AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) (Vol 5 No. 1 Tahun 2016) CORAL REEF CONDITION BASED ON LEVEL OF SEDIMENTATION IN KENDARI BAY

AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) (Vol 5 No. 1 Tahun 2016) CORAL REEF CONDITION BASED ON LEVEL OF SEDIMENTATION IN KENDARI BAY

La Ode Alirman Afu 1 · Subhan 1

Ringkasan Kemampuan karang untuk tumbuh syarakat. Kondisi perairan Teluk Kendari yang dan berkembang sangat dipengaruhi oleh ting-

terus terjadi pedangkalan oleh sedimentasi dan kat sedimentasi. Penelitian ini bertujuan meng-

tercemar oleh limbah akibat aktivitas masyara- etahui kondisi terumbu karang berdasarkan ting-

kat di Kota Kendari dan sekitarnya adalah me- kat sedimentasi. Metode yang digunakan da-

rupakan ancaman serius terhadap keberadaan lam pengambilan data kondisi terumbu karang

Teluk Kendari. Hasil Penelitian Sudardjat et al. menggunakan metode quadrat photo transe-

(2011) menunjukkan bahwa laju sedimentasi ct dan pengukuran laju sedimentasi di ekosis-

di Teluk Kendari mencapai 110.113,5 m 3 /tahun tem terumbu karang dilakukan dengan meng-

atau 143.148 ton/tahun.

gunakan alat sediment trap. Hasil penelitian Terumbu karang merupakan salah satu dari ekosistem- menunjukkan bahwa Kondisi terumbu karang ekosistem pantai yang produktif dan berane- di perairan Teluk Kendari saat ini termasuk ka- karagam serta merupakan ciri yang dominan tegori buruk dengan persentase tutupan karang dari perairan dangkal. Hewan karang pemben- hidup pada tingkat sedimentasi tinggi sebesar tuk terumbu karang hanya dapat tumbuh de- 36,12, sedimentasi sedang sebesar 8,46 dan se- ngan baik pada daerah-daerah tertentu seper- dimentasi rendah sebesar 1,29. Kesimpulannya ti pulau-pulau yang sedikit mengalami proses adalah kondisi terumbu karang di perairan Te- sedimentasi (Suharsono, 1998). luk Kendari saat ini termasuk kategori buruk.

Sedimentasi merupakan salah satu faktor pem- Keywords terumbu, sedimentasi, teluk

batas dalam pertumbuhan karang karena butiran- kendari

butiran sedimen dapat menutupi polip karang. Proses sedimentasi dapat menyebabkan penga-

Received : 15 Nopember 2016 ruh yang negatif terhadap terumbu karang. Pe- Accepted : 04 Desember 2016

ngaruh sedimentasi yang terjadi pada terumbu karang telah disimpulkan oleh Fabricius (2005), terdiri atas: 1) menyebabkan kematian karang

PENDAHULUAN apabila menutupi atau meliputi seluruh permu- kaan karang dengan sedimen; 2) mengurangi pertumbuhan karang secara langsung; 3) meng-

Teluk Kendari merupakan salah satu kawas- hambat planula karang untuk melekatkan di- an yang berdekatan dengan pusat kegiatan ma- ri dan berkembang di substrat; 4) meningkatk-

1 )Fakulttas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas an kemampuan adaptasi karang terhadap sedi- halu Oleo, Jl. H.E.Mokodompit Kampus Bumi tridhar-

men.

ma Anduonohu Kendari 93232 phone/Fax: +62401 393782

Sedimentasi yang terjadi di ekosistem terum- E-mail: alirmanotsudari@yahoo.co.id

bu karang akan memberikan pengaruh sema-

452 La Ode Alirman Afu 1 , Subhan 1

kin menurunnya kemampuan karang untuk tum- buh dan berkembang. Sebagaimana pernyata- an Purbayanto et al. (2014)menyatakan bah- wa laju sedimentasi berpengaruh negatif ter- hadap tutupan karang. Kisaran laju sedimen-

tasi 4.528 – 108.690 m/cm 2 /hari berpengaruh

pada sebaran tutupan karang hidup dalam ki- saran dibawah 50%.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi terumbu karang berdasarkan tingat se- dimentasi. Kegunaan penelitian ini diharapk- an dapat memberikan sumbangsih dalam pe-

