MASA EFISIENSI & TESTING 1900 – 1930

B. MASA EFISIENSI & TESTING 1900 – 1930

Di awal abad ke-20, pemikiran tentang manajemen ilmiah menjadi sangat berpengaruh dalam teori administrasi di bidang pendidikan juga pada lingkungan industri. Penekanan gerakan ini ada pada sistematisasi; standardisasi; dan yang terpenting efisiensi. Judul ke 14 dan 15 dari National Society for the Study of Education (NSSE), melambangkan penekanan pada efisiensi ini, yang secara berturutan berbunyi, Methods for Measuring Teacher’s Efficiency dan the Standards and Test for the Measurement of the efficiency of Schools and School Systems .

Berbagai survei yang dilaksanakan di sejumlah sistem sekolah besar selama periode ini terfokus pada efisiensi sekolah atau guru dan menggunakan berbagai kriteria (misalnya, pembelanjaan, tingkat siswa yang drop out, tingkat promosi, dsb.). Hingga tahun 1915, tiga puluh sampai empat puluh sistem sekolah besar telah menyelesaikan atau sedang melaksanakan survei komprehensif di semua fase kehidupan pendidikan. Beberapa dari survei ini menggunakan tes objektif yang baru dikembangkan di bidang aritmetika, spelling, menulis, dan komposisi bahasa Inggris untuk menentukan kualitas pengajaran. Tes ini sering dikembangkan pada distrik- distrik besar oleh satu biro atau departemen yang secara khusus dibentuk untuk meningkatkan efisiensi distrik yang bersangkutan. Misalnya, Departemen Educational Investigation and Measurement di sekolah-sekolah umum Boston mengembangkan sejumlah tes yang pada saat sekarang dapat dipaparkan sebagai referensi objektif. Akhirnya, tes semacam yang ada di Boston itu mengambil bentuk (karakteristik) tes acuan norma karena persentase siswa yang lulus menjadi standar yang dengannya guru dapat mempertimbangkan apakah kelasnya berada di atas atau di bawah standar umum

Bagian Pertama: Konsep-konsep Elementer

kotanya. Selain tes yang dikembangkan berdasarkan keadaan setempat ini ada juga sejumlah tes yang dikembangkan oleh para ahli riset seperti Courtis, Ayers, Thorndike, dan lainnya, yang disesuaikan untuk mengukur rangkaian tujuan pelajaran dengan sangat akurat. Tes ini, oleh para periset terkemuka pada masa itu dilengkapi dengan data normatif yang memungkinkan suatu sistem membandingkan dirinya sendiri dengan sistem lainnya (Tyack & Hansot, 1982). 5

Banyak survei di awal abad ke–20 merupakan contoh klasik penyingkapan sesuatu yang menghancurkan reputasi, “sering diawali oleh segelintir orang yang mengundang tenaga ahli dari luar untuk mengekspose kekurangan dan mengusulkan

perbaikan.” 6 Permasalahan lain yang berhubungan dengan survei awal ini – persoalan yang bukannya tak diketahui oleh para evaluator saat ini – adalah bahwa berbagai hasil “objektif” yang diperoleh sering digunakan sebagai propaganda “untuk membangun tanggul data terhadap pasang naiknya kritikan

publik.” 7 Meskipun demikian, para periset pada waktu itu benar–benar mengetahui bahwa survei semacam ini, dapat dan seharusnya menghindari ‘muckraking’ (penyingkapan yang meruntuhkan reputasi) dan pemanfaatan hubungan publik serta menjadi benar–benar konstruktif, dilakukan secara bergotong royong dengan para penasehat setempat, dan didesain agar dapat menghasilkan dukungan publik demi perubahan yang tak diketahui namun diperlukan.

Bersama dengan berkembangnya tes prestasi baku (terstandardisasi) setelah PD ke-I, sekolah-sekolah distrik menggunakan tes ini agar dapat menarik kesimpulan mengenai efektivitas program. Misalnya dalam makalah yang tak diterbitkan mengenai sejarah testing baku di Philadelphia dari

tahun 1916 sampai 1938, May (1971) 8 mendapati bahwa tes

5 Tyack, D. & Hansot, E. (1982). Managers of virtue. New York: Basic Books, Inc. 6 Ibid. Hlm. 161. 7 Ibid. Hlm. 155. 8 May, P. (1971). Standardized testing in Philadelphia, 1916-1938. Manuskrip

tak dipublikasikan.

Evaluasi Program: Teks Pilihan untuk Pemula

prestasi komersial yang ada, bersama dengan tes yang disusun oleh biro riset dari berbagai sekolah distrik besar, digunakan untuk mendiagnosis kelemahan sistem tertentu dan untuk mengevaluasi kurikulum serta keseluruhan kinerjanya, selain digunakan juga untuk membantu pengambilan keputusan individual. Sepanjang sejarahnya, bidang evaluasi selalu terkait dengan bidang testing. Data tes sering menjadi sumber data utama dalam berbagai evaluasi; penggunaan tes ini telah menjadi berkat atau kutukan sebagaimana kita ketahui saat ini.

Selama akhir tahun 1920-an & 1930-an, didirikan berbagai institusi universitas yang mengkhususkan diri di bidang kajian lapangan dan mengadakan survei untuk beberapa distrik setempat. Lembaga yang paling terkenal adalah lembaga yang dikepalai oleh George Stayer di Teachers College (Tyack & Hansot, 1982). Lembaga ini dapat dianggap sebagai pendahulu berbagai pusat universitas yang mengkhususkan diri pada evaluasi dan yang tumbuh pada tahun 1960-an dan 1970-an.

Hal penting untuk digaris-bawahi adalah bahwa kajian mengenai efisiensi dan testing, untuk sebagian besar dipelopori oleh dan terbatas pada sekolah distrik setempat. Berbeda dengan proyek pengembangan kurikulum nasional di akhir 1950-an dan awal 1960-an, pengembangan kurikulum sebelum tahun 1930-an sebagian besar berada di tangan guru atau komite guru. Karenanya, merupakan satu hal yang alamiah bahwa evaluasi pada periode itu terarah pada pertanyaan yang dilokalisasi. Fokus atau penekanan pada pertanyaan yang menyangkut evaluasi setempat terus berlanjut hingga tahun 1960-an, meskipun faktanya audiensi evaluasi terdiri dari orang-orang yang mewakili seluruh negara-bagian atau bahkan mencakup tingkat nasional; hal ini mengakibatkan banyaknya evaluasi pendidikan yang tak berguna dan yang dilakukan sepanjang tahun 1960-an. Baru pada tahun 1970- an, para pendidik dan evaluator menyadari dan mulai berupaya untuk memecahkan persoalan generalizability.

Bagian Pertama: Konsep-konsep Elementer