yang turun, atau dengan musik klasik.

Metode pengendalian nyeri diatas memerlukan pelatihan yang lama, sedangkan bidan di daerah tidak banyak yang mengikuti pelatihan seperti itu, sehingga bidan hanya menggunakan metode pengendalian nyeri yang sederhana. Berikut ini merupakan beberapa metode pengendalian nyeri persalinan secara non-farmakologis yang paling sering dilakukan oleh bidan dalam menolong proses persalinan.

1. Perubahan Posisi atau Pergerakan

Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman untuk membantu ibu agar ibu tetap tenang dan rileks sebisa mungkin bidan tidak boleh memaksakan posisi yang telah dipilih oleh ibu, bidan hanya menyarankan alternatif-alternatif apabila tindakan ibu tidak efektif.

Rasa sakit akibat kontraksi akan terasa semakin sesuai dengan bertambahnya pembukaan serviks. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman. Pelaksanaan metode intervensi nyeri persalinan teknik perubahan posisi dan pergerakan ialah memberitahu ibu langkah dan fungsi dari teknik perubahan posisi dan pergerkan yang akan dilakukan, menyarankan ibu


(26)

memilih posisi yang nyaman, membantu ibu melakukan posisi yang nyaman, tidak memaksakan ibu untuk satu posisi, memperbaiki posisi ibu apabila posisi itu membuat ibu tidak nyaman.

2. Sentuhan atau Massase

Relaksasi sentuhan mungkin akan membantu ibu rileks dengan cara pasangan menyentuh atau menhusap bagian tubuh ibu. Pemijatan secara lembut akan membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama persalinan. Hal ini terjadi karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak. Dalam persalinan, pijat juga membantu ibu merasa lebih dekat dengan orang yang merawatnya. Sentuhan seseorang yang peduli ingin menolong merupakan sumber kenikmatan saat ibu sakit, lelah dan takut. Bagian tubuh ibu yang dapat dipijat adalah kepala, punggung dan tungkai.

Umumnya, ada 2 teknik pemijatan yang dilakukan dalam persalinan, yaitu effluerage dan counterpressure. Effluerage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat dan panjang atau tidak putus-putus. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Dalam persalinan, effluerage dilakukan dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut dan ringan. Lakukan usapan dengan ringan dan tanpa tekanan kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit.

Pijatan counterpressure merupakan cara terbaik dalam menghilangkan nyeri punggung akibat persalinan. Letakkan tumit tangan atau bagian datar dari kepalan tangan (dapat juga menggunakan bola tenis) di atas tulang ekor. Berikan tekanan kuat dalam gerakan melingkar kecil. Tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan.


(27)

3. Teknik Pernapasan

Teknik pernapasan yang tepat dapat mengurangi rasa sakit persalinan. Teknik pernapasan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, teknik pernapasan pada kala I awal dan teknik pernapasan pada kala I akhir.

• Teknik pernapasan kala I awal

Dilakukan dengan cara tiap kali kontraksi dari awal sampai akhir kontraksi, ibu diminta untuk menarik napas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan dikeluarkan lewat mulut. Pada puncak kontraksi bernapaslah dengan ringan dan pendek-pendek melalui mulut tetapi jangan terlalu lama karena bisa mengakibatkan ibu kekurangan oksigen.

• Teknik pernapasan kala I akhir

Kontraksi pada kala I akhir terjadi selama satu menit dan bisa terasa setiap menit. Agar ibu tidak mengejan terlalu awal minta ibu untuk mengatakan “huh-huh, pyuh”, sambil bernapas pendek-pendek lalu bernapaslah dengan panjang. Setelah itu, bernapaslah perlahan dan teratur. Masa transisi ini merupakan masa yang paling sulit karena kontraksi akan sangat kuat, tetapi serviks belum membuka seluruhnya. Pada tahap ini, minta ibu jangan mengejan terlebih dahulu karena akan menyebabkan serviks oedema.


(28)

17 BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konseptual

Berdasarkan teori dan tinjauan teoritis penelitian tentang pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I oleh bidan praktik swasta di wilayah kerja puskesmas Kabanjahe. Subjek yang akan diteliti yaitu metode intervensi nyeri persalinan yang dilakukan oleh bidan pada pertolongan persalinan, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Skema 3.1 Kerangka Konseptual

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No. Populasi Defenisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur 1. Bidan praktik

swasta Bidan yang memiliki Surat Ijin Praktik Bidan (SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku di negara tempat ia tinggal, dicatat (register) diberi ijin secara sah dan legal untuk menjalankan praktik kebidanan mandiri. Observasi

Checklist - Ordinal

Bidan Praktik Swasta

Pelaksanaan Intervensi Nyeri Persalinan Kala I


(29)

2. Pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I

Metode yang dilakukan oleh bidan dalam mengurangi

intensitas nyeri persalinan kala I yang dialami klien.

Observasi Checklist 1= Dilakukan 0 = Tidak dilakukan


(30)

19 BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain Penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan untuk melakukan prosedur penelitian. Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I oleh bidan praktek swasta pada proses pertolongan persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe periode Februari- April 2014.

