D i tengah kebutuhan mendesak akan kemandirian dan konsolidasi modal dalam negeri

D i tengah kebutuhan mendesak akan kemandirian dan konsolidasi modal dalam negeri

yang melibatkan tenaga dan modal produktif rakyat petani sesuai amanat Pembukaan UUD 1945, rezim SBY justru melahirkan kebijakan liberalisasi sektor pertanian. Pada 23 April 2014 lalu, Perpres 39/2014 tentang “Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal ” diberlakukan. Pepres tersebut semakin meyakinkan penyimpangan ke arah liberalisasi penuh sistem ekonomi Indonesia.

Diakhir periode kekuasaan, SBY justru meninggalkan kebijakan yang akan semakin menyingkirkan petani dan pertanian dari tangan rakyat. Padahal warisan buruknya sudah

Suara Pembaruan Agraria 37 Suara Pembaruan Agraria 37

KPA menilai bahwa dengan mengeluar- dan modal.

kan Perpres 39/2014, Rezim SBY telah me- Dibukanya investasi pertanian pangan, ngukuhkan diri sebagai perpanjangan tangan industri bibit hingga GMO kepada investor penjajahan model baru dengan menyediakan asing, semakin menandakan bahwa rencana karpet merah bagi jalannya liberalisasi pe- pembangunan pertanian nasional kita bukan nuh. Pelibatan modal asing yang dominan mentransformasikan petani menjadi pemilik akan semakin merapuhkan struktur ekonomi dan pelaku usaha modern yg disupport pe- nasional yang semakin timpang. merintah melalui tanah, modal dan teknologi

KPA menilai bahwa menyerahkan sektor dalam skema reforma agraria.

pertanian kepada modal asing sama saja de- Dibukanya investasi ini akan semakin ngan menyerahkan leher kedaulatan dan na- membawa perubahan aktor pertanian pa- sib bangsa ke pada pasar bebas yang liberal. ngan ke arah penguasaan korporasi, ini me- Kami menilai bahwa kebijakan liberalisasi lanjutkan trend yg telah terjadi, dimana jum- melalui perpres tersebut akan semakin me- lah petani menurun hingga 5,04 juta rumah lemahkan kedaulatan nasional, semakin me- tangga dan jumlah perusahaan pertanian pa- minggirkan usaha pertanian rakyat, semakin ngan yg menguasai pangan masyarakat se- menggagalkan industri pertanian pedesaan makin meningkat hingga 5.486 perusahaan berbasis ekonomi kerakyatatan dan semakin (Sensus Pertanian 2013).

menghilangkan modal kekuatan produktif Di saat kondisi petani Indonesia berada rakyat dalam agenda pembangunan nasional. dalam kondisi miskin berat karena berbagai Akumulasi modal asing akan semakin men- faktor akibat hilangnya peran perlindungan jauhkan Indonesia dari kemandirian sebagai negara, pemerintah justru semakin aktif me- bangsa dan mendorong ancaman kerawanan nyengsarakan petani dengan kebijakan libe- di dalam negeri. ralnya di sektor pertanian. Petani akan sema-

Atas uraian di atas, KPA mengecam ke- kin cepat bertransformasi menjadi buruh tani ras atas lahirnya Perpes 39/2014 dan menye- yang secara modal (capital) tidak dilibatkan rukan kepada organisasi masyarakat sipil pro sebagai unsur pokok pembangunan nasional. Reforma Agraria dan serikat tani di seluruh Rezim SBY telah menggagalkan semangat Indonesia untuk menggugat lahirnya Perpres kolektifisme dan sistem ekonomi kekeluar- tersebut. Kami mendesak dicabutnya Perpres gaan seperti yang diamanatkan UUD 1945 tersebut karena akan mewariskan krisis eko- Pasal 33 dengan membelokan arah sektor nomi dan hancurnya sektor pertanian karena pertanian kepada dominasi modal asing.

labilnya struktur modal asing ala pasar bebas KPA menilai bahwa rezim SBY telah yang diundang Rezim SBY. gagal total membangun industri pedesaan

38 Edisi X/Maret-Mei 2014

Lampiran 1. Daftar Peraturan Kepemilikan Modal Asing di Sektor Pertanian da- lam Perpres 39/2014 Tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal

1) Kepemilikan modal asing maksimal 49% dengan usaha budidaya tanaman pa- ngan pokok dengan luas lebih dari 25 Ha yaitu Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Tanaman Pangan lainnya (ubi kayu dan ubi jalar) melalui rekomendasi menteri pertanian.

2) Kepemilikan modal asing maksimal 95% dan perizinan khusus Usaha industri perbenihan perkebunan dengan luas 25 Ha atau lebih melalui rekomendasi menteri per- tanian. Jenis tanaman antara lain, jarak pagar, tanaman pemanis lainnya, tebu, tembakau, bahan baku tekstil dan kapas, jambu mete, kelapa, kelapa sawit, tanaman untuk bahan mi- numan (teh, kopi, kakao), lada, cengkeh, minyak atsiri, tanaman obat/bahan farmasi (di luar holtikultura), tanaman rempah lainnya, tanaman karet dan penghasil getah lainnya, tanaman lainnya yang tidak diklasifikasikan di tempat lain.

