Cover Desain : Tim Editorial Photo Properties : (Coral Bleaching Sebesi Island) Redaksi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena Penyusunan Jurnal “AQUASAINS” telah selesai. Jurnal ini disusun untuk mengapresiasi dan mempublikasi hasil-hasil penelitian, dan kajian ilmiah bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Untuk mendukung tujuan tersebut, jurnal ini mengkhususkan diri dengan materi-materi dalam bidang perikanan dan sumberdaya perairan. Edisi kelima Nomor satu ini memuat tujuh artikel yang diharapkan akan menambah wawasan dan pemahaman di bidang perikanan dan sumberdaya perairan.
Pada kesempatan ini redaksi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengirimkan artikelnya-artikelnya. Redaksi akan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh kalangangan akademisi maupun praktisi baik dari dalam lingkungan maupun diluar Universitas Lampung untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya.
Akhir kata semoga jurnal ilmu perikanan dan sumberdaya perairan “AQUASAINS’ ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya.
Bandar Lampung, Nopember 2016
Redaksi
D AFTAR I SI Vol 5 No. 1
Mardame Pangihutan Sinaga Correlation Analysis Of Trawl Catchment To The Chlorophyll-A And Sea Surface Temperature In Central T apanuli Waters ………………..
413 - 420
Sera Hardiyani, Esti Harpeni, Agus Setyawan, Supono
Pathogenicity And In Vivo Study Of Local Isolate Bacillus Sp. D2.2 At The Vannamei Culture (Litopenaeus vannamei ) ………………………..
421 - 426
Ira, Nur Irawati
Fish Community In Seagrass Habitat Around Sawapudo Waters,Konawe District, South- East Sulawesi …………………………
427 - 434
Herdiana Mutmainah, Rani Santa Clara Analysis of Coral’s Cover And Coral’s Mortality Index Around Pagai
Strait, Mentawai …………………………………………………………… 435 - 444
Perdana Ixbal Spanton
Studies Using Red Brick to Reduce of Iron (Fe) Levels From on Dug
Well Water in Trinsing Country,Village Jingah, District Central Teweh,North Barito Regency ……………………………………………...
445 - 450
La Ode Alirman Afu, Subhan Coral Reef Condition Based on Level of Sedimentation in Kendari Bay
451 - 456
Suliswati, EstiHarpeni, Moh.Muhaemin
Effect of Light Intensity on The Cell Density, Diameter and Cell Volume Zooxanthellae from Isolate Softcoral Zoanthus Sp …………….
457 - 462
Panduan Untuk Penulis
Persyaratan Legal Legal Requirement
Penulis harus menjamin bahwa naskah tidak akan The author(s) guarantee(s) that the manuscript will dipublikasikan dimanapun dalam bahasa yang not be published elsewhere in any language without sama atau berbeda tanpa izin dari pemilik hakcipta, the consent of the copyright owners, that the rights yang menjamin hak pihak ketiga tidak akan of third parties will not be violated, and that the dilanggar, dan penerbit tidak akan bertanggung publisher will not be held legally responsible should jawab jika ada klaim dari pihak ketiga.
there be any claims for compensation. Penulis yang menyertakan bagian gambar atau teks Authors wishing to include figures or text passages
yang sudah dipublikasikan di lain tempat yang that have already been published elsewhere are membutuhkan izin dari pemilik harus menyertakan required to obtain permission from the copyright bukti seperti izin atau persetujuan yang diperoleh owner(s) and to include evidence that such ketika akan megirimkan makalahnya. Materi yang permission has been granted when submitting their
papers. Any material received without such diterima tanpa bukti akan dianggap asli dari penulis. Naskah harus dilengkapi dengan “Pernyataan evidence will be assumed to originate from the
Pemindahan Hakmilik” authors.
Manuscripts must be accompanied by the
‘‘Copyright Transfer Statement’’.
Prosedur Editorial Editorial Procedure
Makalah harus merupakan hasil penelitian yang Papers must present scientific results that are relatif baru. Semua naskah adalah subjek untuk essentially new. All manuscripts are subject to peer peer review. Penulis harus mengirimkan naskahnya review. dalam bentuk elektronik dengan format LYX atau Authors
submit their manuscripts Word dan PDF ke alamat redaksi:
should
electronically as Postscript or PDF to: Jurusan Jurusan Budidaya Perairan
Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145
aquasains@yahoo.com aquasains@yahoo.com aquasains@gmail.com
aquasains@gmail.com Naskah yang dikembalikan ke penulis untuk revisi Manuscripts which are returned to the authors for
harus dikirim kembali dalam waktu 4 minggu, revision should be sent back within 4 weeks; sebaliknya jika tidak akan dipertimbangkan telah otherwise they will be considered withdrawn. menyatakan menarik diri.
Rejected manuscripts will not be returned to the Naskah yang diyatakan ditolak tidak akan authors (except for original illustrations). dikembalikan ke penulis (kecuali Ilustrasi asli).
Papers that do not conform to the journal norms may be returned to the authors for revision before
Makalah yang tidak sesuai dengan aturan jurnal being considered for publication.
akan dikembalikan ke penulis untuk direvisi sebelum The author is responsible for the accuracy of the dipertimbangkan
untuk
dipublikasi.
Penulis references.
bertanggung jawab terhadap keakuratan pustaka.
Persiapan Naskah Manuscript Preparation
Untuk membantu penulis menyiapkan naskah, General remarks To help you prepare your Aquasains akan menyediakan template dalam
a LYX bentuk paket makro LYX dan template dalam bentuk
manuscript,
Aquasains offers
macropackage as well as a template that can word yang dapat digunakan dengan MS Office Word
be used with Winword 2007 or 2010 or higher. Title page The title page should include:
2007 dan 2010 atau versi yang lebih tinggi sesuai The name(s) of the author(s) dengan perkembangan teknologi.