B. Populasi dan Sampel

1.

Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh BPS yang melakukan pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe yaitu 32 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu 32 orang.


(31)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe tahun 2014. Dengan pertimbangan, bahwa belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe yang berhubungan dengan pelaksanaan intervensi nyeri persalinan oleh bidan praktik swasta pada proses pertolongan persalinan.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan dari bulan Oktober 2013 hingga Juni 2014. Dalam kurun waktu tersebut telah dilakukan pengambilan dan pengolahan data yang meliputi : penelusuran kepustakaan, pengajuan judul, bimbingan, dan seminar proposal sampai sidang KTI.

E. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini menggunakan objek manusia sebagai objek penelitian, untuk itu hakikatnya sebagai manusia harus dilindungi dengan memperhatiakn prinsip-prinsip dan pertimbangan etik yaitu responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia menjadi subjek atau tidak tanpa ada sangsi apapun, tidak menimbulkan penderitaan bagi responden, dalam hal ini peneliti juga memberi penjelasan dari informasi secara lengkap dan rinci serta tanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada responden. Responden juga harus diperlakukan secara baik sebelum, selama, dan sesudah penelitian. Responden tidak boleh didiskriminasikan jika menolak untuk menjadi responden, selain itu ada prinsip-prinsip etik yang meliputi: Informed consent yaitu lember persetujuan yang diberikan kepada responden yang akan diteliti disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak dapat memaksa dan tetap


(32)

menghormati hak-hak subjek. Anonimity yaitu tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar observasi dan hanya menuliskan kode pada lembar observasi. Confidentiality yaitu kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi sebagai alat pengumpulan data, yaitu dengan cara mengamati setiap tindakan yang dilakukan untuk pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I dengan menggunakan daftar checklist. Item observasi terdiri dari 3 metode intervensi nyeri persalinan yang paling sering dilakukan oleh bidan dan ditambah catatan, jika bidan melakukan metode intervensi lain saat dilakukan observasi, dengan pilihan jawaban dikotomi yaitu dilakukan dan tidak dilakukannya suatu tindakan. Pernyataan item observasi disusun berdasarkan skala Guttman yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan konsisten, sama halnya dengan observasi tindakan, jika tindakan dilakukan diberi skor 1 dan jika tindakan tidak dilakukan diberi skor 0..

G. Pengumpulan Data

1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil observasi peneliti.

2. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti setelah lulus ujian proposal dan mendapat surat ijin penelitian dari Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Medan.

3. Mengajukan surat permohonan ijin pelaksanaan penelitian ke Puskesmas Kabanjahe.


(33)

4. Melakukan pendekatan kepada masing-masing responden.

5. Menanyakan persetujuan responden menjadi responden secara sukarela. 6. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani

lembar persetujuan (Informed Consent).

7. Menjelaskan tujuan penelitian kepada responden. 8. Melakukan observasi kepada setiap responden.

9. Mencatat semua tindakan yang dilakukan responden pada saat melakukan intervensi nyeri persalinan kala I pada pertolongan persalinan. 10. Peneliti memeriksa kelengkapan data secara keseluruhan, sehingga data

yang diperoleh terpenuhi, kemudian dianalisis.

H. Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi dan kemudian dianalisis. Menurut Hastono (2007) ada 4 tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui, yaitu :

a. Melakukan Editing yaitu melakukan pengecekan isi lembar observasi apakah jawaban yang ada sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten. b. Melakukan Coding yaitu merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka atau bilangan.

c. Melakukan Processing yaitu memproses data agar data yang sudah di

entry dapat dianalisis, dilakukan dengan men-entry data dari lembar observasi ke paket program komputer.

d. Melakukan Cleaning yaitu pengecekan kembali data yang sudah di


(34)

2. Analisis Data

Setelah dilakukan pengolahan data kemudian dilakukan analisis data menggunakan program komputerisasi. Menurut Notoatmodjo (2005) tahapan analisis data adalah sebagai berikut:

a. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dan analisis ini menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel. Dalam penelitian ini analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi pelaksanaan intervensi nyeri persalinan.


(35)

24 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai ”Pelaksanaan Intervensi Nyeri Persalinan Oleh Bidan Praktik Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Periode Februari-April 2014”. Penelitian dilakukan mulai Februari sampai April 2014 di BPS wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe dengan jumlah responden 32 orang.

1. Analisa Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik responden. Distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan dan lama bekerja. Jumlah responden terdiri dari 32 orang bidan praktik swasta yang akan diobservasi pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I.

Telah dilakukan penelitian tentang Pelaksanaan Intervensi Nyeri Persalinan Kala I Oleh Bidan Praktik Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Periode Februari-April 2014 dengan 32 responden. Penelitian dilakukan mulai Februari sampai April 2014. Data karakteristik responden yang diolah dalam penelitian ini adalah pendidikan responden dan pengalaman bekerja. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut:


(36)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014

(n=32)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Pendidikan

D I 6 18,8

D III 24 75,0

D IV 1 3,1

S 2 1 3,1

Pengalaman Bekerja

< 5 tahun 5 15,6

5-10 tahun 7 21,9

> 10 tahun 20 62,5

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berlatar belakang pendidikan DIII Kebidanan sebanyak 24 orang (75,0%). Berdasarkan pengalaman bekerja, mayoritas responden memiliki pengalaman bekerja > 10 tahun yaitu sebanyak 20 orang (62,5%).

