C (28-30); salinitas 32,9-33‰ (33- bang batas adalah suhu (melebihi 0,55 o C), TDS
C (28-30); salinitas 32,9-33‰ (33- bang batas adalah suhu (melebihi 0,55 o C), TDS
34), TDS 54,1-54,2 mg/L (20) dan kecerahan (melebihi 32,2 mg/L) dan salinitas (rata-rata
7,5 m (>5). Berdasarkan hal tersebut maka pa- dibawah 1 ‰).
rameter yang masih memenuhi ambang batas adalah pH, DO, kecerahan, salinitas dan tur-
Tunang Bulag memiliki pantai berpasir putih. biditas/kekeruhan. Sedangkan parameter yang Kemiringan dasar perairan sekitar 15. Subs-
melebihi ambang batas adalah suhu (melebihi trat dasar sampai kedalaman 7 meter berupa
C) dan TDS (melebihi 34,15 mg/L). karang keras ditutupi lumpur tipis, sedangk- an pada kedalaman lebih dari 7 meter substrat
0,85 o
Indeks Mortalitas (IM) di Site 1 (0,561%); Si- berupa lumpur, pasir dan patahan karang mati.
te 2 (0,357); site 3 (0,436) dengan IM rata- Persentase karang keras hidup sebesar 25,6%
rata untuk ketiga site di Tunang Bulag adalah yang terdiri dari 6,6% Acropora dan 19,00%
0,451 dan tergolong sedang (Gambar 7). Kon- Non Acropora. Coral bleaching ditandai de-
disi lingkungan perairan Tunang Bulag (Tabel ngan Dead Coral (DC) sebesar 8,2%. Life form
4) dibandingkan dengan ambang batas untuk di Site 1 banyak dijumpai taxon Montipora sp
biota laut (Kepmen LH No. 51 Th.2004) dida- dengan persen tutupan karang yang paling ting-
pat pH pada kisaran 8,35-8,42 (7,0-8,5); DO gi sebesar 0.58%, sedangkan paling rendah ada-
5,79-9,72 mg/L (>5); Turbiditas 0,73-3,11 NTU lah Leptoseris sp dan Acropora sp sebesar 0.05%.
C (28-30); salinitas 32,9- Site 2 terdapat Sponge dengan persen tutupan
(<5); suhu 30,7-31 o
33‰ (33-34), TDS 54,1-54,2 mg/L (20) dan karang paling tinggi yaitu 0.5% dan yang pa-
kecerahan 7,5 m (>5). Berdasarkan hal terse- ling rendah Acropora sp sebesar 0.04%. Pada
but maka parameter yang masih memenuhi am- Site 3, Montipora sp memiliki persen tutupan
bang batas adalah pH, DO, kecerahan, salinitas karang yang paling tinggi sebesar 0.72% dan
dan turbiditas/kekeruhan. Sedangkan parame- yang paling rendah adalah Porites sp sebesar
ter yang melebihi ambang batas adalah suhu
440 Herdiana Mutmainah 1 , Rani Santa Clara 2
Gambar 6 Persentase Tutupan Terumbu Karang dan Indeks Mortalitas Ketiga Site di Pulau Siruso
Gambar 7 Komposisi Life Form Ketiga Site di Tu- nang Bulag
(melebihi 0,85 o
C) dan TDS (melebihi 34,15 mg/L).
Berdasarkan rata-rata persentase tutupan ka- rang hidup dan Indeks Mortalitas ketiga lokasi (Gambar 9) tampak bahwa Pulau Siruso me- miliki persentase tutupan karang yang lebih ting- gi dibanding yang lain sedangkan untuk In- deks Mortalitas, Gosong Sijaojao menempa- ti posisi tertinggi. Pada Gosong Sijaojao, se- makin sedikit persentasi tutupan karang hidup maka semakin besar Indeks Mortalitas terum- bu karang di lokasi tersebut. Secara umum di ketiga lokasi didapat bahwa pada persentase tutupan karang sebesar 25-30,5% menunjukk- an IM 0,45-0,50 sedangkan pada tutupan ka- rang 20%, menunjukkan IM 0,78.