A concise and informative title Halaman Judul.Halaman judul harus
The affiliation(s) and address(es) of the termasuk:
author(s)
– Nama(nama) Penulis The e-mail address, telephone and fax – Judul harus ringkas dan informatif
numbers of the communicating author – Intitusi yang berafiliasi dengan penulis Abstract. Each paper must be preceded by an dan alamat penulis
abstract presenting the most important results – Alamat Email, telpon/HP dan nomor fax and conclusions in english or Indonesian in no
untuk korespondensi dengan penulis more than 300 words. Keywords. Three to six keywords should be
Abstrak.Tiap Makalah harus didahuli dengan supplied after the Abstract for indexing abstrak berisikan hasil yang paling penting
purposes.
dan kesimpulan yang dapat ditulis dalam Abbreviations Abbreviations should be defined bahasa indonesia atau bahasa inggris dengan
at first mention in the abstract and again in the tidak lebih dari 300 kata.
main body of the text and used consistently Kata Kunci. Tiga atau enam katakunci harus
thereafter.
disediakan setelah abstrak untuk tujuan A list of symbols should follow the abstract if pengindekskan.
such a list is needed. Symbols must be written Singkatan. Singkatan harus didefinisikan
clearly. The numbering of chapters should be pada saat pertama kali disebutkan dalam
in decimal form. The international system of abstaks dan disebutkan ulang pada tubuh
units (SI units) should be used. naskah utama dan digunakan secara Essential footnotes to the text should be konsisten untuk selanjutnya.
numbered consecutively and placed at the Daftar simbol yang harus mengikuti abstraks
bottom of the page to which they refer. dalam bentuk daftar jika diperlukan. Footnotes on the title page are not given Penomoran Bab harus dalam bentuk desimal.
reference symbols. Footnotes to the text are Satuan Internasional (SI) harus digunakan.
numbered consecutively; those to tables Catatan kaki yang mendasar pada teks harus
should be indicated by superscript lower-case diberi
letters (or asterisks for significance values and ditempatkan pada bagian bawah halaman
nomor secara
berurutan
dan
other statistical data). dimana dirujuk
Acknowledgements. These should be as brief Catatan Kaki. Catatan pada halaman judul
as possible. Any grant that requires acknowledgement should be mentioned. The
tidak diberikan simbol perujuk. Catatan kaki names of funding organizations should be pada teks diberi nomor secara berurutan,
written in full.
begitu juga dengan tabel harus ditunjukkan Funding. Authors are expected to disclose any dengan huruf kecil superscript (atau bintang
commercial or other associations that might untuk nilai signifikan dan data statistik
pose a conflict of interest in connection with lainnya).
submitted material. All funding sources Pendanaan. Penulis diharapkan untuk
supporting the work and institutional or mengungkapkan
corporate affiliations of the authors should be komersialisasi atau asosiasi lain yang
mungkin memici konflik kepentingan yang Appendix. If there is more than one appendix, berhubungan dengan materi yang dikirim.
they should be numbered consecutively. Semua sumber pendanaan yang mendukung
Equations in appendices should be designated pekerjaan dan institusi atau perusahaan yang
differently from those in the main body of the berafiliasi dengan penulis harus diakui.
paper, e.g. (A1), (A2) etc. In each appendix Apendiks. Jika ada satu atau lebih apendiks,
equations should be numbered separately. harus diberi nomr secara berurutan. References The list of References should only
Persamaan dalam apendiks harus ditujukan include works that are cited in the text and that secara berbeda dari bagian utama makalah
have been published or accepted for seperti (A1), (A2) dsb. Pada tiap apendiks
publication.
persamaan harus diberi nomor secara Personal communications should only be terpisah.
mentioned in the text. If available the DOI can
Pustaka. Daftar pustaka hanya yang termasuk kata dalam naskah yang disitir dan yang sudah dipublikasikan atau diterima untuk publikasi. Kominikasi pribadi hanya disebutkan dalam teks. Jika tersedia DOI (Digital Object Identifier) dapat ditambahkan pada akhir dari pustaka dalam bentuk pertanyaan. Pensitiran dalam teks harus ditunjukan dengan nomor dalam kurung kuadrat seperti [1], [2] dsb. Pustaka harus diberi nomor dalam urutan dimana terlihat dalam teks dan didaftar dalam urutan numerik. Judl jurnal harus disingkat sesuai dengan aturan internasional yang berlaku. Pustaka dengan tanda baca yang benar harus mengikuti gaya seperti berikut:
Artikel jurnal:
Hijau T, Hitam J, Biru W (2010) Judul artikel. Singkatan Jurnal.Volume Nomor:halaman- halaman
Buku:
Hijau T, Hitam J (2012) Judul Buku. Lokasi: Penerbit. hal
Buku dengan banyak Penulis:
Biru W (2011) Judul Bab.Dalam: Hijau T, Hitam J (Eds) Judul Buku. Lokasi:Penerbit., pp 1-50
Pustaka seperti “komunikasi pribadi” atau “data tidak dipublikasikan” tidak dapat
dimasukkan dalam daftar pustak, tetapi harus disebutkan dalam tanda kurung: hal ini juga diterapkan
pada makalah yang dipresentasikan pada pertemuan tetapi belum dipublikasikan atau diterima untuk publikasi. Tanggal harus diberikan untuk kedua bentuk
“komunikasi pribadi” atau “data tidak dipublikasikan”
Makalah yang telah diterima untuk publikasi harus dimasukkan dalam daftar pustaka dengan nama jurnal dan ditambahkan
keterangan “in press”. Komunikasi oral hanya disebutkan dalam
Pengakuan/ucapan terima kasih. Makalah yang dipoblikasikan online tetapi belum atau tidak dicetak dapat disitir menggunakan Digital Object Indentifier (DOI). DOI harus ditambahkan pada akhir pustaka dalam bentuk pertanyaan Contohnya: Ward J, Robinson PJ (2004) How to detect hepatocellular carcinoma in cirrhosis. Eur Radiol DOI 10.1007/s00330-004-1450-y
be added at the end of the reference in question. Citations in the text should be identified by numbers in square brackets. References should be numbered in the order in which they appear in the text and listed in numerical order. Journal
titles
should
be abbreviated. References with correct punctuation should be styled as follows:
Journal articles:
Green T, Black J, Blue W (2010) Title of article. Abbreviated journal title Vol No: page-page
Books:
Green T, Black J (2012) Book title. Publisher, location
Multiauthor books:
Blue W (2011) Chapter title. In: Green T, Black J (eds) Book title. Publisher, location, pp 1 –50 References
such as ‘‘personal communications’’ or ‘‘unpublished data’’ cannot
be included in the reference list, but should be mentioned in the text in parentheses: this also applies to papers presented at meetings but not yet published or accepted for publication.A date
should be given for both ‘‘personal communications’’ and ‘‘unpublished data’’. Papers which have been accepted for publication should be included in the list of references with the name of the journal and ‘‘in press’’.
Oral communications should only be mentioned in the acknowledgements.
A paper published online but not (yet) in print can be cited using the Digital Object Identifier (DOI). The DOI should be added at the end of the reference in question. Example: Ward J, Robinson PJ (2004) How to detect hepatocellular carcinoma in cirrhosis. Eur Radiol DOI 10.1007/s00330-004-1450-y
Illustrations
and
Tables. All figures (photographs, graphs or diagrams) and tables should be cited in the text, and each numbered consecutively throughout. Lowercase letters (a,
b etc.) should be used to identify figure parts. If illustrations are supplied with uppercase labeling, lowercase letters will still be used in the figure legends and citations. Line drawings. Please submit good-quality prints. The inscriptions should be clearly legible. Half-tone illustrations (black and white and color).