2. Metode Intervensi Nyeri Kala I yang Diobservasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga metode pelaksanaan intervensi nyeri persalinan yang dilakukan oleh bidan praktik swasta di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe yaitu: teknik perubahan posisi atau pergerakan, sentuhan atau masase dan teknik pernapasan. Dapat dilihat tabel 5.2 berikut:


(37)

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi pelaksanaan metode intervensi nyeri persalinan oleh bidan praktik swasta di wilayah kerja Puskesmas

Kabanjahe Tahun 2014 (n=32)

No. Tindakan

Dilakukan Tidak dilakukan

F % F %

1. Perubahan posisi atau pergerakan

26 81,3 6 18,8

2. Sentuhan atau masase 22 68,8 10 31,3

3. Teknik pernapasan 32 100 - -

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 26 bidan (81,3%) yang melakukan teknik perubahan posisi atau pergerakan, ada 22 bidan (68,8%) yang melakukan teknik sentuhan atau masase, bahkan teknik pernapasan dilakukan oleh semua bidan. Dari observasi lebih lanjut, prosedur pelaksanaan dari ketiga metode intervensi nyeri persalinan kala I yang dilakukan oleh bidan praktik swasta di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe tersebut tidak semua bidan melakukan prosedur secara utuh.

2.1 Prosedur Pelaksanaan Teknik Perubahan Posisi atau Pergerakan

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa ada 26 (81,3%) bidan melakukan teknik perubahan posisi dan pergerakan, setelah di observasi dari prosedur yang dilakukan bidan dapat dilihat tabel 5.3 berikut:


(38)

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi prosedur pelaksanaan intervensi nyeri persalinan dengan teknik perubahan posisi atau pergerakan

(n=32) No

Prosedur Tindakan

Dilakukan Tidak dilakukan

F % F %

1. Memberitahu ibu langkah dan fungsi dari teknik perubahan posisi dan pergerkan yang akan dilakukan

2 6,3 30 93,8

2. Menyarankan ibu memilih posisi yang nyaman

19 59,4 13 40,6

3. Membantu ibu melakukan posisi yang nyaman

18 56,3 43,8

4. Tidak memaksakan ibu untuk satu posisi

18 56,3 13 43,8

5. Memperbaiki posisi ibu apabila posisi itu membuat ibu tidak nyaman

10 31,3 22 68,8

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 26 (81,3%) bidan tidak ada yang melakukan teknik perubahan posisi dan pergerakan sesuai dengan prosedur. Diperoleh hasil mayoritas bidan melakukan prosedur menyarankan ibu memilih posisi yang nyaman sebanyak 19 bidan (59,4%), prosedur membantu ibu melakukan posisi yang nyaman dan tidak memaksakan ibu untuk satu posisi dilakukan oleh bidan masing-masing sebanyak 18 bidan (56,3%), Prosedur memperbaiki posisi ibu apabila posisi itu membuat ibu tidak nyaman dilakukan bidan sebanyak 10 bidan (31,3%), dan prosedur memberitahu ibu langkah dan fungsi dari teknik perubahan posisi dan pergerakan hanya dilakukan oleh 2 bidan (6,3%).


(39)

2.2 Prosedur Pelaksanaan Teknik Sentuhan atau Masase

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa ada 22 bidan (68,8%) yang melakukan teknik perubahan sentuhan atau masase, setelah di observasi dari prosedur yang dilakukan bidan dapat dilihat tabel 5.4 berikut:

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi prosedur pelaksanaan item intervensi nyeri persalinan dengan teknik sentuhan atau masase

(n=32)

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa dari 22 bidan (68,8%) yang melakukan teknik sentuhan atau masase, hanya satu prosedur yang dilakukan oleh 22 bidan (68,8%) yaitu prosedur membantu ibu atau pasangan melakukan teknik masase, sedangkan prosedur lainnya meliputi

No

Prosedur Tindakan

Dilakukan Tidak dilakukan

F % F %

1. Memberitahu ibu langkah dan fungsi dari teknik sentuhan dan masase yang akan dilakukan

2 6,3 30 93,8

2. Memberitahu ibu macam-macam alternatif posisi yang nyaman dan dapat dipilih ibu sehingga

mempermudah pelaksanaan sentuhan atau masase

2 6,3 30 93,8

3. Ajarkan ibu atau pasangan

melakukan Teknik effluerage saat terjadi kontraksi, teknik ini berupa pijatan lembut, panjang, dan tidak terputus-putus dengan menggunakan ujung jari selama 20 menit selama 6 kali kontraksi pada bahu dan punggung

2 6,3 30 93,8

4. Membantu ibu atau pasangan

melakukan teknik masase

22 68,8 10 31,3

5. Memperbaiki teknik pijat effluerage

tersebut bila tidak efektif


(40)

memberitahu ibu langkah dan fungsi dari teknik sentuhan atau masase, memberitahu ibu macam-macam posisi yang nyaman, mengajarkan ibu atau pasangan teknik effluerage saat terjadi kontraksi, dan memperbaiki teknik

effluerage tersebut bila tidak nyaman hanya dilakukan oleh sebagian kecil bidan yaitu 2 (6,3%).

