Smart Food Coating KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Smart Food Coating

Smart packaging didefinisikan oleh Wagner 1989 dalam Rooney 1995 sebagai lebih dari sekedar menawarkan perlindungan. Kemasan berinteraksi dengan produk, dan dalam beberapa kasus terbukti memberi perubahan. Active packaging sering disebut sebagai interaktif atau smart packaging yang dimaksudkan untuk merasakan perubahan lingkungan internal maupun eksternal dan perubahan sifat bagian dalam dari kemasan. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Namun demikian pemakaian bahan-bahan seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu, daun-daunan, dan pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran dan plastik bekas yang tidak etis dan hiegenis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetrapak, corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar active and intelligent packaging yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas Julianti, 2007. Kemasan antimikroba dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis: 1 kemasan yang mengandung agen antibakteri yang bermigrasi dari permukaan kemasan ke makanan secara langsung; 2 kemasan yang efektif terhadap pertumbuhan mikrobiologi pada permukaan makanan tanpa migrasi zat aktif kemakanan. Universitas Sumatera Utara Wieddyanto, et al 2006 melaporkan pemanfaatan protein whey sebagai film layak makan untuk bahan kemasan dalam upaya menghambat pertumbuhan mikroba pada produk daging. Hasil yang diperoleh film layak makan ini dapat diaplikasikan sebagai bahan pelapis daging yang dapat mempertahankan penurunan berat dan penurunan jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi permukaan daging. Senyawa antimikroba alami berasal dari alam telah diisolasi dari sumber tanaman dan hewan. Senyawa dari asal tanaman termasuk ekstrak rempah-rempah; kayu manis, allspice, cengkeh, thyme, rosemary, dan oregano adalah beberapa bahan yang telah menunjukkan aktivitas antimikroba Seydim dan Sarikus, 2006.

2.2. Film Layak Makan