Please
submit well-contrasted photographic prints with the top indicated on the back.
Ilustrasi dan Tabel. Semua gambar (Foto, Plates. Several figures or figure parts should be grafik atau diagram) dan tabel harus disitir
grouped in a plate on one page. dalam teks, dan diberi penomeran secara
Figure legends must be brief, self-sufficient berurutan dengan nomer arab (1, 2, dst) untuk
explanations of the illustrations. The legends mengidentifikasi gambar atau tabel. Gambar
should be placed at the end of the text. atau foto atau grafik harus dikirimkan dalam
Tables should have a title and a legend kualitas terbaik untuk dicetak, untuk gambar
explaining any abbreviation used in that table. dua warna (hitam dan putih) harus dikirim
Footnotes to tables should be indicated by dengan kontrs yang jelas. Beberapa gambar
superscript lower-case letters (or asterisks for yang ditempatkan dalam satu plate dalam
significance values and other statistical data). For color illustrations the authors will be
satu halaman harus dibuat legenda dengan expected to make a contribution (£ 308, plus singkat dan jelas yang dapat menjelaskan VAT) towards the extra costs, irrespective of gambar. Legenda ditempatkan di bawah the number of color figures. gambar, diats sitiran untuk gambar.
Tabel harus memiliki judul dan legenda untuk menjelaskan jika menggunakan singkatan dalam tabel.Catatan kaki untuk tabel digunakan untuk menjelaskan keterangan dari isi tabel dengan meggunakan superscript huruf kecil. Untuk menjelaskan signifikansi atau data statistik digunakan lambang bintang (asterik).
Pengiriman Elektronik Electronic Submission
Teks dan gambar harus dikirim dalam file terpisah. Text and figures must be sent as separate files Panduan teknis untuk menyiapkan naskah.
Technical instructions for preparing your Teks
manuscript
Jurnal aquasain hanya menerima file dengan Text format LYX (lebih disukai untuk yang sudah
This journal accepts either LaTeX or Word familier) atau format dokumen MS word.
documents.
Untuk pengiriman naskah menggunakan LaTeX: The electronic version should include perangakt lunah pengolah kata LYX harus
the original source (including all style files and menyertakan sumber aslinya dan dalam
figures) and a PostScript or PDF version of the bentuk postscript atau pdf. Penulis dapat
compiled submission. Authors who prepare their papers with
menggunakan paket makro LYX ataupun LaTeX are encouraged to use macropackage template word yang akan disediakan oleh
for this journal.
radaksi.
Layout guidelines
Panduan layout
1. Use a normal, plain font (e.g., Times
1. Menggunakan huruf normal sederhana
Roman) for text.
(seperti timesRoman) untuk teks Other style options: • Pilihan style yang lain:
o for textual emphasis use italic types. • Untuk teks yang membutuhkan
o for special purposes, such as for perhatian, istilah asing, dan nama latin
mathematical vectors, use boldface menggunakan tipe italik
type.
2. Untuk tujuan khusus seperti vektor
2. Use the automatic page numbering function matematik gunakan tipe huruf tebal
to number the pages.
3. Gunakan penomoran halaman secara
3. Do not use field functions. otomatis
4. For indents use tab stops or other
4. Untuk Indentasi menggunakan tab stops commands, not the space bar. dan tidak diperkenankan menggunakan
5. Use the table functions of your word space bar
processing program, not spreadsheets, to
5. Untuk tabel menggunakan fungsi tabel
make tables.
dalam MS word, tidak menggunkan dalam MS word, tidak menggunkan
6. Use the equation editor of your word membuat tabel
processing program or MathType for
6. Menggunakan editor persamaan dalam
equations.
MS word
7. Place any figure legends or tables at the
7. Tabel dan gambar diletakkan di halaman end of the manuscript. akhir naskah
8. Submit all figures as separate files and do
8. Semua gambar yang ada dalam teks not integrate them within the text.
dikirimkan delam file terpisah Illustrations
Ilustrasi The preferred figure formats are EPS for vector Siapkan gambar yang akan dikirim dalam graphics exported from a drawing program and TIFF
for halftone illustrations. EPS files must always format EPS untuk grafik vektor yang dapat contain a preview in TIFF of the figure. The file name dikspor dari program pengolah gambar atau (one file for each figure) should include the figure
perangkat lunak image converter, dan untuk number. Figure legends should be included in the gambar
dua warna (hitam-putih) text and not in the figure file. menggunakan format TIFF. Nama file (satu file
– Scan resolution: Scanned line drawings untuk tiap gambar) juga termasuk nomor
should be digitized with a minimum gambar. Legenda gambar harus disertakan
resolution of 800 dpi relative to the final dalam teks tidak dalam file gambar.
figure size. For digital halftones, 300 dpi is – Resolusi pemindaian:gambar yang
usually sufficient. dipindai harus didigitasi dengan resolusi
– Color illustrations: Store color illustrations minimum 800 dpi untuk gambar berwarna
as RGB (8 bits per channel) in TIFF dan 300 dpi untuk gambar dua warna.
format.
– Warna gambar disimpan dalam format – Vector graphics: Fonts used in the vector RGB (8 bits tiap saluran).
graphics must be included. Please do not – Grafik vektor: huruf yang digunakan dalam
draw with hairlines. The minimum line grafik vektor harus sudah termasuk, tidak
width is 0.2 mm (i.e., 0.567 pt) relative to diperkenankan
menggambar
the final size.
menggunakan hairline, minimum tebal Data formats garis adalah 0.2 mm (0.567 pt).
Save your file in two formats: Format Data
1. Text: RTF (Rich Text Format) or Microsoft Untuk naskah awal pengiriman file disimpan
Word compatible formats dalam bentuk RTF (Rich Text Format) atau
Figures: EPS or TIFF.
DOC atau DOCX atau format lain yang PDF (a single PDF file including text, tables
and figures). Make sure that all fonts are kompatibel dengan pengolah kata MS Word. embedded. name (one file for each figure) Gambar dalam format EPS dan atau TIFF. should include the figure number. Figure Jika menggunakan pengolah kata LYX file
legends should be included in the text and not disimpan dalam format berekstensi .lyx dan
in the figure file.
termasuk sumber aslinya dari makropaketnya General information on data delivery Please dan dalam format postscript atau pdf.
send a zip file (text and illustrations as Informasi umum yang berisi judul, Operating
separate files) to:
system yang digunakan, program pengolah aquasains@yahoo.com atau kata, program pengolah gambar, dan program
aquasains@gmail.com kompresi file ditulis dalam program notepad Please always supply the follow- ing information with
atau wordpad. your data: journal title, operating system, word Semua file teks, ilustrasi atau gambar dan processing program, drawing program, image
informasi umum dikirim dalam bentuk file processing program, compression program. kompresi ZIP, file diberi nama dengan hal The file name should be memorable (e.g., author yang mudah diingat (seperti nama penulis) name), have no more than 8 characters, and include tidak lebih dari 8 karakter tidak menggunakan no accents or special symbols. Use only the simbol khusus.
extensions that the program assigns automatically .