2.3 Prosedur Pelaksanaan Teknik Pernapasan

Hasil yang diperoleh bahwa semua bidan melakukan teknik pernapasan dalam melakukan intervensi nyeri persalinan tetapi tidak ada bidan yang melakukan prosedurnya secara utuh, dapat dilihat tabel 5.5 berikut:

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi prosedur pelaksanaan intervensi nyeri persalinan dengan teknik pernapasan

(n=32)

No

Prosedur Tindakan

Dilakukan Tidak dilakukan

F % F %

1. Memberitahu ibu langkah dan fungsi dari teknik pernapasan yang akan dilakukan

2 6,3 30 93,8

2. Meminta ibu untuk menarik napas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan dikeluarkan lewat mulut

32 100 - -

3. Pada puncak kontraksi

menganjurkan ibu bernapas dengan ringan dan pendek-pendek melalui mulut

10 31,3 22 68,8

4. Meminta ibu untuk mengatakan “huh-huh, pyuh”, sambil bernapas pendek-pendek lalu bernapaslah dengan panjang

2 6,3 30 93,8

5. Menganjurkan ibu bernapas perlahan dan teratur


(41)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 bidan yang melakukan teknik pernapasan, hanya satu prosedur saja yang dilakukan oleh 32 responden yaitu prosedur meminta ibu untuk menarik napas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan dikeluarkan lewat mulut, sedangkan prosedur lainnya hanya dilakukan sebagian bidan saja yang meliputi prosedur memberitahu ibu langkah dan fungsi dari teknik pernapasan dilakukan oleh bidan hanya 2 (6,3%), prosedur menganjurkan ibu bernapas pendek-pendek dan ringan melalui mulut pada saat kontraksi dilakukan oleh 10 bidan (31,3%), prosedur meminta ibu mengatakan “huh-huh,pyuh” sambil bernapas pendek-pendek lalu bernapas panjang dilakukan oleh hanya 2 orang bidan (6,3%), dan prosedur menganjurkan ibu bernapas perlahan dan teratur dilakukan oleh 12 bidan (37,5%).

B. Pembahasan

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Menurut Farrer dalam Eni Andriya (2007), nyeri persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang luar biasa dan intensitas nyeri yang dirasakan berbeda-beda. Bahkan pada ibu yang sama pun derajat nyeri yang dirasakan pada setiap persalinan tidak serupa. Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena peregangan segmen bawah rahim selama kontraksi servik. Metode nonfarmakologi dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaan dan kekuatannya, relaksasi teknik pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi, dan masase merupakan beberapa teknik nonfarmakologi yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu


(42)

saat bersalin dan mempunyai pengaruh yang efektif terhadap pengalaman persalinan (Handerson, 2006).

Pendapat ini didukung oleh Jordan dalam Eni Andriya (2007), menyebutkan bahwa metode farmakologi mempunyai pengaruh yang merugikan bagi ibu, janin, ataupun bagi kemajuan persalinan itu sendiri, metode farmakologi merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk menghilangkan nyeri dengan menggunakan obat-obatan.

Pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I oleh bidan praktik swasta di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe, dengan metode observasi meliputi, teknik perubahan posisi atau pergerakan, sentuhan atau masase, dan teknik pernapasan, dilakukan dengan menggunakan lembar cheklist yang dikategorikan dengan dilakukan dan tidak dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan semua bidan praktik swasta menggunakan metode intervensi nyeri persalinan yang diobservasi ditambah catatan jika ada metode intervensi lain yang digunakan oleh bidan. Dari hasil penelitian tidak ada ditemukan metode intervensi lain yang digunakan bidan dalam melakukan pertolongan persalinan. Dari hasil observasi lebih lanjut untuk mengetahui dikerjakan atau tidaknya setiap prosedur dari masing-masing teknik intervensi nyeri, didapat hasil bahwa prosedur dari ketiga metode intervensi nyeri yang digunakan tidak dilakukan secara sempurna oleh bidan praktik swasta di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe.

Metode intervensi nyeri persalinan dengan teknik perubahan posisi atau pergerakan, dari hasil penelitian bahwa prosedur tidak dilakukan secara utuh sehingga akan mempengaruhi keberhasilan dari tindakan tersebut.


(43)

Menurut Musbikin dalam Ayu Pramitasari (2010), banyak hasil penelitian bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang diterima, maka ibu akan merasa nyaman. Pada hasil penelitian menyatakan bahwa ada 26 (81,3%) bidan yang melakukan teknik perubahan posisi dan pergerakan, tetapi prosedur yang dilakukan tidak utuh sehingga memungkinkan ketidakpuasan pasien terhadap tindakan tersebut.