Gambar 1 Peta lokasi penelitian di Teluk Kendari nanganan masalah sedimentasi dan informasi

keberadaan karang di perairan Teluk Kenda- ri serta dijadikan sebagai bahan kajian dalam

Line transect dan rol meter untuk menghitung rangka melestarikan alam sekitar, khususnya

penutupan karang serta masker snorkel, kame- di perairan Teluk Kendari.

ra bawah air dan fin sebagai alat bantu dalam menghitung penutupan karang. Penentuan sta- siun pengamatan rekrutmen karang (Gambar

MATERI DAN METODE

1) menggunakan metode purposive sampling yang dibedakan dalam 3 wilayah pengamatan yaitu tingkat sedimentasi tinggi (stasiun 1), se-

Penelitian ini berlangsung Mei 2016 – Agustus dimentasi sedang (stasiun 2) dan sedimentasi 2016. Pengambilan data kondisi terumbu ka-

rendah (stasiun 3).

rang menggunakan metode quadrat photo tran- sect (Hill and Wilkinson, 2004). Tahapan pe- ngukuran kondisi terumbu karang dilakukan se- bagai berikut: Setiap stasiun pengamatan di-

HASIL DAN PEMBAHASAN bentangkan transek garis (line intercept tran-

sect ), sepanjang 50 m sebagai acuan untuk pe- Sedimentasi disebabkan karena adanya partikel- nempatan transek kuadrat. Penempatan tran-

partikel terlarut yang terbawa oleh aliran su- sek kuadrat dilakukan dengan metode sistema-

ngai yang berasal dari daratan yang mengalir tik random sampling untuk mewakili kondi-

ke laut. Partikel terlarut yang berasal dari darat si terumbu karang pada area tersebut. Transek

yang sampai ke teluk Kendari dalam jumlah

yang besar merupakan hal yang menyebabkan sisi kanan dan kiri transek garis dengan ulang-

kuadrat berukuran 50x50 cm 2 ditempatkan di-

tingginya laju sedimentasi pada karang di per- an sebanyak 10 kali. Pengukuran laju sedimen-

airan tersebut.

tasi di ekosistem terumbu karang dilakukan de- Jenis sedimen yang ditemukan adalah fraksi ngan menggunakan alat sediment trap. Sedi- lempung berpasir dan pasir berlempung. Va- ment trap berbahan utama pipa PVC diameter riasi bentuk partikel sedimen menurut Davis

2 inchi dengan panjang 30 cm (3 batang) yang (1991)| yaitu sedimen yang menutupi dasar per- dirakit sedimikian rupa dilengkapi dengan pem- airan memiliki berbagai variasi dalam bentuk berat beton ditempat di lokasi yang sama de- partikel, komposisi ukuran, sumber atau asal ngan pengambilan data karang. Sediment trap sedimen dan tenangnya arus akan menyebabk- dipasang selama 3 bulan, sedimen yang ter- an partikel-partikel yang tersuspensi dalam ko- kumpul kemudian dikeringkan dalam oven pa-

C selama 24 jam. selanjutnya dila- kukan pengukuran berat sedimen lalu dianali-

da suhu 60 o

lom air akan lebih cepat diendapkan.

Menurut Mutmainnah et al. (2015), laju sedi-

mentasi atau kecepatan endapan (settling) se- (Purbayanto et al., 2014). Alat yang digunak-

sis laju sedimentasi dalam satuan mg/cm 2 /hari

dimen tergantung pada ukuran partikel. Sema- an dalam penelitian ini adalah sedimen yang

kin besar diameter sedimen semakin mudah meng- terperangkap pada sediment trap dan karang.

endap.