File dikirim ke alamat redaksi jurnal Aquasains di : aquasains@yahoo.com atau File dikirim ke alamat redaksi jurnal Aquasains di : aquasains@yahoo.com atau
Materi Elektronik Pelengkap (MEP) Electronic supplementary material Untuk artikel dalam jurnal ini yang akan (ESM)
dipublikasikan disediakan materi: for an article in the journal will be published in o Dikirim ke Editor dalam bentuk elektronik aquasains provided the material is:
bersama dengan makalah sebagai subjek untuk o submitted to the Editor(s) in electronic form peer review
together with the paper and is subject to peer o Diterima Editor
review o accepted by the journals Editor(s) MEP terdiri atas:
– Informasi yang tidak mungkin dicetak ESM may consist of seperti animasi, klip video, rekaman suara
information that cannot be printed: dsb.
animations, video clips, sound recordings – Informasi yang lebih tepat dalam bentuk
information that is more convenient in elektronik seperti rangkaian/sequence,
electronic form: sequences, spectral data spektral dsb.
data, etc.
– Data asli yang besar yang berhubungan large original data that relate to the dengan makalah seperti tabel tambahan,
paper, e.g. additional tables, illustrations ilustrasi (berwarna dan atau hitam putih)
(color and black & white), etc. dsb.
After acceptance by the journals Editor(s) ESM will
be published as received from the author in the Setelah makalah dinyatakan diterima oleh Editor online version only. Reference will be given in the
MEP akan dipublikasikan sebagaimana yang printed version. diterima dari penulis hanya dalam versi online. Referensi akan diberikan pada versi cetak.
Perbaikan/Koreksi
Proofreading
Penulis harus menyertakan membuat bukti koreksi Authors should make their proof corrections on a pada printout dalam file pdf, pengecekkan bahwa printout of the pdf file supplied, checking that the text teks sudah lengkap dimana gambar dan tabel sudah is complete and that all figures and tables are termasuk di dalamnya. Setelah publikasi online, included. After online publication, further changes selanjutnya perubahan hanya dapat dilakukan can only be made in the form of an Erratum, which dalam bentuk Erratum yang akan di hyperlink-kan will be hyperlinked to the article. The author is dengan artikel.
entitled to formal corrections only. Substantial Penulis hanya. Perubahan mendasar dalam isi changes in content, e.g. new results, corrected
seperti hasil terbaru, nilai terkoreksi, judul dan values, title and authorship are not allowed without kepengarangan
tidak diperkenankan tanpa the approval of the responsible editor. In such a case persetujuan dari editor yang bertanggung jawab. please contact the Editor-in-Chief before returning
the proofs to the
Dalam kasus ini harap menghubungi Pimpinan publisher. Redaksi sebelum mengembalikan bukti ke penerbit.
AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) (Vol 5 No. 1 Tahun 2016) CORRELATION ANALYSIS OF TRAWL CATCHMENT TO THE CHLOROPHYLL -A AND SEA SURFACE TEMPERATURE IN CENTRAL TAPANULI WATERS
Mardame Pangihutan Sinaga 1
Ringkasan Sea surface temperature (SST) and
PENDAHULUAN
chlorophyll-a are two important oceanographic parameters determining the abundance and dis-
Perairan Tapanuli Tengah cukup strategis se- tribution of fish. The aim of this research is
bagai sentra produksi perikanan laut di Suma- to determine distribution of SST, chlorophyll-
tera Utara. Hasil tangkapan yang dihasilkan oleh
a, composition of fish catch and the relation- para nelayan Tapanuli Tengah terdiri atas ik- ship between SST, chlorophyll-a with fish ca-
an pelagis dan demersal. Hasil tangkapan ikan tch. This study was conducted in Tapanuli Te-
pelagis umumnya lebih dominan dibandingk- ngah waters. Catch analysis data has been ta-
an ikan demersal. Jenis-jenis ikan yang tertang- ken from field of research on the 7-19 July
kap pada umumnya adalah kembung perempu- 2007 and satellite imagery was taken Labo-
an (Rastrelliger brachysoma), kembung lelaki ratorium Matra Laut-Pusat Penginderaan Jauh
(Rastrelliger kanagurta), parang-parang (Chi- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasio-
rocentrus dorab ), peperek/keke (Leiognathus nal (LAPAN) Pekayon, Jakarta Timur at July
decorus ), beloso (Saurida rumbii), teri (Stole- 2007. The amount of fish catch from Tapanuli
phorus commersonii ), layang (Decapterus spp), Tengah waters landed at PPN Sibolga city was
belado kuning (Atule male), teter/alu-alu (Sphyra- 31.076 kgs. The catch of 15 species of domi-
ena genie ), biji nangka (Upeneus sulphurcus), nant by peperek/keke (Leiognathus decorus),
bentong/buncilak (Alepes djeddaba), selar (Se- teri (Stolephorus commersonii), belado kuning
lar crumenopthalmus ), baledang dan sotong. (Atule mate), layang (Decapterus spp), kem-
Eksploitasi sumberdaya perikanan di perairan bung perempuan (Rastrelliger brachysoma), bun-
cilak (Alepes djeddaba) dan parang-parang (Chi- Tapanuli Tengah telah memicu terjadinya kon- flik antar nelayan setempat yang disebabkan
rocentrus dorab). There was no relationship be- tween SST, chlorophyll-a with fish catch.
oleh perebutan daerah penangkapan ikan (DPI) yang baik. Persoalan semakin bertambah de- ngan hadirnya nelayan-nelayan asing dari Tha-
Keywords Catch analysis, Chlorophyll-a and iland, Malaysia dan Vietnam yang melakukan SST, Tapanuli Tengah Waters
illegal fishing (penangkapan liar) dengan meng- Received : 20 Mei 2016
gunakan peralatan dan armada/kapal modern. Nelayan-nelayan tersebut datang ke perairan
Accepted : 12 Juli 2016 Tapanuli Tengah sudah dilengkapi dengan peta
daerah penangkapan ikan (DPI) sehingga keti- )Universitas Timbul Nusantara. Jalan Mandala Utara
No.33-34, Grogol Petamburan, RT.7/RW.7, Tomang, ka melaut mereka tidak lagi datang dengan tu- Grogol petamburan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khu-
juan ‘mencari’ ikan tetapi langsung ‘menang- sus Ibukota Jakarta 11440
kap’ ikan karena dalam penentuan suatu dae- E-mail: m.pangihutan@gmail.com
rah penangkapan ikan (DPI) oleh nelayan di
414 Mardame Pangihutan Sinaga 1
perairan Tapanuli Tengah umumnya didasark- an pada faktor pengalaman yang dikaitkan de- ngan faktor musim. Sedangkan untuk menda- patkan gerombolan ikan dilakukan dengan cara- cara tradisional yaitu dengan memperhatikan tanda-tanda di laut, misalnya adanya gerom- bolan burung di atas/di dekat permukaan la- ut, ada tidaknya riak-riak ataupun buih air di permukaan laut dan juga warna air laut. De- ngan cara ini tingkat keberhasilannya rendah dan mengandung keterbatasan-keterbatasan da- lam skala ruang dan waktu.