Teknik masase merupakan suatu metode menurunkan nyeri dengan memberikan sentuhan yang berguna untuk menghilangkan rasa lelah ditubuh, memperbaiki sirkulasi darah, merangsang tubuh mengeluarkan racun dan meningkatkan kesejahtaraan pikiran (Walsh, 2007).

Metode intervensi nyeri dengan teknik sentuhan atau masase ada 22 bidan (68,8%) yang melakukan, dan dilihat dari prosedur pelaksanaannya sebagian besar bidan tidak melakukan prosedur secara utuh, hanya satu prosedur yang dilakukan oleh 22 bidan (68,8%) yaitu item membantu ibu atau pasangan melakukan teknik masase, jika dilihat dari pengalaman bekerja mayoritas bidan memiliki pengalaman bekerja > 10 tahun, sehingga diharapkan hasil kerjanya semakin baik, dalam Hurlock (1999) semakin lama seseorang menekuni suatu pekerjaan maka motivasi kerja akan semakin baik, orang yang sudah lama menekuni suatu pekerjaan akan mengetahui kelemahan dan teknik dalam melakukan pekerjaan itu. Dari hasil penelitiai ini tidak sesuai dengan pendapat diatas karena walaupun pengalaman kerja bidan > 10 tahun dapat dilihat pada tabel 5.1, sebagian besar bidan tidak melakukan prosedur dengan utuh, hal ini terjadi karena


(44)

disebabkan bidan belum dapat menerapkan ilmu baru terkait intervensi nyeri persalinan karena pada saat pendidikan tidak ada mata kuliah khusus intervensi kebidanan. Pelatihan yang tergolong mahal, sehingga bidan tidak melakukan pelatihan.

Teknik pengendalian nyeri termasuk relaksasi mengajarkan ibu untuk meminimalkan aktivitas simpatis dan sistem saraf otonom, adanya penekanan aktifitas saraf simpatis ibu mampu memecahkan siklus ketegangan (Mander, 2003). Penelitian serupa yang dilakukan oleh Carney dalam Perry & Potter, 2005 dalam Eni Andriya (2007) menunjukkan bahwa 60-70% klien dengan nyeri kepala hebat yang disertai ketegangan dapat mengurangi aktifitas nyeri kepala sampai 50% dengan melakukan relaksasi. Teknik relaksasi pernapasan selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan homeostatis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selam proses persalinan (Mander, 2003).

Penelitian lain tentang pengaruh relaksasi pernapasan terhadap rasa nyeri saat proses persalinan oleh Irawati dalam Eni Andriya (2007), diketahi bahwa para bidan melakukan teknik relaksasi pernapasan karena dianggap sebagai tindakan yang tepat untuk meredakan nyeri dan pada beberapa ibu yang akan melahirkan diketahui bahwa pemberian teknik relaksasi pernapasan mampu memberikan rasa nyaman.

Dari hasil analisis penelitian dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I oleh bidan praktik swasta belum dilakukan


(45)

secara utuh karena bidan tidak mendapatkan pelatihan intervensi nyeri dalam pertolongan persalinan.

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut sudah jelas terlihat bahwa bidan praktik swasta yang bekerja di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe masih kurang dalam penerapan intervensi nyeri persalinan pada saat melakukan pertolongan persalinan. Prosedur pelaksanaan tidak dilakukan secara utuh dan sistematis. Bidan praktik swasta tidak mengembangkan ilmu yang terbaru, hanya melakukan yang sudah lama karena sudah terbiasa menggunakan teknik itu. Kemungkinan bidan tidak mengikuti pelatihan karena biaya yang diperlukan relatif mahal.

2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan meliputi keterbatasan waktu dan peneliti tidak melakukan atau mengukur intensitas nyeri pada ibu bersalin.

3. Implikasi Untuk asuhan Kebidanan dan Pendidikan Kebidanan

Pelaksanaan intervensi nyeri persalinan dalam pelayanan kebidanan merupakan suatu upaya pemecahan masalah yang di alami ibu bersalin, terlebih pada ibu yang bersalin pertama kali yang belum memiliki pengalaman sendiri mengenai persalinan. Pengalaman yang diperoleh dari bertukar cerita dengan ibu lainnya atau hanya dengan membaca buku dan melihat media elektronik, tidak cukup menambah pengetahuan ibu dan kesiapan mentalnya dalam menghadapi persalinan. Terlebih jika ibu memperhatikan lingkungan sekitar ada ibu yang melahirkan dengan komplikasi persalinan namun ada juga ibu yang melahirkan secara normal.


(46)

Hal tersebut yang menimbulkan kecemasan pada primigravida, sehingga diperlukan persiapan yang cukup dalam menghadapi persalinan.

Beragam teori dan hasil penelitian menunjukkan metode intervensi nyeri persalinan merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan sebagaimana diungkapkan Surinah (2005), ibu yang akan menghadapi persalinan, memiliki pengalaman yang berbeda, tergantung siapa dan bagaimana ibu menanggapinya, yang terbaik adalah setiap calon ibu mempersiapkan dirinya dengan pengetahuan dan kesiapan mental bahwa proses persalinan adalah alamiah. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan suatu metode intervensi nyeri persalinan.