Sebaran Parameter Kualitas Perairan
Sebaran parameter kualitas perairan di ketiga lokasi (Gosong Sijaojao, Pulau Siruso dan Tu- nang Bulag) adalah seperti Gambar 10. Oksi- gen terlarut (DO) tampak hampir sama di se-
mua lokasi. pH, salinitas dan temperatur di se- belah timur yaitu Sijaojao lebih tinggi diban- ding Siruso dan Tg. Bulag. Sedangkan untuk TDS dan turbiditas, sebelah barat yaitu Siruso dan Tunang Bulag lebih tinggi dibanding Si- jaojao. TDS dan turbiditas yang lebih tinggi di Siruso dan Tunang Bulag menjadi indikasi bahwa lokasi ini memang pernah terkena han- taman Tsunami yang cukup parah. Hal ini di- dukung dengan kondisi substrat berupa karang patah dan pecahan karang mati serta lumpur dan pasir yang menyebabkan tingginya nilai TDS (sedimen terlarut) dan kekeruhan di per- airan Siruso dan Tunang Bulag. Pecahan ka- rang mati dan lumpur merupakan tipikal jenis substrat di perairan yang terkena Tsunami.
Arus di Selat Pagai di kedalaman 5 meter cen- derung bergerak horisontal pada kecepatan 0,3- 0,5 m/det disertai percepatan. Pada kedalam- an 15 meter, arus bergerak ke segala arah baik horisontal maupun vertikal, cenderung bersu- dut dengan kecepatan 0,2 hingga 0,48 m/det (Gambar 11). Kecepatan arus diukur pada 2 –
18 April 2016 menggunakan ADCP. Arus di Siruso dan Tunang Bulag lebih cepat diban- ding Sijaojao karena merupakan perairan ter- buka dan berbatasan langsung dengan Samu- dera Hindia, sedangkan Sijaojao terletak di lo- kasi yang terlindung, yaitu Selat Mentawai.
Jenis Terumbu Karang yang mengalami Blea- ching dan Komposisi Substrat
Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi ter- umbu karang dan substrat di ketiga lokasi, Acro- pora,sp merupakan jenis yang paling rentan meng- alami bleaching. Beberapa jenis Non Acropo- ra seperti Fungia dan Montipora juga ditemuk-
Coral’s Cover And Coral’s Mortality Index 441
Gambar 8 Persentase Tutupan Terumbu Karang dan Indeks Mortalitas Ketiga Site di Tunang Bulag
Gambar 9 Persentase Tutupan dan Indeks Mortalitas Rata-rata Terumbu Karang di 3 Lokasi (Gosong Sijaojao, Pulau Siruso dan Tunang Bulag)
Gambar 10 Sebaran Parameter Kualitas Air Rata-rata di 3 Lokasi
an mengalami bleaching di Gosong Sijaojao litas terumbu karang, lingkungan perairan dan (Gambar 12a dan 12c). Gambar 12j, 12k dan
kondisi substrat maka Gosong Sijaojao memi- 12l menunjukkan kondisi substrat ketiga loka-
liki tutupan karang hidup yang rendah dengan si. Tingkat diversitas terumbu karang di lokasi
tingkat mortalitas yang tinggi. Hal ini mung- pengamatan, yaitu Sijaojao lebih beragam se-
kin disebabkan karena tingginya aktivitas pen- kitar 10 jenis, sedangkan di Siruso dan Tunang
duduk dan dampak Tsunami yang terjadi seca- Bulag hanya 6 jenis.
ra beruntun pada tahun 2007. Sijaojao meru- pakan lokasi yang terkena Tsunami pada tahun
Berdasarkan hasil analisa secara keseluruhan 2007 di gempa pertama (7,9 Mw) dan seca- terhadap parameter tutupan dan indeks morta-
442 Herdiana Mutmainah 1 , Rani Santa Clara 2
merupakan terumbu karang paling rentan ter- hadap bleaching di keseluruhan lokasi. Fungia dan Montipora ditemukan bleaching di Gosong Sijaojao.Diperlukan waktu pemulihan lingkung- an perairan yang cukup lama setelah Tsuna- mi (>6 tahun). Terumbu karang ukuran kecil lebih rentan terhadap bleaching dibanding je- nis tabular. Suhu, TDS, salinitas dan arus sa- ngat mempengaruhi terjadinya coral bleaching di perairan sekitar Selat Pagai.