Informasi daerah penangkapan ikan dapat di- peroleh melalui analisis parameter lingkungan seperti suhu perairan dan kandungan klorofil-
a serta hasil tangkapan sehingga nelayan da- pat meningkatkan efisien operasi penangkapan melalui penghematan waktu, tenaga dan biaya operasi penangkapan. Informasi tentang para- meter lingkungan dapat diperoleh dengan cara memanfaatkan perkembangan teknologi inde- raja sedangkan hasil tangkapan diperoleh me- lalui kegiatan operasi penangkapan. Namun de- mikian pemetaan daerah penangkapan ikan ada- lah pekerjaan yang sangat rumit mengingat ba- nyak sekali faktor-faktor lingkungan perairan yang mempengaruhinya dan faktor tersebut ber- sifat dinamis. Adapun faktor-faktor tersebut cu- kup banyak yang meliputi faktor fisik, kimia- wi, biologi dan ekologis. Parameter lingkung- an yang menjadi fokus perhatian dalam peneli- tian ini dibatasi pada SPL dan kandungan klorofil-
a karena kedua parameter tersebut sangat ber- peran penting terhadap keberadaan ikan di per- airan.
Informasi tentang suhu perairan sangat pen- ting karena dapat pula digunakan untuk mem- pelajari proses-proses fisika, kimia dan biologi di laut. Pola distribusi SPL dapat dipergunakan untuk mengidentifikasikan parameter-parameter laut seperti arus, umbalan dan front. Umum- nya setiap spesies ikan mempunyai kisaran su- hu optimum untuk makan, memijah, beruaya dan aktivitas lainnya (Laevastu et al., 1981). Lebih lanjut Laevastu et al. (1981) mengatak- an bahwa, batasan arus serta variasi arus per- mukaan mempengaruhi migrasi musiman dan tahunan dari ikan pelagis dan semi pelagis ser- ta berperan dalam transportasi telur, larva dan ikan-ikan kecil. Dengan mengetahui distribu- si SPL dan pola arus suatu wilayah perairan
maka akan dapat diamati fenomena upwelling dan thermal front yang merupakan daerah po- tensial penangkapan ikan.
Ikan pelagis yang bersifat predator menyukai perairan yang banyak ikan teri pemakan kan- dungan nutrien sebagai makanan utama. Kan- dungan nutrien tersebut dapat diestimasi me- lalui analisis sebaran klorofil-a. Valiela (2013) mengatakan bahwa sebaran klorofil-a di laut bervariasi secara geografis maupun berdasark- an kedalaman perairan. Variasi tersebut diaki- batkan oleh perbedaan intensitas cahaya mata- hari, dan konsentrasi nutrien yang terdapat di dalam suatu perairan. Di laut, sebaran klorofil-
a lebih tinggi konsentrasinya pada perairan pan- tai dan pesisir, serta rendah di perairan lepas pantai. Tingginya sebaran konsentrasi klorofil-
a di perairan pantai dan pesisir disebabkan ka- rena adanya suplai nutrien dalam jumlah besar melalui run-off dari daratan, sedangkan ren- dahnya konsentrasi klorofil-a di perairan lepas pantai karena tidak adanya suplai nutrien dari daratan secara langsung. Namun pada daerah- daerah tertentu di perairan lepas pantai dijum- pai konsentrasi klorofil-a dalam jumlah yang cukup tinggi. Keadaan ini disebabkan oleh ting- ginya konsentrasi nutrien yang dihasilkan me- lalui proses fisik masa air, dimana massa air dalam mengangkat nutrien dari lapisan dalam ke lapisan permukaan.
Penginderaan jauh (inderaja) kelautan saat ini telah berkembang seiring dengan perkembang- an teknologi informasi. Pemanfaatan teknolo- gi inderaja dalam pemanfaatan sumberdaya ik- an telah dilakukan di beberapa negara maju se- perti Jepang, Australia, Amerika dan beberapa negara-negara Eropa. Hal ini dapat membantu berbagai penelitian untuk memahami dinami- ka sumberdaya ikan.
Menurut Aboet (1985), keberhasilan dari tek- nologi penginderaan jauh dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama adalah kecanggihan dan kete- litian sensor, dalam hal ini dipengaruhi oleh rancangan sensor yang tepat dan kalibrasi in- strumen yang benar. Kedua adalah kemampu- an pengguna dalam menginterpretasikan citra, karena hasil observasi alat bukanlah pengukur- an secara langsung akan tetapi merupakan ha- sil perekaman satelit sesuai dengan karakter reflektansi objek yang berbeda-beda. Hal ini
Trawl Catchment correlation to Chlorophyll-a and SST 415 berarti seorang pengguna data satelit harus meng-
etahui dasar-dasar penginderaan jauh dan pro- ses interpretasi citra untuk mendeteksi suatu fenomena alam pada suatu wilayah.
Para nelayan Sibolga dan sekitarnya masih meng- hadapi kendala untuk dapat meningkatkan efi- siensi dan produktivitas operasi penangkapan ikan. Adapun kendala yang dihadapi nelayan adalah sulitnya mencari daerah penangkapan ikan karena ketidaktahuan tentang faktor osea- nografi, tidak dapat merencanakan operasi pe- nangkapan ikan yang tepat. Hal ini disebabk- an oleh keterbatasan informasi daerah penang- kapan ikan. Penentuan daerah penangkapan ik- an potensial yang dilakukan oleh para masya- rakat perikanan nelayan termasuk di Sibolga dan sekitarnya masih bersifat tradisional. Wak- tu, tenaga dan biaya operasional cukup tinggi untuk mencari daerah penangkapan ikan yang potensial dan tingkat ketidakpastian hasil tang- kapan masih cukup tinggi.