(47)

36 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pelaksanaan intervensi nyeri persalinan kala I oleh bidan praktik swasta di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian dari 32 responden mayoritas berlatar belakang pendidikan DIII kebidanan yaitu sebanyak 24 orang (75,0%) dan berpengalaman kerja > 10 tahun sebanyak 20 orang (62,5%).

2. Pelaksanaan intervensi nyeri dengan metode perubahan posisi atau pergerakan diperoleh bahwa mayoritas responden yang melakukan metode ini yaitu sebanyak 26 orang (81,3%).

3. Pelaksanaan intervensi nyeri dengan metode sentuhan atau masase diperoleh bahwa mayoritas responden yang melakukan metode ini yaitu sebanyak 22 orang (68,8%).

4. Pelaksanaan intervensi nyeri dengan metode pernapasan diperoleh bahwa mayoritas responden yang melakukan metode ini yaitu sebanyak 32 orang (100%).

5. Prosedur pelaksanaan dari ketiga metode intervensi nyeri tidak ada yang dilakukan bidan secara utuh, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 26 bidan (81,3%) yang melakukan teknik perubahan posisi atau pergerakan mayoritas melakukan prosedur menyarankan ibu memilih posisi yang nyaman yaitu 19 (73,1%), dari 22 bidan (68,8%) yang melakukan teknik sentuhan atau masase hanya satu prosedur yang dilakukan oleh semua bidan


(48)

yaitu item membantu ibu atau pasangan melakukan teknik masase sebanyak 22 (68,8%), dan dari 32 bidan (100%) yang melakukan teknik pernapasan juga hanya satu prosedur yang dilakukan oleh semua bidan yaitu item meminta ibu untuk menarik napas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan dikeluarkan lewat mulut.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan kepada beberapa pihak sebagai berikut :

1. Bidan Praktik Swasta

Dengan hanya tiga metode intervensi nyeri persalinan yang digunakan bidan praktik swasta di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe, maka diharapkan :

a) Dapat meningkatkan ilmu dalam menggunakan metode intervensi nyeri persalinan kala I dalam pertolongan persalinan melalui pelatihan sesuai dengan evidance based.

b) Mengikuti pendidikan secara berkala, mengenai metode intervensi nyeri persalinan.

c) Adanya pemberian reward bagi bidan praktik swasta yang sukses dalam pelaksanaan intervensi nyeri persalinan.

d) Menyediakan buku-buku tentang intervensi nyeri sebagai buku panduan.

Semua kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan pertolongan persalinan kepada ibu bersalin menyangkut pelaksanaan intervensi nyeri persalinan yang nantinya dapat mengurangi angka kesakitan pada ibu.


(49)

2. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan melakukan penelitian lanjutan tentang pelaksanaan intervensi nyeri persalinan baik di klinik bersalin, di wilayah kerja Puskesmas, bahkan di rumah sakit. Dengan menggunakan variabel-variabel yang berbeda untuk mewujudkan asuhan persalinan yang aman, bersih dan dapat mewujudkan misi Indonesia sehat dan sejahtera.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Ayu, P., Basirun A.U., Umi L. Q. (2010). Penerapan Asuhan Sayang Ibu Selam Proses Persalinan di Bidan Wilayah Puskesmas Gombong I dan Gombong II,

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol. 6.

Bobak, Lowdermilk, Jansen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta: EGC.

Danuatmadja B, Mila M. (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit, Jakarta: Puspa Sehat.

Eni Andriya. (2007). Pengaruh Teknik Relaksasi Pernapasan Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Sebelum dan Setelah diberikan Teknik Relaksasi Pernapasan, Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 2.

Gondo, Harry Kurniawan. (2011). Pendekatan Non Farmakologis Untuk

Mengurangi Nyeri Saat

Persalinan

Handerson, Christine. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan, Jakarta: EGC.

Hidayat, Aziz Alimul. 2011, Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data, Jakarta:


(51)

. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika.

Ikatan Bidan Indonesia. (2013). Bidan Praktik Swasta.

Indrayani. (2013). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir, Jakarta: CV. Trans Info Media.

Mander, Rosemary. (2003). Nyeri Persalinan terj. Pain In Childbearing And Its Control, alih bahasa dr. Bertha Sugiarto, Jakarta: EGC.

. (2004). Nyeri Persalinan terj. Pain In Childbearing And Its Control, alih bahasa dr. Bertha Sugiarto, Jakarta: EGC.

Maryunani, Anik. (2010). Nyeri Dalam Persainan, Teknik dan Cara Penanganannya, Jakarta: CV. Trans Info Media.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

. 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kebidanan, Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rukiyah Ai Yeyeh. (2009). Asuhan Kebidanan II (Persalinan), Jakarta: CV. Trans Info Media.

Soepardan, Suryani. (2008). Konsep Kebidanan, Jakarta: EGC. Suddarth D. (2002). Riset Keperawatan, Jakarta: EGC.