Reef Condition Based on Level of Sedimentation Kendari Bay 453 Jenis substrat yang baik untuk pertumbuhan

karang adalah jenis substrat yang kasar, hal ini dikarenakan jenis substrat kasar memudahk- an karang untuk melekat pada dasar perairan. Hal ini didukung oleh pendapat Soekarno et al. (1981), bahwa terumbu karang akan tumbuh dengan baik pada substrat pasir kasar, seba- liknya akan terganggu pertumbuhannya pada substrat perairan yang berlumpur.

Kondisi perairan sangat ditentukan oleh nilai atau konsentrasi parameter kualitas air, seper- ti kedalaman, TSS, kecerahan, suhu, salinitas, unsur hara (nitrat dan fosfat). Kedalaman per- airan dan TSS berpengaruh terhadap penetrasi cahaya matahari yang masuk ke dasar perair- an dimana terumbu karang berada. Pengaruh ini berbanding terbalik dengan kecerahan, ya- itu semakin dalam perairan dan semakin ting- gi TSS maka penetrasi cahaya matahari sema- kin berkurang. Kaitan dengan terumbu karang adalah, bahwa cahaya matahari sangat diper- lukan untuk pertumbuhan karang terkait de- ngan fotosintesis alga simbion zooxanthellae.

Terumbu karang akan tumbuh dengan baik pa-

da substrat pasir kasar, sebaliknya akan tergang- gu pertumbuhannya pada substrat perairan yang berlumpur (Soekarno et al., 1981). Oleh kare- na itu, substrat perairan tempat hidup terumbu karang harus terhindar dari tingkat sedimenta- si yang tinggi.

Menurut Hubbard dan Pocock (1972) dalam Supriharyono (2000) bahwa laju sedimentasi yang tinggi dapat mematikan polip karang, se- hingga akan mempengaruhi tutupan karang hi- dup.

MenurutNybakken and Bertness (2005) bahwa terumbu karang tidak dapat tumbuh pada da- erah yang sedimentasinya tinggi karena terja- dinya sedimentasi akan menutupi polip-polip karang sehingga karang tidak dapat makan dan menghalangi sinar matahari untuk fotosintesis. Penimbunan sedimen diatas koloni karang mem- butuhkan energi yang banyak bagi karang un- tuk membersihkannya. Karena energi yang se- harusnya digunakan untuk proses fisiologi ter- tentu akan dialihkan untuk membersihkan diri dari sedimen yang menutupi karang (DeMar- tini et al., 2013). Hal inilah yang akan mem- perlambat laju pertumbuhan serta mengurangi ketersediaan energi untuk proses reproduksi.

Gambar 2 Komposisi rata-rata tutupan substrat dasar

Komposisi subtrat dasar pada setiap stasiun pe- ngamatan terdiri dari Hard coral (Acropora dan non-Acropora), Abiotik, Algae, Biotik lainnya, seperti pada Gambar 2.

Persentase tutupan karang hidup selalu teren- dah di setiap stasiun, hal ini menunjukkan bah- wa kondisi karang hidup di setiap stasiun ter- masuk dalam kategori buruk (Gomes dan Yap, 1988 dalam COREMAP, 2001). Persentase tu- tupan karang hidup yang tinggi terlihat pada Stasiun 3 yaitu 36,12% dikarenakan letak dari Stasiun berada di di luar teluk.

Tutupan persentase abiotik tertinggi ditemuk- an pada Stasiun 2 yaitu sebesar 60,86% dan tutupan lifeforrm tertinggi oleh Coral massive (CM). Titik Stasiun tersebut berada pada ba- gian tengah teluk dimana pada stasiun tersebut hampir sepanjang tahun didominasi oleh angin musiman dan gelombang Wyrtki (1961).