Untuk mengatasi tingkat ketidakpastian hasil tangkapan maka perlu dilakukan berbagai upa- ya antara lain : (1) Mempelajari keberadaan ik- an melalui analisis paramater-parameter ling- kungan yang mempengaruhinya, seperti suhu permukaan laut dan kandungan klorofil-a, (2) Mempelajari hubungan antara suhu permuka- an laut (SPL) dan kandungan klorofil-a terha- dap hasil tangkapan dan (3) Mempelajari se- baran suhu permukaan laut (SPL) dan kandung- an klorofil-a di perairan Tapanuli Tengah. Ke- giatan eksplorasi yang terkait dengan parameter- parameter lingkungan yang mempengaruhinya (seperti mempelajari hubungan suhu permuka- an laut (SPL) dan kandungan klorofil-a terha- dap hasil tangkapan, sebaran SPL dan kandung- an klorofil-a di perairan Tapanuli Tengah) ma- sih sangat terbatas padahal manfaatnya sangat penting dalam perencanaan pemanfaatan sum- berdaya perikanan.
MATERI DAN METODE
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ada- lah : (1) Citra Suhu permukaan laut hasil de- teksi satelit NOAA-AVHRR, (2) Citra klorofil-
a hasil deteksi sensor SeaWIFS satelit Sea Star pada level 1 dan 2, (3) Termometer digital, (4) Timbangan, (5) GPS dan (6) Kamera Digital.
Data yang digunakan dalam penelitian ini ter- diri dari tiga kelompok, yaitu : 1) Data pro- duksi, 2) Data SPL, 3) Data klorofil-a. Citra SPL dan klorofil-a yang dikumpulkan berben- tuk model data raster berasal dari jenis level dua yaitu telah terkoreksi baik secara geome- tri, radiometri dan memiliki informasi dasar. Setelah citra diterima oleh antena penerimaan di ILC PUSBANGJA LAPAN, kemudian di- lakukan perekaman dan pengolahan lebih lan- jut, yang meliputi : (1) Perekaman data kanal- kanal citra dari satelit NOAA-16 untuk SPL dan Fengyun FY-1 D untuk klorofil-a pada kom- puter induk (2) Perubahan (konversi) data kanal- kanal citra ke dalam bentuk raster (3) Pemilih- an citra bebas awan, dimaksudkan untuk me- milih liputan citra yang hanya memiliki < 10 % tutupan awan pada lokasi penelitian (4) Pe- nyimpanan data kanal-kanal citra bebas awan ke dalam CD-ROOM untuk selanjutnya dio- lah.
Kegiatan pengukuran sampel klorofil-a tidak menggunakan alat dalam melakukan penang- kapan ikan di laut selama penelitian karena alat yang digunakan sangat susah diperoleh sehing-
ga hanya melakukan pengukuran dari citra sa- telit MODIS. Sedangkan suhu permukaan laut ada dilakukan pengukuran terhadap daerah pe- nangkapan tetapi data hasil pengukuran SPL di lapangan tidak digunakan karena tidak sa- ma dengan data SPL pengukuran dari citra sa- telit NOAA-AVHRR sehingga menggunakan data pengukuran SPL dari citra satelit NOAA- AVHRR saja.
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam meng- analisis komposisi hasil tangkapan, yaitu 1) kom- posisi jenis ikan (spesies), 2) jenis dan jumlah ikan yang dominan tertangkap, 3) komposisi jumlah dan spesies ikan yang dominan tertang- kap pada setiap posisi penangkapan yang ber- beda.
Pengolahan data kanal-kanal citra satelit NOAA- AVHRR dan FY-1 D dilakukan dengan metode pengolahan citra berbasiskan komputer meng- gunakan perangkat lunak Er Mapper. Tahapan- tahapan pengolahan adalah sebagai berikut : (1) Pemformatan data kanal satelit NOAA-AVHRR dan FY-1 D dimaksudkan untuk mempermu- dah pengolahan data-data kanal dalam perang- kat lunak Er-mapper (2) Pemotongan (crop-
416 Mardame Pangihutan Sinaga 1
ping area ), dimaksudkan untuk memotong atau Tabel 1 Komposisi hasil tangkapan pukat ikan dari mengambil wilayah yang akan diolah dan dia-
tanggal 7–19 Juli 2007 per spesies. nalisa saja dengan memanfaatkan fasilitas cur-
No
Jenis Ikan
Jumlah Hasil Tangkapan Persentase
sor map atau dengan menggunakan sub fasili-
1 Kembung Perempuan
tas extents pada tools geoposition (3) Pemisah-
2 Kembung Lelaki
an (masking area) awan, darat dan laut dimak- 5
3 Parang-parang
sudkan untuk menutupi nilai-nilai piksel darat 4.21
dan awan sehingga hanya nilai-nilai piksel da-
6 Beloso
ri laut yang akan diolah informasinya. Persa-
7 Teri
maan untuk pemisahan awan, darat dan laut 6
8 Layang
menggunakan perbandingan nilai kanal 2 ter- 6,3
9 Belado Kuning
hadap nilai kanal 1 dengan ketentuan tiap-tiap
11 Biji Nangka
kelas sebagai berikut (O’Reilly et al., 2000) :
jika i 2 / i 1 < 1, 3 maka ob jek adalah laut
jika i 2 / i 1 >= 1, 3 dan jika i 2 / i 1 < 2 maka ob jek adalah awan
Jumlah Total
jika i 2 / i 1 >= 2 maka ob jek adalah darat
(6) Pengkelasan SPL Citra yang telah dipro- ses dibuat ke dalam bentuk peta SPL dengan
dimana: i1 = input kanal 1 i2 = input kanal 2 Proses perhitungan persamaan (1), (2) dan (3)
kelas tertentu. Setiap selang kelas akan dibe- dilakukan dengan menggunakan fasilitas for-
ri warna berbeda untuk memudahkan analisis mula editor pada algorithm wizard
visual. Dalam penelitian ini digunakan selang kelas 0,5 ºC untuk memudahkan dalam ana-
(4) Perhitungan nilai suhu pemukaan laut (SPL), lisis daerah penangkapan ikan (7) Klasifikasi dimaksudkan untuk mendapatkan nilai-nilai SPL
citra klorofil-a dan SPL tidak perlu dilakukan berdasarkan nilai temperatur kecerahan (bri-
hanya diekpsort saja. Hal ini dilakukan untuk ghtness temperature ) laut dengan menggunak-
mendapatkan nilai klorofil-a dan SPL jika citra an algoritma McMillin & Crosby (LAPAN (1997):
SPL dan klorofil-a sudah di klasifikasi.