Stoppard M. (2008). Panduan Kehamilan dan Persalinan Modern, Yogyakarta: Quills Book.


(52)

Varney, Helen. (2001). Buku Saku Bidan, Jakarta: EGC.

Weisthemer G. (2000). Mengkreasi Kehamilan dan Menjaga Kasih Sayang, Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(53)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Usia :

Pekerjaan :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia/menyetujui untuk dijadikan sebagai responden dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang dilakukan oleh saudari Ema Sonarya Br Ginting dengan judul “Pelaksanaan Intervensi Nyeri Persalinan Kala I oleh Bidan Praktik Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Periode Januari-Maret 2014”.

Demikian lembar persetujuan ini saya perbuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kabanjahe, 2014 Menyetujui, Responden


(54)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur : Alamat :

HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Pelaksanaan Intervensi Nyeri Persalinan Kala I Oleh Bidan Praktik Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Kabanjahe, 2014

Responden


(55)

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI

Saya akan memberikan tanda check list (√) pada kotak yang disediakan. No. Responden :

Metode intervensi nyeri yang dilakukan oleh bidan :

฀ Perubahan posisi dan pergerakan

฀ Sentuhan dan masase

฀ Pernapasan

฀ Lain-lain

1. Prosedur pelaksanaan intervensi nyeri persalinan dengan teknik perubahan posisi dan pergerakan

No.

Tindakan Bidan Dilakukan Tidak

dilakukan 1. Memberitahu ibu langkah dan fungsi

dari teknik perubahan posisi dan pergerkan yang akan dilakukan 2. Menyarankan ibu memilih posisi yang

nyaman

3. Membantu ibu melakukan posisi yang nyaman

4. Tidak memaksakan ibu untuk satu posisi

5. Memperbaiki posisi ibu apabila posisi itu membuat ibu tidak nyaman

2. Prosedur pelaksanaan intervensi nyeri persalinan dengan teknik sentuhan dan masase

No Tindakan Bidan Dilakukan Tidak

dilakukan 1. Memberitahu ibu langkah dan fungsi

dari teknik sentuhan dan masase yang akan dilakukan

2. Memberitahu ibu macam-macam alternatif posisi yang nyaman dan dapat dipilih ibu sehingga memudahkan pelaksanaan sentuhan dan masase 3. Ajarkan ibu atau pasangan melakukan

Teknik effluerage saat terjadi kontraksi, teknik ini berupa pijatan lembut, panjang, dan tidak terputus-putus dengan menggunakan ujung jari selama 20 menit selama 6 kali kontraksi pada bahu dan punggung

4. Membantu ibu atau pasangan melakukan teknik masase


(56)

tersebut bila tidak efektif

3. Prosedur pelaksaan intervensi nyeri persalinan dengan teknin pernapasan

No. Tindakan Bidan Dilakukan Tidak

dilakukan 1. Memberitahu ibu langkah dan fungsi

dari teknik pernapasan yang akan dilakukan

2. Meminta ibu untuk menarik napas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan dikeluarkan lewat mulut

3. Pada puncak kontraksi menganjurkan ibu bernapas dengan ringan dan pendek-pendek melalui mulut

4. Meminta ibu untuk mengatakan “huh-huh, pyuh”, sambil bernapas pendek-pendek lalu bernapaslah dengan panjang 5. Menganjurkan ibu bernapas perlahan


(57)

Lampiran 8

OUT PUT DATA PENELITIAN Statistics

Pendidikan

Responden Lama Bekerka

Metode Perubahan Posisi dan Pergerakan Metode Sentuhan dan Massase Metode teknik Pernapasan

N Valid 32 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0 0

Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid DI 6 18,8 18,8 18,8

DIII 24 75,0 75,0 93,8

DIV 1 3,1 3,1 96,9

S2 1 3,1 3,1 100,0

Total 32 100,0 100,0

Lama Bekerka

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 5 tahun 5 15,6 15,6 15,6

5-10 tahun 7 21,9 21,9 37,5

> 10 tahun 20 62,5 62,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

Metode Perubahan Posisi dan Pergerakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 6 18,8 18,8 18,8

dilakukan 26 81,3 81,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Metode Sentuhan dan Massase

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 10 31,3 31,3 31,3

dilakukan 22 68,8 68,8 100,0


(58)

Metode teknik Pernapasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid dilakukan 32 100,0 100,0 100,0

Statistics Metode perubahan posisi dan pergerkan Memberitahu ibu langkah dan

fungsi dari teknik perubahan posisi dan pergerkan yang akan dilakukan Menyarankan ibu memilih posisi yang nyaman Membantu ibu melakukan posisi yang nyaman Tidak memaksakan ibu untuk satu

posisi

Memperbaiki posisi ibu apabila posisi itu membuat ibu

tidak nyaman

N Valid 32 32 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0 0 0

Metode perubahan posisi dan pergerkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 6 18,8 18,8 18,8

dilakukan 26 81,3 81,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Memberitahu ibu langkah dan fungsi dari teknik perubahan posisi dan pergerkan yang akan dilakukan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 30 93,8 93,8 93,8

dilakukan 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Menyarankan ibu memilih posisi yang nyaman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 13 40,6 40,6 40,6

dilakukan 19 59,4 59,4 100,0


(59)

