MAKNA EVALUASI

A. MAKNA EVALUASI

Argumentasi kontemporer mengenai makna dan peranan evalusi menganggap evaluasi akan menjadi satu kegiatan sistematis yang dilaksanakan untuk membantu audiensi agar dapat mempertimbangkan dan meningkatkan nilai suatu program atau kegiatan. Definisi ini mencakup empat dimensi kunci evaluasi.

1. Evaluasi melibatkan pertimbangan nilai . Evaluasi memerlukan pertimbangan nilai mengenai harga

suatu program (program worth). Hal ini merupakan tujuan dan karakteristik yang membedakan dari semua evaluasi. Evaluasi bisa memainkan peranan yang berbeda, seperti peran yang bersifat formatif atau sumatif, namun peranan ini bersangkut- paut dengan penggunaan sosial evaluasi dan tidak berhubungan dengan sifat proses evaluasi itu sendiri.

Judgements (keputusan) merupakan klaim yang sejati yang diajukan apabila tidak ada evidensi yang pasti (decisive

Evaluasi Program: Teks Pilihan untuk Pemula

evidence ). Ketepatan suatu keputusan ditentukan oleh kecukupan landasan untuk keputusan itu. Landasan ini terdiri

dari evidensi (bukti), keyakinan, dan interpretasi yang diangap relevan dengan evaluative judgement. 1 Perdebatan mengenai keakurasian evaluasi merupakan debat tentang kecukupan dan relevansi landasan faktual dan intuitif yang digunakan untuk mendukung klaim nilai sebuah program.

2. Evaluasi berbeda dengan riset . Evaluasi dan riset, keduanya merupakan bentuk

penyelidikan sistematis, sama-sama memiliki teknik, metode, dan prosedur. Keduanya memainkan peranan penting dalam pengembangan program. Meskipun demikian, keduanya merupakan kegiatan yang secara signifikan berbeda. Perbedaan yang paling penting ada pada tujuan yang akan

dilayani oleh keduanya. 2 Perbedaan ini mengenai: (a) fokus penyelidikannya, (b) kemampuan generalisasi hasilnya, dan (c) peranan penilaiannya.

Riset, dalam arti positivistiknya sebagaimana dipertentangkan dengan arti normatif atau preskriptifnya dilaksanakan untuk menghasilkan pengetahuan yang baru. Kegiatan seperti ini dibimbing oleh teori dan lebih mengarah ke upaya untuk menyelidiki mengapa segala hal terjadi dengan satu cara dan tidak dengan cara lainnya. Karenanya, tujuan riset adalah menyediakan temuan yang dapat digeneralisasikan dan yang memiliki aplikabilitas pada kancah lain. Lebih lanjut, tujuan riset bukanlah untuk menentukan value judgements , melainkan untuk menyingkapkan berbagai hubungan dan pola sistematik melalui hipotesis.

1 Argumen ini banyak didasarkan pada karya terbaru Edward F. Kelly. (1985). Getting value in evaluation. School of Education, Albany, N.Y.: State

University of New York at Albany. Lihat juga E.F. Kelly. (1983). Evaluation: issues and practices. School of education, Albany, N.Y.: State University of New York at Albany.

2 Distingsi antara evaluasi dengan riset dikembangkan dengan baik oleh J. Popham. (1975). Educational Evaluation. Engelwood Cliffs, N.J.: Prentice Hall.

Perbedaan (distingsi) tersebut menjadi agak kabur di dalam berbagai pembahasan mengenai riset sosial terapan, analisis kebijakan, dan kajian kebijakan.

Bagian Pertama: Konsep-konsep Elementer

Di pihak lain, tujuan evaluasi yang bersifat eksplisit adalah untuk menghasilkan pertimbangan mengenai nilai suatu program yang akan memberi kontribusi pada keputusan yang menyangkut desain, administrasi, efektivitas, dan efisiensi program. Evaluasi merupakan kegiatan praktis yang dibimbing oleh pertanyaan yang menjadi perhatian dan melibatkan kepentingan stakeholders dari program yang akan dievaluasi. Akibatnya, kemampuan menggeneralisasi yang merupakan landasan riset tidak selalu merupakan tujuan utama dalam evaluasi. Klaim kausal yang ketat tidak merupakan bagian yang diperlukan dalam evaluasi, juga bukan untuk mendapatkan hasil yang bisa digeneralisasikan ke berbagai kelompok di luar proyek yang sedang digarap. Hasil kunci yang diharapkan dalam evaluasi lebih pada kontribusinya untuk segala upaya pengambilan keputusan yang berkenaan dengan suatu program spesifik.

3. Beberapa kontribusi evaluasi pada upaya pengambilan keputusan .

Evaluasi dilaksanakan untuk melayani upaya pengambilan keputusan. Tujuan evaluasi - yang menyangkut penentuan nilai suatu program atau kegiatan - adalah untuk menyajikan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan agar dapat memilih di antara berbagai alternatif kebijakan. Pengambil keputusan mencakup lebih dari sekadar para perencana dan administrator proyek; namun juga mencakup kelompok lain yang terpengaruh oleh keberadaan atau operasi sebuah program.

Audiensi utama untuk sebuah evaluasi adalah: (a) mereka yang memiliki peluang terbesar untuk dapat memanfaatkan hasil modifikasi program atau lingkungan tempat dijalankannya program itu dan (b) mereka yang sangat membutuhkannya dengan tujuan untuk mengkonfirmasi responsnya sendiri pada program itu. Sponsor, perencana, dan administrator program seringkali merupakan audiensi terpenting dari kajian evaluasi. Pada umumnya mereka merupakan orang-orang yang memerintahkan

Evaluasi Program: Teks Pilihan untuk Pemula

dilaksanakannya kajian evaluasi dan sebagai penerima laporan evaluasi akhir.

Meskipun demikian, kelompok lain bisa jadi memiliki minat besar pada program itu dan mungkin mengorientasikan keputusannya sendiri: apakah terus berpartisipasi dalam program atau sekadar memberi dukungan politik pada program itu, atau apakah harus bersaing dengan programnya demi sumberdaya yang diinginkan kedua kelompok itu, atau apakah hanya menerapkan sebagian program itu ke dalam kancah lain. Kelompok-kelompok ini juga merupakan stakeholders evaluasi. Mereka memiliki kepentingan pribadi pada hasil evaluasi dan berorientasi pada rangkaian keputusannya sendiri yang berkaitan dengan suatu proyek.

4. Evaluasi merupakan kegiatan praktis yang mendorong ke arah . tindakan 3

Evaluasi merupakan argumen praktis yang mendorong ke arah tindakan daripada ke arah pengetahuan baru (Kelly, 1985). Evaluasi merupakan argumen dalam arti bahwa hal itu meletakkan serangkaian premis yang mendorong ke arah berbagai kesimpulan evaluatif. Premis argumentasi evaluatif, sebagian, terdiri dari evidensi, keyakinan, dan interpretasi dalam konteks bermuatan nilai eksplisit. Produk argumentasi praktis evaluasi adalah tindakan, sementara produk argumentasi teoritis riset diharapkan menjadi pengetahuan baru. Ini tidak berarti bahwa pengetahuan baru tidak bisa dihasilkan dengan cara evaluasi, namun lahirnya pengetahuan baru bukan tujuan utama evaluasi.