SPL = T B4 + 2, 702 ∗ (T B4 − T B5)–273, 582
Pengolahan citra ke ArcView sangat perlu di- lakukan untuk mendapatkan peta SPL dan klo-
dimana: SPL = nilai suhu permukaan laut da-
rofil.
lam oC TB4 dan TB5 = nilai suhu kecerahan dari kanal 4 dan 5
Proses perhitungan persamaan (4) dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN dengan menggunakan fasilitas formula editor pada algorithm wizard
Jumlah hasil tangkapan total selama penelitian (5) Perhitungan nilai klorofil-a, dimaksudkan
sebanyak 31.076 kg, yang terdiri dari 15 spesi- untuk mendapatkan nilai konsentrasi klorofil-a
es. Hasil tangkapan terbanyak adalah ikan ke- dengan menggunakan algoritma ocean colour
ke yaitu sebanyak 11.420 kg (37%) kemudian OC4-V4 (O’Reilly et al., 2000):
menyusul teri sebanyak 3.887 kg (12,51%), ik- an layang sebanyak 2.016 kg (6%), kembung
C = 10 a0+a1∗R+a2∗R+a3∗R+a4
perempuan sebanyak 1.720 kg (5,53%), bela- do kuning sebanyak 1.958 kg (6.30%), bunci-
R kanal = Log 8
kanal 9 (6)
lak sebanyak 1.668 kg (5,37%), baledang se- banyak 1.404 kg (4,52%) dan sebelah seba-
dimana : C = klorofil-a dalam mg/L a 0 = 0,4708;
nyak 1.309 kg (4,21%). Sedangkan hasil tang-
kapan terendah adalah sotong sebanyak 100 kg 0,0414 Proses perhitungan persamaan (5) dila-
a 1 = -3,8469; a 2 = 4,5338; a 3 = -2,4434; a 4 =-
(0,32%). Adapun komposisi jumlah tangkapan kukan dengan menggunakan fasilitas formula
menurut jenis spesies dapat dilihat pada Tabel editor pada algorithm wizard
Trawl Catchment correlation to Chlorophyll-a and SST 417 indikasikan bahwa penyebaran ikan bervaria-
si secara temporal dan spasial. Namun penye- baran ini tidak dipengaruhi oleh suhu dan kan- dungan klorofil-a. Untuk itu perlu dilakukan pengamatan terhadap parameter-parameter ose- anografi yang lain seperti arus dan salinitas de- ngan menggunakan data time series yang lebih akurat.
Hasil tangkapan didominasi oleh ikan pelagis padahal tujuan utama penangkapan dari pukat ikan umumnya adalah ikan demersal karena
Gambar 1 Persentase tangkapan yang dominan. sewaktu melakukan operasi penangkapan ik- an, alat tangkap pukat ikan yang diturunkan ke laut berada di permukaan laut seharusnya di
Dari Tabel 1 terlihat bahwa hasil tangkapan dasar perairan. Cara pengoperasian alat tang- yang dominan adalah ikan keke (Leiognathus
kap pukat ikan ini sama halnya dengan trawl, decorus ), teri (Stolephorus commersonii), be-
yaitu dapat dioperasikan pada kedalaman per- lado kuning (Atule mate), layang (Decapterus
airan yang diinginkan seperti pada permukaan spp), kembung perempuan (Rastrelliger bra-
perairan (surface trawl), pertengahan atau ko- chysoma ), buncilak (Alepes djeddaba) dan parang-
lom perairan (mid-water trawl) dan dasar per- parang (Chirocentrus dorab). Persentase masing-
airan (bottom trawl). Menurut letak jaring da- masing tangkapan yang dominan tersebut da-
lam air selama operasi penangkapan dilakuk- pat dilihat pada Gambar 1.
an, trawl terdiri atas 3 yaitu : (1) Surface trawl Berdasarkan pada Tabel 2 terlihat bahwa su-
(trawl yang dioperasikan pada permukaan per- hu dominan hangat di seluruh wilayah perair-
airan) (2) Mid-water trawl (trawl yang diope- an Tapanuli Tengah ditemukan pada tanggal 7,
rasikan pada pertengahan atau kolom perairan)
12, 15 dan 17 Juli 2007 sedangkan pada tang- (3) Bottom trawl (trawl yang dioperasikan pa- gal 9 dan 19 Juli 2007, ditemukan suhu domin-
da dasar perairan).
an hangat dan dingin pada wilayah yang ber- Alat tangkap pukat ikan yang digunakan oleh beda. Pada tanggal 7, 9, 15 dan 19 Juli 2007,
nelayan Sibolga dan sekitarnya termasuk ke suhu dominan cukup bervariasi menurut wila-
dalam kelompok trawl. Menurut Brandt (1964) yah perairan. Selanjutnya pada tanggal 12 dan
dan Gabriel et al. (2008), trawl diklasifikasik-
17 Juli 2007, nampak jelas bahwa suhu domin- an ke dalam alat tangkap dragged (ditarik). Grup an relatif homogen dan penyebarannya hampir
ini terdiri dari semua jaring kantong atau ja- sama untuk wilayah perairan yang berbeda.
ring terbentang yang ditarik sepanjang kolom perairan atau dekat dasar perairan atau sesekali
Berdasarkan pada Tabel 3 terlihat bahwa kon- sentrasi klorofil-a pada tanggal 7, 9, 12, 15, 17
ke perairan pelagis untuk waktu yang terbatas. Selanjutnya dikatakan pula oleh King (2013)
dan 19 Juli 2007 menyebar di seluruh wilayah perairan Tapanuli Tengah. Tingkat konsentra-
bahwa, trawl dan pukat adalah alat tangkap yang ditarik sepanjang perairan untuk menjaring in-
si klorofil-a terbanyak sebesar 0,6-1,0 mg/m³ vertebrate dan ikan laut. Kekurangan metode terdapat di tanggal 7, 12 dan 17 Juli 2007, kon- pengumpulan data ini adalah hasil tangkapan sentrasi klorofil-a sedang sebesar 0,5-0,6 mg/m³ yang diperoleh sangat sedikit karena sewak- terdapat di tanggal 19 Juli 2007 sedangkan ting-
kat konsentrasi klorofil-a terendah sebesar 0,6 tu melakukan penangkapan ikan, kapal lainnya sudah melakukan penangkapan pada posisi pe-
mg/m³ terdapat di tanggal 9 dan 15 Juli 2007. nangkapan yang sama sebelum kapal peneliti-
Hasil tangkapan terbanyak ditemukan di per- an kita melakukan penangkapan di posisi da-
erah penangkapan tersebut dan kapal peneliti- shala (DPI 5−8 ), sedangkan di perairan Barus
airan Barus (DPI 3 ), Sorkam (DPI 4 ) dan Mur-
an kita tidak boleh mengambil hasil tangkap- (DP 11−12 ), Sorkam (DPI 9−10 ) dan Murshala (DPI 11 ) an mereka di posisi yang sama, apabila terjadi hasil tangkapan lebih sedikit. Hal ini meng-
bisa menimbulkan konflik. Untuk memperoleh
418 Mardame Pangihutan Sinaga 1
Tabel 2 Penyebaran suhu permukaan laut dari satelit NOAA-AVHRR di empat wilayah perairan Tapanuli Tengah.