Membantu ibu melakukan posisi yang nyaman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 14 43,8 43,8 43,8

dilakukan 18 56,3 56,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Tidak memaksakan ibu untuk satu posisi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 14 43,8 43,8 43,8

dilakukan 18 56,3 56,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Memperbaiki posisi ibu apabila posisi itu membuat ibu tidak nyaman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 22 68,8 68,8 68,8

dilakukan 10 31,3 31,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Statistics

Metode sentuhan dan

masase

Memberitahu ibu langkah dan

fungsi dari teknik sentuhan atau masase Memberitahu ibu macam-macam alternatif posisi

yang nyaman

Ajarkan ibu atau pasangan melakukan Teknik effluerage Membantu ibu atau pasangan melakukan teknik masase Memperbaiki teknik pijat effluerage tersebut bila tidak efektif

N Valid 32 32 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0 0 0

Metode sentuhan dan masase

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 10 31,3 31,3 31,3

dilakukan 22 68,8 68,8 100,0


(60)

Memberitahu ibu langkah dan fungsi dari teknik sentuhan dan masase yang akan dilakukan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 30 93,8 93,8 93,8

dilakukan 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Memberitahu ibu macam-macam alternatif posisi yang nyaman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 30 93,8 93,8 93,8

dilakukan 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Ajarkan ibu atau pasangan melakukan Teknik effluerage

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 30 93,8 93,8 93,8

dilakukan 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Membantu ibu atau pasangan melakukan teknik masase

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 10 31,3 31,3 31,3

dilakukan 22 68,8 68,8 100,0

Total 32 100,0 100,0

Memperbaiki teknik pijat effluerage tersebut bila tidak efektif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 30 93,8 93,8 93,8

dilakukan 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0


(61)

Metode Pernapasan

Memberitahu ibu langkah dan funsi dari teknik pernapasan Meminta ibu untuk menarik napas dalam-dalam dan teratur Pada puncak kontraksi menganjurkan ibu bernapas dengan ringan dan pendek Meminta ibu untuk mengatakan “huh-huh, pyuh”, sambil bernapas pendek Menganjurkan ibu bernapas perlahan dan teratur

N Valid 32 32 32 32 32 32

Missing 0 0 0 0 0 0

Metode Pernapasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid dilakukan 32 100,0 100,0 100,0

Memberitahu ibu langkah dan fungsi dari teknik pernapasan yang akan dilakukan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 30 93,8 93,8 93,8

dilakukan 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Meminta ibu untuk menarik napas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan dikeluarkan lewat mulut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid dilakukan 32 100,0 100,0 100,0

Pada puncak kontraksi menganjurkan ibu bernapas dengan ringan dan pendek-pendek melalui mulut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 22 68,8 68,8 68,8

dilakukan 10 31,3 31,3 100,0


(62)

Meminta ibu untuk mengatakan “huh-huh, pyuh”, sambil bernapas pendek-pendek lalu bernapaslah dengan panjang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 30 93,8 93,8 93,8

dilakukan 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Menganjurkan ibu bernapas perlahan dan teratur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak dilakukan 20 62,5 62,5 62,5

dilakukan 12 37,5 37,5 100,0


(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

Lampiran 10

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ema Sonarya Br Ginting

Tempat/ Tanggal Lahir : Berastagi, 23 September 1991

Agama : Islam

Alamat : Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

Riwatat Pendidikan :

1. SD Negeri No. 040471 Desa Merdeka (1997-2003). 2. SLTP Negeri 1 Berastagi (2003-2006).

3. SMA Negeri 1 Berastagi (2006-2009).

4. Akademi Kebidanan Pemkab. Karo Kabanjahe (2009-2012). 5. DIV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara (2013-2014).


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

57 Lampiran 10

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ema Sonarya Br Ginting Tempat/ Tanggal Lahir : Berastagi, 23 September 1991

Agama : Islam

Alamat : Desa Merdeka Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

Riwatat Pendidikan :

1. SD Negeri No. 040471 Desa Merdeka (1997-2003). 2. SLTP Negeri 1 Berastagi (2003-2006).

3. SMA Negeri 1 Berastagi (2006-2009).

4. Akademi Kebidanan Pemkab. Karo Kabanjahe (2009-2012). 5. DIV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara (2013-2014).


Dokumen yang terkait

Hubungan Mekanisme Koping Dengan Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif Di RSIA Salam Medan Tahun 2014

12 115 91

Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan di BPM (Bidan Praktek Mandiri) Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan 2014

0 43 60

Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Klinik Nirmala Medan

8 104 62

Efektifitas Pijat Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Ibu Inpartu di Klinik Tutun Sehati Tanjung Morawa 2011

2 38 63

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktik Swasta di Wilayah kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2010

1 35 78

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktik Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014

4 65 89

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 31 64

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 12

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 2

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 5