3) Kepemilikan modal asing hingga 95% dan perizinan khusus Usaha perkebunan dengan luas 25 Ha atau lebih sampai dengan luasan tertentu tanpa unit pengolahan dengan rekomendasi menteri pertanian. Jenis tanaman, antara lain tanaman jarak pagar, tanaman pemanis lainnya, tebu, tembakau, bahan baku tekstil dan kapas, jambu mete, kelapa, kelapa sawit, tanaman untuk bahan minuman (teh, kopi, kakao), lada, dengkeh, minyak atsiri, ta- naman obat/bahan farmasi (di luar holtikultura), tanaman rempah lainnya, tanaman karet dan penghasil getah lainnya.

4) Kepemilikan modal asing hingga 95% dan perizinan khusus Usaha perkebun- an dengan luas 25 Ha atau lebih yang terintegrasi dengan unit pengolahan dengan ka- pasitas tertentu. Jenis usaha antara lain: perkebunan jambu mete dan industri biji mete kering dan Cashew Nut Shell Liquid (CNSL); Perkebunan lada dan industri biji lada pu- tih kering dan biji lada hitam kering; Perkebunan jarak dan industri minyak jarak pagar; Perkebunan tebu, industri gula pasir, pucuk tebu dan Bagas; Perkebunan tembakau dan industri daun tembakau kering; perkebunan kapas dan industri serat kapas; perkebunan kelapa dan industri minyak kelapa; perkebunan kelapa dan industri kopra, serat (fiber), Arang Tempurung, debu (dust), Nata de Coco, Perkebunan kelapa sawit dan industri mi- nyak kelapa sawit (CPO), Perkebunan kopi dan industri pengupasan, pembersiahan serta sortasi kopi; perkebunan kakao dan industri pengupasan, pembersihan dan pengeringan kakao; perkebunan teh dan industri teh hitam/teh hijau; perkebunan cengkeh dan indus- tri bunga cengkeh kering; perkebunan tanaman minyak atsiri dan industri minyak atsiri; perkebunan karet dan industri sheet, lateks pekat; perkebunan biji-bijian selain kopi, kakao dan industri pengupasan dan pembersihan biji-bijian selain kopi dan kakao.

5) Modal asing juga bisa masuk sampai maksimal 95% atas rekomendasi Menteri Pertanian untuk usaha industri pengolahan hasil perkebunan, yaitu: Industri Minyak Mentah dari Nabati dan Hewani; Industri Kopra, Serat, Arang Tempurung, Debu, Nata de Coco; Industri Minyak Kelapa; Industri Minyak Kelapa Sawit; Industri Gula Pasir, Pucuk Tebu, dan Bagas; Industri Teh Hitam/Teh Hijau; Industri Tembakau Kering; Industri Jambu mete menjadi biji mete kering; dan Industri Bunga Cengkeh Kereng.

Suara Pembaruan Agraria 39

6) Kepemilikan modal asing maksimal 30% di bidang usaha perbenihan holtikultu- ra, melupiti: perbenihan tanaman buah semusi, perbenihan anggur, perbenihan buah tro- pis, perbenihan jeruk, perbenihan apel dan buah batu, perbenihan buah beri, perbenihan tanaman sayuran semusim, perbenihan tanaman sayuran tahunan, perbenihan tanaman obat, perbenihan jamur, perbenihan tanaman florikultura.

7) Kepemilikan modal asing 30% di bidang usaha holtikultura yaitu budidaya tanam- an buah semusim, anngurm buah tropis, jeruk, apel dan buah batu, beri, sayuran daun (an- tara lain: kubis, sawit, bawang daun, seledri).

8) Kepemilikan modal asing 30% untuk bidang usaha industri pengolahan holtikul- tura dan usaha labolatorium uji mutu holtikultura serta pegusahaan wisata agro holtikul- tura dan Usaha jasa holtikultura lainnya seperti usaha jasa pascapanen, usaha perangkaian bunga/Florist/dekorator, konsultan pengembangan holtikultura, landscaping, jasa kur- sus holtikultura.

9) Kepemilikan modal asing hingga 49% dalam bidang usaha penelitian dan pe- ngembangan ilmu teknologi dan rekayasa: sumber daya genetik pertanian dan produk GMO (rekayasa genetika) melalui rekomendasi dari menteri pertanian.

Pemerintah Harus Menghentikan Laju Ahli Fungsi Lahan Pertanian

Dokumen yang terkait

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

PESAN SOSIAL DALAM FILM (Sebuah Analisis Isi pada Film Me vs High Heels Karya Pingkan Utari)

0 45 2

KONSTRUKSI BERITA MENJELANG PEMILU PRESIDEN TAHUN 2009 (Analisis Framing Pada Headline Koran Kompas Edisi 2 juni - 6 juli 2009)

1 104 3

Pembaruan pendidikan islam KH. A. Wahid Hasyim ( Menteri Agama RI 1949-1952)

8 109 117

Hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Darussalam Ciputat Tangerang Selatan

16 134 101

Asas Motivasi kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Mensosialisasikan hasil Perhitungan Suara Pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat Tahun 2008 Melalui Website

1 54 171

LATIHAN SOAL UAS KELAS X SMK SEMESTER GE

7 162 6

THE DEVELOPMENT OF THE INTERACTIVIE LEARNING MEDIA OF UNIFROMLY ACCELERATED MOTION (GLBB) IN CLASS X BASED-GENERIC SCIENCE SKILLS USING FLASH ANIMATION OF SENIOR HIGH SCHOOL IN WEST LAMPUNG REGENCY PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATERI GERAK L

0 35 131

HUBUNGAN PERHATIAN ORANGTUA DAN MANAJEMEN WAKTU BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

11 108 89