No Akuisasi Data SPL Tapanuli Tengah (ºC) SPL dominan menurut wilayah (ºC) Kisaran
Sibolga Keterangan 1 7 Juli 2007
30 30 30 30 Bervariasi 2 9 Juli 2007
25-31
30 (H)
28 Bervariasi 3 12 Juli 2007
26-30
28-30 (H)
30-31 Homogen 4 15 Juli 2007
28 Bervariasi 5 17 Juli 2007
25-30
28-29 (H)
28 28-29
28-29
29 29 29 29 Homogen 6 19 Juli 2007
Keterangan : H = Suhu hangat D = Suhu dingin
Tabel 3 Penyebaran klorofil-a dari satelit FY-1 D di empat wilayah perairan Tapanuli Tengah.
No Akuisasi Data
Klorofil-a dominan menurut wilayah (mg/m³) Kisaran
Klorofil-a Tap-Teng (mg/m³)
Murshala Sibolga 1 7 Juli 2007
0,6-0,9 0,6-0,9 2 9 Juli 2007
0,7-0,9 0,7-0,9 4 15 Juli 2007
0,7-1,0 0,7-1,0 6 19 Juli 2007
0,5-0,6 0,5-0,6
data hasil tangkapan dari kapal penangkapan lainnya diperbolehkan tapi tidak semua hasil tangkapan akan diberitahu.
Pada Gambar 2 terlihat bahwa nilai data SPL insitu terhadap SPL exsitu (lapangan) adalah tidak sama. Hal ini mungkin disebabkan oleh waktu perolehan data secara in-situ dengan ex- situ yang berbeda. Data ex-situ dideteksi oleh satelit NOAA-AVHRR dalam sehari dua ka- li sedangkan data SPL in-situ yang diukur di
Gambar 2 Hubungan SPL terhadap CPUE pada lapangan bervariasi antara jam 04.00 sampai
masing-masing DPI
15.00 Wib tergantung waktu setting pukat ik- an. Menurut Nontji (1987), perbedaan antara SPL in-situ dengan ex-situ dapat dipengaruhi oleh awan atau kabut, perbedaan penyinaran matahari (intensitas matahari) yang datang di- hambat oleh awan maupun partikel-partikel la- innya yang ada di luar angkasa, arus, penaik- an massa air dan pencairan es di kutub. Secara alami suhu permukaan laut merupakan lapisan hangat, karena mendapat sinar matahari pada siang hari. Akan tetapi karena pengaruh angin,
Gambar 3 Hubungan klorofil-a terhadap CPUE pada pada lapisan teratas sampai kedalaman kira-
masing-masing DPI.
kira 50-70 meter terjadi pengadukan hingga di lapisan tersebut terdapat suhu hangat (sekitar
28.00 o
dikit karena sewaktu melakukan penangkap-
C) yang homogen, sehingga disebut la- an ikan, kapal lainnya sudah melakukan pe- pisan homogen. Lapisan permukaan umumnya nangkapan pada posisi penangkapan yang sa- memiliki ketebalan kedalaman sebelum men- ma sebelum kapal penelitian kita melakukan capai lapisan bawah yang lebih dingin (Gam- penangkapan di posisi daerah penangkapan ter- bar 3). sebut dan kapal penelitian kita tidak boleh meng-
Kekurangan metode pengumpulan data ini ada- ambil hasil tangkapan mereka di posisi yang lah hasil tangkapan yang diperoleh sangat se-
sama, apabila terjadi bisa menimbulkan kon-
Trawl Catchment correlation to Chlorophyll-a and SST 419
Gambar 4 Grafik Verifikasi antara SPL exsitu dengan insitu
flik. Untuk memperoleh data hasil tangkapan dari kapal penangkapan lainnya diperbolehkan
Gambar 5 Sebaran vertikal suhu secara umum di Per- tapi tidak semua hasil tangkapan akan diberi-
airan Indonesia (Nontji, 1987). tahu.
Pada Gambar 4 terlihat bahwa nilai data SPL dangkan air dingin tenggelam atau berada di insitu terhadap SPL exsitu (lapangan) adalah
lapisan bawah. Energi yang sampai dipermu- tidak sama. Hal ini mungkin disebabkan oleh
kaan bumi bervariasi menurut musim, lintang waktu perolehan data secara in-situ dengan ex-
dan topografi (Ingmanson and Wallace, 1973). situ yang berbeda. Data ex-situ dideteksi oleh
Suhu air laut di lapisan permukaan sangat ter- satelit NOAA-AVHRR dalam sehari dua ka- gantung pada jumlah bahang yang diterima da- li sedangkan data SPL in-situ yang diukur di ri sinar matahari. Menurut Laevastu and Hela lapangan bervariasi antara jam 04.00 sampai
(1970), perubahan suhu permukaan laut selain
15.00 Wib tergantung waktu setting pukat ik- disebabkan oleh jumlah bahang yang diterima an. MenurutNontji (1987), perbedaan antara SPL dari matahari juga dipengaruhi oleh keadaan in-situ dengan ex-situ dapat dipengaruhi oleh alam dan lingkungan sekitar di daerah perairan awan atau kabut, perbedaan penyinaran mata- tersebut. Pengaruh arus, keadaan awan, pena- hari (intensitas matahari) yang datang diham- ikkan massa air dan pencairan es di kutub juga bat oleh awan maupun partikel-partikel lain- mempengaruhi suhu di permukaan laut. nya yang ada di luar angkasa, arus, penaikan
massa air dan pencairan es di kutub. Secara Sverdrup et al. (1942) mengatakan bahwa, proses- alami suhu permukaan laut merupakan lapisan
proses seperti absorbsi radiasi dari matahari, hangat, karena mendapat sinar matahari pada
aliran bahang dari dalam bumi melalui dasar siang hari. Akan tetapi karena pengaruh angin,
laut, perubahan bentuk energi kinetik menja- pada lapisan teratas sampai kedalaman kira-
di energi bahang, aliran bahang dari atmosfer kira 50-70 meter terjadi pengadukan hingga di
melalui udara ke laut dan kondensasi dari uap lapisan tersebut terdapat suhu hangat (sekitar
air yang disertai dengan terjadinya pelepasan
C) yang homogen, sehingga disebut la- bahang yang terjadi di laut akan menaikkan su- pisan homogen. Lapisan permukaan umumnya
28.00 o
hu air laut. Selanjutnya proses-proses radiasi memiliki ketebalan kedalaman sebelum men-
balik dari permukaan laut, aliran bahang (kon- capai lapisan bawah yang lebih dingin (Gam-
veksi) ke atmosfer dan evaporasi dapat menu- bar 5).