Acknowledgements Ucapan terima kasih disampaik- Gambar 11 Kecepatan arus pada kedalaman 5 dan 15
an kepada Balitbang Kementerian Kelautan dan Peri- meter di Selat Pagai
kanan di Jakarta, Kepala Loka Penelitian Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir di Bungus, Tim Penyelam Sa- nari (Padang), Institut Teknologi Bandung, Universitas
ra bersamaan, ketiga lokasi juga terkena Tsu- Gadjah Mada, Institusi Perguruan Tinggi di Sumate- nami pada tahun 2007 di gempa kedua (8,4
ra Barat, Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat, Mw). Siruso dan Tunang Bulag terakhir terke-
Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, na Tsunami pada tahun 2010 (7,7 Mw). Wa- dan lain-lain yang terlibat secara langsung maupun ti- dak langsung dalam penelitian ini.
laupun diversitas terumbu karang di Sijaojao beragam namun jenis terumbu karang yang di- jumpai berukuran kecil sehingga mudah meng- alami bleaching.
Pustaka Jason Buchheim. Coral reef bleaching. Odys-
sey Expeditions , 1998. SIMPULAN
AE Douglas. Coral bleaching—-how and why? Marine Pollution Bulletin, 46(4):385– Hasil pengukuran menunjukkan suhu di loka-
si pengamatan sedikit melebihi ambang batas Sue S English, Clive CR Wilkinson, Valon- (28-30 o
C) yaitu sekitar 30-30,5 o C; TDS me- na VJ Baker, et al. Survey manual for tro- lebihi ambang batas (<20 mg/L) yaitu 43-53
pical marine resources . Australian Institute mg/L; salinitas dibawah ambang batas (33-34‰)
of Marine Science (AIMS), 1994. yaitu 30-32‰; pH masih memenuhi ambang
Peter W Glynn. Coral reef bleaching: facts, batas (7-8,5) yaitu 8-8,4 sedangkan kecerahan
hypotheses and implications. Global cha- atau visibilitas masih memenuhi ambang ba-
nge biology , 2(6):495–509, 1996. tas (>5 m) yaitu 5-8 m. Sijaojao memiliki nilai
Ove Hoegh-Guldberg. Climate change, coral rata-rata persen tutupan karang 20,17% (bu-
bleaching and the future of the world’s coral ruk) dan IM 0,767 (tinggi sekali); Siruso de-
reefs. Marine and freshwater research, 50 ngan tutupan karang 30,45% (sedang) dan IM
0,544 (tinggi); sedangkan Tunang Bulag me-
Coral bleaching and the miliki tutupan karang 25,08% (sedang) dan IM
Juliann Krupa.
affect of temperature change on coral 0,451 (sedang). Acropora sp merupakan ter-
reef predator-prey interactions. Di un- umbu karang yang banyak dijumpai di Sijao-
duh dari: http://www. resnet. wm. edu/˜ jao dan Siruso sedangkan di Tunang Bulag,
jxshix/math345/juliann-Coral-Bleaching. Montipora sp dan Sponge lebih banyak diban-
ppt pada tanggal , 12, 1998. ding Acropora sp. Tingkat tutupan karang ter-
Dini Purbani, Terry Louise Kepel, and Amadh- hadap ketiga lokasi tergolong dalam katego-
an Takwir. Kondisi terumbu karang di pulau ri buruk hingga sedang. IM tergolong sedang
weh pasca bencana mega tsunami (coral re- hingga tinggi sekali. Kondisi tutupan terum-
ef condition in weh island after mega tsuna- bu karang di keseluruhan site yang tergolong
mi disaster). Jurnal Manusia dan Lingkung- sedang terdapat di Siruso. Jenis Acropora, sp
an , 21(3):331–340, 2015.
Coral’s Cover And Coral’s Mortality Index 443
Gambar 12 Jenis coral bleaching dan komposisi substrat di 3 lokasi (Gosong Sijaojao, Pulau Siruso dan Tunang Bulag) Sumber : LPSDKP dan Sanari, 2016
444 Herdiana Mutmainah 1 , Rani Santa Clara 2
JEN Veron. Coral in space and time. Townsvi- lle: Australian Institute of Marine Science , 1995.