Terdapatnya alga di setiap stasiun, Stasiun 1 yang memiliki nilai yang tinggi (36,93%) di- karenakan adanya run off yang mengakibatkan banyaknya sedimentasi dan nutrient yang ma- suk ke dalam perairan. Terumbu karang adalah ekosistem yang memerlukan nutrien lingkung- an dengan konsentrasi rendah (oligotrofik), ka- rena nutrient yang berlebih seringkali diman- faatkan oleh makro-alga untuk tumbuh berle- bihan sehingga terjadi penaungan terhadap ka- rang (Ruswahyuni and Purnomo, 2009).

Kondisi terumbu karang ditentukan berdasark- an pada persentase tutupan karang hidup yang terdiri dari hard coral (Acropora dan non-Acropora). Karang hidup atau karang keras dibagi keda- lam 2 kategori Lifeform yaitu acropora dan non- acropora . Lifeform acropora yang ditemukan

454 La Ode Alirman Afu 1 , Subhan 1

Gambar 3 Komposisi tutupan karang (hard coral) berdasarkan tipe life form

pada stasiun pengamatan terdiri atas Acropora branching (ACB), Acropora submassive (ASC). Non Acropora yang ditemukan terdiri atas Co- ral encrusting (CE), Coral foliose (CF), Co- ral massive (CM), Coral submassive (CS), dan Coral massive encrusting (CME).

Tutupan karang acropora berkisar antara 0,04- 4,58% dengan tutupan karang tertinggi pada karang (ACB) yaitu sekitar 4,58%. Penutup- an Karang ACB tertinggi ditemui pada Stasiun

3 dengan tutupan sebesar 4,58% dan tutupan ACB terendah ditemui pada Stasiun 1 sebesar 0,08%. Penutupan karang ASC ditemui pada Stasiun 3 saja dengan nilai persentase tutupan 0,18% (Gambar 3).

Keberagaman lifeform acropora pada setiap sta- siun penelitian diduga karena kecepatan arus yang lebih lambat. Berbagai jenis bentuk per- tumbuhan karang dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, hidrodinamis (gelombang dan arus), ketersediaan bahan makanan, sedimen, perairan terbuka dan faktor genetik. Persentase tutupan karang hidup acropora tertinggi adalah (ACB) yaitu 4,58%.

Keberagaman Lifeform lebih terlihat pada ka- rang non-acropora. Tutupan karang non-acropora berkisar antara 0,04-26,68%. Tutupan CF dan CM mendominasi setiap stasiun dengan nilai persentase tutupan tertinggi yaitu dengan be- saran masing-masing 11,58%. Persentase tu- tupan karang CF tertinggi ditemukan pada Sta- siun 2 sebesar 2,86% dan yang terendah di- temukan pada Stasiun 1 dengan nilai 0,11%, sedangkan persentase tutupan karang CM ter- tinggi ditemukan pada Stasiun 26,68 dan ter-

endah ditemukan pada Stasiun 1 dengan nilai pesentase 1,06%.

Persentase tutupan Coral masif (CM) mendo- minasi persentase tutupan karang hidup non- acropora pada setiap stasiun. Jenis karang yang dominan di suatu habitat tergantung pada kon- disi lingkungan atau habitat tempat karang itu hidup. Pada suatu habitat, jenis karang yang hidup dapat didominasi oleh suatu jenis ka- rang tertentu. Pada daerah rataan terurnbu bi- asanya didorninasi karang-karang kecil yang urnumnya berbentuk masif dan submasif (CO- REMAP, 2001).

Dokumen yang terkait

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Khutbah Washil bin Atho' wa ma fiha minal asalib al-insyaiyah al-thalabiyah : dirasah tahliliyah

3 67 62

Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Produktivitas sekolah : penelitian di SMK al-Amanah Serpong

20 218 83

Analysis On Students'Structure Competence In Complex Sentences : A Case Study at 2nd Year class of SMU TRIGUNA

8 98 53

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145